Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP SEHAT DAN SAKIT


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Antropologi Kesehatan

Dosen pengampu: Eny Hastuti, SKM.,M.Pd.,MPH

Disusun oleh:

Kelompok 3
Nyimas Siti Maulidana.D 1326101220008

Noor Aisya Rahmatika 1326101220013

Erma Yana 1326101220029

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN SAINS TEKNOLOGI

UNIVERSITAS BORNEO LESTARI

BANJARBARU

2022
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ...................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

BABI PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1


1.2 Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

2.1 Pengertian Konsep Sehat Dan Ciri-Ciri Sehat ..........................................2


2.2 Paradigma Sehat ........................................................................................ 3
2.3 Rentang Sehat-Sakit, Sakit Dan Perilaku Sakit .........................................4
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sakit ..................................5
2.5 Perilaku Tahap-Tahap Sakit Dan Dampak Sakit.......................................6
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 8

3.1 Rangkuman……………………………………………………………………………………………………8

3.2 Soal Latihan…………………………………………………………………………………………………..8

3.3 Rujukan………………………………………………………………………………………………………….8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9

INDEKS ................................................................................................................ 10

LAMPIRAN..........................................................................................................10

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya makalah yang berjudul “Konsep Sehat dan Sakit” ini dapat diselesaikan.
Dalam penyelesaian makalah penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman,
atas segala bantuan, saran, arahan, serta dukungan yang diberikan sebagai motivasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Eny Hastuti, SKM.,M.Pd.,MPH
selaku dosen mata kuliah Antropologi Kesehatan, yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang
ditekuni.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan dan
penyusunan makalah ini, hal ini karena keterbatasan dalam segi pengetahuan,
wawasan, tenaga, materi, maupun waktu. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi
lebih baik.

Banjarbaru, 04 Oktober 2022

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pandangan setiap individu dalam masyarakat mengenai kesehatan dan
pelayanan kesehatan masih rendah. Hal ini tentunya akan mempengaruhi
setiap perilaku sehat-sakit yang dimiliki oleh individu tersebut. Sebagian besar
masyarakat belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat dari tenaga
medis karena pelayanan kesehatan medis yang tidak merata. Hal ini banyak
ditemukan pada daerah-daerah terpencil yang belum dapat dijangkau oleh
tenaga kesehatan. Selain itu masalah biaya juga menjadi alasan bagi
masyarakat untuk tidak mencari pelayanan kesehatan medis. Namun di lain
pihak, bagi beberapa individu, kesehatan merupakan hal yang sangat penting.
Untuk itu, beberapa orang rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk
memperoleh kesehatan dalam diri mereka. Perilaku sehat-sakit dari setiap
individu tentunya akan berbeda. Dapat dilihat dari bagaimana individu dalam
sebuah kelompok sosial menjalankan pola hidupnya. Pola hidup dari setiap
kelompok sosial tentunya akan berbeda sesuai dengan kebiasaan yang dianut
oleh setiap individu tersebut. Pola hidup yang sudah menjadi kebiasaan dalam
sebuah kelompok sosial akan berkembang menjadi sebuah budaya.
Pengaturan pola hidup yang baik dari setiap individu harus berasal dari
kesadaran dalam diri individu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
menahan diri untuk tidak melakukan pola hidup yang dapat berakibat buruk
bagi kesehatan.
1.2 Tujuan
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan
tentang.
a. Pengertian konsep sehat dan ciri-ciri sehat
b. Paradigma sehat
c. Rentang sehat-sakit, sakit dan perilaku sakit
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sakit
e. Tahap-tahap perilaku sakit dan dampak sakit

