Puji yukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Makalah “Konsep Sehat
Sakit” secara keseluruhan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami
berterima kasih kepada Ibu Tantri Yunita, S. Tr., M.KM, selaku dosen mata kuliah Keperawatan Gawat
Darurat Institut Teknologi Kesehatan Malang Widya Cipta Husada yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Makalah “Konsep Sehat Sakit” secara keseluruhan. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya,
sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar dari setiap manusia untuk dapat hidup layak,
produktif, serta mampu bersaing untuk meningkatkan taraf hidupnya. Perkembangan teknologi
dalam bidang kesehatan berjalan dengan pesat dalam abad terakhir ini, yang manfaatnya dapat
dinikmati oleh masyarakat luas. Namun demikian jangkauan pelayanan kesehatan ini masih
terbatas sehingga masyarakat belum sepenuhnya mampu menikmati pelayanan kesehatan ini
(Safrijal,2005).
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan
pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh
dan berkesinambungan, dengan tujuan guna meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
(Depkes RI. 2004). Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan
kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis,
psikologis maupun sosio budaya (Soejoeti,2008).
Kesehatan menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 adalah “keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spiritual maupun sosial untuk memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomi”. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, sehat juga merupakan keadaan dari kondisi fisik yang baik, mental yang baik,
dan juga kesejahteraan sosial, tidak hanya merupakan ketiadaan dari penyakit atau kelemahan
(WHO, 1948).
Pengertian sakit adalah berasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena menderita
sesuatu (demam, sakit perut, dan lain-lain). Sakit juga merupakan gangguan dalam fungsi normal
individu sebagai totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian
sosialnya (Parson, 1972). Sakit juga dapat disebabkan oleh beberapa hal, baik itu yang berasal
dari gaya hidup yang kurang sehat, lingkungan yang tidak bersih, ataupun karena menurunnya
metabolisme tubuh.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi sehat
1.3.2 Untuk mengetahui paradigma sehat
1.3.3 Untuk mengetahui faktor yang mempegaruhi kesehatan
1.3.4 Untuk mengetahui definisi penyakit
1.3.5 Untuk mengetahui perjalanan penyakit
1.3.6 Untuk mengetahui stressor
1.3.7 Untuk mengetahui perilaku sakit
1.3.8 Untuk mengetahui dampak sakit bagi individu dan keluarga
1.3.9 Untuk mengetahui faktor agent, host, environment, reservoir
1.3.10 Untuk mengetahui apa itu daur penyakit
1.3.11 Untuk mengetahui riwayat alamiah penyakit
1.3.12 Untuk mengetahui manfaat riwayat alamiah penyakit
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi Sehat
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai “keadaan
kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap, bukan hanya tidak adanya penyakit atau
kelemahan” (WHO, 1947)(Bhattarai and Bhattarai 2015). Kesehatan adalah keadaan yang
didefinisikan orang dalam kaitannya dengan nilai, kepribadian, dan gaya hidup mereka sendiri.
Sehat berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa dan lingkungan berupa
udara segar, sinar matahari, santai, kebersihan serta pikiran, kebiasaan dan gaya hidup yang
baik. (Husaini et al. 2017).
Kata sehat merupakan Indonesianisasi dari bahasa Arab “ash-shihhah” yang berarti
sembuh, sehat, selamat dari )cela, nyata, benar, dan sesuai dengan kenyataan. Kata sehat
dapat diartikan pula: (1) dalam keadaan baik segenap badan serta bagianbagiannya (bebas
dari sakit), waras, (2) mendatangkan kebaikan pada badan, (3) sembuh dari sakit. Dalam
bahasa Arab terdapat sinonim dari kata ash-shihhah yaitu al-‘afiah yang berarti ashshihhah at-
tammah (sehat yang sempurna ). Kedua kata ash-shihah dan al-afiah sering digabung
digabung menjadi satu yaitu ash-shihhah wa al’afiah, yang apabila diIndonesiakan menjadi
‘sehat wal afiat’ dan artinya sehat secara sempurna (Nadya 2013).
Menurut UU kesehatan no 36 tahun 2009 Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang
dimaksud dengan Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
(Krisna Triyono and K. Herdiyanto 2018). Menurut Organisasi kesehatan Dunia (WHO) ada 3
komponen penting yang merupakan satu kesatuan termasuk dalam defenisi sehat yaitu : sehat
fisik jasmani, sehat mental, sehat spiritual, sehat sosial, dan sehat dari aspek ekonomi (Nadya
2013).
2. Paradigma Sehat
Menurut Depkes RI (1980) dalam (Husaini et al. 2017) paradigma adalah hubungan teori-
teori yang membentuk susunan yang mengukur teori itu berhubungan satu dengan yang lain
sehingga menimbulkan hal-hal yang baru dan perlu diselidiki. Paradigma sehat bertujuan pada
pembangunan kesehatan yang bersifat holistik melalui upaya yang lebih difokuskan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan. Jadi tidak hanya berfokus pada
pemulihan aatu penyembuhan orang sakit. Hal berbeda yang paling mendasar antara
paradigma sehat dan paradigma sakit, Paradigma sakit hanya terfokus pada upaya
penyembuhan orang sakit untuk kembali kekeadaan sehat. Sedangkan paradigma sehat lebih
berfokus pada upaya untuk membuat orang sehat dalam keadaan sehat melalui promotif dan
preventiv (pencegahan), namun juga tetap tidak mengesampingkan tindakan kuratif dan
rehabilitatif jika memang diperlukan (Husaini et al. 2017).
