Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN PROMOSI KESEHATAN PADA PASIEN SEBAGAI INDIVIDU,

KELOMPOK DAN MASYARAKAT

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6 (2B) S.Tr Keperawatan

Nama Anggota Kelompok

Ni Kadek Sinta Pradnya Devi Anjani (P07120219057)

Ni Ketut Restu Aditya Putri (P07120219058)

I Gede Made Krisna Dwipayana (P07120219064)

I Made Tantri Patrayana (P07120219069)

Ni Luh Putu Marsela Dewi (P07120219077)

Putu Lydia Kusuma Riawan (P07120219078)

Ni Putu Dyah Aditya Pradnyani (P07120219080)

Kadek Cindy Silviana Amartha Putri (P07120219086)

Ni Made Ditha Sukmariasih (P07120219087)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nyalah penulisan Makalah Penerapan
Promosi Kesehatan Pada Pasien Sebagai Individu, Kelompok dan Masyarakat ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun bukan semata-mata karena petunjuk untuk mendapatkan nilai,
namun di latarbelakangi pula untuk memperluas wawasan khususnya tentang penerapan
promosi kesehatan pada pasien sebagai individu, keluarga dan masyarakat Untuk itu
penyusun berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini tentunya
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu diharapkan kritik dan saran yang objektif yang
bersifat membangun guna tercapainya kesempurnaan yang diinginkan.

Penyaji sepenuhnya menyadari, tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak yang terkait,
Makalah Penerapan Promosi Kesehatan Pada Pasien Sebagai Individu, Kelompok dan
Masyarakat ini tidak akan sesuai dengan harapan. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini
tidak lupa disampaikan terima kasih dan penghargaan kepada dosen mata kuliah Promosi
Kesehatan yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan tuntunan dalam
pembuatan dalam Makalah Penerapan Promosi Kesehatan Pada Pasien Sebagai Individu,
Kelompok dan Masyarakat.

Denpasar, 7 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................1

1.3 Tujuan ......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Promosi Kesehatan ................................................................................3

2.2 Penerapan Promosi Kesehatan Pada Pasien Individu ..............................................3

2.3 Penerapan Promosi Kesehatan pada Pasien Kelompok ..........................................4

2.4 Promosi Kesehatan Pada Pasien Masyarakat ..........................................................7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................9

3.2 Saran ........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini pengetahuan ataupun kesadaran akan pentingnya kesehatandan


budaya hidup sehat dimasyarakat masih rendah. Sikap acuh baik pada diri sendiri,
keluarga, ataupun lingkungan sekitar merupakan salah satu hal yang tergambar dari
kehidupan sehari-hari masyarakat. Untuk itu pemerintah melalui kementerian kesehatan
menurunkan kadernya untuk mengupayakan perubahan atas mainset ini.

Pelaksanaan promosi kesehatan disesuaikan dengan tujuan ataupun sasatannya.


Pasien merupakan salah satu sasaran terpenting pelaksanaannya. Menurut johnson dalam
christensen dan kenney (2009), mengatakan pasien adalah klien yaitu sistem perilaku
(orang) yang terancam atau secara potensialterancam oleh penyakit (ketidak seimbangan)
dan atau dirawat di rumah sakit. King (2010) mengatakan, bahwa pasien adalah individu
(sistem personal) yang tidak mampu mengatasi peristiwa atau masalah kesehatan ketika
berinteraksi dengan lingkungan.

Pelaksanaan promosi kesehatan pada pasien dapat berupa penerapannya pada


individu, kelompok ataupun masyarakat. Perawat sebagai salah satu pelaksana promosi
kesehatan ini memiliki peran yang sangat penting

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan promosi kesehatan pada pasien individu?


2. Bagaimana penerapan promosi kesehatan pada pasien kelompok?
3. Bagaimana penerapan promosi kesehatan pada pasien masyarakat?

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai promosi kesehatan.

1
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui penerapan promosi kesehatan pada pasien individu
b. Untuk mengetahui penerapan promosi kesehatan pada pasien kelompok
c. Untuk mengetahui penerapan promosi kesehatan pada pasien masyarakat

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Promosi Kesehatan

WHO berdasarkan piagam Ottawa (1986) dalam Heri.D.J.Maulana(2009),


mendefinisikan promosi kesehatan adalah suatu proses yangmemungkinkan individu
meningkatkan kontrol terhadap kesehatandanmeningkatkan kesehatannya berbasis
filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri. Promosi kesehatan merupakan
proses pemberdayaan seseorang untuk meningkatkan kontrol dan
peningkatankesehatannya. WHO menekankan bahwa promosi kesehatan merupakan
suatu proses yang bertujuan memungkinkan individu meningkatkan kontrolterhadap
kesehatandan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelasmengenai
pemberdayaan diri sendiri (Maulana,2009)

2.2 Penerapan Promosi Kesehatan Pada Pasien Individu

Diah (2017) promosi kesehatan sasaran individu merupakan metode yang bersifat
individual, ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang
telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilakuatau inovasi.

