Anda di halaman 1dari 4

KEPERAWATAN MATERNITAS

Dosen Pembimbing :
Ns.Nina Sunarti.M.Kep

Disusun oleh :
Intan nur nabilah (18028)

AKADEMI KEPERAWATAN HARUM JAKARTA


JL. Cumi No.37, Tanjung Priuk – Jakarta Utara
Tahun Ajaran 2019/2020
EDUKASI UNTUK IBU HAMIL DENGAN ADANYA COVID 19
Wabah Covid-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 telah menginfeksi lebih 90.000 orang
di seluruh dunia. Dalam pemberitaan sebelumnya dikatakan bahwa orang yang paling berisiko
terinfeksi virus corona Wuhan adalah mereka yang berusia lanjut. Lantas, bagaimana dengan ibu
hamil? Pasalnya ibu hamil juga sangat rentan terhadap infeksi pernapasan, apa ini juga berlaku
untuk Covid-19?
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sejauh ini ibu hamil tidak lebih mungkin
mengalami gejala yang lebih parah dibanding orang lain. Dalam analisisis terhadap 147
perempuan hamil, hanya delapan persen yang memiliki penyakit parah dan 1 persen dalam
kondisi kritis. Laporan ini diterbitkan WHO Jumat (28/2/2020). Sementara itu, menurut sebuah
penelitian yang terbit di jurnal Lancet edisi Februari, masih terlalu dini untuk mengetahui
dampak pada bayi yang ibunya terinfeksi virus corona Covid-19. Sejauh ini, bayi yang lahir dari
ibu terinfeksi Covid-19 tampak sehat dan tidak tertular virus. "Untungnya tidak ada bukti
penularan dari ibu ke bayinya," kata Dr Wei Zhang, ahli epidemiologi dari Universitas
Northwestern dan salah satu penulis studi yang terbit di jurnal Lancet. Dilansir New York Times,
Selasa (3/3/2020), Zhang memperingatkan bahwa penelitian yang dilakukannya bersama tim
masih dalam skala kecil. Jika bisa disebut, penelitian ini tidak menawarkan petunjuk apapun
tentang efek infeksi Covid-19 pada ibu hamil di awal kehamilan.
Demam pada awal kehamilan berhubungan dengan cacat lahir dan dapat memengaruhi kondisi
perkembangan janin. Beberapa virus dapat mengganggu perkembangan janin. Sebagai contoh,
infeksi Zika dapat menyebabkan kepala bayi menjadi berukuran kecil dan Ebola bisa mematikan.
Pandemi flu pada 1918 dan 1957 memiliki tingkat kematian antara 30 sampai 50 persen pada ibu
hamil. Sementara ibu hamil yang terinfeksi SARS, kerabat dekat Covid-19, juga memiliki
dampak. Dalam studi kecil yang meneliti 12 ibu hamil terinfeksi SARS di Hong Kong pada
wabah 2003 menunjukkan tiga orang meninggal, dan empat dari tujuh orang yang mengandung
di trimester awal mengalami keguguran.
Statistik WHO dan penelitian Zhang terkait Covid-19 menawarkan optimisme untuk ibu hamil.
Namun para ahli berharap akan ada data dari jumlah sampel lebih besar untuk membuktikan
kesimpulan yang telah didapat. "Jumlah kasus ibu hamil terinfeksi Covid-19 akan sangat penting
untuk mengumpulkan informasi tentang kondisi kehamilan," kata Dr Denise Jamieson, ketua
ginekologi dan kebidanan di Emory University. Jamieson adalah satu dari tiga ahli yang
menyusun pedoman American College of Obstetricians and Gynecologists untuk merawat
perempuan hamil yang terinfeksi virus corona. Salah satu pedoman yang dilakukan rumah sakit
di AS adalah memeriksa kondisi ibu hamil sebelum berkonsultasi, sehingga saat ditemukan ada
gejala tertentu ibu hamil dapat menunggu di ruang terpisah dengan pasien lain. Jamieson
tergabung dalam Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) ketika wabah H1N1 pada
2009 melanda AS. Jamieson menceritakan, saat itu CDC merekomendasikan agar ibu dipisahkan
dengan bayi setelah melahirkan agar tidak tertular. Selain itu, CDC juga meminta kepada ibu
yang terinfeksi H1N1 untuk membuang ASI mereka sampai terbebas dari penyakit. Untuk wabah
Covid-19 saat ini, Jamieson merasa tindakan serupa perlu dilakukan.
Para ibu yang terinfeksi dalam studi yang dilakukan Zhang, dipisahkan dengan bayi mereka.
Kesembilan ibu melahirkan melalui operasi caesar untuk meminimalkan paparan virus pada bayi
baru lahir. Zhang dan timnya kemudia menguji darah di tali pusat, usap tenggorokan dari bayi,
ASI, dan cairan ketuban. "Kami tidak menemukan adanya virus (SARS-CoV-2 penyebab Covid-
19)," kata Zhang. Dalam laporan lain tentang bayi yang terinfeksi, termasuk penelitian terhadap
10 bayi yang baru lahir dengan komplikasi serius, bayi tersebut diuji beberapa jam setelah
mereka lahir atau mungkin telah melakukan kontak langsung dengan ibu yang terinfeksi karena
perempuan tersebut tidak didiagnosis sebelum melahirkan. Begini Analisisnya "Jika kita
memiliki isolasi yang tepat dan protokol yang ketat, pasti ada peluang untuk memiliki bayi
sehat," katanya. Zhang dengan hati-hati menekankan bahwa studinya menawarkan "kabar baik"
hanya untuk wanita di akhir kehamilan. "Kita harus sangat berhati-hati untuk tidak menyesatkan
kelompok wanita hamil lainnya," katanya. "Kami tidak tahu efek nyata virus pada wanita di awal
kehamilan." Jika wanita pada tahap awal kehamilan ternyata berisiko, mereka akan menjadi
kandidat utama untuk vaksin, tetapi kriteria tidak termasuk wanita hamil. Pengecualian mereka
sesuai untuk tahap pengembangan vaksin ini, kata Dr. Ruth Karron, seorang ahli vaksinasi di
Universitas Johns Hopkins dan salah satu pimpinan pedoman PREVENT meminta memasukkan
wanita hamil dalam uji klinis. Untuk vaksin yang ditawarkan kepada wanita hamil, para ilmuwan
harus terlebih dahulu menyeimbangkan risiko dan manfaat. Para peneliti perlu mengetahui sifat
dan prevalensi penyakit pada wanita hamil, serta setiap efek samping yang berpotensi berbahaya
dari vaksin, seperti demam.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Saja yang Harus Diketahui Ibu Hamil
Soal Virus Corona?", https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/04/101204923/apa-saja-
yang-harus-diketahui-ibu-hamil-soal-virus-corona?page=all.

Dengan mempertimbangkan aspek penularan asimtomatik Covid-19 yang mungkin terjadi,


semua wanita yang hamil dengan riwayat kontak epidemiologi harus dipantau dengan hati-hati.
Selain itu, wanita hamil dengan dugaan, kemungkinan, atau dikonfirmasi terinfeksi virus corona,
termasuk wanita yang mungkin perlu menghabiskan waktu dalam isolasi, harus memiliki akses
perawatan yang tepat. "Semua wanita hamil baru-baru ini terinfeksi virus corona atau yang telah
pulih, harus diberi informasi dan konseling tentang pemberian makan bayi yang aman serta cara
untuk mencegah penularan virus," lanjut pedoman itu. Pedoman yang dikemukakan WHO
tersebut juga mencatat bahwa saat ini tidak ada bukti bahwa wanita hamil mengalami
peningkatan risiko penyakit parah atau gangguan janin. Bila ibu hamil mengalami gejala virus
corona Covid-19, maka perlu membicarakan kondisinya lebih dulu. Jadi, dokter dan tim medis
rumah sakit akan mempersiapkan ruang isolasi khusus untuk ibu hamil. "Jika Anda positif virus
corona Covid-19, Anda harus ditempatkan di ruang isolasi. Ketika bayi lahir, ia juga akan
diisolasi untuk diuji positif atau negatif virus corona Covid-19. Di samping itu, juga
menyarankan semua ibu hamil agar lebih fleksibel dalam melakukan persalinan. Ibu hamil yang
melahirkan di rumah sakit disarankan untuk tidak menerima tamu satu pun sampai bayinya
diperbolehkan pulang. Langkah itu disebut bisa mengurangi angka penyebaran virus corona
Covid-19 semakin meluas. Sedangkan, kini teknologi sudah canggih untuk saling berhubungan.
Selain itu, semua ibu hamil juga perlu meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya dengan
menghindari jalanan dan orang sakit. menyarankan ibu hamil melakukan tes kadar vitamin D
dalam tubuh. Jelang persalinan, wanita hamil harus tetap tenang dan santai agar tetap fokus pada
perawatan prenatal. Pastikan pula perawatan konsultasi dengan dokter lebih dulu untuk
mengevaluasi langkah yang layak dan tidak selama wabah virus corona Covid-19.

Berikut rekomendasi dan panduan untuk ibu hamil agar tidak terpapar Covid-19 :

1. Mengonsumsi makanan yang bergizi dan sehat beserta vitamin bagi ibu hamil.

2. Hindari keluar rumah apabila tidak diperlukan. Apabila harus keluar rumah, kenakan pakaian
tertutup rapat dan masker. Sekembalinya dari rumah, bersihkan badan segera dengan mandi, dan
terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), rajin cuci tangan sesuai standar kesehatan,
istirahat jika kondisi tidak sehat.

3. Hindari berada di keramaian. Upayakan menjaga jarak--paling tidak satu meter--satu sama lain
apabila di tengah keramaian.

4. Berolahraga ringan

5. Segera periksakan diri ke dokter apabila Anda merasa kurang sehat dan memiliki gejala mirip
flu. Konsultasikan dengan dokter kandungan Anda mengenai tindakan pencegahan lainnya yang
perlu dilakukan sesuai dengan kondisi tubuh Anda.

Anda mungkin juga menyukai