Dosen pembimbing:
Rusmawati Sitorus, S.Pd., S.Kep., M.A
Disusun oleh :
(Kelas 2A)
Intan Nur Nabilah (18028)
Kelompok kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah
membimbing kami agar kami dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun
makalah ini. Dosen tersebut antara lain:
1. Rusmawati Sitorus, S.Pd., S.Kep., M.A. selaku Direktur dan dosen mata kuliah
promosi kesehatan Akademi Keperawatan Harum Jakarta.
2. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa serta dukungannya.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak.
Tak ada gading yang tak retak kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Satuan Cara Penyuluhan.............................................................................2
B. Dasar Penyusunan Satuan Acara Penyuluhan...............................................................2
C. Fungsi Satuan Acara Penyuluhan.................................................................................2
D. Prinsip Penyusunan Satuan Acara Penyuluhan.............................................................3
E. Langkah Persiapan Penyusunan Satuan Acara Penyuluhan.........................................3
F. Tahap Penyusunan Satuan Acara Penyuluhan..............................................................4
G. Pengembangan Media Penyuluhan...............................................................................5
H. Manfaat Promosi Kesehatan.......................................................................................14
I. Teknik Promosi...........................................................................................................15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................................17
B. Saran...........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................18
ii
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk meningkatkan kinerja dan mutu perencanaan program kesehatan, diperlukan suatu
proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana yang menyeluruh (komprehensif dan
holistik). Perencanaan kesehatan adalah kegiatan yang perlu dilakukan di masa yang akan
datang, yang jelas tujuannya. Langkah-langkah perencanaan sebetulnya bersifat generik, yaitu
sama dengan alur pikir siklus pemecahan masalah.
Kesehatan tersebut, yang merupakan tujuan dari analisis ini, pada akhirnya akan diperoleh
hasil dari analisis ini yang merupakan titik tolak perencanaan kesehatan terpadu dan dalam
langkah selanjutnya diikuti oleh kegiatan untuk merumuskan masalah secara jelas, sekaligus
menentukan prioritas masalah-masalah tersebut. Yang dimaksud dengan masalah dalam
perencanaan kesehatan tidak terbatas pada masalah gangguan kesehatan saja, akan tetapi
meliputi semua faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk (lingkungan, perilaku,
kependudukan dan pelayanan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari SAP?
2. Bagaimana tahap-tahap penyusunan SAP?
3. Bagaimana pengembangan media promosi?
4. Bagaimana media dan teknik promosi?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dari SAP
2. Untuk mengetahui tahap-tahap penyusunan SAP
3. Untuk mengetahui pengembangan media promosi
4. Untuk mengetahui media dan teknik promosi
BAB II
5
PEMBAHASAN
A. Pengertian SAP
SAP (Satuan Acara Penyuluhan) adalah seperangkat acara penyuluhan yang akan
diselenggarakan termasuk topik, tempat, sasaran, pemateri, dan konsep acara. Penyusunan SAP
terbagi menjadi tiga tahap. Tahap pendahuluan, tahap penyajian dan tahap penutup.
B. Tahap-tahap penyusunan SAP
Kegiatan penyuluhan adalah tahap yang dilakukan penyuluh atau pemateri dan peserta
penyuluhan atau masyarakat untuk mengetahui perkembangan kesehatan di lingkungan mereka.
Materi penyuluhan tersebut dibatasi oleh pokok bahasan dan subpokok bahasan yang ada pada
suatu SAP. Tahap kegiatan itu terdiri atas tahap pendahuluan (introduction),tahap penyajian
(presentation), dan tahap penutup (test and follow up). Berikut ini akan diuraikan secara singkat
pengertian tahap tersebut.
1. Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan adalah tahap persiapan atau tahap awal sebelum memasuki penyajian
materi yang akan disuluhkan. Pada tahap ini penyuluh menjelaskan secara singkat tentang materi
yang akan diajarkan dalam pertemuan tersebut, manfaat materi tersebut dalam kehidupan sehari-
hari, hubungan materi tersebut dengan pengetahuan yang telah diketahui masyarakat, serta tujuan
yang harus dicapai masyarakat pada akhir pertemuan. Tahap ini dimaksudkan untuk
mempersiapkan mental masyarakat agar memerhatikan secara sungguh-sungguh selama tahap
penyajian. Tahap pendahuluan ini biasanya membutuhkan waktu 5 sampai 10 menit atau sekitar
5% dari waktu penyuluhan.
