Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KONSEP SEHAT-SAKIT

DAN
KONSEP KEHILANGAN DAN KEMATIAN

Disusn oleh :
1.Angelita Dwi Wulandari
2.Aplonia Lassa
3.Dian Afriani Pit Ay
4.Ester Irene
5.Frida Mbuik
6.Iren Ufi
7.Keizya Natalie Chrisanta
8.Magdalena Yuslina Laru
9.Maria Goreti Benggo Ole
10.Marshanda Tanesi Sanam
11.Odina Lake
12.Wilhelmina Ngara
13.Efi Tabun
14.Yemimaa Faot
15.Lus Klarita Bu’Ulolo
16.Marieta Petronela Rianty
17.Yeni Setiawati Wenda

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


GRIYA HUSADA
SURABAYA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya
yang selama ini kita dapatkan, yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh
umat manusia, sehingga oleh karenanya kami dapat menyelesaikan tugas keterampilan dasar
praktik klinik kebidanan ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun maksud dan tujuan dari
penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah keterampilan dasar praktik klinik kebidanan.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai berbagai hambatan, namun berkat
dukungan materi dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan
cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu
terselesaikannya tugas ini.
Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan segala
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada
tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi
pembaca lain pada umumnya.

Surabaya, 18 September 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

MAKALAH KONSEP SEHAT-SAKIT...................................................................................................1


DAN............................................................................................................................................................1
KONSEP KEHILANGAN DAN KEMATIAN........................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................5
1.2 Tujuan..............................................................................................................................................5
BAB II ISI..................................................................................................................................................6
2.1 Definisi Sehat-Sakit.........................................................................................................................6
2.2 Hubungan Antara Sehat Dan Sakit................................................................................................9
2.3 Rentang & Tahapan Sehat-Sakit....................................................................................................9
2.4 Perilaku Peran Sakit......................................................................................................................10
2.5 Dampak Sakit Dan Dirawat..........................................................................................................11
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................14
3.2 Saran...............................................................................................................................................14
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………...15

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


A. Konsep Sehat-Sakit
Pandangan setiap individu dalam masyarakat mengenai kesehatan dan pelayanan
kesehatan masih rendah. Hal ini tentunya akan mempengaruhi setiap perilaku sehat-sakit yang
dimiliki oleh individu tersebut. Sebagian besar masyarakat belum mendapatkan pelayanan
kesehatan yang tepat dari tenaga medis karena pelayanan kesehatan medis yang tidak merata.
Hal ini banyak ditemukan pada daerah-daerah terpencil yang belum dapat dijangkau oleh tenaga
kesehatan. Selain itu masalah biaya juga menjadi alasan bagi masyarakat untuk tidak mencari
pelayanan kesehatan medis. Namun di lain pihak, bagi beberapa individu, kesehatan merupakan
hal yang sangat penting. Untuk itu, beberapa orang rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit
untuk memperoleh kesehatan dalam diri mereka. Perilaku sehat-sakit dari setiap individu
tentunya akan berbeda. Dapat dilihat dari bagaimana individu dalam sebuah kelompok sosial
menjalankan pola hidupnya. Pola hidup dari setiap kelompok sosial tentunya akan berbeda sesuai
dengan kebiasaan yang dianut oleh setiap individu tersebut. Pola hidup yang sudah menjadi
kebiasaan dalam sebuah kelompok sosial akan berkembang menjadi sebuah budaya. Pengaturan
pola hidup yang baik dari setiap individu harus berasal dari kesadaran dalam diri individu
sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menahan diri untuk tidak melakukan pola hidup
yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan.
B. Konsep Kehilangan Dan kematian
Kehilangan menimbulkan perasaan kehilangan. Perasaan kehilangan adalah proses yang
bervariasi, yang dapat berupa kesedihan yang mendalam,keadaan merana, depresi, identitas yang
berubah, keadaan kesehatan yang memburuk, kesepian, dan menarik diri dari pergaulan
(Abineno, 2015). Pada kehilangan juga dapat muncul perubahan kekacuan pada pola hidup dan
kegiatan sehari-hari. Respon fisiologis yang dapat terjadi adalah kehilangan nafsu makan,
gangguan tidur, kehilangan energi dan kelelahan, keluhan somatic, dan keluhan fisik lain yang
sering terjadi pada seseorang yang memiliki beban kehilangan (Lund dan Vries, 2010).