Menurut Modealan (2017) dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat


individual ini digunakan untuk membina perilaku baaru atau membinaseseorang yang
telah tertarik untuk mengubah perilakunya. Misalnya seorangbapak yang merokok,
tertarik berhenti merokok setelah mendengarkan penyuluhan kesehatan mengenai bahaya
rokok.

Menurut Notoatmojo (2007) dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat


individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membinaseseorang yang
telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu
yang baru saja menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap
imunisasi tetanus toxoid (TT) karena baru saja memperoleh/mendengarkan penyuluhan
kesehatan.

3
Bentuk pendekatan ini, antara lain :

1. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling) Dengan cara ini, kontak
antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien
dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan
sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku
tersebut (mengubah perilaku).
2. Wawancara (interview)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan penyuluhan. Wawancara
antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia
tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima
perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang akan
diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila
belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2.3 Penerapan Promosi Kesehatan Pada Pasien Kelompok

Penerapan promosi kesehatan pada pasien kelompok menurut Modealan (2017)


metode ini bisa digunakan bagi kelompok dengan anggota yang memiliki kesamaan latar
belakang baik dari segi umur, pendidikan, profesi dan sebagainya, misalnya antara
sesama ibu usila. Metode ini bertujuan agar anggota kelompok sebagai sasaran dapat
mengenal jauh arti dan manfaat pesan kesehatan yang diinformasikan. Contoh dari
metode ini adalah diskusi kelompok terarah, curah pendapat, bola salju, kelompok
kolompok kecil, bermain peran dan simulasi penerapannya dapat berupa pemberian
sebuah masalah atau khasus (diskusi) atau pemberian materi (informasi) contohnya
adalah: masalah seberapa penting tingkat pendidikan orang tua bagi anak dan pemberian
materi bagaimana cara menghindarkan diri dari penyakit diabetes.

Menurut Notoatmojo (2007) dalam memilih metode promosi kelompok, harus


mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran.
Untuk kelompok yang besar, metodenya akanlain dengan kelompok kecil. Efektivitasnya
suatu metode akan tergantung pula besarnya sasaran pendidikan. Metode promosi
kesehatan kelompok dapat dibagi menjadi :

4
1. Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih
dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah
dan seminar.
a. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah antara
lain :
Persiapan :
1) Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri
menguasaaimateri apa yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah
harus mempersiapkan diri.
2) Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik
lagikalau disusun dengan diagram atau skema.
3) Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah singkat,
slide, transparan, sound sistem, dan sebagainya.

Pelaksanaan:

Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah


dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam
arti psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

1) Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-


ragu dan gelisah.
2) Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
3) Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
4) Berdiri di depan (di pertengahan), seyogyanya tidak duduk.
5) Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.
b. Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari seorang
ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan
dianggap hangat di masyarakat.

5
2. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok
kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain :
a. Diskusi Kelompok
Dalam suatu kelompok agar semua anggota kelompok dapat
bebas berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur
sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling
memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segiempat.
Pimpinan diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan
kesan ada yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus merasa dalam
taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok mempunyai
kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat. Untuk memulai
diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang
dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik
yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok
harus mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang
dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari
salah seorang peserta.
b. Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi dari metode diskusi kelompok. Prinsipnya
sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin
kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta
memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau
jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan
tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh
dikomentari siapapun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan
pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.
c. Bola Salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dankemudian
dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebihkurang 5 menit
maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Merekatetap mendiskusikan
masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya.Kemudian tiap 2 pasang yang
sudah beranggotakan 4 orang inibergabung lagi dengan pasangan lainnya dan

6
demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota
kelompok.
d. Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzzgroup)
yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan
kelompok lain. Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut.
Selanjutnya hasil dari tiap kelompok di diskusikan kembali dan dicari
kesimpulannya.
e. Memainkan Peranan (Role Play)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagaipemegang
peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagaidokter
Puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya,sedangkan anggota
yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat.Mereka memperagakan,
misalnya bagaimana interaksi atau berkomunikasi sehari-hari dalam
melaksanakan tugas.