5. Perjalanan Penyakit
Secara khas perjalanan penyakit terjadi melalui beberapa tahap (Nadya 2013) :
a. Pajanan atau cedera yang terjadi pada jaringan sasaran
b. Masa latensi atau masa inkubasi (pada stadium ini tidak terlihat tanda atau gejala.
c. Masa prodormal (tanda dan gejala biasanya tidak khas)
d. Fase akut (pada fase ini penyakit mencapai intensitas penuh dan kemungkinan
menimbulkan komplikasi, fase ini disebut juga sebagai fase akut subklinis)
e. Remisi (fase laten kedua ini terjadi pada sebagian penyakit dan biasanya akan diikuti
oleh fase akut lain)
f. Konvalesensi (keadaan pasien berlanjut ke arah kesembuhan sesudah perjalanan
berhenti)
g. Kesembuhan (recovery) pada kondisi ini pasien kembali sehat dan tubuhnya sudah
berfungsi normal kembali serta tidak terlihat tanda atau gejala penyakit yang tersisa.
6. Stressor
Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan terjadinya
respon stres. Stressor dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari kondisi fisik, psikologis,
maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja, dirumah, dalam kehidupan sosial, dan
lingkungan luar lainnya. Istilah stressor diperkenalkan pertama kali oleh Selye (dalam Rice,
2002).
Menurut Lazarus Dan Folkman (1986) stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik
(seperti polusi udara) dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial (seperti interaksi
sosial). Pikiran dan perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu ancaman baik yang
nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor.
7. Perilaku Sehat
Perilaku sehat adalah perilaku yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan atau
mempertahankan kesehatan (Taylor, 2012). Perilaku sehat adalah semua aktivitas atau
kegiatan seseorang baik yang diamati (observable) maupun yang tidak diamati (unobservable)
yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (Notoatmodjo, 2014).
Selanjutnya Sarafino dan Smith (2011) mendefinisikan perilaku sehat adalah perilaku yang
dilakukan seseorang untuK meningkatkan atau mempertahankan kesehatannya, tanpa
memandang status kesehatan yang mereka rasakan, demi mencapai tujuan kesehatan yang
akan dicapai.
1.1 KESIMPULAN
WHO mendefinisikan sehat merupakan keadaan tubuh yang normal, baik jasmani,
rohani, dan sosial. Tidak terbatas dari suatu penyakit dan ketidakmampuan serta
kecacatan. UU. No. 36 Tahun 2009, menyatakan bahwa kesehatan merupakan kondisi
baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial dimana setiap orang mampu hidup
produktif baik sosial maupun ekonominya.
Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan
kesehatan yang bersifat holistik melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak
faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan,
pemeliharaan, serta perlindungan kesehatan, tidak hanya pada upaya penyembuhan
penyakit atau pemulihan kesehatan.
Perilaku sehat adalah perilaku yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan
atau mempertahankan kesehatan (Taylor, 2012).
Manfaat mengetahui riwayat alamiah penyakit:
Untuk diagnostik yaitu masa inkubasi dapat di pakai sebagai pedoman penentuan jenis
penyakit, Untuk pencegahan : dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat
dengan mudahdicari di titik potong yang penting di upaya pencegahan penyakit
dan Untuk terapi : diarahkan pada fase paling awal karena pada tahap awal penyakit
diberiterapi yang tepat akan lebih baik hal yang dicapai.
1.2 SARAN
Sebagai seorang tenaga kesehatan yang professional, kita harus menjaga kesehatan
kita terlebih dahulu sebelum kita merawat pasien atau klien yang kita rawat. Sehingga kita
dapat merawat pasien ataupun klien dengan semaksimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Bhattarai, Sunita, and Sunita Bhattarai. 2015. Ranking File for the Nurses Fundamental of
Nursing.
Husaini, Fauzie Rahman, Lenie Marlinae, and Atikah Rahayu. 2017. “Buku Ajar Antropologi
Sosial Kesehatan.” Antropologi Sosial Kesehatan: 1–226.
Krisna Triyono, Samuel Dwi, and Yohanes K. Herdiyanto. 2018. “Konsep Sehat Dan Sakit
Pada Individu Dengan Urolithiasis (Kencing Batu) Di Kabupaten Klungkung, Bali.”
Jurnal Psikologi Udayana 4(02): 263.
Last, John M. (Ed.). (2001). A Dictionary of Epidemiology 4th edition. Oxford: Oxforf Press
Nadrian, Haidar et al. 2019. “‘I Am Sick and Tired of This Congestion’: Perceptions of
Sanandaj Inhabitants on the Family Mental Health Impacts of Urban Traffic Jam.”
Journal of Transport and Health 14(May): 100587.
https://doi.org/10.1016/j.jth.2019.100587.
Sarolidou, Georgia et al. 2019. “Emotional Expressions of the Sick Face.” Brain, Behavior,
and Immunity 80(March): 286–91. https://doi.org/10.1016/j.bbi.2019.04.003.
Sumampouw, Jufri Oksfriani. 2012. “Outline Buku Ajar.” Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi Manado: 1–250.
Traina, Gloria, Pål E. Martinussen, and Eli Feiring. 2019. “Being Healthy, Being Sick, Being
Responsible: Attitudes towards Responsibility for Health in a Public Healthcare
System.” Public Health Ethics 12(2): 145–57.
Timmreck, T.C. 1997. An Introduction to Epidemiology Second Edition. Boston: Jones and
Bartlett Publishers
Taylor, S. E. (2012). Health Psychology. Eighth Edition. New York: Mc Graw Hill.
World Health Organization. Definisi Sehat WHO: WHO (Diakses pada 14 Maret 2022)
Departemen Kesehatan RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI: 2009