Anda di halaman 1dari 13

PSIKO BUDAYA

“SEHAT-SAKIT BERBASIS BUDAYA JAMBI”

DOSEN PENGAMPU :

DI SUSUN OLEH :

ARYA DWI YANSYAH PO71201190034

AGRESIA HUWAIDA PO71201190022

CICI PARAMIDA PO71201190001

INTAN ZAFIRA PO712011900016

POLTEKKES KEMENKES JAMBI

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang


Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga “Makalah Kesehatan Lingkungan” ini bisa selesai
pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta
saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.

Jambi, Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memang sulit untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan segar, kebanyakan orang
bilang Sehat Itu Mahal, tetapi benarkah tentang fakta itu, tapi menurut pendapat para Ilmu
Kesehatan Dunia (WHO) , memang sehat itu mahal, karena kita harus memakan- makanan
yang penuh dengan gizi, akan kaya protein, zat besi, dan lain-lain. Sementara itu kita harus
membeli makanan itu dengan harga yang cukup mahal, apa lagi harga sayur-mayur, susu,
beras, lauk pauk, dll, mungkin sedang melonjak harganya di pasar-pasar tradisional.Untuk itu
hiduplah dengan jaga kesahatan anda karena itu sangat penting bagi anda dan keluarga anda.

Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa
sesuatu dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor atau
mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya dikatakan bahwa
kendaraannya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya
merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat
manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien
berfungsi secara normal.

Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada
faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial
budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat
dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi,
sosiologi, kedok-teran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan
pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah
sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan
manusia beradap-tasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosial
budaya. Konsep sehat dilihat dari segi societal, yaitu berkaitan dengan kesehatan pada tingkat
individual yang terjadi karena kondisi-kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya yang
melingkupi individu tersebut.Adalah tidak mungkin menjadi sehat dalam masyarakat yang
“sakit” yang tidak dapat menyediakan sumber-sumber untuk pemenuhan kebutuhan dasar
dan emosional. (Djekky, 2001:8)
B.Rumusan Masalah

1. Pengertian sehat sakit


2. Respon sehat sakit masyarakat berbasis budaya
3. Identifikasi Pemahaman Masyarakat Tentang Sehat Dan Sakit Dari Suku Jambi
4. Status Kesehatan
5. Penyebab Penyakit
6. Peran perawat terhadap sehat dan sakit ( pencegahan primer,sekumder dan tersier)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sehat Dan Sakit


Sehat adalah kesehatan fisik, mental dan sosial yang lengkap atau terintegrasi
bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan (WHO, 2005). Kesehatan adalah
suatu keadaan sejahtera dari Jiwa, Raga dan Sosial  yang  memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif baik secara ekonomi dan social (Siti Nafsiah, 2000). Sakit adalah
suatu gangguan dalam fungsi normal setiap orang sebagai totalitas secara komprehensif
termasuk  sebagai sistem biologis dan adaptasi (Pemons, 1972). 
Jadi sehat adalah suatu keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial yang dapat
memungkinkan sesorang untuk melakukan aktifitas secara produktif baik ekonomi
maupun social sedangkan sakit adalah suatu keadaan dalam fungsi normal pada setiap
manusia sebagai totalitas yang termasuk dalam system biologis dan adaptasi.

B. Respon Sehat Dan Sakit Masyarakat Berbasis Budaya


Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain
bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat
dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan
proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi
dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosial budaya.
• Konsep sehat dilihat dari segi jasmani yaitu dimensi sehat yang paling nyata karena
perhatiannya pada fungsi mekanistik tubuh
• Konsep sehat dilihat dari segi mental, yaitu kemampuan berpikir dengan jernih dan
koheren. Istilah mental dibedakan dengan emosional dan sosial walaupun ada hubungan
yang dekat diantara ketiganya
• Konsep sehat dilihat dari segi emosional yaitu kemampuan untuk mengenal emosi
seperti takut, kenikmatan, kedukaan, dan kemarahan, dan untuk mengekspresikan emosi-
emosi secara cepat
• Konsep sehat dilihat dari segi sosial berarti kemampuan untuk membuat dan
mempertahankan hubungan dengan orang lain
• Konsep sehat dilihat dari aspek spiritual yaitu berkaitan dengan kepercayaan dan
praktek keagamaan, berkaitan dengan perbuatan baik, secara pribadi, prinsip-prinsip
tingkah laku, dan cara mencapai kedamaian dan merasa damai dalam kesendirian
• Konsep sehat dilihat dari segi societal, yaitu berkaitan dengan kesehatan pada tingkat
individual yang terjadi karena kondisi-kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya yang
melingkupi individu tersebut. Adalah tidak mungkin menjadi sehat dalam masyarakat
yang “sakit” yang tidak dapat menyediakan sumber-sumber untuk pemenuhan kebutuhan
dasar dan emosional. (Djekky, 2001:8)
Kesehatan adalah sesuatu yang sudah biasa, hanya dipikirkan bila sakit atau
ketika gangguan kesehatan mengganggu aktivitas sehari-hari seseorang.Sehat berarti
kekuatan dan ketahanan, mempunyai daya tahan terhadap penyakit, mengalahkan stres
dan kelesuan.menurutUU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan,“kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun social yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara social dan ekonomi” ( dikutip dari UU
Kesehatan No. 36 tahun 2009, 2009: 4).