2.4 Promosi Kesehatan Pada Pasien Masyarakat

Menurut Modealan (2017) metode promosi kesehatan masyarakat adalah metode


yang dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesankesehatan kepada masyarakat luas
yang bersifat massa. Tujuannya menggugahkepedulian masyarakat terhadap suatu
inovasi baru dalam kesehatan.Manfaatnya adalah dapat menyampaikan informasi secara
cepat dan dapatmenjangkau banyak orang, sehingga diharapkan terjadinya
perubahan perilaku. Beberapa contoh dari metode promosi kesehatan masyarakat
adalahceramah umum, pidato-pidato/diskusi, tulisan di majalah, website atau
koran, billboard, spanduk poster, menitipkan pesan pada khotbah dan lain-lain.

Menurut Notoatmojo (2007) metode pendidikan atau promosi kesehatan secara


masyarakat dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan
kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian cara yang paling
tepat ialah pendekatan massa. Oleh karena sasaran promosi ini bersifat umum, dalam arti
tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi,
tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan
harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh masyarakat tersebut.

7
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau kesadaran
masyarakat terhadap suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada
perubahan perilaku. Namun demikian, bila kemudian dapat berpengaruh terhadap
perubahan perilaku juga merupakan hal yang wajar. Pada umumnya bentuk pendekatan
massa ini tidak langsung. Biasanya dengan menggunakan atau melalui media massa.

Beberapa contoh metode promosi kesehatan masyarakat ini, antara lain :

1. Ceramah umum ( public speaking )


Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, Menteri
Kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato di hadapan massa rakyat untuk
menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan salah satu
bentuk pendekatan masyarakat.
2. Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV maupun
radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan masyarakat.
3. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya
tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah jugamerupakan pendekatan
pendidikan kesehatan masyarakat.
4. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya
jawab atau konsultasi tentang kesehatan dan penyakit adalah merupakan bentuk
pendekatan promosi kesehatan masyarakat.
5. Bill Board , yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya juga
merupakan bentuk promosi kesehatan masyarakat. Contoh : billboard Ayo ke
Posyandu.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan individu


meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis
filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri.

Promosi kesehatan sasaran individu merupakan metode yang bersifat individual,


ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai
tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Bentuk pendekatan ini, yaitu
bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling), wawancara (interview)

Penerapan promosi kesehatan pada pasien kelompok metode ini bisa digunakan
bagi kelompok dengan anggota yang memiliki kesamaan latar belakang baik dari segi
umur, pendidikan, profesi dan sebagainya, misalnya antara sesama ibu usila. Metode ini
bertujuan agar anggota kelompok sebagai sasaran dapat mengenal jauh arti dan manfaat
pesan kesehatan yang di informasikan. Metode promosi kesehatan kelompok dibagi
menjadi kelompok besar yang dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila peserta
penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Yang termasuk kelompok besar, yaitu ceramah,
seminar. Selain itu metode yang digunakan adalah kelompok kecil, yaitu apabila peserta
kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode-metode
yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain diskusi kelompok , curah pendapat
(Brain Storming), bola salju (Snow Balling), kelompok-kelompok kecil (Buzz Group),
memainkan Peranan (Role Play)Metode pendidikan atau promosi kesehatan secara
masyarakat dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan
kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Beberapa contoh metode promosi
kesehatan masyarakat ini, antara lain ceramah umum (public speaking ), pidato-
pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV maupun radio,
simulasi, tulisan-tulisan di majalah atau koran, bill board.

3.2 Saran

Diharapkan dengan tersusunnya makalah ini mahasiswa dapat menerapkan


promosi kesehatan pada pasien sebagai individu, kelompok dan masyarakat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Christensen, P.J & Janet W. Kenney .2009. Proses Keperawatan Aplikasi Model. Konseptual
edisi 4. Jakarta: EGC

Diah. 2017. Penerapan Promosi Kesehatan Pada Pasien Sebagai Individu .(Online) Dikutip
darihttps://id.scribd.com/presentation/339988297/Penerapan-PromosiKesehatan-Pada-Pasien-
Sebagai-Individu. Diakses pada 2 Agustus 2020

King, A. Laura (2010). Psikologi Umum. Jakarta : salemba Humanika.

Maulana, Herry.2007. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.

Modealan, Amrin. 2017. Jenis-Jenis Metode Promosi Kesehatan. (Online)

Dikutip dari http://www.mitrakesmas.com/2017/08/jenis-jenis-metodepromosi-


kesehatan.html. Dikutip pada 2 Agustus 2020.

Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT. Rineke
Cipta.

Notoatmodjo,Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi).Jakarta :


PT. Rineka Cipta

10

Anda mungkin juga menyukai