Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PELAYANAN KESEHATAN PADA BUDAYA CINA


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan
Dosen Pengampuh :
Ns. Wahyudin, S.Kep, MH

Disusun oleh :

Akmal Jamaludin (218.C.0029)


Anggi Nur Fazriyah (218.C.0032)
Juju Juniasih (218.C.0018)
Reva Nuryani (218.C.0024)
Riza Nur Oktavia (218.C.0005)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MAHARDIKA
CIREBON
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikann Tugas dengan judul “ Pelayanan
Kesehatan Pada Budaya Cina”. Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata kuliah Psikososial dan Budaya Dalam Keperawatan pada Progam Studi Ilmu
Keperawatan Sekolahh Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Mahardika Cirebon. Selama
proses penyusunan tugas ini kami tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang berupa
bimbingan, saran dan petunjuk baik berupa moral, spiritual maupun materi yang berharga
dalam mengatasi hambatan yang ditemukan. Oleh karena itu, sebagai rasa syukur dengan
kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat:
1. Bapak Ns. Wahyudin, S.Kep., MH yang telah memberikan bimbingan dan dorongan
dalam penyusunan Tugas ini sekaligus sebagai Dosen Mata Kuliah Penulisan dan
Literasi Ilmiah.
2. Orangtua kami yang tercinta serta saudara dan keluarga besar kamu yang telah
memberikan motivasi/dorongan dan semangat, baik berupa moral maupun materi
lainnya.
3. Sahabat-sahabat kami di STIKes Mahardika, khususnya Program Studi Ilmu
Keperawatan yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah
swt membalas baik budi dari semua pihak yang telah berpartisipasi membantu kami
dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun untuk perbaikan penyusunan
selanjutnya. Kami berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amiin....
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Cirebon, 16 November 2018

Penyusun

i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pelayanan Kesehatan....................................................................................3
2.2 Peran dan Fungsi Perawat Di Instansi Kesehatan....................................................6
2.3 Definisi Budaya........................................................................................................7
2.4 Budaya Pengobatan Cina....................................................................................8
2.5 Teori Yin-Yang.................................................................................................10
2.6 Penerapan teori Yin-Yang dalam TCM..............................................................11
2.7 Teori Wu-Xing..................................................................................................13
2.8 Penerapan teori Wu-Xing dalam TCM...............................................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................14
3.2 Saran.....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................15

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cina adalah negara yang terkenal diseluruh dunia dan diakui oleh dunia yang
masuk ke dalam tujuh keajaiban didunia. Salah satunya adalah tembok raksasa Cina,
Sanghai. Cina adalah salah satu peradaban kuno empat. Menurut sarjana Cina Liang
Qiano (1900) ini memiliki hamparan geografis yang luas, 3600 tahun sejarah tertulis
serta budaya yang kaya dan mendalam. Banyak aspek budaya Cina dapat ditelusuri
kembali berabad-abad yang lalu.
Budaya Cina berkaitan erat dengan pandangan hidup orang Cina yang mengutamakan
1. Nilai kemakmuran
2. Kelimpahan harta
3. Kedamaian dan ketentraman
4. Kesehatan
5. Umur panjang
Pelayanan merupakan kegiatan dinamis berupa membantu menyiapkan,
menyediakan dan memproses, serta membantu keperluan orang lain.Pelayanan
kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga,
kelompok ataupun masyarakat.
Konsep ilmu kesehatan cina sangat berbeda dengan konsep ilmu medis barat.
Pengobatan cina merawat seluruh tubuh sebagai satu kesatuan, sedangkan metode medis
barat merawat salah satu bagian tubuh yang sakit saja. Chi, secara harfiah adalah energi,
tenaga, kekuatan. Chi, seraca lebih luas, merupakan bentuk energi atau kekuatam alam
yang mengisi seluruh semesta raya.
Tradisional keyakinan kesehatan Cina mengadopsi pandangan holistik
menekankan pentingnya faktor lingkungan dalam meningkatkan risiko penyakit.
Menurut Quah faktor-faktor ini mempengaruhi keseimbangan harmoni tubuh Yin dan
Yang. Ini adalah dua kekuatan yang berlawanan namun saling melengkapi dan bersama
dengan qi energi vital mereka mengendalikan alam semesta dan menjelaskan hubungan
antara orang dan sekelilingnya. Ketidakseimbangan dalam dua kekuatan atau qi hasil

