Anda di halaman 1dari 17

SEHAT SAKIT dan PENYAKIT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Antropologi Kesehatan


Dosen Pembimbing: Siswoto HP, Amd.Kep., S.Pd., M.Si.

Disusun oleh
Nindi Amanda Finanti ( 1440120035)
Nisyawatul Dwi Wulandari (1440120036)
Novita Wulandari (1440120037)
Nuri Vika Rahmawti (1440120038)
Nurul Hidayati (1440120039)
Nuryani Dian Safitri (1440120040)
PutriAnggun Diva Vara Dewi (1440120041)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
KRIKILAN – GLENMORE – BANYUWANGI
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai salah satu metode
pembelajaran bagi mahasiswa sekolah tinggi D-III Keperawatan Akademi
Kesehatan Rustida Krikilan.
Makalah ini kami susun berdasarkan pengamatan kami dari buku dan
internet. Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari adanya bantuan
pihak tertentu. Oleh karena itu, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini.

Kami berharap agar tulisan ini dapat diterima dan dapat berguna bagi
semua pihak. Kami mengharapkan adanya kritik dan saran membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Krikilan, 22 Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB 1. PENDAHULUAN.........................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................3

BAB 2. PEMBAHASAN............................................................................4

2.1 Definisi Pembentukan Sikap.........................................................4


2.2Komponen Sikap..............................................................................5
2.3 Karaketristik Sikap........................................................................6
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Sikap Seseorang............................7

BAB 3. PENUTUP.....................................................................................10

3.1 Simpulan.........................................................................................10

3.2 Saran................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap manusia pada hakekatnya mendambakan hidup sehat dan
sejahtera lahir dan batin. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia, disamping kebutuhan akan sandang, pangan, papan dan
pendidikan, karena hanya dengan kondisi kesehatan yang baik serta tubuh
yang prima manusia dapat melaksanakan proses kehidupan untuk tumbuh
dan berkembang menjalankan segala aktivitas hidupnya.
Sehat termasuk manusia seutuhnya meliputi aspek fisik, emosi,
sosial, kultural dan spiritual ( Pratiwi, 2011). Maka manusia disini adalah
makhluk biopsikososiokultural dan spiritual yang utuh dalam arti
merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik
karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan tingkat
perkembangannya. Apabila terjadi satu masalah pada satu komponen maka
komponen yang lain akan menyeimbangkan.
Sehat maupun sakit menurut keluarga dipersepsikan secara
berbeda. Persepsi tentang sehat-sakit juga dipengaruhi oleh unsur
pengalaman masa lalu, disamping unsur sosial budaya. Pengalaman masa
lalu menjadi acuan (referensi) persepsi individu tentang kondisi sehat dan
sakit. Seorang individu menggunakan pengalaman sebagai patokan untuk
berperilaku dan merupakan sumber dari tujuan dan nilai-nilai pribadinya
(Yunindyawati, 2004 ).
Pengembangan obat tradisional (jamu) telah berada dalam
masyarakat dan telah lama digunakan dan dilaporkan secara empirik
memberi manfaat dalam meningkatkan kesehatan tubuh dan pengobatan
berbagai penyakit. Penggunaan jamu di masyarakat memiliki
kecenderungan untuk kembali ke alam (back nature) dengan
memanfaatkan berbagai tanaman obat, karena obat sintesis dirasakan
terlalu mahal serta efek samping yang cukup besar sehingga konsumsi

1
obat tradisional di Indonesia cenderung semakin meningkat (Gitawati,
2008). Hasil survey perilaku konsumen yang dilakukan di Indonesia
menyatakan 61,3% responden memiliki kebiasaan meminum jamu yang
merupakan tradisi masyarakat yang berkembang di masyarakat secara
turuntemurun (Wasito, 2011).
Sedangkan menurut World Health Organization (WHO) kira-kira
80% penduduk dunia tahun 2007 yang berjumlah 7,9 milyar percaya pada
manfaat tumbuh- tumbuhan untuk kesehatan dan kebugaran tubuh, dan
masyarakat lebih menyukai bahan- bahan alam ( Dwiyono dalam
Djamaludin, 2009) Menurut peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM), obat tradisional dikelompokkan menjadi tiga golongan
yakni jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Jamu adalah ramuan
dari bahan, bahan tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau
campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Wasito, 2011).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami


tentang sehat sakit dan penyakit agar perawat dapat memahami dan
menerapkan nilai-nilai keprawatan dalam pemberian pelayanan asuhan
keperawatan professional