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konsep Sehat Dan Ciri-Ciri Sehat
Pengertian sehat menurut WHO adalah “Health is a state of complete
physical, mental and social well-being and not merely the absence of diseases
or infirmity”. Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan hak
hidupnya. Sehat berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa,
dan lingkungan berupa udara segar, sinar matahari, santai, kebersihan serta
pikiran, kebiasaan dan gaya hidup yang baik. Selama beberapa dekade
terakhir, pengertian sehat masih dipertentangkan oleh para ahli dan belum ada
kata sepakat dari para ahli kesehatan maupun tokoh masyarakat dunia.
Akhirnya World Health Organization (WHO) membuat definisi universal
yang menyatakan bahwa pengertian sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik,
mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Menurut WHO, ada 3 komponen penting yang merupakan satu kesatuan
dalam definisi sehat yaitu:
a. Sehat jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya,
berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar,
rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau,
selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh
berjalan normal.
b. Sehat mental
Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam
pepatah kuno “Jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat” (Men
Sana In Corpore Sano).
c. Sehat Spritual
Spiritual merupakan komponen tambahan pada pengertian sehat oleh
WHO dan memiliki arti penting dalam kahidupan sehari-hari masyarakat.
Setiap individu perlu mendapat pendidikan formal maupun informal,

2
kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman
rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa
yang dinamis dan tidak monoton.
2.2 Paradigma Sehat
Paradigma merupakan suatu cara pandang yang paling mendasar, dapat
juga diartikan sebagai cara kita menyikapi sesuatu baik itu melihat, berpikir,
menilai, menyikapi, dan memutuskan tindakan yang tepat untuk suatu hal.
Paradigma dapat digambarkan sebagai alur berpikir yang menjelaskan suatu
fenomena. Selain itu, ada juga definisi atau pengertian Paradigma sehat yang
telah dikemukakan oleh beberapa pakar kesehatan, diantaranya:
a. Menurut Fegurson
“Paradigma adalah pola pikir dalam memahami dan menjelaskan aspek
tertentu dari setiap kenyataan.
b. Menurut Thomas Kuhn (1979)
“Paradigma sebagai model, pola atau pandangan dunia yang dilandasi
pada dua karakteristik yaitu penampilan dari kelompok yang
menunjukkan keberadaannya terhadap sesuatu yang diyakini dan terbuka
untuk penyelesaian masalah dalam kelompoknya."
c. Menurut Depkes RI (1980)
“Paradigma adalah hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang
mengukur teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga
menimbulkan hal-hal baru yang perlu diselidiki.” Pada dasarnya
Paradigma sehat bertujuan pada pembangunan kesehatan yang bersifat
holistik melalui upaya yang lebih difokuskan pada peningkatan,
pemeliharaan, dan perlindungan kesehatan. Jadi, tidak hanya terfokus
pada pemulihan atau penyembuhan orang sakit.

3
2.3 Rentang Sehat-Sakit, Sakit Dan Perilaku Sakit
Rentang sehat-sakit yaitu suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur
keadaan sehat/kesehatan seseorang. Kedudukannya pada tingkat skala ukur:
dinamis dan bersifat individual. Jarak dalam skala ukur: keadaan sehat secara
optimal pada satu titik dan kematian pada titik lain.
Rentang sehat sakit menurut Neuman (1990): “sehat dalam suatu rentang
merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu, yang terdapat
dalam rentang dan kondisi sejahtera yang optimal, dengan energi yang paling
maksimum, sampai kondisi kematian yang menandakan habisnya energi total.
Jadi menurut model ini sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara
terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan
pada lingkungan internal dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan
fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat.
Sedangkan sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam suatu atau
lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila
dibandingakan dengan kondisi individu sebelumnya. Karena sehat dan sakit
merupakan kualitas yang relatif dan mempunyai tingkatan sehingga akan lebih
akurat jika ditetukkan sesuai titik-titik tertentu pada skala Rentang Sehat Sakit.

Berikut ini adalah Rentang Sehat Sakit menurut Model “Holistik Health”:

Gambar 1. Rentang Sehat Sakit menurut Model “Holistik Health”

4
Menurut Pason sakit merupakan terganggunya proses tumbuh kembang,
penyesuaian serta gangguan terhadap fungsi yang nomal. Perilaku yang biasa
ditujukkan seorang yang sakit diantaranya:

a. Adanya perasaan takut


Perilaku ini dapat terjadi pada semua orang, yang ditadai dengan
munculnya perasaan takut sebagai dampak dari sakit yang dialami.
b. Menarik diri
Seorang yang sakit maka ia akan merasa cemas yang berlebihan yang
kemudian berdampak pada penaikan diriya dari lingkungan, sebagai
contoh ia akan malu untuk bergaul dll.
c. Egosentris
Pada saat seorang sakit maka ia cenderung menjadi pribadi yang egois,
kebanyakan orang sakit tidak mau mendengarkan orang lain, ia cenderung
ingin orang lain untuk mendengarkan ceritanya.
d. Sensitif
Seorang yang mengalami sakit akan menunjukkan perilaku yang aneh,
misalnya ia akan mudah untuk mengomel sendiri, serta mempersoalkan
hal-hal yang kecil.

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sakit


Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku sakit yaitu:
a. Faktor fisik:
gejala dan tanda dari penyakit yang menonjol terlihat dan yang dapat
dikenali dan dirasakan faktor-faktor perilaku
b. Faktor seriousness:
faktor yang menunjukkan bahayanya penyakit ditinjau dari keparahan dari
tanda dan gejala suatu penyakit.
c. Faktor social relationships:
terhambat atau terputusnya hubungan dengan keluarga, pekerjaan ataupun
dari peran sosial lainnya.

5
d. Faktor frekuensi:
yang menunjukkan frekuensi atau jumlah banyaknya tanda dan gejala
yang muncul pada jangka waktu tertentu.
e. Faktor sensitivitas:
kepekaan seseorang terhadap kesakitan dan nilai ambang rasa sakit yang
masih dapat ditolerir pada masing masing individu.
f. Faktor knowledge dan asuransi:
faktor yang menerangkan tentang bagaimana seseorang menanggapi tanda
dan gejala penyakit yang bermunculan dengan dikaitkan pada pengetahuan
yang mereka miliki dan bagaimana asuransi atau upaya-upaya yang
mereka lakukan.

2.5 Perilaku Tahap-Tahap Sakit Dan Dampak Sakit


Tahapan dari perilaku sakit yaitu:
a. Prograstination yaitu proses penundaan pencarian pengobatan diantara
waktuwaktu gejala pertama kali dirasakan dengan ketersediaan sumber
daya.
b. Selfmedication yaitu proses upaya pengobatan dan penyembuhan oleh diri
dan Keluarganya dengan menggunakan berbagai ramuan atau resep
pengobatan sendiri di toko obat, dengan tujuan pertolongan pertama
maupun utama.
c. Shopping yaitu proses mencari beberapa sumber pengobatan (medical
care) yang berbeda-beda, dengan tujuan mencari diagnosis dokter/institusi
kesehatan.
d. Fragmentation yaitu proses pengobatan atau penyembuhan oleh individu
di beberapa tempat fasilitas kesehatan dalam rangka kemantapan
pengobatan atau diagnosis.
e. Discontinuity yaitu proses individu untuk menghentikan pengobatan atau
tidak melanjutkan pengobatan karena merasa sembuh atau sumber daya
telah habis.

