Dosen Pembimbing :
Rusmawati Sitorus S.Pd, S.Kep, MA
1. Annisa (18005)
2. Annisa Firdaus (18006)
3. Annisa Safa Stephanie (18007)
4. Benazir (18009)
5. Intan Nur Nabilah (18028)
Segala puji bagi Allah SWT. Karena berkat rahmat dan petunjuk-Nyalah, kami
Deep Vein Thrombosis (DVT)“ Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing. Kami telah berusaha dengan segenap kemampuan dan pengetahuan yang
Akan tetapi, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca, agar di lain kesempatan saya dapat memperbaiki
kekurangan- kekurangan yang ada.
Akhirnya, semoga dengan membaca makalah ini, sedikit banyaknya akan
menambah pengetahuan kita.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Definisi..........................................................................................................................5
B. Klasifikasi.....................................................................................................................6
C. Etiologi.........................................................................................................................6
D. Manisfestasi Klinik........................................................................................................7
E. Tanda dan Gejala..........................................................................................................7
F. Penyebab Deep Vein Trombosis....................................................................................8
G. Patofisiologi...................................................................................................................8
H. Klompikasi.....................................................................................................................8
I. Pemeriksaan Penunjang...................................................................................................9
J. Penatalaksanaan..............................................................................................................9
K. Pencegahan...................................................................................................................10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................................11
A. Pengkajian....................................................................................................................11
B. Diagnosa Keperawatan................................................................................................12
C. Pelaksanaan Keperawatan...........................................................................................14
D. Evaluasi.......................................................................................................................14
BAB IV PENUTUP............................................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................................15
B. Saran.............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................16
6
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan
1. Tujun Umum
Agar mahasiswa dan mahasiswi mampu memahami tentang prinsip, strategi, metode
dan media promosi kesehatan.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa dan mahasiswi mampu menjelaskan tentang:
a. Prinsip – prinsip promosi kesehatan
b. Strategi promosi kesehatan
c. Metode promosi kesehatan
d. Media promosi kesehatan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Promosi Kesehatan
Beberapa definisi promosi kesehatan yang telah dikemukakan, salah satunya definisi
Ottawa Charter, bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan
individu untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Termasuk didalamnya adalah sehat
secara fisik, mental dan sosial sehingga individu atau masyarakat dapat merealisasikan
cita-citanya, mencukupi kebutuhan-kebutuhannya, serta mengubah atau mengatasi
lingkungannya. Kesehatan adalah sumberdaya kehidupan bukan hanya objek untuk hidup.
Kesehatan adalah suatu konsep yang positif yang tidak dapat dilepaskan dari social dan
kekuatan personal. Jadi promosi kesehatan tidak hanya bertanggung jawab pada sektor
kesehatan saja, melainkan juga gaya hidup untuk lebih sehat. (Keleher,et.al, 2007).
Disisi lain Nutbeam dalam Keleher, et.al (2007) menerangkan bahwa promosi
kesehatan adalah proses sosial dan politis yang menyeluruh, yang tidak hanya menekankan
pada kekuatan ketrampilan dan kemampuan individu , tetapi juga perubahan sosial,
lingkungan dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat.
Jadi promosi kesehatan adalah proses untuk memungkinkan individu mengontrol faktor-
faktor yang mempengaruhi kesehatan dan mengembangkan kesehatan individu dan
masyarakat.
WHO (1998) menyebutkan bahwa promosi kesehatan adalah strategii inti untuk
pengembangan kesehatan, yang merupakan suatu proses yang berkembang dan
berkesinambungan pada status sosial dan kesehatan individu dan masyarakat.
Dari beberapa definisi diatas, promosi kesehatan mempunyai beberapa level pengertian,
sehingga konsep promosi kesehatan adalah semua upaya yang menekankan pada
perubahan sosial, pengembangan lingkungan, pengembangan kemampuan individu dan
kesempatan dalam masyarakat, dan merubah perilaku individu, organisasi dan sosial untuk
meningkatkan status kesehatan individu dan masyarakat. (Keleher,et.al, 2007).