1.3 Tujuan
Adapun tujuan berdasarkan permasalahan tersebut di atas adalah sebagai
berikut:
1. Menjelaskan definisi sehat sakit dan penyakit.
2. Menjelaskan perilaku sehat sakit dan penyakit.
3. Menjelaskan system medis modern dan medistradisional
4. Menjelaskan profesionalisme kesehatan dan pelayanan kesehatan.

2
1.4 Manfaat

Ada dua manfaat berkaitan dengan tulisan ini. Dua manfaat tersebut adalah
manfaat praktis dan manfaat teoritis. Kedua manfaat itu dijabarkan berikut
ini:

1. Manfaat Praktis

Secara praktis tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Adapun


manfaatnya adalah dapat memperluas wawasan pembaca yang
berhubungan dengan definisi sikap, komponen sikap, karakteristik sikap,
dan faktor yang mempengaruhi sikap seseorang.

2. Manfaat Teoritis

Secara teoritis tulisan ini mempunyai manfaat bagi ilmu pengetahuan.


Dalam hal ini manfaatnya adalah dapat menambah ilmu pengetahuan
berhubungan dengan definisi sikap, komponen sikap, karakteristik sikap,
dan faktor yang mempengaruhi sikap seseorang.

3
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sehat , Sakit dan Penyakit

1. Sehat
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hamya terbebas dari
penyakitt akan tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang
meliputi aspek fisik,emosi,sosial dan spiritual.
a. Batasan oleh WHO, sehat adalah keadaan yang sempurna baik fisik
maupun mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau
cacat.
b. Batasan Perkins, sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang
dinamis antara bentuk tubuh dan fungsinya yang dapat mengadakan
penyesuaian sehingga tubuh dapat mengatasi gangguan dari luar.

Paragdima sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan


kesehatan yang bersifat holistik ,proktif antisipasi, dengan melihat
masalah kesehatan sebagai masalah yang dipegaruhi oleh banyak faktor
secara dinamis dan lintas sektoral. Dalam sebuah wilayah yang
berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap
penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang
sakit.
Pada intinya paragdima sehat memberikan pehatian utama tehadap
kebijakan yang bersifat pencegah dan promosi kesehatan memberikan
dukungan dan alokasi sumber daya untuk menjaga agar yang sehat segera
sehat. Pada prinsipnya kebijakan tersebut menekankan pada masyarakat
untuk mengutamakan kegiatan kesehatn dan pada mengobati penyakit.
Telah dikembangkan pengertian tentang penyakit yang mempunyai
konotasi biomedik dan sosio kultural. Paradigma sehat bukan untuk
menyembuhkan suatu penyakit tapi bertujuan untuk sembuh atau
mencegah dari sebuah penyakit yang ada.

4
2. Sakit
Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial,
perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya
keadaan terjadinya proses penyakit.Oleh karena itu sakit tidak sama
dengan penyakit. Sebagai contoh klien dengan Leukemia yang sedang
menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi seperti biasanya,
sedangkan klien lain dengan kanker payudara yang sedang mempersiapkan
diri untuk menjalanaio operasi mungkin akan merasakan akibatnya pada
dimensi lain, selain dimensi fisik.
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara
seseorang memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan
gejala yang dialami; melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan
sistem pelayanan kesehatan.
Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa
berfungsi sebagai mekanisme koping.Sakit adalah gangguan dalam fungsi
normal individu sebagai tatalitas termasuk keadaan organisme sebagai
siste biologis dan penyesuaian sosialnya. Pemons (1972). Seseorang
menggunakan tiga criteria untuk menentukan apakah mereka sakit
(Bauman 1965).