6
Dampak sakit dapat terjadi pada individu yang telah mengalami sakit
baik yang dirawat dirumah maupun dirumah sakit. Dampak sakit yaitu:
a. Perubahan perilaku dan emosional
Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda-beda terhadap kondisi sakit
atau terhadap ancaman penyakit. Reaksi perilaku dan emosi individu
bergantung pada asal penyakit, sikap klien dalam menghadapi penyakit
tersebut, reaksi orang lain terhadap penyakit yang diderita, dan berbagai
variabel dari perilaku sakit, penyakit dengan jangka waktu yg singkat dan
tidak mengancam kehidupan akan menimbulkan sedikit perubahan
perilaku pada fungsi klien dan keluarga. Sedangkan penyakit yang berat
terutama yang dapat mengancam kehidupan, dapat menimbulkan emosi
dan perilaku yg lebih luas.
b. Perubahan peran pada keluarga
Selama sakit peran dalam keluarga akan mengalami gangguan, mengingat
terjadinya pergantian peran dari salah satu anggota keluarga yg mengalami
sakit.
c. Gangguan psikologi
Keadaan ini dapat mengakibatkan stress sampai mengalami kecemasan
yang berat. Proses terganggunya psikolog ini diawali dengan adanya
konflik terhadap dirinya seperti kecemasan, ketakutan, dll.
d. Masalah keuangan
Masalah ini jelas akan terjadi karena adanya beberapa pengeluaran
keuangan yang sebelumnya tidak diduga selama sakit mengingat biaya
perawatan dan pengobatan cukup mahal.
e. Kesepian akibat perpisahan
Dampak ini dapat terjadi pada seseorang yang sebelumnya berkumpul
dengan keluarganya, namun ketika sakit ia harus dirawat dan berpisah
kengan keluarganya

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Rangkuman
Sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai
dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan pada lingkungan
internal dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional,
intelektual, sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat. Sedangkan sakit
merupakan proses dimana fungsi individu dalam suatu atau lebih dimensi yang
ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingakan dengan kondisi
individu sebelumnya. Karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang relatif
dan mempunyai tingkatan sehingga akan lebih akurat jika ditetukkan sesuai
titik-titik tertentu pada skala rentang.
3.2 Soal Latihan
1. sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu
tertentu, yang terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yang optimal,
dengan energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian yang
menandakan habisnya energi total. Merupakan model sehat-sakit menurut
a. Dunn
b. Neuman
c. Leavel Att All
d. Pender
3.3 Rujukan
Suprapto Suprapto.(2021). Buku Ajar Antropologi Kesehatan.(Online)
Diperoleh:https://www.researchgate.net/profile/Suprapto-Suprapto-
10/publication/355912994_BUKU_AJAR_ANTROPOLOGI_KESEHATA
N/links/6184003c3c987366c32789ee/BUKU-AJAR-ANTROPOLOGI-
KESEHATAN.pdf?origin=publication_detail . Diakses 27 September 2022

8
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1986. Antropologi budaya: mengenal kebudayaan dan suku-suku
bangsa di Indonesia. Surabaya: pelangi.
Budiarto, Eko, Dewi Anggraeni. 2003. Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta:
EGC.
Ekasari, Mia Fatma, dkk. 2008. Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan
Masyarakat untuk Hidup Sehat. Jakarta: Trans Info Media.
Fauzi Muzaman; Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan; Jakarta : Unversitas
Indonesia, 1995.
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek (Family nursing
teori and practice). Edisi 3. Alih bahasa Ina debora R. L. Jakarta: EGC
Koentjaraningrat. (2004). Manusia dan kebudayaan di indonesia. Cetakan ke
sepuluh. Jakarta: PT Penerbit Djambatan.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. “Ilmu Perilaku Kesehatan”. Jakarta. Rineka Cipta.
Poster, G.M. Anderson,B.G (1990). Antropologi kesehatan. Jakarta : universitas
Indonesia
Rajab, Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Scotch, Norman A.1963. Medical antropology dalam bienial review of antropology
B.H siegel ed. Hlm.30-68. Standford unifersity press.
Slamet, Juli Soemirat. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Syukra Alhamda; Buku Ajar Sosiologi Kesehatan; Yogyakarta :Deepublish, 2014.
Timmreck, Thomas C. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi2.Jakarta:Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
INDEKS
Holistik : 6
Holistik Health : 7
LAMPIRAN
• Soal Latihan Dan Kunci Jawaban
1. sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu
tertentu, yang terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yang optimal,
dengan energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian yang
menandakan habisnya energi total. Merupakan model sehat-sakit menurut
a. Dunn
b. Neuman
c. Leavel Att All
d. Pender
Jawabannya : B
• Gambar-Gambar

Gambar 1. Rentang Sehat Sakit menurut Model “Holistik Health”

Anda mungkin juga menyukai