1
pada penyakit.
Dalam rangka untuk mengembalikan keseimbangan perbaikan praktek-praktek
tradisional yang mungkin diperlukan. Misalnya kelebihan panas energi dapat diimbangi
dengan pendinginan teh herbal dan sebaliknya. Keyakinan ini tertanam di antara Cina
dan telah ditemukan untuk menjadi berubah migrasi berikut ke Singapura.
Menemukan bahwa pasien dengan penyakit kronis tertentu yaitu artritis penyakit
muskuloskeletal dan stroke lebih cenderung menggunakan Traditional Chinese
Medicine TCM . Hal ini sangat ditentukan oleh penyakit kronis triad kepuasan yang
dirasakan dengan perawatan kesehatan dan keyakinan budaya.
Oleh karena itu, penggunaan TCM tidak terkait dengan kualitas interaksi dokter-
pasien. Astin juga sepakat bahwa itu dilihat sebagai lebih kompatibel dengan nilai-nilai
pasien filsafat spiritual dan agama atau keyakinan tentang sifat dan arti kesehatan dan
penyakit.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi sistem pelayanan kesehatan ?
2. Bagaimana peran dan fungsi perawat diinstansi kesehatan ?
3. Apa definisi budaya ?
4. Bagaimana Budaya Pengobatan Cina ?
5. Apa yang dimaksud dengan teori Yin-Yang ?
6. Bagaimana penerapan teori Yin-Yang dalam TCM ?
7. Apa yang dimaksud dengan teori Wu-Xing ?
8. Bagaimana penerapan teori Wu-Xing dalam TCM ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi sistem pelayanan kesehatan
2. Mengetahui peran dan fungsi perawat diinstansi kesehatan
3. Mengetahui definisi budaya
4. Mengetahui budaya pengobatan cina
5. Mengetahui teori Ying-Yang
6. Mengetahui penerapan teori Yin-Yang dalam TCM
7. Mengetahui teori Wu-Xing
8. Mengetahui penerapan teori Wu-Xing dalam TCM

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pleyanan Kesehatan


Pelayanan merupakan kegiatan dinamis berupa membantu menyiapkan,
menyediakan dan memproses, serta membantu keperluan orang lain. Pelayanan
kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga,
kelompok ataupun masyarakat.
Menurut Leavel&Clark (2005), tingkat pelayanan kesehatan merupakan bagian
dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Dalam memberikan
pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan kesehatan yang akan
diberikan, yaitu:
1. Promosi kesehatan (health promotion)
2. Perlindungan khusus (specific protection)
3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (earlydiagnosis a nd p rompt treatment)
A. Konsep Pelayanan Kesehatan
Secara konsep suatu pelaynan kesehatan dikatakan baik apabila memenuhi
syarat-syarat berikut.
a. Tersedia (available) dan berkesinambungan (continuous), artinya semua
jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tidak sulit
ditemukan.
b. Dapat diterima (acceptable) dan bersifat wajar (appropriate), artinya
pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan
kepercayaan masyarakat.
c. Mudah dicapai (accessible), artinya Pelayanan kesehatan bisa dicapai
dimana-mana baik di kota maupun di pedalaman desa.
d. Mudah dijangkau (affordabe), artinya pelayanan kesehatan harus sesuai
dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
e. Bermutu (quality), artiniya pelayanan kesehatan diselenggarakan sesuai
dengan standar dan kode etik yang telah ditetapkan.