2. Tahap Penyajian
Tahap penyajian merupakan kegiatan belajar mengajar yang utama dalam suatu pengajaran.
Di dalamnya tercakup bagian-bagian sebagai berikut.
1) Uraian (explanation), baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal seperti penggunaan
grafik, gambar, benda sebenarnya (realita), model, dan demonstrasi gerak.
2) Contoh dan non-contoh yang praktis serta konkret dari uraian konsep
3) Latihan merupakan praktik bagi masyarakat untuk menerapkan konsep abstrak yang
sedang dipelajari dalam bentuk kegiatan fisik. Sebagian besar (80-90%) dari waktu
kegiatan penyuluhan digunakan dalam tahap penyajian ini.
6
3. Tahap Penutup
Tahap penutup merupakan tahap terakhir suatu penyuluhan.
Tahap ini meliputi 3 kegiatan, yaitu:
1) Pelaksanaan tes hasil penyuluhan untuk dijawab atau dikerjakan peserta penyuluhan,
seringkali tes tersebut dilaksanakan secara tidak formal dan tidak tertulis, tetapi
diajukan secara lisan untuk dijawab atau dikerjakan oleh peserta penyuluhan yang
ditunjuk sebagai sampel. Namun tes tersebut dapat juga dijawab atau dikerjakan oleh
semua peserta didik dan hal ini berarti akan menyita waktu pengajaran.
2) Umpan balik yang berupa informasi atau hasil tes
3) tindak lanjut yang berupa petunjuk tentang apa yang harus dilakukan atau dipelajari
peserta penyuluhan selanjutnya, baik untuk memperdalam materi yang telah dipelajari
dalam pertemuan tersebut maupun untuk mempersiapkan diri dari wabah penyakit yang
menular di lingkungan masyarakat.
Tahap penutup ini hanya membutuhkan waktu sekitar 10-20 menit atau 10-15% dari
waktu pengajaran.
Dari uraian tentang kegiatan penyuluhan tersebut tampak bahwa didalamnya tercakup komponen
metode penyuluhan. Untuk menjelaskan suatu konsep abstrak penyuluhan dapat menggunakan
ceramah, sedangkan untuk memberikan contoh dalam bentuk kegiatan fisik penyuluhan
menggunakan metode demonstrasi. Itulah sebabnya sebagian orang tidak menggunakan istilah
metode penyuluhan ketika mereka sudah menggunakan istilah kegiatan penyuluhan.
Dengan demikian, maka keberhasilan dalam proses pendidikan kesehatan diperlukan adanya
suatu ketentuan dan ketepatan dalam menentukan perangkat rencana dan pengaturan mengenai
isi dan bahan penyuluhan serta cara yang akan digunakan untuk menyuluh sebagai pedoman
dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan kesehatan. Hal ini tidak terlepas dari peran para
penyuluh yang secara langsung ikut menentukan keberhasilan proses pendidikan kesehatan yang
diberikan. Untuk itu diperlukan suatu pedoman yang benar dalam penulisan dan penyusunan
Satuan Acara Penyuluhan (SAP).
a. Preventif
7
Mencegah penyuluh kesehatan dari melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan yang telah
ditentukan dalam rencana.
b. Korektif
Satuan Acara Penyuluhan berfungsi sebagai rambu-rambu yang harus ditaati dan sebagai
pedoman dalam melaksanakan pendidikan kesehatan.
c. Konstruktif
Satuan Acara Penyuluhan memberikan arah secara rinci bagi pelaksanaan dan
pengembangan pendidikan kesehatan.
Efektifitas:
a. Efektif digunakan bagi si penyuluh.
b. Efektif informasi yang didapatkan oleh masyarakat.
Efisiensi:
Efisien dalam pendidikan kesehatan berarti efisien dalam: waktu, biaya, penggunaan tenaga
dan peralatan.
Kontinuitas:
Satuan Acara Penyuluhan memiliki keterkaitan dengan informasi yang sebelumnya mungkin
pernah didapatkan oleh si penerima informasi.
Komprehensif:
Semua kegiatan dan komponen dalam Satuan Acara Penyuluhan merupakan satu kesatuan
yang berinteraksi dan berinterfungsi secara terpadu dan harmonis dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan kesehatan yang telah dirumuskan.