a. Menurut Perkins, sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan


yang menimpa sesorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas
sehari hari baik jasmani,rohani,dan sosial.
b. Menurut Websters new collegiate dictionary, sakit adalah suatu kondisi
dimana kesehatan tubuh lemah.
Dari pengertian sehat dan sakit, maka pada dasarnya :

a) Keadaan sehat sakit adalah sebagai manifestasi dari keberhasilan atau


kegagalan seseorang dalam mengadaptasikan diri dengan
lingkungannya.
b) Keadaan sehat sakit adalah hasil interaksi dari seseorang dengan
lingkungannya.

5
c) Gangguan kesehatan, umumnya disebabkan adanya ketidak
seimbangan antar penyebab penyakit ( agent ), tuan rumah ( host ), dan
lingkungan hidup ( environment )
Menurut UU no.23 tentang kesehatan, kesehatan adalah keadaan sejahtera
dan badan,jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.

3. Penyakit

Beberapa definisi penyakit menurut para ahli :

1) Menurut KATHLEEN MEEHAN ARIAS : penyakit adalah suatu


kesakitan yang biasanya memiliki sedikitnya dua sifat dari kriteria ini :
agen atiologik telah diketahui, kelompok tanda serta gejala yang dapat
diidentifikasi, atau perubahan anatomi yang konsisten.
2) Menurut DR. EKO DUDIARTO : Penyakit adalah kegagalan mekanisme
adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan
atau tekanan sehingga timbul gangguan terhadap fungsi atau struktur
organ atau sistem tubuh.
3) Menurut THOMAS TIMMRECK : Penyakit adalah suatu keadaan dimana
terdapat gangguan terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada
dalam keadaan tidak normal.
4) Menurut AZIZAH HAJI BAHARUDDIN : penyakit ialah keadaan yang
diakibatkan oleh kerusakan keseimbangan fungsi tubuh dan bagian badan.

2.2 Perilaku Sehat, Sakit dan Penyakit

Perilaku kesehatan merupakan suatu repson seseorang (organisme)


terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.
Dalam konteks pelayanan kesehatan, perilaku kesehatan dibagi menjadi
dua: 1) Perilaku masyarakat yang dilayani atau menerima pelayanan

6
(consumer), Perilaku pemberi pelayanan atau petugas kesehatan yang
melayani (provider).

Dimensi Perilaku kesehatan dibagi menjadi dua (Soekidjo


Notoatmojo, 2010: 24), yaitu:

A. Healthy Behavior
Yaitu perilaku orang sehat untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan. Disebut juga perilaku preventif
(Tindakan atau upaya untuk mencegah dari sakit dan masalah
kesehatan yang lain: kecelakaan) dan promotif (Tindakan atau
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkannya kesehatannya).
Contoh:

1) Makan dengan gizi seimbang,


2) Olah raga/kegiatan fisik secara teratur,
3) Tidak mengkonsumsi makanan/minuman yang mengandung zat
adiktif ,
4) Istirahat cukup,
5) Rekreasi /mengendalikan stress.

B. Health Seeking Behavior


Yaitu perilaku orang sakit untuk memperoleh kesembuhan
dan pemulihan kesehatannya. Disebut juga perilaku kuratif dan
rehabilitative yang mencakup kegiatan:
1) Mengenali gejala penyakit ,
2) Upaya memperoleh kesembuhan dan pemulihan yaitu dengan
mengobati sendiri atau mencari pelayanan (tradisional,
profesional),
3)Patuh terhadap proses penyembuhan dan pemulihan
(complientce) atau kepatuhan.