3
B. Prinsip Pelayanan Kesehatan Secara Prima
Prinsip suatu pelayanan kesehatan dikatakan telah memberikan pelayanan
secara prima apabila telah memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Mengutamakan pelanggan
b. Sistem yang efektif
c. Melayani dengan hati nurani (soft system)
d. Perbaikan yang berkelanjutan
e. Memberdayakan pelanggan
C. Masalah Pelayanan Kesehatan
Ada beberapa hal yang menjadi masalah terkait dengan sistem pelayanan
kesehatan di Indonesia, yang terkandung di dalamnya yaitu konsep dasar sistem,
konsep dasar kesehatan, sistem pelayanan kesehatan, pengembangan sumber
daya manusia dikaitkan dengan pelayanan kesehatan. Masalah terjadinya mutu
pelayanan kesehatan menurun itu bisa dilihat dari indikator anngka kematian,
kecacatan, kematian.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dapat terjadinya perubahan
dalam pelayanan kesehatan. Perubahan tersebut mendatangkan banyak
permasalahan diantanya:
a. Terkotak-kotaknya pelayanan kesehatan (fragmented health service),
yaitu timbulnya perkotakan dalalm pelayanan kesehatan yang
berhubungan dengan munculnya spesialis dan subspesialis yang
berdampak negatif, salah satunya yaitu menyulitkan masyarakat untuk
memperoleh pelayanan kesehatan dan menyebabkan tidak terpenuhinya
kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
b. Berubahnya sifat pelayanan kesehatan, perubahan sifat pelayanan ini
diakibatkan pelayanan kesehatan yang terkotak-kotak denegan
munculnya spesialis dan subspesialis yang bepengaruh terhadap
hubungan antara dokter dengan klien serta menyebabkan perhatian
penyelenggara kesehatan tidak dapat lagi diberikan secara menyeluruh.
Dampak negatif dari perubahan sifat pelayanan kesehatan sebagai berikut:
a. Merenggangnya hubungan petugas kesehatan (tenaga medis, para medis
dan klien) karena telah terjadinya tabir pemisahan.
b. Makin mahalnya biaya kesehatan yang menyulitkan masyarakat untuk
menjangkau pelayanan keksehatan.

4
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pelayanan Kesehatan
a. Pergeseran masyarakat dan konsumen, hal ini sebagai akibat dari
peningkatan pengetahuan dan kesadaran konsumen terhadap peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, dan upaya pengobatan. Akibatnya
kebutuhan masyarakat dan pelayanan kesehatan meningkat.
b. Ilmu pengetahuan dan teknologi baru, pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan, namun
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini berdampak pada beberapa
hal, diantaranya:
a) Dibutuhkanya tenaga kerja profesional akibat dari peralatan dan
teknologi yang lebih canggih.
b) Melambungnya biaya kesehatan.
c) Meningkatnya biaya pelayanan kesehatan.
c. Isu dan ilegal etik, isu dan etik hukum semakin meningkat ketika
masyarakat menerima pelayanan kesehatan seperti, pemberian pelayanan
yang kurang memuaskan atau tidak sesuai dengan harapan, maka
persoalan atau dilema hukum dan etik akan semakin meningkat.
d. Ekonomi, fasilitas pelayanan kesehatan biasanya hanya dapat dirasakan
oleh orang-orang yang mampu menanggung biaya kesehatan saja,
sehingga masyarakat yang kurang mampu enggan untuk mencari
pengobatan atau fasilitas dalam pelayanan kesehatan.
e. Politik.
E. Masalah-masalah Kesehatan dalam Masyarakat Indonesia
a. Tingginya angka pertumbuhan penduduk (1,98%).
Tingginya angka kematian ibu dan anak, diantaranya yaitu:
a) Anggka kematian ibu (420 per 100.000 kelahiran hidup).
b) Angka kematian bayi (57 per 1.000 kelahiran hidup).
c) Angka kematian balita (82 per 1.000).
c. Tingginya angka kesakitan karena penyakit menular, diantaranya yaitu:
a) Penyakit infeksi usus 15,1%
b) Tuberkolosis 3,2%
c) Demam berdarah 1,3%
d) ISPA 3,4%