8
Berlandaskan konsep dasar tersebut, maka area promosi kesehatan pun tidaklah
sempit, menurut Keleher,et.al, (2007) terdapat 10 (sepuluh) area tindakan promosi
kesehatan, yaitu :
3. memberdayakan masyarakat
1. social determinant of health, yang termasuk determinan sosial untuk kesehatan ini
adalah kebijakan-kebijakan kesehatan, health equity, kesenjangan social termasuk juga
persoalan-persoalan ekonomi.
9
hipertensi (31,7 %), penyakit jantung (7,2%), stroke (0,83%), diabetes melitus (1,1%) dan
diabetes melitus di perkotaan (5,7%), asma (3,5%), penyakit sendi (30,3%), kanker/tumor
(0,43%), dan cedera lalu lintas darat (25,9%). Stroke merupakan penyebab utama kematian
pada semua umur, jumlahnya mencapai 15,4%, hipertensi 6,8%, cedera 6,5%, diabetes
melitus 5,7%, kanker 5,7%, penyakit saluran nafas bawah kronik (5,1%), penyakit jantung
iskemik 5,1%, dan penyakit jantung lainnya 4,6%. Faktor risiko penyakit tidak menular
meliputi pola makan tidak sehat seperti pola makan rendah serat dan tinggi lemak serta
konsumsi garam dan gula berlebih, kurang aktifitas fisik (olah raga) dan konsumsi rokok.
Artinya bahwa perubahan pola penyakit di atas sangat dipengaruhi oleh perubahan
lingkungan, transisi demografi, sosial ekonomi dan sosial budaya. Penyakit tidak menular
menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan bidang kesehatan.
3. health promotion system, berkaitan dengan infrasturktur atau hal-hal yang yang
mendukung promosi kesehatan, seperti kempetensi, alat dan pengalaman, penelitian
dan pengembangan tentunya dengan melibatkan budaya, system dan teknologi-teknologi
terbaru.
4. community action
3. Impact evaluation, menekankan pada efek atau isi mengenai tujuan yang akan
dicapai,
Promosi Kesehatan di Indonesia telah mempunyai visi, misi dan strategi yang jelas,
sebagaimana tertuang dalam SK Menkes RI No. 1193/2004 tentang Kebijakan Nasional
Promosi Kesehatan. Visi, misi dan strategi tersebut sejalan dan bersama program kesehatan
lainnya mengisi pembangunan kesehatan dalam kerangka Paradigma Sehat menuju visi
Indonesia Sehat. Bilamana ditengok kembali hal ini sejalan dengan visi global.
11
a. Empowerment ( pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk memungkinkan
seseorang untuk mendapatkan kontrol lebih besar atas keputusan dan tindakkan
yang mempengaruhi kesehatan mereka.
b. Partisipative ( partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil bagian aktif dalam
pengambilan keputusan.
c. Holistic ( menyeluruh ) yaitu memperhitungkan hal-hal yang mempengaruhi
kesehatan dan interaksi dari dimensi-dimensi tersebut.
d. Equitable ( kesetaraan) yaitu memastikan kesamaan atau kesetaraan hasil yang
di dapat oleh klien.
e. Intersectoral ( antar sektor ) yaitu bekerja dalam kemitraan dengan instasi terkait
lainnya atau organisasi.
f. Sustainable ( berkelanjutan) yaitu memastikan bahwa hasil dari kegiatan
promosi kesehatan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
g. Multi Strategy yaitu bekerja pada sejumlah strategi daerah seperti program
kebijakkan.