Konsep sehat dan sakit dalam pandangan orang dipersepsikan secara


berbeda.Persepsi merupakan sesuatu hal yang bersifat subjektif.Persepsi seseorang
dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar dan pengetahuannya. Persepsi sehat
dan sakit adalah relatif antara satu individu dengan individu lain, antara kelompok
masyarakat dan antara budaya satu dengan budaya yang lain. Karenanya konsep sehat
dan sakit bervariasi menurut umur, jenis kelamin,level sakit, tingkat mobilitas dan
interaksi sosial.

Beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi persepsi sehat dan


sakit,penyakit (disease) adalah gangguan fungsi fisiologis dari suatu organisme sebagai
akibat dari infeksi atau tekanan dari lingkungan. Hal ini berarti bahwa penyakit adalah
fenomena objektif yang ditandai oleh perubahan fungsi-fungsi tubuh sebagai organisme,
yang dapat diukur melalui tes laboratorium dan pengamatan secara langsung.Sedangkan
sakit (illness) adalah penilaian individu terhadap pengalaman menderita suatu penyakit.
Sakit menunjukkan dimensi fisiologis yang subjektif atau perasaan yang terbatas yang
lebih menyangkut orang yang merasakannya, yang ditandai dengan perasaan tidak enak
(unfeeling well) lemah (weakness),pusing(dizziness), merasa kaku dan mati rasa
(numbness). Mungkin saja dengan pemeriksaan medis seseorang terserang suatu penyakit
dan salah satu organ tubuhnya terganggu fungsinya, namun dia tidak merasa sakit dan
tetap menjalankan aktivitas sehari-harinya.

Senada dengan penjelasan tersebut, Sarwono ( dikutip oleh Yunindyawati,


2004:15) mendefenisikan bahwa sakit merupakan kondisi yang tidak
menyenangkanmengganggu aktifitas jasmani dan rohani sehingga seseorang tidak bisa
menjalankan fungsi dan perannya sebagaimana mestinya dalam masyarakat. Sickness
menunjuk kepada suatu dimensi sosial yakni kemampuan untuk menunaikan kewajiban
terhadap kehidupan kelompok.Selama seseorang masih bisa menjalankan kewajiban-
kewajiban sosialnya, bekerja sebagaimana mestinya maka masyarakat tidak
menganggapnya sakit.

Selain faktor sosial budaya, persepsi sehat dan sakit juga dipengaruhi oleh
pengalaman masa masa lalu seseorang, seperi yang diungkapkan oleh Yunindyawati
(2004:15)Persepsi tentang sehat-sakit juga dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu,
disamping unsur sosial budaya. Pengalaman masa lalu menjadi acuan (referensi) persepsi
individu tentang kondisi sehat dan sakit.Seorang individu menggunakan pengalaman
sebagai patokan untuk berperilaku dan merupakan sumber dari tujuan dan nilai-nilai
pribadinya.
Oleh karena persepsi sehat dan sakit lebih bersifat konsep budaya (cultural
concept) , maka petugas kesehatan dalam hal ini harus bisa melakukan pendekatandan
menyelidiki persepsi sehat dan sakit masyarakat yang dilayaninya, mencoba mengerti
mengapa persepsi tersebut sampai berkembang dan setelah itu mengusahakan mengubah
konsep tersebut agar mendekati konsep yang lebih ojektif. Dengan cara ini pelayanan dan
sarana kesehatan dapat lebih ditingkatkan jangkauannya sehingga dicapailah derajat
kesehatan yang optimal.