5
e) Infeksi saluran napas bawah 5,8%
d. Meningkatnya angka kesakitan penyakit tidak menular, diantaranya
yaitu:
a. Penyakit jantung 2,3%
b. Neoplasma 4,0%
c. Penyakit karena cedera 10,8%
d. Penyakit gangguan mental 2,1%
e. Masalah kesehatan lingkungan, diantaranya yaitu:
a) Keadaan lingkungan fisik dan biologis belum memadai.
b) Baru sebagian kecil penduduk yang menikmati air bersih dan
fasilitas kesehatan lingkungan.
c) Pembinaan program peningkatan lingkungan belum berjalan
seperti apa yang diharapkan.

2.2 Peran dan Fungsi Perawat Di Instansi Kesehatan


Dalam pelayanan kesehatan, peran dan fungsi kesehatan dibagi menjadi tiga yaitu:
A. Peran dan fungsi perawat di Rumah Sakit
a) Perawat berperan sebagai pelaksana pelayanan kesehatan. Perawat juga
mempunyai fungsi menyiapkan fasilitas dan lingkungan poliklinik untuk
memudahkan pelayanan pengkajian, pelaksana untuk melakukan tindakan
darurat ketika diperlukan, serta melaksanakan pencatatan dan pelaporan
sesuai sistem yang berlaku.
b) Perawat berperan sebagai pengelola. Perawat memiliki fungsi untuk
membimbing pekerja kesehatan atau peserta didik yang sedang
melakukan praktek, mengawasi pemeliharaan buku register dan kartu
pasien, serta menyusun permintaan kebutuhan alat, obat, dan bahan yang
diperlukan.
B. Peran dan fungsi perawat di Puskesams
a) Perawat berperan sebagai pelaksana pelayanan kesehatan. Perawat
memiliki fungsi untuk mengkaji kebutuhan dan status kesehatan pasien
yang datang ke puskesmas, melakukan tindakan darurat, serta
melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan mengenai pelaksanaan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
b) Perawat berperan sebagai pengelola. Perawat memiliki fungsi untuk

6
membimbing prakarya RT, pelaksanaan program KIA dan membantu
dalam administrasi pasien.
C. Peran dan fungsi perawat di Posyandu
a) Perawat berperan sebagai pelaksana pelayanan perawatan. Perawat juga
mempunyai fungsi untuk memberi imunisasi kepada ibu, bayi dan balita,
melaksanan penyuluhan kepada pasien, melaksanakan rujukan,
melaksanakan pencatatan dan pelaporan mengenai pelayanan posyandu.
b) Perawat berperan sebagai pengelola. Perawat mempunyai fungsi melatih
dan membina kader kesehatan pada pelaksanaan tugas posyandu.

2.3 Definisi Budaya


Kata “Budaya” berasal dari Bahasa Sansekerta “Buddhayah”, yakni bentuk
jamak dari “Budhi” (akal). Jadi, budaya adalah segala hal yang bersangkutan dengan
akal. Selain itu kata budaya juga berarti “budi dan daya” atau daya dari budi. Jadi
budaya adalah segala daya dari budi, yakni cipta, rasa dan karsa. (Gunawan, 2000).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia budaya artinya pikiran, akal budi, hasil,
adat istiadat atau sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah. (KBBI,
2000).
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh
sekumpulan anggota masyarakat. . (Soerjono & Soekanto, 2009)
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk
dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi
dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “buddhayah”, yang
merupakan bentuk jamak dari “buddhi” (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa

7
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, beberapa definisi
tentang budaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu menurut:
1. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-
Determinism.
2. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
3. Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur social.

