DISUSUN OLEH:
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN KEPERAWATAN
2020 / 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nyalah penulisan Makalah Penerapan
Promosi Kesehatan Pada Pasien Sebagai Individu, Kelompok dan Masyarakat ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun bukan semata-mata karena petunjuk untuk mendapatkan nilai,
namun di latarbelakangi pula untuk memperluas wawasan khususnya tentang penerapan
promosi kesehatan pada pasien sebagai individu, keluarga dan masyarakat Untuk itu
penyusun berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini tentunya
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu diharapkan kritik dan saran yang objektif yang
bersifat membangun guna tercapainya kesempurnaan yang diinginkan.
Penyaji sepenuhnya menyadari, tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak yang terkait,
Makalah Penerapan Promosi Kesehatan Pada Pasien Sebagai Individu, Kelompok dan
Masyarakat ini tidak akan sesuai dengan harapan. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini
tidak lupa disampaikan terima kasih dan penghargaan kepada dosen mata kuliah Promosi
Kesehatan yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan tuntunan dalam
pembuatan dalam Makalah Penerapan Promosi Kesehatan Pada Pasien Sebagai Individu,
Kelompok dan Masyarakat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai promosi kesehatan.
1
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui penerapan promosi kesehatan pada pasien individu
b. Untuk mengetahui penerapan promosi kesehatan pada pasien kelompok
c. Untuk mengetahui penerapan promosi kesehatan pada pasien masyarakat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Diah (2017) promosi kesehatan sasaran individu merupakan metode yang bersifat
individual, ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang
telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilakuatau inovasi.
3
Bentuk pendekatan ini, antara lain :
1. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling) Dengan cara ini, kontak
antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien
dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan
sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku
tersebut (mengubah perilaku).
2. Wawancara (interview)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan penyuluhan. Wawancara
antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia
tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima
perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang akan
diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila
belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
4
1. Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih
dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah
dan seminar.
a. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah antara
lain :
Persiapan :
1) Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri
menguasaaimateri apa yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah
harus mempersiapkan diri.
2) Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik
lagikalau disusun dengan diagram atau skema.
3) Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah singkat,
slide, transparan, sound sistem, dan sebagainya.
Pelaksanaan:
5
2. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok
kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain :
a. Diskusi Kelompok
Dalam suatu kelompok agar semua anggota kelompok dapat
bebas berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur
sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling
memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segiempat.
Pimpinan diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan
kesan ada yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus merasa dalam
taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok mempunyai
kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat. Untuk memulai
diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang
dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik
yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok
harus mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang
dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari
salah seorang peserta.
b. Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi dari metode diskusi kelompok. Prinsipnya
sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin
kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta
memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau
jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan
tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh
dikomentari siapapun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan
pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.
c. Bola Salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dankemudian
dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebihkurang 5 menit
maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Merekatetap mendiskusikan
masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya.Kemudian tiap 2 pasang yang
sudah beranggotakan 4 orang inibergabung lagi dengan pasangan lainnya dan
6
demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota
kelompok.
d. Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzzgroup)
yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan
kelompok lain. Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut.
Selanjutnya hasil dari tiap kelompok di diskusikan kembali dan dicari
kesimpulannya.
e. Memainkan Peranan (Role Play)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagaipemegang
peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagaidokter
Puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya,sedangkan anggota
yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat.Mereka memperagakan,
misalnya bagaimana interaksi atau berkomunikasi sehari-hari dalam
melaksanakan tugas.
7
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau kesadaran
masyarakat terhadap suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada
perubahan perilaku. Namun demikian, bila kemudian dapat berpengaruh terhadap
perubahan perilaku juga merupakan hal yang wajar. Pada umumnya bentuk pendekatan
massa ini tidak langsung. Biasanya dengan menggunakan atau melalui media massa.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penerapan promosi kesehatan pada pasien kelompok metode ini bisa digunakan
bagi kelompok dengan anggota yang memiliki kesamaan latar belakang baik dari segi
umur, pendidikan, profesi dan sebagainya, misalnya antara sesama ibu usila. Metode ini
bertujuan agar anggota kelompok sebagai sasaran dapat mengenal jauh arti dan manfaat
pesan kesehatan yang di informasikan. Metode promosi kesehatan kelompok dibagi
menjadi kelompok besar yang dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila peserta
penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Yang termasuk kelompok besar, yaitu ceramah,
seminar. Selain itu metode yang digunakan adalah kelompok kecil, yaitu apabila peserta
kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode-metode
yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain diskusi kelompok , curah pendapat
(Brain Storming), bola salju (Snow Balling), kelompok-kelompok kecil (Buzz Group),
memainkan Peranan (Role Play)Metode pendidikan atau promosi kesehatan secara
masyarakat dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan
kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Beberapa contoh metode promosi
kesehatan masyarakat ini, antara lain ceramah umum (public speaking ), pidato-
pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV maupun radio,
simulasi, tulisan-tulisan di majalah atau koran, bill board.
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Christensen, P.J & Janet W. Kenney .2009. Proses Keperawatan Aplikasi Model. Konseptual
edisi 4. Jakarta: EGC
Diah. 2017. Penerapan Promosi Kesehatan Pada Pasien Sebagai Individu .(Online) Dikutip
darihttps://id.scribd.com/presentation/339988297/Penerapan-PromosiKesehatan-Pada-Pasien-
Sebagai-Individu. Diakses pada 2 Agustus 2020
Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT. Rineke
Cipta.
10