Disusun Oleh:
1. Ari Ningrum Darmawati (P19201)
2. Ari Retno Rahayu (P19202)
3. Ari Umi Wahyanti (P19203)
4. Arif Ibnu Fathoni (P19204)
5. Arip Wijayanto (P19205)
6. Arum Dwi Wulan Ndari (P19206)
7. Asha Rizky Amanda (P19207)
8. Atha Faiq Murtadha (P19208)
9. Aul Rahmad Apriyono (P19209)
10. Azizah Restya Cahyani (P19210)
11. Bintang Restu Dewangga (P19211)
12. Clarissa Ariella Ardana (P19212)
P19E
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas
tentang "Tradisi Suku Jawa yang Mendukung Kesehatan".Kami menyusun makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Transkultural yang diampu oleh Ibu Endang
Zulaicha Susilaningsih S.Kp.,M.Kep
Dalam pembuatan makalah ini, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca terutama diri
kami pribadi dan dapat menambah wawasan tentang suku dan budaya yang ada di Indonesia,
khususnya suku Jawa.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A.LATAR BELAKANG........................................................................................................1
B.RUMUSAN MASALAH....................................................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
BAB III PROSES KEPERAWATAN.......................................................................................6
A. PENGKAJIAN..................................................................................................................6
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN.......................................................................................6
C.INTERVENSI.....................................................................................................................6
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................7
A.KESIMPULAN..................................................................................................................7
B.SARAN...............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan tidak dapat di
tunda-tunda. Kesehatan memiliki peran penting dalam mempengaruhi derajat hidup
seseorang berdasarkan kondisi fisik ataupun mental manusia. Kebutuhan kesehatan individu
dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan memiliki cara, pola, tindakan, dan
perilaku yang berbeda-beda. Pemeliharaan kesehatan merupakan upaya pencegahan
gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan termasuk
kehamilan dan persalinan. Pengetahuan kesehatan yang tepat dapat mengurangi resiko
permasalahan kesehatan, sehingga dampak penyakit dapat dihindari.
Penyakit merupakan suatu keadaan atau kondisi tubuh di mana terdapat kerusakan
organ tubuh, karena ada kerusakan, dengan sendirinya timbul rasa sakit. Rasa sakit akibat
kerusakan organ disebut gejala penyakit, sedangkan adanya kerusakan organ yang biasanya
perlu dideteksi (ditemukan) oleh dokter disebut tanda penyakit (Daldiyono dalam Sudarma
2008 : 106). Sakit adalah suatu kondisi tubuh dengan kesehatan yang terganggu, sehingga
tubuh dan pikiran dalam keadaan tidak normal. Faktor sosial dan budaya pada masyarakat
sangat dipengaruhi oleh kemampuan adaptasi manusia dengan lingkungannya. Arti sakit
dapat berbeda-beda sesuai pengalaman dan pengetahuan berdasarkan pola pikir manusia dari
konstruksi yang berdasarkan pada suku, ras, budaya ataupun agama.
Budaya merupakan salah satu bentuk interaksi antar manusia yang sudah menjadi
kebiasaan dan sulit dirubah. Budaya, norma dan adat istiadat dapat mempengaruhi perilaku
manusia dalam hubungan sosial. Kebudayaan terjadi turun-temurun akibat proses
internalisasi dari suatu nilai-nilai yang mempengaruhi pembentukan karakter, pola pikir, pola
interaksi, dan perilaku manusia. Hubungan antara kebudayaan dengan pengetahuan sakit
sangatlah erat sebagai kebiasaan dan keyakinan budaya yang dianut sebagai pengetahuan
kesehatan. Masyarakat Jawa hidup dalam lingkungan adat istiadat yang sangat kental. Adat
istiadat suku Jawa masih sering digunakan dalam berbagai kegiatan kesehatan melalui
pengobatan tradisional.
Adat istiadat ini adalah sebuah budaya dan kebiasaan yang telah turun-temurun
dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Jawa, bahkan di masyarakat terdapat keharusan
untuk melalukannya. Adat istiadat ini dilakukan mulai dari hamilnya seorang wanita yang
1
mengandung bayi, pernikahan, dan kematian. Pengobatan tradisional merupakan suatu
tindakan yang dilakukan masyarakat dalam menciptakan proses kesehatan melalui perawatan,
cara, tindakan, pemakaian obat, yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun-
temurun dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku. Pada umumnya mereka hafal
dalam ingatan dan dipraktekkan secara berulang-ulang setiap dibutuhkan untuk mengobati
penyakit. Ragam pengobatan tradisional Jawa seperti dukun, meracik dan meramu obat
sendiri, mencari penyembuhan dengan doa, melalui primbon, dan ritual persembahan.
B.RUMUSAN MASALAH
Rumusan Masalah yang terkandung dalam makalah ini antara lain:
1. Tradisi kebudayaan Jawa apa yang mendukung Kesehatan?
2. Bagaimana Proses Keperawatannya? (Pengkajian, Diagnosis, Intervensi)
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui tradisi kebudayaan Jawa yang mendukung Kesehatan.
2. Untuk mengetahui proses keperawatannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Dukun klenik : khusus menangani orang yang terkena guna-guna atau “digawa
uwong“.
d. Dukun mantra : khusus menangani orang yang terkena penyakit karena
kemasukan roh halus.
e. Dukun hewan : khusus mengobati hewan.
2. Konsep naturalistik :
Penyebab penyakit bersifat natural dan mempengaruhi kesehatan tubuh, misalnya
karena cuaca, iklim, makanan racun, bisa, kuman atau kecelakaan. Di samping itu ada unsur
lain yang mengakibatkan ketidakseimbangan dalam tubuh, misalnya dingin, panas, angin atau
udara lembab. Oleh orang Jawa hal ini disebut dengan penyakit “Lumrah” atau biasa.