5
1.2 Tujuan

1. Agar mahasiswa dapat memahami konsep sehat-sakit


2. Agar mahasiswa dapat memahami konsep kehilangan dan kematian

6
BAB II

ISI

2.1 Definisi Sehat-Sakit

A. Definisi Sehat :

1.WHO ( 1947 )
 Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial serta
tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
 Mengandung tiga karakteristik :
a. merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia

b.memandang sehat dalam konteks lingkungan internal ataupun eksternal

c. sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif

2.President’s Communision On Health Need Of Nation Stated ( 1953 )

 Sehat bukan merupakan suatu kondisi, tetapi merupakan penyesuaian, bukan


merupak suatu keadaan tapi merupakan suatu proses. Proses adaptasi individu
yang tidak hanya terhadap fisik mereka, tetapi terhadap lingkungan sosialnya.

3.Pender ( 1982 )

 Sehat aktualisasi ( perwujudan ) yang diperoleh individu melalui kepuasan dalam


berhubungan dengan orang lain, perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri

7
yang kompeten. Sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas
dan integritas sosial.

4.Payne ( 1983 )

 Sehat fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri ( Self Care Resources ) yang
menjamin tindakan untuk perawatan diri ( Self Care Action ) secara adekuat.

 Self Care Resources mencakup pengetahuan,ketrampilan dan sikap.


 Self Care Action perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlakukan untuk memperoleh,
mempertahankan dan meningkatkan fungsi, psikososial dan spiritual.

B.Definisi Sakit

1.Parsors ( 1972 )
 Sakit Gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan
organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.

2.Baursams ( 1965 )
 Seseorang menggunakan tiga kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit :

 Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri


 Persepsi tentang bagaimana mereka mersakan baik, buruk, sakit
 Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, bekerja ataupun sekolah.

2.2 Definisi kehilangan-kematian


A. Kehilangan

8
Suatu kondisi terputus atau yang terpisah atau memulai sesuatu tanpa hal yang
berarti sejak kejadian tersebut kehilangan mungkin terjadi secara bertahap atau mendadak,bisa
tanpa kekerasan atau traumatic,tidak diharapkan atau diduga sebagian total bisa kembaliatau
tidak dapat kembali.

B.Kematian
Dying lebih kearah suatu proses,sedangkan kematian merupakan akhir dari hidup.
Bahwa berhentinya pernapasan dan denyut nadi,jantung serta ketidakmampuan reflex korneal
merupakan data atau tanda yang cukup bagi kematian,tetapi tidak selamanya demikian
sekarang lebih mungkin untuk memperhatikan respirasi dan sirkulasi seseorang dengan
menggunakan obat-obatan,mesin,organ,organ tiruan dan transplantasi.

9
10
2.2 Hubungan Antara Sehat Dan Sakit
Hubungan anatara sehat dan sakit pada dasarnya merupakan hasil dari intraksi
sesorang dengan lingkungan, sebagai bentuk dari keberhasilan maupun kegagalan dari
berdaptasi dengan lingkungan serta akibat dari gangguan kesehatan berupa
ketidakseimbangan antara faktor utama penjamu dan lingkungan.

2.3 Rentang & Tahapan Sehat-Sakit


Rentang sehat dan sakit menurut Neuman (1990) bahwa sehat merupakan keadaan
individu yang sejahtera pada waktu tertentu dari energi maksimal sampai kondisi kematian yang
menandakan energi sudah tidak ada. Rentang sehat diawali dari status kesehatan yang sehat baik
fisik, emosi, sosial, dan spiritual. Rentang sakit merupakan gangguan dalam fungsi pada tubuh
normal secara keseluruhan atau sebagian.Rentang sehat dan sakit setiap individu akan berbeda-
beda dan dinamis. Seseorang dapat menganggap dirinya sehat padahal bagi orang lain kondisi
orang tersebut pada rentan setengah sakit. Kondisi saat ini merasa dalam keadaan sehat, pada
kondisi yang sama 10 tahun berikutnya, bisa saja individu ini merasa dalam keadaan sakit,
sehingga rentan sehat dan sakit merupakan hal yang dinamis.Perubahan perilaku yang terjadi
selama individu sakit adalah sensitif, egosentris, manarik diri sendiri, emosional tinggi,
berkurangnya minat, cemas berlebihan, dan aktivitasnya terganggu. Bukan saja individu yang
sakit akan berubah perilakunya, orang disekitar orang sakitpun akan terpengaruh dengan keadaan
orang sakit tersebut.

 Yaitu suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur keadaan sehat/kesehatan
seseorang.
 Kedudukannya pada tingkat skala ukur : dinamis dan bersifat individual.
 Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan kematian
pada titik lain.
 Rentang sehat sakit menurut Neuman (1990):
“sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu
tertentu, yang terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yang optimal, dengan
energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian yang menandakan habisnya
energi total.”