2.4 Budaya Pengobatan Cina


Salah satu warisan kebudayaan cina yang hingga kini masih eksis dan diakui dunia
adalah pengobatan tradisionalnya. Pengobatan tradisional cina bahkan dinilai sebagai
pengobatan alternatif medis saat ini.
Pengobatan tradisional cina meliputi praktik pengobatan herbal, akupuntur, dan
pijat TUI NA. Pengobatan ini digolongkan dalam kedokteran timur, yang mana termasuk
pengobatan tradisional timur lainnya seperti kampo (jepang) dan korea.
Filosofi pengobatan tradisional tiongkok percaya bahwa segala proses dalam tubuh
manusia berhubungan dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Penyakit biasanya
disebabkan oleh ketidakharmonisan antara lingkungan didalam dan diluar tubuh
manusia. Gejala ketidakseimbangan ini digunakan dalam pemahaman, pengobatan, dan
pencegahan penyakit. Teori yang digunakan dalam pengobatan didasarkan pada beberapa
acuan filsafat termasuk teori Yin-Yang dan Wu-Xing.
a. Obat Herbal dari akar Licorice
Di cina, akar Licorice yang banyak digunakan dalam pengobatan rumah,
ditemukan dalam satu sepertiga sampai setengah dari obat herbal. Hal ini
memiliki sifat sebagai yang menawar rasa sakit dan ekspektoran, serta menjadi
stimulator lender. Selain itu digunakan sebagai “obat panduan” dalam resep
herbal, berarti itu diambil dalam kombinasi dengan obat herbal lainnya dalam
rangka untuk meningkatkan efektivitas bahan lain dari resep, menetralisir racun

8
atau untuk meningkatkan rasa. Licorice juga digunakan di cina untuk pengobatan
hepatitis, sakit tenggorokan dan kejang otot.
b. Akupuntur
Akupuntur adalah metode penyembuhan tradisional yang berasal dari cina.
Acupunturist sebuah tempat jarum kedalam kulit untuk menyeimbangkan aliran
chi yang diyakini sebagai energi yang mengalir melalui tubuh manusia. Dalam
teori, chi berjalan disepanjang 14 jalur yang disebut meridains dan ketika seorang
pasien terluka, stres, atau sakit, chi mereka diduga sedang diblokir. Dengan
menempatkan jarum dalam Meridian pasien chi dianggap dimasukkan kembali
kedalam keseimbangan.
c. Akupresur
Akupresur menggunakan meridian yang sama seperti akupuntur, hanya bukan
untuk menempatkan jarum di meridian, praktisi memegang titik untuk jangka
waktu tertentu. Banyak acupuntureists memberi tahu pasien mereka berbagai poin
yang mereka dapat menggunakan akupresur pada sementara dirumah untuk
meringankan gejala mereka.
d. Akar jahe
Akar jahe merupakan akar digunakan untuk pengobatan banyak dibudaya cina
dan hindu. Akar ini dipecaya untuk melakukan banyak hal seperti: pembantu
pencernaan, memulihkan nafsu makan, mengatur menstruasi, dan bahkan
merangsang hasrat seksual. Ini adalah beberapa dari efek jangka panjang akar
yang seharusnya. Hal ini juga mengatakan untuk menyembuhkan pilek, penyakit
hati, mual, anemia, rematik, wasir, sakit kuning, tetanus, dan lepra. Akar ini
sangat berguna dalam bahasa cina/hindu.
e. Ginseng
Ginseng juga biasa digunakan dalam pengobatan Cina tradisional praktek.
Menurut agama Cina, perlu ada keseimbangan dari Ying-Yang didalam diri
sendiri yang rohani, dan ginseng dapat membantu untuk mencapai itu. Asia
ginseng diyakini untuk mempromosikan energi positif Yang dengan memperkuat
sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan sirkulasi darah, menjaga tubuh yang
kuat dalam mencegah penyakit. Tanaman ini secara umum memperbaiki kulit dan
menyimpannya tampak awet muda. Ginseng juga bertindak sebagai obat baik
untuk menyembuhkan sakit tenggorokan.
f. Tai Chi