7
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Hidup Sehat Perilaku
kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang
dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati
(unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku hidup sehat
antara lain dipengaruhi oleh (Soekidjo Notoatmojo, 2010: 25):
a. Faktor makanan dan minuman terdiri dari kebiasaan makan
pagi, pemilihan jenis makanan, jumlah makanan dan minuman,
kebersihan makanan.
b. Faktor perilaku terhadap kebersihan diri sendiri terdiri dari
mandi, membersihkan mulut dan gigi, membersihkan tangan
dan kaki, kebersihan pakaian.
c. Faktor perilaku terhadap kebersihan lingkungan lingkungan
terdiri dari kebersiahn kamar, kebersihan rumah, kebersihan
lingkungan rumah, kebersihan lingkungan sekolah.
d. Faktor perilaku terhadap sakit dan penyakit terdiri dari
pemelihraan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, rencana
pengobatan dan pemulihan kesehatan.
e. Faktor keseimbangan antara kegiatan istirahat dan olahraga
terdiri dari banyaknya waktu istirahat, aktivitas di rumah dan
olahraga teratur.

Perilaku Sehat dan Perilaku Sakit Masyarakat Salah satu pendekatan


dalam ilmu sosiologi adalah teori Evolusi, dimana manusia berkembang
membutuhkan waktu yang sangat lama. Tetapi perkembangan dalam satu
bidang belum tentu diiringi dengan perkembangan bidang yang lain. Contoh
perkembangan di bidang ilmu kesehatan dan kedokteran belum tentu
diimbangi dengan perilaku sehat dan perilaku sakit masyarakat. Seseorang
yang menderita sakit infeksi saluran napas atas ( ISPA ) belum tentu mau
berobat ke dokter dan meminum obat paten yang diresepkan oleh dokter,
karena ia tidak tau kegawatan penyakitnya dan seberapa besar dia

8
membutuhkan pertolongan medis. Pola pencarian pengobatan setiap orang
bisa berbeda-beda sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimilikinya
tentang bidang kesehatan dan pengobatan.
Cara seseorang bereaksi terhadap gejala-gejala penyakit dinamakan
sebagai “perilaku sakit “ ( illness behavior ). Perilaku ini dipengaruhi oleh
keyakinan masyarakat terhadap gejala penyakit tersebut dan keyakinan
terhadap cara pengobatan yang akan ditempuh mereka. Perilaku ini
merupakan manifestasi dari sebuah konsep pikir manusia tentang arti sehat
dan sakit. Setiap orang mempunyai konsep sendiri-sendiri tentang apa yang
disebut sebagai sakit. Konsep sehat dan sakit yang dimiliki oleh orang per
orang akan terlihat pada cara mereka mencari pengobatan ( health seeking )
untuk menyembuhkan penyakit tersebut.
Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit Konsep sehat menurut WHO secara
garis besar adalah suatu keadaan seseorang yang terbebas dari gangguan
fisik, mental, sosial, spiritual serta tidak mengalami kecacatan. Menurut
pandangan para ahli sosiologi, yang disebut sehat sangatlah bersifat
subyektif, bukan obyektif. Persepsi masyarakat tentang sehat/sakit ini
dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu, disamping unsur sosial
budaya. Jika individu merasa bahwa penyakitnya disebabkan oleh makhluk
halus, maka dia akan memilih untuk berobat kepada “ orang pandai “ yang
dianggap mampu mengusir makhluk halus tersebut dari tubuhnya sehingga
penyakitnya akan hilang ( Jordan, 1985; Sudarti, 1988; dalam Solita, 1997).
Para ahli medis sepakat bahwa penyakit ( disease ) itu diartikan sebagai
gangguan fungsi fisiologis dari suatu organisme. Sedangkan sakit ( illness )
adalah penilaian individu terhadap pengalaman menderita suatu penyakit,
ditandai dengan perasaan tidak enak badan. Mungkin saja terjadi bahwa
secara obyektif individu terserang penyakit dan salah satu organ tubuhnya
terganggu fungsinya, namun dia tidak merasa sakit dan tetap menjalankan
tugasnya sehari-hari. Sebaliknya seseorang mungkin merasa sakit tetapi dari
pemeriksaan medis tidak diperoleh bukti bahwa dia sakit.