12
h. Intervensi harus bersifat kontinue serta didasarkan pada prinsip-
prinsippemberdayaan dan atau model yang berorientasi pada masyarakat dengan
menggunakan lebih dari satu metode.
a. Konferensi promosi kesehatan I dilakukan di kota Ottawa Canada tahun 1986 dengan
tema “Menuju kesehatan masyarakat baru” mengahasilkan piagam Ottawa. Piagam
Ottawa menyebutkan ada sembilan faktor prasyarat untuk menuju kesehatan:
13
perdamaian, tempat tinggal, pendidikan, makanan, pendapatan,ekosistem yang
seimbang, sumberdaya yang berkesinambungan, keadaan sosialsejahtera, dan
pemerataan. Piagam Ottawa memiliki tujuan promosi kesehatan yaitu: Advokasi
(meyakinkan pembuat kebijakan aturan yang diajukan itu penting), menjembatani
(antara bidang kesehtan dan bidang lain), danmemampukan (membuat masyarakat
mandiri). Strategi promosi kesehatan dalam Piagam Ottawa ada lima, yaitu
mengembangkan kebijakan publik berkaitan dengan kesehatan, membuat lingkungan
yang sehat, membangun masyarakat yang aktif, mengembangkan ketrampilan
masyarakat, dan reorientasi sistem pelayanan kesehatan.
b. Konferensi promosi kesehatan ke dua di Adelaide, Australia tahun 1988 dengan tema
“Membangun kebijakan publik yang berwawasan kesehatan”. Dalam konferensi kedua
strategi yang digunakan mengarah untuk mendukung terciptanya masyarakat yang
hidup dalam lingkungan yang sehat dan berprilaku sehat. Untuk mencapai tujuan
tersebut menggunakan enam strategi, yaitu kebijakan publik berwawasan kesehatan,
mengupayakan revvitalisasi nilai-nilai asasi kesehatan, pemerataan akses pelayanan
kesehatan, akuntabilitas program kesehatan,meningkatkan pelayanan, dan kemitraan.
Dalam konfrensi ini juga membagi prioritas kebijakan publik di bidang kesehatan,
yaitu program perempuan, pangandan gizi, tembakau dan alkohol, dan lingkungan
yang baik.
c. Konferensi promosi kesehatan ke tiga di Sundvall, Swedia tahun 1991 dengan tema
“Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan”. Dalam koferensi ini
menghasilkan model yang dijalankan dengan praktis dalam promosikesehatan, yaitu
Health promotion strategy analysis model (HELPSAME) berupa analisis pengalaman
dalam menciptakan lingkungan yang mendukung, Sundsvall pyramid of supportive
enviroment, dan Supportive enviroment actionmodel berupa fasilitator dalam
kelompok.
14
pemerintahan, institusi pendidikan, dan institusi pelayanan kesehatan, pendekatan
peran serta masyarakat, dan pendekatan pembelajaran kesehatan.
15
Aspek lingkungan juga perlu diperhatikan. Lingkungan disini diartikan dalam
pengertian luas. Baik lingkungan fisik (biotik, non biotik), dan lingkungan non fisik.
Diharapkan tercipta lingkungan yang kondusip yang dapat mendukung terwujudnya
masyarakat yang sehat.
Contoh : perlunya jalur hijau didaerah perkotaan, yang akhir-akhir ini sering diabaikan
pemanfaatannya oleh oknum-oknum tertentu. perlunya perlindungan diri pada kelompok
terpapar pencemaran udara , seperti penggunaan masker pada penjaga loket jalan tol,
petugas polantas, dsb.
16
Contoh : melalui penyuluhan secra indicidu atau kelompok seperti di Posyandu, PKK.
Adanya pelatihan kader kesehatan, pelatihan dokter kecil, pelatihan guru UKS, dll.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfatkan oleh mahasiswa dan mahasiswi keperawatan dalam
melaksanakan promosi kesehatan, dan kami berharap makalah ini mendapatkan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
17
DAFTAR PUSTAKA
Bahan ajar Ayubi Dian( 2010 ).Konsep Promosi Kesehatan. Departemen Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku FKM UI.
Efendi, F & Makhfudli.( 2009 ). Keperawataan kesehatan Komunitas teoti dan praktik dalam
keperawatan. Jakarta; Salemba Medika
Evans, dkk.( 2011 ). Health Promotion and Public Health for Nursing Students. Exeter Great
Britain; Learning Matters Ltd.
18
Notoatmodjo, Soekidjo.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta.
19