9
Tai Chi adalah seni bela diri populer yang sangat umum dilakukan untuk
latihan. Tai Chi adalah yang paling populer di Cina karena berasal ada dan sangat
terhubung ke teori pengobatan tradisional Cina. Banyak orang dapat dilihat pada
pagi hari melakukan Tai Chi secara serempak ditaman atau daerah khusus dibuat
untuk latihan semacam ini. Berbagai latihan Tai Chi ada saat ini diantara yang
lebih populer gaya Yang, Chen, dan Wu. Gerakan-gerakan dalam Tai Chi
memungkinkan untuk sirkulasi Chi (atau energi) diseluruh tubuh dikombinasikan
dengan konsentrasi pada gerakan tenang, yang sering menghasilkan efek yang
mirip dengan meditasi duduk. Tai Chi tidak mengobati penyakit tertentu atau
penyakit, tetapi sangat membantu dalam meningkatkan kesehatan umum
(terutama sebagai obat pencegahan). Tai Chi digunakan untuk menjaga
keseimbangan dan kesehatan secara keseluruhan serta koordinasi dan stamina
otot. Tai Chi praktisi biasanya melakukan setiap hari, namun minimal 2x
seminggu dianjurkan oleh mayoritas guru.

2.5 Teori Yin-Yang


Teori Yin-Yang merupakan suatu konsepsi pandangan hidup Taoisme yang bersifat
universal. Teori ini menyatakan bahwa segala fenomena di alam semesta mempunyai 2
aspek yang berpasangan dan berlawanan, yaitu Yin dan Yang. Yang berarti terang dan
Yin berarti gelap.
Yin-Yang meliputi fenomena seperti dingin-panas, gelap-terang, lemah-kuat,
dalam-luar, pasif-aktif, lembab-kering, bawah-atas, wanita-pria, dll. Fenomena Yin-Yang
tidak bersifat absolut, melainkan bersifat relatif. Dalam keadaan tertentu Yin dapat
berubah menjadi Yang, atau sebaliknya Yang dapat berubah menjadi Yin. Segala
fenomena dapat diurai secara tidak terbatas dalam aspek Yin dan Yang.
Teori Yin-Yang digunakan untuk menganalisis fenomena yang dapat diamati
dialam semesta. Semua aspek ini mempunyai dua pandangan yang berpasangan dan
berlawanan, yaitu Yin dan Yang. Yin dan Yang saling tergantung, saling membatasi,
saling mengonsumsi dan selalu berada dalam keadaan perubahan dinamis untuk
menjamin keseimbangannya. TCM menerapkan prinsip Yin-Yang ini untuk menerangkan
fungsi fisiologis dan perubahan patologis, juga sebagai tuntutan dalam diagnosa dan
terapi.

10
Yin-Yang " Saling Berlawanan "
Berarti segala fenomena di alam semesta mempunyai dua aspek yang
"berlawanan", yaitu Yin dan Yang, yang saling mengatasi dan mengawasi. Misalnya :
panas (Yang) dapat menghilangkan dingin (Yin); dingin dapat menurunkan suhu.
Pada keadaan normal, fungsi organ tubuh berada dalam keadaan keseimbangan
Yin-Yang, diatur melalui sifat saling berlawanan Yin dan Yang. Gangguan keseimbangan
Yin-Yang menyebabkan terjadinya sindrom penyakit. Kelemahan Yang atau kelebihan
Yin berarti sindrom dingin, kelebihan Yang atau kekurangan Yin berarti sindrom panas.

Yin-Yang "Saling Tergantung"


Berarti tidak ada Yang tanpa Yin. Eksistensi Yang tergantung pada adanya Yin,
sebaliknya tidak ada Yin tanpa Yang eksistensi Yin tergantung dari adanya Yang.
Pada tubuh manusia, Yin menunjukkan substansi nutrisi, Yang menunjukkan
aktivitas fungsional dari organ tubuh. Aktivitas Yang digerakkan oleh substansi Yin.
Dengan kata lain Yin adalah bahan dasar untuk menjamin aktivitas Yang. Eksistensi
subtansi nutrisi Yin membutuhkan aktivitas Yang, seperti aktivitas yang-limpa.