9
2.3 Metode Pengobatan Modern dan Tradisional
1) Metode pengobatan modern berdasarkan pada pengetahuan, bukti klinis
dan pengkajian ilmiah yang mendalam, sedangkan Metode pengobatan
tradisional berdasarkan pada kebiasaan turun temurun yang telah ada
lebih lama dari pada pengobatan modern dan mereka adalah bagian
penting dari sejarah. Harus diingat bahwa setiap kategori perawatan
kesehatan memiliki keunggulan masing-masing dan keterbatasan tertentu
dan tidak ada satu jenis pengobatan pun memiliki semua jawaban
terhadap semua penyakit. Perbedaan yang paling mendasar antara
pengobatan modern dan pengobatan tradisional terletak pada cara mereka
mengobati dan memahami suatu penyakit. Pengobatan medis
memandang penyakit hanya sebagai suatu kondisi biologis yang ditandai
dengan kelainan pada fungsi atau struktur organ-organ tertentu atau
seluruh sistem organ. Sedangkan pengobatan alternative atau pengobatan
tradisional menganggap penyakit lebih dari itu selain biologis mereka
juga melibatkan aspek spiritual, psikologis dan sosial tertentu dari orang
yang terkena. Ini yang kadang-kadang sering diabaikan oleh pengobatan
modern.
2) Metode Pengobatan Tradisional
Pengobatan tradisional adalah metode pengobatan yang digunakan dalam
berbagai masyarakat sejak jaman dahulu yang diturunkan dan
dikembangkan secara bertahap dari generasi kegenarasi berdasarkan
tingkat pemahaman manusia terhadap pengetahuan dari masa ke masa.
Pengobatan tradisional atau obat tradisional juga kadang-kadang disebut
sebagai obat rakyat, obat herbal dan sebagainya. Praktek yang paling
umum dari obat tradisional termasuk pengobatan tradisional Afrika,
akupunktur, pengobatan tradisional Korea, pengobatan tradisional Cina,
pengobatan Islam, obat Siddha, Ayurveda dan jamu.
Sebagian wilayah tertentu di dunia, terutama di Afrika dan Asia di mana
80 persen dari penduduk masih mengandalkan praktik pengobatan
tradisional untuk sebagian besar kebutuhan kesehatan primer mereka.

10
Obat tradisional juga digunakan dalam peradaban Barat, tetapi kadang-
kadang dapat menyebabkan bahaya kesehatan tertentu jika tidak
digunakan dengan tepat.

2.4 Profesionalisme Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan

11
BAB 3. PENUTUP

1.1 Simpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan, maka penyusun
dapat menyimpulkan bahwa:

Keadaan sehat sakit adalah sebagai manifestasi dari keberhasilan


atau kegagalan seseorang dalam mengadaptasikan diri dengan
lingkungannya. Keadaan sehat sakit adalah hasil interaksi dari
seseorang dengan lingkungannya. Gangguan kesehatan, umumnya
disebabkan adanya ketidak seimbangan antar penyebab penyakit
( agent ), tuan rumah ( host ), dan lingkungan hidup ( environment )
Menurut UU no.23 tentang kesehatan, kesehatan adalah keadaan
sejahtera dan badan,jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Selain upaya pencegahan
primer, sekunder dan tersier yang dikalangan kesehatan dokter,
perawat dan praktisi kesehatan masyarakat dikenal sebagai lima
tingkat pencegahan, juga dikenal empat tahapan kegiatan untuk
mengatasi masalah kesehatan masyarakat, empat tahapan ialah
surveillance, Identifikasi faktor resiko, evaluasi intervensi, dan
implementasi dalam skala besar.
:

1.2 Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penyusun memberikan
saran yang dapat membantu penulisan makalah untuk kedepannya.
1) Perlu adanya penambahan lebih dalam mengenai materi pada
pembentukan sikap.

12
2) Perlu adanya penambahan gagasan lain terkait komponen sikap,
karaketristik sikap dan faktor yang mempengaruhi sikap
seseorang.
3) Untuk mengoptimalkan penggunaan buku sumber maupun
jurnal yang relevan.

13
DAFTAR PUSTAKA

14

Anda mungkin juga menyukai