11
Jadi menurut model ini sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus
menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan pada
lingkungan internal dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisik,
emosional, intelektual, sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat. Sedangkan
sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam suatu atau lebih dimensi yang
ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingakan dengan kondisi
individu sebelumnya. Karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang relatif dan
mempunyai tingkatan sehingga akan lebih akurat jika ditetukkan sesuai titik-titik
tertentu pada skala Rentang Sehat Sakit. Kekurangan dari model ini adalah sulitnya
menentukan tingkat kesehatan klien sesuai dengan titik tertentu yang ada diantara dua
titik ekstrim pada rentang itu (kesejahteraan tingkat tinggi-kematian). Misalnya
apakah seseorang yang mengalami fraktur kaki tapi ia mampu melakukan adaptasi
dengan keterbatasan mobilitas, dianggap kurang sehat atau lebih sehat dibandingkan
dengan orang yang mempunyai fisik sehat tapi mengalami depresi berat. Model ini
efektif jika digunakan untuk membandingkan tingkat kesejahteraan saat ini dengan
tingkat kesehatan sebelumnya. Sehingga bermanfaat bagi tenaga kesehatan dalam
menentukan tujuan pencapaiam tingkat kesehatan yang lebih baik dimasa yang akan
dating.

2.4 Perilaku Peran Sakit

Peran sakit adalah sebuah konsep yang muncul dari karya sosiolog penting Amerika,
Talcott Parsons (1902 –1979). Parsons adalah seorang fungsionalis struktural yang
berpendapat bahwa praktik sosial harus dilihat dari fungsinya dalam menjaga ketertiban
atau struktur dalam masyarakat. Jadi Parsons menaruh perhatian pada pemahaman
bagaimana orang yang sakit berhubungan dengan sistem sosial secara keseluruhan, dan
apa fungsi orang tersebut dalam sistem tersebut. Pada akhirnya, peran sakit dan perilaku
peran sakit dapat dilihat sebagai perluasan logis dari perilaku sakit untuk melengkapi
integrasi ke dalam sistem perawatan medis. Argumen Parsons adalah bahwa perilaku

12
peran sakit menerima gejala dan diagnosis dari sistem perawatan medis yang ada, dan
dengan demikian memungkinkan individu untuk mengambil perilaku yang sesuai dengan
harapan sistem medis. Pada dasarnya, Parsons mendefinisikan “peran sakit” memiliki
empat karakteristik utama. Pertama, orang yang sakit dibebaskan atau dibebaskan dari
menjalankan peran sosial normal. Semakin parah penyakitnya, semakin terbebas dari
peran sosial normalnya. Setiap orang di masyarakat mengalami hal ini; misalnya, flu
ringan di dada "memungkinkan" seseorang terbebas dari kewajiban kecil seperti
menghadiri pertemuan sosial. Sebaliknya, seorang mayorserangan jantung
"memungkinkan" banyak waktu untuk tidak bekerja dan kewajiban sosial. Kedua, orang-
orang yang sakit tidak bertanggung jawab langsung atas penderitaan mereka. Ketiga,
orang yang sakit perlu berusaha untuk sembuh. Peran sakit dianggap sebagai tahap
penyimpangan sementara yang tidak boleh diperpanjang jika memungkinkan. Terakhir,
dalam peran sakit, orang atau pasien yang sakit harus mencari pertolongan yang
kompeten dan bekerja sama dengan perawatan medis agar bisa sembuh. Skema
konseptual ini menyiratkan banyak hubungan timbal balik antara orang sakit (pasien) dan
penyembuh (dokter). Dengan demikian fungsi dokter adalah salah satu kontrol
sosial.Perilaku peran sakit yang merupakan segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan
oleh individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesadaran dan tanggung jawab
terhadap kesehatannya.
Perilaku peran orang sakit ini antara lain:
a) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.
b) Tindakan mengenal atau mengetahui fasilitas kesehatan yang tepat untuk
memperoleh kesembuhan.
c) Melakukan kewajibannya sebagai pasien antara lain mematuhi nasihat-nasihat
dokter atau perawat untuk mempercepat kesembuhannya.