Yin-Yang " Saling Mengkonsumsi"


Yin-Yang berada dalam keadaan dinamis yang saling mengkonsumsi. Aktivitas
yang terjadi akibat proses konsumsi substansi Yin, atau Yin dikonsumsi untuk
menghasilkan Yang. Sebaliknya, Yang dikonsumsi untuk menghasilkan Yin.

Yin-Yang " Saling Mengubah "


Hubungan antara Yin dan Yang tidak bersifat statis dan bersifat dinamis untuk
menjamin keseimbangan Yin-Yang. Pada keadaan tertentu, Yang dapat berubah menjadi
Yin atau Yin dapat berubah menjadi Yang.

2.6 Penerapan teori Yin-Yang dalam TCM


TCM mengambil alih teori Yin-Yang untuk menjelaskan hubungan antara struktur
organis, fungsi fisiologis, dan perubahan patologis dalam tubuh manusia. Manusia hidup
di alam semesta, semua fenomena di alam semesta dapat juga terjadi pada tubuh manusia.
Teori Yin-Yang meliputi semua aspek dari sistem teori TCM.

11
Yin-Yang dan Struktur Organis
Organ tubuh dapat dibagi menjadi dua aspek yang berlawanan, yaitu Yin dan
Yang. Menurut TCM, organ tubuh dibagi menjadi organ Zang dan organ Fu. Organ Zang
adalah jantung, paru, limfa, hati, dan ginjal; yang bersifat Yin. Organ Fu adalah kandung
empedu, lambung, usus kecil, usus besar, kandung kemih, dan San-jiao; yang bersifat
Yang.
Setiap organ Zang dapat dibedakan dalam Yin dan Yang. Organ jantung adalah
Yin dan aktivitas jantung adalah Yang, organ ginjal adalah Yin dan fungsi ginjal adalah
Yang, dan lain-lain.

Yin-Yang dan Fungsi Fisiologis


Fungsi fisiologis berdasarkan koordinasi dari Yin-Yang organ tubuh. Aktivitas
fungsional Yang tergantung dari adanya bahan nutrisi Yin, sebaliknya aktivitas Yang
adalah tenaga penggerak untuk menghasilkan bahan nutrisi Yin. Dengan kata lain, tanpa
fungsi Yang dari organ Zang-Fu, bahan makanan tidak dapat diubah menjadi bahan
nutrisi Yin. Keseimbangan Yin-Yang ini menjamin kesehatan dan kehidupan tubuh
manusia.

Yin-Yang dan Perubahan Patologis


Menurut TCM, penyakit terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan antara Yin-
Yang dalam tubuh. Yang bersifat panas, kering, dan mengonsumsi Yin. Kelebihan Yang
menimbulkan sindrom panas, kekurangan Yin, dan kering. Sebaliknya, kelemahan Yang
menimbulkan sindrom dingin, kelebihan Yin, dan lembab.
Yin bersifat dingin dan lembab. Kelebihan Yin dapat menekan Yang dan
menyebabkan sindrom dingin dan lembab. Sebaliknya, kekurangan Yin tidak dapat
mengendalikan Yang dan terjadi sindrom panas dan kering.

Yin-Yang sebagai Tuntunan Diagnosa dan Terapi


Penyakit terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara Yin dan Yang dalam
organ tubuh. Mengetahui dan menganalisis gangguan keseimbangan Yin-Yang adalah
basis dari perbedaan sindrom penyakit, semesta memulihkan keseimbangan Yin-Yang
adalah basis terapi TCM.