Flexibilitas:
8
Satuan Acara Penyuluhan tidak boleh kaku, harus luwes, dapat bertindak dan mempunyai
keleluasaan bergerak yang disebabkan oleh situasi dan kondisi yang tiba-tiba berubah atau
sangat diperlukan adanya suatu perubahan.
relatif lebih besar/luas, serta dapat diulang-ulang jika digunakan sebagai alat
diskusi. Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, memerlukan
energi listrik, diperlukan alat canggih dalam proses produksi, perlu persiapan
matang, peralatan yang selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan
penyimpanan, dan perlu keterampilan dalam pengoprasian
c. Media luar ruang
Media luar ruang yaitu suatu media yang penyampaian pesannya di luar ruang
secara umum melalui media cetak dan elektronik secara statis. Contohnya papan
reklame, spanduk, pameran, banner, TV layar lebar, dan lain-lain. Kelebihan
media luar ruang diantaranya sebagai informasi umum dan hiburan, melibatkan
semua pancaindra, lebih menarik karena ada suara dan gambar, adanya tatap
muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih luas. Kelemahannya
yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, ada yang memerlukan listrik atau alat
canggih, perlu kesiapan yang matang, peralatan yang selalu berkembang dan
berubah, perlu keterampilan penyimpanan.
d. Jenis/Macam Media
Alat-alat peraga dapat dibagi dalam empat kelompok besar :
1. Benda asli.
Benda asli adalah benda yang sesungguhnya, baik hidup maupun mati. Jenis
ini merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah dan cepat dikenal
serta mempunyai bentuk atau ukuran yang tepat. Kelemahan alat peraga ini
tidak selalu mudah dibawa kemana-mana sebagai alat bantu mengajar.
Termasuk dalam alat peraga, antara lain benda sesungguhnya (tinja dikebun,
lalat di atas tinja, dan lain-lain), spesimen (benda yang telah diawetkan seperti
cacing dalam botol pengawet, dan lain-lain), sampel (contoh benda
sesungguhnya untuk diperdagangkan seperti oralit, dan lain-lain).
2. Benda tiruan
Benda tiruan memiliki ukuran yang berbeda dengan benda sesungguhnya.
Benda tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi
kesehatan karena benda asli mungkin digunakan (misal, ukuran benda asli
yang terlalu besar, terlalu berat, dan lain-lain). Benda tiruan dapat dibuat dari
bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik, dan lain-lain.
3. Gambar atau media grafis
Grafis secara umum diartikan sebagai gambar. Media grafis adalah penyajian
visual (menekankan persepsi indra penglihatan) dengan penyajian dua
dimensi. Media grafis tidak termasuk media elektronik. Termasuk dalam
media grafis antara lain, poster, leaflet, reklame, billboard, spanduk, gambar
karikatur, lukisan, dan lain-lain.
e. Pesan Dalam Media
Pesan adalah terjemahan dari tujuan komunikasi ke dalam ungkapan atau kata
yang sesuai untuk sasaran. Pesan dalam suatu media harus efektif dan kreatif.
Oleh karena itu, pesan harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
1. Memfokuskan perhatian pada pesan (command attention)
11
Ide atau pesan pokok yang merefleksikan strategi desain suatu pesan
dikembangkan. Bila terlalu banyak ide, hal tersebut akan membingungkan
sasaran dan mereka akan mudah melupakan pesan tersebut.
2. Mengklarifikasi pesan (clarify the message)
Pesan haruslah mudah, sederhana dan jelas. Pesan yang efektif harus
memberikan informasi yang relevan dan baru bagi sasaran. Kalau pesan
dalam media diremehkan oleh sasaran, secara otomatis pesan tersebut gagal.
3. Menciptakan kepercayaan (Create trust)
Pesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau. Misalnya,
masyarakat percaya cuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit diare
dan untuk itu harus dibarengi bahwa harga sabun terjangkau atau mudah
didapat di dekat tempat tinggalnya.