2.5 Dampak Sakit Dan Dirawat

13
Dampak Sakit
 Perubahan perilaku dan emosi
 Peran keluarga
 Citra tubuh
 Konsep diri
 Dinamika keluarga

Dampak Dirawat

a. Privasi
Privasi dapat diartikan sebagai refleksi perasaan nyaman pada diri seseorang dan bersifat
pribadi. Bisa dikatakan, privasi adalah suatu hal yang sifatnya pribadi. Sewaktu dirawat di rumah
sakit, klien kehilangan sebagai privasinya. Kondisi ini disebabkan oleh beberpa hal :
 Selama dirawat di rumah sakit, klien berulang kali diperiksa oleh petugas kesehatan.
Bagian tubuh yang biasanya dijaga agar tidak dilihat, tiba-tiba dilihat fdan disentuh oleh
orang lain. Hal ini tentu akan membuat klien merasa tidak nyaman.
 Klien adalah orang yang berada dalam keadaan lemah dan bergantung pada orang lain.
Kondisi ini cendurung membuat klien
“pasrah” dan menerima apapun tindakan petugas kesehatan kepada
dirinya asal ia cepat sembuh.

b. Gaya Hidup
Klien yang dirawat di rumah sakit sering kali mengalami perubahan pola gaya hidup. Hal ini
disebabkan oleh perubahan kondisi antara rumah sakit dengan rumah tempat tinggal klien, juga
oleh perubahan kondisi keehatan klien. Aktivitas hidup yang klien jalani sewaktu sehat tentu
berbeda dengan aktivitas yang dialaminya selama di rumah sakit. Perubahan gaya hidup akibat
hospitalisasi inilah yang harus menjadi perhatian setiap perawat. Asuhan kebidanan yang
diberikan harus diupayakan sedemikian rupa agar dapat menghilangkan atau setidaknya
meminimalkan perubahan yang terjadi. c.

14
c. Otonomi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa individu yang sakit da dirawat di rumah sakit
berada dalam posisi ketergantungan. Artinya, ia akan pasrah terhadap tindakan apapun yang
dilakukan oleh petugas kesehatan demi mencapai keadaan sehat. Ini meniunjukkan bahwa klien
yang dirawat di rumah sakit akan mengalami perubahan otonomi. Untuk mengatasi perubahan
ini, bidan harus selalu memberitahu klien sebelum melakukan intervensi apapun dan melibatkan
klien dalam intervensi, baik secara aktif maupun pasif.

d. Peran
Peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan individu sesuai dengan
status sosialnya Jika ia seorang perawat, peran yang diharapkan adalah peran sebagi perawat
bukan sebagai dokter.Selain itu, peran yang dijalani seseorang adalah sesuai dengan status
kesehatannya. Peran yang dijalani sewaktu sehat tentu berbeda dengan peran yang dijalani saat
sakit.Tidak mengherankan jika klien yang dirawat di rumah sakit mengalami perubahan peran.
Perubahan yang terjadi tidak hanya pada diri pasien, tetapi juga pada keluarga. Perubahan
tersebut antara lain :

 Perubahan peran. Jika salah seorang anggota keluarga sakit, akan terjadi perubahan pera
dalam keluarga. Sebagai contoh, jiak ayah sakit maka peran jepala keluarga akan
digantikan oleh ibu. Tentunya perubahan peran ini mengharuskan dilaksanakannya tugas
tertentu sesuai dengan peran tersebut.
 Masalah keuangan. Keuangan keluarga akan terpengaruh oleh hospitalisasi. Keuangan
yang sedianya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga akhirnya digunakan
untukj keperluan klien yang dirawat. Akibatnya, keuangan ini sangat riskan, terutama
pada keluarga yang miskin. Dengan semakin mahalnya biaya kesehatan, beban keuangan
keluarga semakin bertambah.

2.6 Asuhan Pada Klien Dengan Kehilangan Atau Kematian


15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah yang penulis buat dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep sehat
sakit memiliki beberapa definisi menurut para ahli. Salah satunya menurut WHO yaitu
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial serta tidak
hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Sementara sakit menurut Parsors yaitu
Gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan organisme
sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya. Kemudian Rentang sehat sakit yaitu
skala ukur secara relative dalam mengukur keadaan sehat/kesehatan seseorang. Lalu
faktor yang mempengaruhi status kesehatan seseorang, yaitu keturunan 5%, lingkungan
40%, pelayanan kesehatan 20% dan perilaku 35%.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, ke depannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

16
DAFTAR ISI

 http://angger-pratama-fkp12.web.unair.ac.id/artikel_detail-71479- Ilmu%20Keperawatan
%20Dasar%20I-Konsep%20Sehat%20dan%20Sakit.html
 http://s1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/KONSEP%20SEHAT%20SAKIT%20KDK.doc
 http://www.authorstream.com/Presentation/ebenzalukhu-2144129-konsep-sehat-sakit/

17

Anda mungkin juga menyukai