MAKALAH
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
KONSEP SEHAT SAKIT
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmatnya kami, dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Melalui makalah ini kami
dapat memperluas pengetahuan mengenai Konsep Dasar Keperawatan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tidaklah terlepas dari peran
serta pihak – pihak terkait. Atas segala bantuan dan yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penyusun mengharapkan masukan dan kritik yang membangun dari dosen yang membaca
makalah ini. Penyusun berharap hasil dari makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang
membutuhkanya. Semoga makalah ini dapat meningkatkan pemahaman kita di masa yang
akan datang.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sehat dan sakit adalah dua kata yang saling berhubungan erat dan merupakan bahasa
kita sehari-hari. Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di semua
kebudayaan. Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita artikan
meskipun keadaan ini adalah suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita amati dalam
kehidupan sehari-hari hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan pengertian
seseorang terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluahan fisik
dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa anak
yang gemuk adalah anak yang sehat meskipun jika mengacu pada standard gizi kondisinya
berada dalam status gizi lebih atau overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga
mempengaruhi pemahaman dan pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam
masyarakat.
Kata sehat merupakan Indonesianisasi dari bahasa Arab “ash-shihhah” yang berarti
sembuh, sehat, selamat dari cela, nyata, benar, dan sesuai dengan kenyataan. Kata sehat dapat
diartikan pula: (1) dalam keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya (bebas dari
sakit), waras, (2) mendatangkan kebaikan pada badan, (3) sembuh dari sakit.
Dalam bahasa Arab terdapat sinonim dari kata ash-shihhah yaitu al-‘afiah yang berarti ash-
shihhah at-tammah (sehat yang sempurna ). Kedua kata ash-shihah dan al-afiah sering
digabung digabung menjadi satu yaitu ash-shihhah wa al’afiah, yang apabila diIndonesiakan
menjadi ‘sehat wal afiat’ dan artinya sehat secara sempurna.
Kata sehat menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan/ kondisi seluruh
badan serta bagian-bagiannya terbebas dari sakit. Mengacu pada Undang-Undang Kesehatan
No 23 tahun 1992 sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan seseorang dapat hidup secara sosial dan ekonomis. konsep “sehat”, World
Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu “keadaan
yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau
kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat.
Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya
dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu sehat dan sakit?
2. Apakah sehat sakit saling berhubungan?
3. Apa konsep sehat menurut WHO?
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sehat
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial serta
tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.(WHO,1947).
Mengandung tiga karakteristik :
B. Definisi Sakit
Sakit adalah gangguan fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk keadaan
organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.(Pemons,1972). Seseorang
dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis),atau gangguan
kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun
seseorang sakit (istilah sehari-hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak
5
terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia dianggap tidak sakit (Soejoeti,
2005).
C. PARADIGMA SEHAT
Paradigma sehat merupakan suatu pandangan tertentu bagaimana serta tata cara untuk
hidup sehat. Paradigma sehat selalu menggunakan pola pikirnya dalam mengupayakan hidup
sehat baik brupa sehat jasmani maupun rohani. Dalam hal ini paradigma sehat sangat
mendorong kuatnya upaya yang dilakukan dalam kondisi sebaik mungkin. Paradigma hidup
sehat secara luas memiliki artian bahwa pembangunan yang terjadi haruslah berdasarkan pola
pikir yang sehat pula. Tidak hanya pada satu titik saja, paradigma sehat juga sangat
mempengaruhi peradaban manusia pada saat ini. Paradigma sehat merupakan sikap dan
orientasi (mindset), yang meliputi:
1. Pola pikir yang memandang kesehatan merupakan suatu kebutuhan yang harus dijaga
2. Sehat bukan sifat yang berhamburan atau kata lainnya ialah konsumtif. Dari hidup
sehat lahirlah sumber daya manusia yang berkualitas
3. Kesehatan merupakan bagian dari suatu pengembangan yang terjadi pada masa kini
dan belajar dari masa lalu
4. Pelayanan kesehatan tidak hanya berupa fisik akan tetapi psikis
5. Kehatan tidak hanya berupa keadaan yang jasmaninya sehat akan tetapi lingkungan
sosial juga harus sehat
6. Pelayanan kesehatan lebih bersifat terpadu
7. Fokus kesehatan tidak pada satu titik akan tetapi menyeluruh
8. Pelayanan terjadi pada masyarakat umu, swasta, dan pribadi
9. Kesehatan tidak hanya berfungsi sosial, tetapi juga dapat berfungsi ekonomi.
10. Masyarakat tidak sekedar ikut berperan serta, tetapi telah berperan sebagai mitra.
Menurut Kamus Populer Kesehatan Lingkungan (2002) Paradigma Sehat atau cara
pandang atau pola piker pembangunan kesehatan yang bersifat holistic, menyeluruh,
bahwa masalah kesehatan dipengaruhi banyak factor dan multidimensional yang upayanya
lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan yang lebih
dikenal dengan preventif dan promotif.
6
D. Rentang Sehat-Sakit
Rentang sehat-sakit yaitu suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur keadaan
sehat/kesehatan seseorang. Rentang sehat menurut Neuman (1990): “sehat dalam suatu
rentang merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu, yang terdapat dalam
rentang dan kondisi sejahtera yang optimal, dengan energi yang paling maksimum, sampai
kondisi kematian yang menandakan habisnya energi total.” Jadi menurut model ini sehat
adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi
individu terhadap berbagai perubahan pada lingkungan internal dan eksternalnya untuk
mempertahankan keadaan fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan dan spiritual
yang sehat.
Rentang ini diawali dari status kesehatan, sehat normal, sehat sekali dan sejahtera.
Dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit tetapi juga meliputi seluruh aspek
kehidupan manusia yang meliputi fisik, emosi, sosial dan spiritual.
Rentang sakit merupakan rangkaian dalam konsep sehat-sakit. Rentang ini dimulai
dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit kronis dan kematian.
7
bila perilaku sakit pada individu tersebut menimbulkan aspek psikososial yang berlebihan
dan mengarah negatif, maka perilaku sakit pun akan menjadi perilaku sakit abnormal.
Menurut Suchman tahapan sakit terbagi menjadi 5 tahap yaitu :
a) Tahap Transisi yaitu individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh ; merasa
dirinya tidak sehat / merasa timbulnya berbagai gejala merasa adanya bahaya.
Mempunyai 3 aspek :
– Fisik: nyeri, panas tinggi.
– Kognitif : interprestasi terhadap gejala.
– Respons emosi terhadap ketakutan / kecamasan.
Konsultasi dengan orang terdekat : gejala perasaan, kadang-kadang mencoba
pengobatan dirumah.
Jika tidak ada gejala : individu mempersepsikan dirinya sembuh, jika ada gejala
kembali pada posisi kesehatan.
d) Tahap ketergantungan.
8
Jika profesi kesehatan menvalidasi (menetapkan) bahwa seseorang sakit maka akan
menjadi pasien yang tergantungan untuk memperoleh bantuan. Setiap orang
mempunyai ketergantungan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.
Hal yang dilakukan oleh perawat adalah mengkaji kebutuhan ketergantungan pasien
di kaitkan dengan tahap perkembangan.dan mendukung terhadap perilaku pasien yang
mengarah pada kemandirian.
e) Tahap Penyembuhan.
1.Pasien belajar untuk melepaskan peran sakit dan kembali pada kondisi sebelum
sakit
2. Kesiapan fungsi sosial
3. Memberi pasien untuk berfungsi dengan meningkatkan kemandirian
4. Memberikan harapan dan support
F. Dampak Sakit
Dampak sakit dan hospitalisasi menyebabkan perubahan peran, emosional, dan perilaku
pada seseorang. Selain itu, individu mengalami keterbatasan melakukan aktivitas secara
mandiri dan mengatur sendiri kebutuhannya sehingga individu membutuhkan orang lain
(Potter & Perry, 2005). Dampak sakit terhadap anggota keluarga yaitu:
1. Perubahan peran
2. Meningkatkan stress sehubungan dengan kecemasan tentang hasil dari penyakit dan
konflik tentang ketidakbiasaan dan tanggung jawab
3. Masalah keuangan
4. Kesepian sebagian akibat dari perpisahan
5. Perubahan dalam kebiasaan sosial
9
DAFTAR PUSTAKA
https://idtesis.com/paradigma-sehat/
https://www.academia.edu/8215168/konsep_sehat_sakit
https://www.academia.edu/29728134/KONSEP_SEHAT_SAKIT
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk/article/view/1572
https://www.academia.edu/11647455/Konsep_Sehat_Sakit
https://villavos.wordpress.com/2015/07/03/konsep-sehat-sakit/
http://www.uin-
alauddin.ac.id/index.php?module=detailartikel&id=79https://www.academia.edu/11647455/Ko
nsep_Sehat_Sakit
https://repository.usd.ac.id/28798/2/059114032_Full%5B1%5D.pdf
10