C. Identifikasi Pemahaman Masyarakat Tentang Sehat Dan Sakit Dari


Suku Jambi
Budaya masyarakat jambi tentang pemahaman sehat dan sakit hampir sama saja dengan
budaya dari suku lain, hanya cara pengobatan atau obat-obat yang berbeda. Masyarakat
jambi lebih memilih berobat ke dukundengan bantuan pengobatan tradisional (Battra),
baik dengan ramuan ataupun juga dengan menggunakan jampi-jampi.
Contohnya saat mengalami demam biasanya masyarakat jambi lebih menggunakan cara
pengobatan dengan TETEMAS, tetemas adalah pengobatan tradisional dengan
menggunakan kunyit, yang dilakukan oleh para tetua adat, atau seseorang yang ilmu nya
lebih tinggi dari masyarakat biasa (dukun). mitos jaman dulu kunyit yang di gunakan
tidak boleh yang “kelangkahan” karen jika kelangkahan masyarakat percaya khasiat nya
akan berkurang.

D. Status Kesehatan

Status kesehatan merupakan suatu keadaan kesehatan seseorang dalam rentang sehat-
sakit yang bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh perkembangan, sosial kultural, pengalaman
masa lalu, aharapan seseorang tentang dirinya, keturunan, lingkungan, dan pelayanan.

1.Perkembangan

Perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah
pertumbuhan dan perkembangan.

2.Sosial dan kultural

Perubahan status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh pemikiran dan keyakinan


sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.

3.Pengalaman masa lalu

Perubahan status kesehatan dapat dipengaruhi juga oleh pengalaman masa lalu.
Hal ini dapat diketahui jika ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau
pengalaman kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar dalam status kesehatan
selanjutnya.
4.Harapan seseorang tentang dirinya

Harapan meruapakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan


perubahan status kesehatan ke arah yang optimal. Harapan ini dapat menghasilkan status
kesehatan ke tingkat yang lebih baik secara fisik maupun secara psikologis.

5.Keturunan

Keturunan juga dapat mempengaruhi terhadap status kesehatan seseorang


mengingat poteni perubahan status kesehhatan telah dimiliki melalui faktor genetik.

6.Lingkungan

Lingkungan yang dimakksud adalah lingkungan fisik seperti sanitasi lingkungan,


kebersihan diri, tempat pembuangan air limbah atau kotoran serta rumah yang kurang
memenuhi persyaratan kesehatan sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat
yang dapat merubah status kesehatan.

7.Pelayanan

Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau  sistem pelayanan yang
dapat mempengaruhi status kesehatan.

E.Penyebab Penyakit

Sumber penyakit manusia 90% berasal dari Usus (Kolon) yang tidak bersih/tidak
sehat. Makanan yang dimakan tiap hari akan meninggalkan sisa pada permukaan dinding
usus. Tumpukan sisa makanan mengendap dari waktu ke waktu yang akan menyebabkan
toxid (bahan beracun). Selanjutnya toxid (bakteri, fungi, dan parasit) akan masuk ke
dalam sistem peredaran darah sehingga menghasilkan toxin(racun) dalam darah.

Penyakit bisa timbul karena terjadi ketidak seimbangan antara :

1.    Penyebab penyakit (agent)

Agent adalah penyebab utama penyakit (causaprimer), dimana tanpa


kehadirannya penyakit yang spesifik tidak akan timbul.

Kelompok agent bisa berupa :

a.    Elemen gizi

1)   Jodium

2)   Kekurangan/kelebihan viatamin-vitamin/mineral
b.    Kimia eksogen

Zat kimia yyang berasal dari luar tubuh, misalnya : obat-obat insektisida, CO, dan lain-
lain

c.    Kimia endogen

Zat-zat kimia yang berasal dari tubuh manusia, misalnya metabolisme, urium, billirbin,
hormone thyroksin yang berlebihan, dan lain-lain.

2.    Lingkungan

Yang termasuk ke dalam faktor lingungan dapat dibedakan atas faktor fisik, biologis, dan
sosial ekonomi.

a.       Faktor fisik misalnya geografi, dataran tinggi, daerah rawan dan musim.

b.      Faktor biologis misalnya tumbuh-tumbuhan, faktor perantara (lalat, nyamuk, kecoa)


dan binatang berbisa.

c.       Sosial ekonomi meliputi perkembangan ekonomi, stktur sosial, politik dan


kepadatan penduduk.