Adapun penyembuhannya dengan model keseimbangan dan keselarasan, artinya
dikembalikan pada keadaan semula sehingga orang sehat kembali. Misalnya orang sakit
masuk angin, penyembuhannya dengan cara “kerokan“ agar angin keluar kembali. Begitu
pula penyakit badan dingin atau disebut “ndrodok” ( menggigil, kedinginan ),
penyembuhannya dengan minum jahe hangat atau melumuri tubuhnya dengan air garam dan
dihangatkan dekatapi. Di samping itu juga banyak pengobatan yang dilakukan dengan
pemberian ramuan atau “dijamoni“. Jamu adalah ramuan dari berbagai macam tumbuhan atau
dedaunan yang di paur, ditumbuk, setelah itu diminum atau dioleskan pada bagian yang sakit.
Di samping itu ada juga ramuan tumbuhan lain sebagai pelengkap, misalnya kulit pohon
randu yang sudah diberi mantera.
4
PENGOBATAN TRADISIONAL MASYARAKAT JAWA
1. Temulawak untuk mengobati sakit kuning dengan cara di parut, diperas dan airnya
diminum 2 kali sehari satu sendok makan, dapat ditambah sedikit gula batu dan dapat
juga digunakan sebagai penambah nafsu makan.
2. Mahkota dewa untuk menurunkan tekanan darah tinggi, yakni dengan dikeringkan
terlebih dahulu lalu diseduh seperti teh dan diminum seperlunya.
3. Brotowali sebagai obat untuk menghilangkan rasa nyeri, peredam panas, dan
penambah nafsu makan.
4. Daun sirih untuk membersihkan vagina.
5. Jahe untuk menurunkan demam / panas, biasanya dengan diseduh lalu diminum
ataupun dengan diparut dan ditempelkan di ibu jari kaki.
6. Air kelapa hijau dengan madu lebah untuk menyembuhkan sakit kuning yaitu dengan
cara 1 kelapa cukup untuk satu hari, daging kelapa muda dapat dimakan sekaligus,
tidak boleh kelapa yang sudah tua.
5
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. PENGKAJIAN TEKNOLOGI
masyarakat Suku Jawa menggunakan pengobatan yang dilakukan dengan pemberian
ramuan atau “dijamoni“. Masyarakat menggunakan pengobatan tradisional seperti
rempah-rempah.
2. PENGKAJIAN AGAMA
Masyarakat Suku Jawa dalam Penyembuhan berdasarkan pengetahuan secara gaib
atau supernatural, misalnya melakukan upacara dan sesaji. Dilihat dari segi
personalistik jenis penyakit ini terdiri dari kesiku, kebendhu, kewalat, kebulisan,
keluban, keguna-guna, atau digawe wong, kampiran bangsa lelembut dan lain
sebagainya.
3. FAKTOR SOSIAL DAN KELUARGA
Seluruh masyarakat Suku Jawa penyembuhan dapat melalui seorang dukun dan
menggunakan pengobatan yang dilakukan dengan pemberian ramuan atau “dijamoni“.
4. PENGKAJIAN NILAI NILAI BUDAYA dan GAYA HIDUP
Masyarakat Suku Jawa masih mempercayai penggunaan pengobatan yang dilakukan
dengan pemberian ramuan atau “dijamoni“.
5. PENGKAJIAN KEBIJAKAN DAN PERATURAN YANG BERLAKU
Pemakaian obat obatan tradisional dan mantra ada juga yang menyebabkan masalah
pada kesehatan atau tidak sesuai dengan kesehatan yang berlaku. Namun rempah-
rempah sangat bermanfaat bagi kesehatan.
6. FAKTOR EKONOMI
Masyarakat Suku Jawa menggunakan obat obatan tradisional yang langsung dipetik
dari alam.
7. FAKTOR PENDIDIKAN
Masyarakat Suku Jawa kurang dalam pengetahuan mengenai kesehatan (dampak dan
manfaatnya).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kesiapan peningkatan managemen kesehatan(D.0112)
6
Luaran :
Setelah dilakukan pemeriksaan 1×24 jam status kesehatan masyarakat Jawa meningkat
Tingkat Pengetahuan(L.12111)
a. Perilaku sesuai anjuran verbalisasi minat dalam belajar meningkat
b. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat
c. Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik
meningkat
C. INTERVENSI
Edukasi Kesehatan(I.12383)
Observasi
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku
hidup bersih dan sehat
Terapeutik
a. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
b. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
a. Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
b. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
c. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat
7
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari makalah diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa, Kebudayaan Jawa
merupakan hasil pemikiran orang Jawa yang dituangkan menjadi tradisi yang terus
dipertahankan hingga saat ini. Kebudayaan Jawa secara garis besar terbagi menjadi tiga
kebudayaan yang meliputi kebudayaan Jawa Tengah, kebudayaan D.I. Yogyakarta, dan
kebudayaan Jawa Timur. Kebudayaan Jawa tersebut mencakup berbagai hal, seperti rumah
adat, seni tradisi, lagu-lagu Jawa, alat musik tradisional, dan sebagainya. Masyarakat Suku
Jawa dalam Penyembuhan berdasarkan pengetahuan secara gaib atau supernatural dan masih
mempercayai penggunaan pengobatan yang dilakukan dengan pemberian ramuan atau
“dijamoni”.
B. SARAN
Sebagai salah satu warisan budaya nusantara, sudah menjadi kewajiban kita bersama
untuk merawat dan melestarikan kebudayaan Jawa, dengan cara menghormati dan
menghargai mereka, penyaringan budaya luar, tumbuhkan kecintaan sejak dini terhadap
budaya lokal.
8
DAFTAR PUSTAKA