12
2.7 Teori Wu-Xing
Teori Wu-xing memandang lima unsur kayu, api, tanah, logam dan air sebagai
bahan dasar pembentuk alam semesta dan bahan penting untuk kehidupan sehari-hari.
Sesuai dengan teori Yin-Yang, kelima unsur ini berada dalam keadaan perubahan dinamis
dan saling tergantung. Pengertian Wu-xing yang sederhana ini kemudin berkembang
menjadi teori yang rumit. Teori Wu-xing digabung dengan teori Yin-Yang dan digunakan
untuk memahami sindrom penyakit, juga untuk menegakan cara terapi.
Hubungan antara Lima Organ Zang dan Lima Unsur
Lima unsur kayu, api, tanah, logam, dan air digolongankan kedalam liama organ
zang, menurut persaam sifat, kayu tergolong hati, bersifat berkembang beba, tidak suka
ditekan, dan mudah terbakar. Api digolongkan jantung, bersifat panas dan menjulang.
Tanah tergolong limpa, bersifat memelihara kehidupan. Air tergolong ginjal, bersifat
dingin dan mengalirkebawah. Logam terggolong paru, bersifaat menurun dan
membersihkan.
Hubungan antara lima unsur
Sesuaai dengan teori Yin-Yang, lima unsur ini berhubungan erat satu sama lain,
saling menghidupi, dan saling membatasi untuk menjamin keseimbangan alam semesta.

2.8 Penerapan teori Wu-Xing dalam TCM


Teori Wu-Xing dan teori Yin-Yang digunakan untuk memahami proses fisiologis,
perubahan patologis, serta dipakai sebagai tuntunan diagnosis dan terapi.
Pohon kayu akan berkembang baik pada tanah yang subur dan air tercukupi.
Berarti, hati sehat jika limfa dan ginjal normal. Hati tergolong kayu, kayu mudah
terbakar dan menjadi panas. Berarti, stagnasi Qi-hati mudah berubah menjadi panas hati
dan api-hati. Api-hati mudah mengganggu fungsi jantung dan organ-organ lainnya.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan,
keluarga, kelompok, ataupun masyarakat.
Konsep ilmu kesehatan cina sangat berbeda dengan konsep ilmu medis barat.
Pengobatan cina merawat seluruh tubuh sebagai satu kesatuan, sedangkan metode medis
barat merawat salah satu bagian tubuh yang sakit saja. Chi, secara harfiah adalah energi,
tenaga, kekuatan. Chi, seraca lebih luas, merupakan bentuk energi atau kekuatam alam
yang mengisi seluruh semesta raya.
Seorang perawat memegang peran penting terhadap pelayanan kesehatan, karena
dalam melayani pasien perawat memerlukan kesabaran dan ketenangan yang ekstra.
Perawat juga harus mampu memahami masalah apa saja yang dialami oleh klien. Oleh
karena itu seorang perawat harus mampu untuk berketrampilan intelektual, teknikal dan
profesional.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah yang berjudul “Budaya Pelayanan Kesehatan Cina” ini
memiliki beberapa saran untuk para pembaca, yang diantaranya:
a. Setelah membaca makalah, diharapkan untuk para pembaca menyadari bahwa
pentingnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat dari golongan mampu maupun
kurang mampu.
b. Setelah membaca makalah ini, diharapkan untuk para pembaca mampu
memberikan informasi kepada kerabat dan keluarga mengenai isi dari makalah
ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Ane. 2010. Budaya Cina. Diambil dari: http://www.anneahira.com/budaya-cina.htm,


diakses pada tanggal 17 November 2019 pukul 14.00

Arifuddin, Irfan. 2013. Ensiklopedia Mini: Asal Muasal Profesi Perawat. Bandung: CV.
Angkasa

Ary H, Gunawan. 2000. Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai
Problem Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Budiono. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Konsep DasarManusia. Jakarta
Selatan: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Departemen, Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Edisi ke-
3. Jakarta: Balai Pustaka

Effendi, Nasrul. 2012. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC

Gendo, Udayana. 2010. Teori Dasar Kedokteran Tradisional Cina. Yogyakarta:


PENERBIT KANISIUS

Soerjono, Soekanto. 2009. Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers

15
16

Anda mungkin juga menyukai