F.Peran Perawat terhadap Sehat Sakit (Pencegahan Primer, Sekunder, dan Tersier)

A.      Peran Perawat (CHS 1989)

Peran adalah tingkah laku yang diharapkan oleh seseorang terhadap orang lain
(dalam hal ini adalah perawat) untuk berproses dalam sistem sebagai berikut :

1.       Pemberi asuhan keperawatan

2.         Pembela pasien

3.         Pendidik tenaga keperawatan masyarakat

4.         Koordinator dalam pelayanan masyarakat

5.         Kolaborator dalam membina kerja sama dengan profesi lain dan sejawat

6.         Konsultan atau penasihat pada tenaga kerja dan klien


B.       Peran perawat (Lokakarya Nasonal 1983)

                                1.          Pelaksanaan pelayanan keperawatan

                                2.          Pengelola pelayanan keperawatan dan institusi pendidikan

                                3.          Pendidik dalam keperawatan

                                4.          Peneliti dan pengembang keperawatan

C.      Peran Perawat Menurut para Sosiolog

1.          Peran terapeutik : kegiatan yang ditujukan langsung pada pencegahan dan


pengobatan penyakit

2.          Expressive atau mother substitute role yaitu kegiatan yang bersifat


langsung dalam menciptakan lingkungan dimana pasien merasa aman, diterima,
dilindungi, dirawat dan didukung oleh perawat. Menurut Johnson dan Martin
peran ini bertujuan untuk menghilangkan ketegangan dalam kelompok pelayanan
(dokter, perawat, pasien dan lain-lain)

D.      Peran perawat menurut Schulman

Schulman berpendapat bahwa hubungan perawat dan pasien sama dengan


hubungan ibu dan anak antara lain :

1.          Hubungan interpersonal disertai dengan kelembutan hati dan rasa kasih sayang.

           2.          Melindungi dari ancaman bahaya 

           3.          Memberi rasa aman dan nyaman

          4.          Memberi dorongan untuk mandiri


BAB III

PENUTUP

1.       Kesimpulan

Secara umum sehat merupakan keadaan yang tidak hanya untuk terbebas dari
penyakit tetapi meliputi seuruh aspek kehidupan manusia. Selain itu juga selain ada sehat
terdapat juga sakit. Sakit secara umum meruapakan keadaan yang tidak hanya terjadinya
proses penyakit tetapi dimana keadaan fisik, emosional, sosial dan perkembangan
seseorang terganggu. Untuk memebedakan anatara sehat dan skit terdapat adanya rentang
sehat sakit.Sehat juga dipengaruhi oleh beberapa factor. Bukan hanya sehat saja yang
dipengaruhi oleh beberapa factor tetapi juga sakit. Jika kita merasa sakit berarti ada
penyakit yang bersarang di tubuh kita. Sakit itu di timbulkan oleh beberapa penyakit.
Biasanya penyakit di timbulkan oleh keadaan lingkungan di sekitarnya.

    

2.       Saran

Setelah kita membaca kutipan di atas, kami sebagai penulis makalah ini, kami
memberi saran kepada seluruh khalayak untuk tetap memperhatikan kondisi kita. Sehat
merupakan sesuatu yang sangat mahal bagi kita, jika kita tidak menjaga kesehatan kita,
maka kita akan terserang penyakit.Selain itu juga, kami memberi saran kepada para
medis untuk tetap memperhatikan kesehatan masyarakat supaya Negara kita terhindar
dari berbagai macam penyakit. Kami juga berharap dari pihak medis memberikan
penyuluhan kepada masyarakat awam mengenai kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin, H. 2001. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta:  Widya Medika.

Aziz, Alimul Hidayat, A. 1999. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Gaffar, La Ode Jumadi, S.Kp. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional; editor, Yasmin Asih.
Jakarta: EGC.

Radiat, Ojo, H. 1984. Sinopsis Dasar-dasar Keperawatan. Jakarta: Depkes RI.

Steven, P.J.M. 1999. Ilmu Keperawatan. Jilid 1 / P.J.M. Stevens, F.Bordui, W.E. van ser Meer,
G.I. Almekinders, J. Caris, J.A.G. van der Weyde; alih bahasa, J.A. Tomasow; editor edisi
bahasa Indonesia, Monica Ester. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai