Anda di halaman 1dari 14

ANTROPOLOGI KESEHATAN

PERSEPSI SEHAT DAN SAKIT

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikososial dan Budaya Keperawatan
dengan dosen pembimbing Ns.Stephanus P.,S.Kep

Disusun Oleh:
1. Fatima Da Costa Lima Missa 30120118013
2. Maria Gratia Marselina 30120118029
3. Marta Br. Manalu 30120118030
4. Teresa Novita Regina 30120118041
5. Wanti Winda Agustina 30120118046

PROGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
Jalan Parahyangan Kav. 8 Blok B/1, Kota Baru Parahyangan
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
penyertaan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Antropologi Kesehatan
Persepsi Sehat Dan Sakit”. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Psikososial dan Budaya Keperawatan.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik yang membangun agar
dikemudian hari dapat menjadi pembelajaran guna memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini memberikan manfaat maupun inspirasi
dalam pembelajaran dan hidup pembaca.

Padalarang, 31 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................ii

Daftar Isi.............................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN

Latar belakang.................................................................................................................1

Rumusan masalah...........................................................................................................2

Tujuan.............................................................................................................................2

BAB II : TINJAUAN TEORI

Definisi sehat-sakit..........................................................................................................3

Faktor yang mempengaruhi sehat-sakit..........................................................................4

Rentang sehat-sakit.........................................................................................................5

Tahapan sakit..................................................................................................................6

Perilaku sakit...................................................................................................................7

Penyebab perilaku sakit..................................................................................................8

BAB III : PENUTUP

Kesimpulan.....................................................................................................................10

Saran...............................................................................................................................10

Daftar Pustaka...................................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sehat dan sakit sudah menjadi siklus tubuh manusia, sehat tidak hanya diartikan sehat
dalam jasmani saja, namun butuh jiwa yang sehat agar tubuh dapat berkerja dengan seimbang,
sehingga imunitas tubuh menjadi baik selain itu dibutuhkan makanan dan minuman, olahraga
yang cukup untuk menjaga agar tubuh tetap sehat tapi ada kalanya tubuh manusia bisa sakit.
Sakit merupakan kondisi daya tahan tubuh yang lemah. Banyak faktor yang bisa
mempengaruhi contohnya makanan yang tidak sehat, kurang tidur, dan pola hidup yang tidak
teratur. Oleh karena itu kita perlu menjaga kesehatan stamina, karena sehat merupakan
anugerah dan nikmat yang perlu disyukuri dan sehat adalah investasi yang mahal.

Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau
ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis
maupun sosial dan budaya. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menyadari
bahwa klien adalah manusia utuh dan unik yang terdiri dari aspek bio, psiko, sosial, dan
spritual tuntutan masyarakat akan kwalitas pelayanan perawatan cenderung semakin
meningkat. Hal ini membawa dampak yang positif terhadap peran dan fungsi perawat untuk
mengantisipasi tuntutan masyarakat didalam mutu pelayanan perawatan.

Persepsi tentang sehat sakit merupakan hal yang banyak terdapat unsur subjektivitas dan
dipengaruhi oleh unsur – unsur pengalaman masa lalu, social budaya yang akhirnya
menimbulkan perbedaan persepsi. Konsep sehat dan sakit dalam pandangan orang
dipersepsikan secara berbeda. Persepsi merupakan sesuatu hal yang bersifat subjektif.
Persepsi seseorang dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar dan pengetahuannya.
Persepsi sehat dan sakit adalah relatif antara satu individu dengan individu lain, antara
kelompok masyarakat dan antara budaya satu dengan budaya yang lain. Karenanya konsep
sehat dan sakit bervariasi menurut umur, jenis kelamin, level sakit, tingkat mobilitas dan
interaksi sosial.Masyarakat awam mendefinisikan sehat sebagai keadaan yang enak, nyaman,
bahagia, dan dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dalam kondisi yang prima. Sedangkan
sakit didefinisikan sebagai keadaan tubuh yang mengalami gangguan fisik sehingga timbul
rasa atau perasaan yang tidak mengenakan, tidak nyaman, dan tidak bisa melakukan pekerjaan
sehari-hari.

1
Rumusan Masalah
1. Apa definisi sehat dan sakit menurut para ahli ?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi sehat dan sakit ?
3. Bagaimana terjadinya rentang sehat sakit ?
4. Bagaimana tahapan sakit ?
5. Bagaimana perilaku sakit dan penyebabnya ?

B. Tujuan
1. Mengetahui definisi sehat dan sakit menurut para ahli.
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi sehat dan sakit
3. Mengetahui rentang sehat sakit
4. Mengetahui Tahapan sakit
5. Mengetahui perilaku sakit dan penyebabnya

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Sehat-Sakit
1. Sehat
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang
tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan World Health Organization (WHO, 2015)
Menurut UU N0.18 tahun 2014 pengertian sehat adalah kondisi dimana seseorang
individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu
tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara
produktif, dan mampu memberikan konstibusi untuk komunitasnya (Kemenkumham,
2014).
Sehat termasuk manusia seutuhnya meliputi aspek fisik, emosi, sosial, kultural
dan spiritual (Pratiwi, 2011). Maka manusia disini adalah mahluk biopsikososiokultural
dan spirituall yang utuh dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan
rohani serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan tingkat
perkembangannya. Apabila terjadi satu masalah pada satu komponen maka komponen
yang lain akan menyeimbangkannya.

2. Sakit
Sakit merupakan gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas,
termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya
(Parsors,1972 )
Seseorang menggunakan tiga criteria untuk menentukan apakah mereka sakit
yaitu adanya gejala seperti naiknya temperature dan rasa nyeri, persepsi tentang
bagaimana mereka merasakan baik, buruk, sakit kemampuan untuk melaksanakan
aktivitas sehari-hari, bekerja ataupun sekolah (Baursams,1965 )

Suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis,


psikologis, sosial dan spiritual yg mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktifitas,
baik secara keseluruhan maupun sebagian (Ali Zaidin,1998)

B. Faktor Yang Mempengaruhi


1. Status perkembangan

3
Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan berespon terhadap
perubahan dalam kesehatan dikaitkan dengan usia. Sebagai contoh, bayi dapat
merasakan sakit, tapi tidak dapat mengungkapkan dan mengatsainya. Pengetahuan
perawat tentang status perkembangan individu memudahkan untuk melaksanakan
pengkajian terhadap individu dan membantu mengantisipasi perilaku-perilaku
selanjutnya
2. Pengaruh sosiokultural
Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat yang diturunkan dari
orangtua pada anaknya. Sebagai contoh, bagi masyarakat Tiongkok, sehat adalah
keseimbangan antara Yin dan Yang, adapula orang memandang penyakit flu sebagai
suatu hal yang biasa dan merasa dirinya sehat.
3. Pengalaman masa lalu
Seseorang dapat merasakan nyeri/sakit atau disfungsi ( tidak berfungsi ) keadaan
normal karena pengalaman sebelumnya
Membantu menentukan defenisi seseorang tentang sehat
4. Keturunan
Yang termasuk ke dalam faktor ini adalah :
a. Genetik
Genetik adalah ilmu yang mempelajari sifa-sifat keturunan (hereditas) serta
segala seluk beluknya secara ilmiah.
b. Struktur tubuh
Stuktur tubuh merupakan ilmu yang mempelajari anatomi manusia yang terdiri
atas beberapa system. System tersebut merupakan gabungan dari organ-organ
tubuh yang menjalankan fungsi tertentu.

C. Rentang Sehat Sakit

4
Rentang sehat sakit menurut Neuman (1990) yaitu “sehat dalam
suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu,
yang terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yang optimal, dengan
energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian yang menandakan
habisnya energi total.” Jadi menurut model ini sehat adalah keadaan
dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi
individu terhadap berbagai perubahan pada lingkungan internal dan
eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, intelektual,
sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat. Sedangkan sakit merupakan
proses dimana fungsi individu dalam suatu atau lebih dimensi yang ada
mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingakan dengan kondisi
individu sebelumnya. Karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang
relatif dan mempunyai tingkatan sehingga akan lebih akurat jika
ditetukkan sesuai titik-titik tertentu pada skala Rentang Sehat Sakit.

Rentang Sehat Sakit menurut Model “Holistik Health”

1. Sejahtera
Dimana kondisi klien sehat secara fisik, mental maupun segi sosial biasanya pasien
tidak kekurangan apapun dari segi finansial dan serba berkecukupan. Contoh : Klien
yang sudah sehat secara fisik maupun sosial mendapat rezeki berupa uang dan bisa
membelikan keperluan untuk dirinya.
2. Sehat Sekali
Kondisi klien yang sehat secara fisik maupun mental dan segi sosial juga, namun
biasanya dalam kondisi finansialnya kurang dan tidak terartur perekonomiannnya,
kadang berkecukupan kadang tidak. Contoh : Klien yang sehat dan bisa beraktifitas
dengan semangat, namun dari keluarga yang kurang berkecukupan (berada bawah
standar kesejahteraan masyarakat.)
3. Sehat Normal

5
Klien yang sehat secara fisik maupun mental namun dari segi sosial dan finansial
kurang berkecukupan. Contoh : Klien yang sehat dalam beraktifitas seperti biasa
namun dia anti sosial di jauhi masyarakat karena statusnya yang rendah sebagai dari
keluarga miskin dan dicap sebagai kriminal
4. Setengah Sakit
Kondisi dimana kesehatan fisik pasien melemah dan tidak fit namun dapat beraktifitas
normal walau tidak dengan kosentrasi yang optimal dan maksimal. Contoh: seorang
siswa yang mengikuti pelajaran dengan pusing kepala karena tidak sarapan.
5. Sakit
Kondisi dimana seorang klien sudah mengalami sakit yang lumayan parah dan harus
memerlukan pengobatan dari dokter dan perawatan dari layanan rumah sakit, jika
kondisi klien tidak memungkinan perlunya rawat inap. Contoh: seseorang yang
mengalami sakit demam berdarah haruslah di bawa rumah sakit untuk dilakukan
pennangan yang cepat dan sigap.
6. Sakit Kronis
Kondisi klien yang mengalami sakit keras dan memerlukan rehabilitasi dan ruang
isolasi yang khusus dari rumah sakit karena memerlukan penanganan yang sangat
serius dan biasanya mengidap penyakit menular.
7. Mati
Kondisi pasien dimana sudah tidak bernyawa yang dilihat dari segi respon otak,
jantung dan organ vital lainnya yang tidak berfungsi lagi dan mulai mengalami
pembusukan.

D. Tahapan sakit
Tahapan sakit menurut Suchman terbagi menjadi 5 tahap yaitu :

1. Tahap mengalami gejala :


a. Tahap transisi : individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuhnya ; merasa
dirinya tidak sehat/merasa timbulnya berbagai gejala/merasa ada bahaya.
b. Mempunyai 3 aspek :
1) Secara fisik : nyeri, panas tinggi
2) Kognitif : interprestasi terhadap gejala
3) Respon emosi terhadap ketakutan/kecemasan
c. Konsultasi dengan orang terdekat : gejala + perasaan, kadang-kadang mencoba
pengobatan di rumah.

6
2. Tahap asumsi terhadap peran sakit (sick Role)
a. Penerimaan terhadap sakit
b. Individu mencari kepastian sakitnya keluarga atau teman : menghasilkanperan
sakit.
c. Mencari pertolongan dari profesi kesehatan, yang lain mengobati sendiri,
mengikuti nasehat teman/keluarga.
d. Akhir dari tahap ini dapat ditemukan bahwa gejala telah berubah dan merasa lebih
baik. Invidu masih mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya. Rencana
pengobatan dipenuhi/dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman selanjutnya.
3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
a. Individu yang sakit : meminta nasehat dari profesi kesehatan atas inisiatif sendiri.
b. Terdapat 3 tipe informasi:
1) Validasi keadaan sakit
2) Penjelasan tentang gejala yang tidak dimengerti
3) Keyakinan bahwa mereka akan baik
4. Tahap ketergantungan
a. Jika profesi kesehatan memvalidasi (memantapkan) bahwa seseorang sakit :
menjadi pasien yang tergantung untuk memperoleh bantuan.
b. Setiap orang mempunyai tingkat ketergantungan yang berbeda sesuai dengan
kebutuhan.
5. Tahap penyembuhan
a. Pasien belajar untuk melepaskan peran sakit dan kembali pada peran sakit dan fungi
sebelum sakit.
b. Kesiapan untuk fungsi social.
c. Perawat – Membantu pasien untuk berfungsi dengan meningkatkan kemandirian
d. Memberi harapan dan support.

E. Perilaku sakit
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang
memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami;
melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan. Seorang
individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi sebagai
mekanisme koping.

7
Menurut Solita Sarwono(1993) yang dimaksud dengan perilaku sakit adalah
segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh
kesembuhan.
Menurut Sri Kusmiyati dan Desmaniarti (1990), terdapat 6 perilaku orang sakit
yang dapat diamati, yaitu:

1. Fearfullness (merasa ketakutan), umumnya individu yang sedang sakit memilik


perasaan takut. Bentuk ketakutannya, meliputi takut penyakitnya tidak sembuh, takut
mati, takut mengalami kecacatan, dan takut tidak mendapat pengakuan dari
lingkungan sehingga merasa diisolasi.
2. Regresi, salah satu perasaan yang timbul pada orang sakit adalah ansietas
(kecemasan). Untuk mengatasi kecemasan tersebut, salah satu caranya adalah dengan
regresi (menarikdiri) dari lingkungannya.
3. Egosentris, mengandung arti bahwa perilaku individu yang sakit banyak
mempersoalkan tentang dirinya sendiri. Perilaku ego sentris, ditandai dengan hal – hal
berikut : Hanya ingin menceritakan penyakitnya yang sedang diderita, Tidak ingin
mendengarkan persoalan orang lain, hanya memikirkan penyakitnya sendiri, Senang
mengisolasi dirinya baik dari keluarga, lingkungan maupun kegiatan.
4. Terlalu memperhatikan persoalan kecil, yaitu perilaku individu yang sakit dengan
melebih – lebihkan persoalan kecil. Akibatnya pasien menjadi cerewet, banyak
menuntut, dan banyak mengeluh tentang masalah sepele. Reaksi emosional tinggi,
yaitu perilaku individu yang sakit ditandai dengan sangat sensitive terhadap hal – hal
remeh sehingga menyebabkan reaksi emosional tinggi.
5. Perubahan persepsi terhadap orang lain, karena beberapa factor diatas, seorang
penderita sering mengalami perubahan persepsi terhadap orang lain.
6. Berkurangnya minat, individu yang menderita sakit di samping memiliki rasa cemas
juga kadang – kadang timbul stress. Faktor psikologis inilah salah satu sebab
berkurangnya minat sehingga ia tidak mempunyai perhatian terhadap segala sesuatu
yang ada di lingkungannya

F. Penyebab perilaku sakit


Menurut Mechanic sebagaimana diuraikan oleh Solito Sarwono (1993) bahwa penyebab
perilaku sakit itu sebagai berikut :
a. Dikenal dan dirasakannya tanda dan gejala yang menyimpang dari keadaan normal.
b. Anggapan adanya gejala serius yang dapat menimbulkan bahaya.

8
c. Gejala penyakit dirasakan akan menimbulkan dampak terhadap hubungan keluarga,
hubungan kerja, dan kegiatan kemasyarakatan.
d. Frekuensi dan persisten (terus-menerus, menetap) tanda dan gejala yang dapat dilihat.
e. Kemungkinan individu untuk terserang penyakit.
f. Adanya informasi, pengetahuan, dan anggapan budaya tentang penyakit.
g. Adanya perbedaan interpretasi tentang gejala penyakit.
h. Adanya kebutuhan untuk mengatasi gejala penyakit.
i. Tersedianya berbagai sarana pelayanan kesehatan, seperti: fasilitas , tenaga, obat-
obatan, biaya, dan transportasi.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sehat merupakan keseimbangan fisik, mental, sosial, dan spiritual. Sehat bukan
semata-mata hanya terbebas dari suatu penyakit tetapi, sehat merupakan suatu keadaan
tubuh dimana adanya keseimbangan fisik, mental, sosial, dan spiritual sehingga
mampu membuat seorang individu dapat hidup secara mandiri.
Sakit adalah adanya gangguan pada fungsi normal dari seseorang atau individu
atau merupakan suatu keadaan dimana seseorang berada dalam keadaan tidak
seimbang akibat adanya pengaruh yang datang dari luar atau dari dalam dirinya
sendiri.
B. Saran

10
Daftar Pustaka

Saam, Zulfan dan Sri Wahyuni. 2012. Psikologi Keperawatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Aziz, Alimul Hidayat, A. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

11

Anda mungkin juga menyukai