4. Mengkomunikasikan keuntungan (communicate a benefit)
Hasil pesan diharapkan akan memberikan keuntungan. Misalnya sasaran
termotivasi membuat jamban karena mereka akan memperoleh keuntungan
dimana anaknya tidak akan terkena penyakit diare.
d. Pesan dibuat menyolok, singkat, cukup besar, dan dapat dilihat pada jarak
enam meter, misalnya “Stop buang air besar sembarangan !”.
e. Buat dalam warna yang kontras sehingga jelas terbaca, misal kombinasi
warna merah yang tidak bertabrakan yaitu biru tua-merah, hitam-kuning,
merak kuning, biru tua-biru muda.
f. Hindarkan tambahan-tambahan yang tidak perlu ditulis.
g. Gambar dapat sederhana.
h. Perhatikan jarak huruf, bentuk dan ukuran.
i. Tes/uji poster pada teman, apakah poster sudah bisa memcapai maksudnya
atau tidak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain poster. Poster secara umum
terdiri atas beberapa bagian, yaitu :
1. Judul (head line)
2. Subjudul (sub head line)
3. Body copy/copy writing, dan
4. Logo dan indentitas.
Judul harus dapat dibaca jeas dari jarak enam meter, mudah dimengerti,
mudah diingat. Subjudul harus menjelaskan, melengkapi, dan
menerangkan judul secara singkat. Poster juga memerlukan adanya
ilustrasi. Ilustrasi ini harus atraktif berhubungan erat dengan judul dan
terpadu dengan penampilan secara keseluruhan. Warna merupakan salah
satu unsur grafis. Pengertian warna bisa meliputi warna simbolik atau rasa
kejiwaan. Warna dapat dibagi menjadi tiga kelompok menurut jenisnya,
yaitu warna primer (merah, kuning, biru), warna sekunder (hijau, kuning,
lembayung), dan warna tersier (cokelat kemerahan, cokelat kekuningan,
cokelat kebiruan). Warna sebagai simbol mempunyai arti tersendiri.
Misalnya, merah berarti berani, putih berarti suci, kuning berarti
kebesaran, hitam berarti abadi, hijau berarti harapan, dan merah muda
berarti cemburu. Mengenal rasa warna dapat diartikan sebagai berikut
merah adalah warna panas, biru adalah warna dingin, dan hijau adalah
warna sejuk.
b. Leaflet
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-
kalimat singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang
sederhana. Leaflet atau sering juga disebut pamflet merupakan selembar
kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khusus untuk
sasaran dan tujuan tertentu. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm yang berisi
tulisan 200 – 400 kata. Ada beberapa leaflet yang disajikan secara berlipat.
Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang
suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air ditingkat rumah tangga,
deskripsi tentang diare serta pencegahannya, dan lain-lain. Isis harus bisa
ditangkap dnegan sekali baca. Leaflet dpat diberikan atau disebarkan pada
15
G. Teknik Promosi
Metode dan teknik promosi kesehatan adalah suatu kombinasi antara cara-cara atau
metode dan alat-alat bantu atau media yang digunakan dalam setiap pelaksanaan promosi
kesehatan. Dengan perkataan lain, metode dan teknik promosi kesehatan adalah dengan
cara dan alat apa yang digunakan oleh pelaku promosi kesehatan untuk menyampaikan
pesan-pesan kesehatan atau mentransformasikan perilaku kesehatan kepada sasaran atau
masyarakat. Berdasarakan sasarannya, metode dan teknik promosi kesehatan dibagi
menjadi 3 yaitu:
a. Metode Promosi kesehatan individual
1. Bimbingan dan penyuluhan
2. Interview (wawancara)
b. Metode Promosi kesehatan kelompok
1. Kelompok Besar
a) Ceramah
b) Seminar, dll
2. Kelompok Kecil
a) Diskusi kelompok
b) Curah pendapat (Brain Storming), dll
c. Metode promosi kesehatan massa
1. Ceramah umum
2. Penggunaan media massa elektronik, misalnya TV, dll
3. Penggunaan media cetak, misalnya majalah, dll
4. Penggunaan media diluar ruang, misalnya spanduk,dll.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi SAP (Satuan Acara Penyuluhan) adalah seperangkat acara penyuluhan yang
akan diselenggarakan termasuk topik, tempat, sasaran, pemateri, dan konsep acara.
Penyusunan SAP terbagi menjadi tiga tahap. Tahap pendahuluan, tahap penyajian dan
tahap penutup.
19
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai perawat
dapat memahami tentang perencanaan promosi kesehatan dalam rangka memajukan
kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dengan
promosi kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan kesehatan kita
sebagai perawat dapat mencegah berbagai penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal. (2011). Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta.
Potter & Perry. (2010). Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC