Anda di halaman 1dari 19

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PROMOSI KESEHATAN

DOSEN PENGAMPU :

Puput Risti K , S.Kep.,Ns,M.Kep

OLEH :

KELOMPOK 10 1A:

1. Amelia Dewi Wulandari (2101005)


2. Anindya Dyah Pitaloka (2101007)
3. Sofia Andhani (2101034)

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KLATEN

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
bimbingan-Nya kami dapat menyusun makalah sejarah perkembangan dan promosi kesehatan
ini. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah Promosi Kesehatan.

Dalam proses penyusunan makalah ini terdapat beberapa hambatan dan kekurangan,
namun dapat kami selesaikan dengan cukup baik. Kami sangat berterima kasih kepada semua
pihak yang telah mendukung, memberi saran dan masukkan-masukkannya untuk kelancaran
tugas ini.

Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar
hanya datangnya dari Allah SWT. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun
dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Kami
berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang lainnya.

Klaten, 29 Maret 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................1

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

1. Latar Belakang...............................................................................................................4

2. Tujuan............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5

A. Sejarah Promosi Kesehatan...........................................................................................5


B. Perkembangan Promosi Kesehatan Internasional..........................................................6
C. Perkembangan Promosi Kesehatan Indonesia...............................................................8
D. Pengertian dan Tujuan Promosi Kesehatan...................................................................10
E. Kebijakan-kebijakan Pemerintah Tentang Promosi Kesehatan.....................................11
F. Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Menurut Kebijakan
Pemerintah Tentang Promosi Kesehatan.......................................................................16

BAB III PENUTUP...........................................................................................................18

A. Kesimpulan....................................................................................................................18

B. Saran..............................................................................................................................18

BAB IV DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejarah adalah uraian tentang peristiwa nyata berupa fakta dan data yang bisa
dijadikan bahan untuk disimpulkan manfaat dan mudaratnya bagi pijakan untuk
kegiatan masa kini danyang akan datang. Di sini sejarah lebih mempunyai arti ke
depan. Istilah Health Promotion (Promosi Kesehatan) sebenarnya sudah mulai
dicetuskan setidaknya pada tahun 1986, pada waktu diselenggarakan Konferensi
International Pertamatentang Health Promotion di Ottawa, Canada, pada tahun 1986.
Pada waktu itu dicanangkan the Ottawa Charter, yang memuat definisi dan prinsip-
prinsip dasar Health Promotion. Namun istilah tersebut pada waktu itu di Indonesia
belum bergema. Pada waktu itu, istilah yang ada tetap Penyuluhan Kesehatan,
disamping juga populer istilah-istilah lain seperti KIE (Komunikasi Informasi dan
Edukasi), Pemasaran Sosial (Social Marketing), Mobilisasi Sosial, dll.
Dengan demikian penggunaan istilah promosi kesehatan di Indonesia tersebut
dipacu oleh perkembangan dunia internasional. Nama unit Health Education di WHO
baik di Headquarter, Geneva maupun di SEARO, India juga sudah berubah menjadi
unit Health Promotion. Nama organisasi profesi internasional juga sudah berubah
menjadi International Union for Health Promotion and Education (IUHPE). Istilah
promosi kesehatan tersebut juga ternyata sesuai dengan perkembangan pembangunan
kesehatan di Indonesia sendiri yang mengacu pada paradigma sehat.

B. TUJUAN
1) Menjelaskan sejarah dari Promosi Kesehatan
2) Mengetahui pengertian dan tujuan dari Promosi Kesehatan
3) Menjelaskan perkembangan dari Promosi Kesehatan di Indonesia maupun
Internasional.
4) Mengetahui Kebijakan-kebijakan Pemerintah Tentang Promosi Kesehatan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Promosi Kesehatan


Sebelum menjadi promosi kesehatan pengertiannya di samakan dengan pendididkan
kesehatan, pada pendidikan kesehatan di tekankan pada perubahan perilaku masyarakat
dengan cara memberikan informasi kesehatan melalui berbagai cara dan teknologi. Dari hasil
studi yang di lakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan para ahli pendidikan
kesehatan didapati bahwa pengetahuan masyarakat tentang kesehatan meningkat tetapi tidak
di imbangi oleh perubahan perilakunya. Disadari bahwa pendidikan kesehatan belum
“memampukan” masyarakat tetapi baru dapat “memaukan” Mengenai istilah Promosi
Kesehatan sendiri juga mengalami perkembangan. Mula-mula dicetuskan di Ottawa, Canada
pada tahun 1986 merupakan konferensi Internasional promosi kesehatan yang pertama kali
dilaksanakan yang berlangsung tanggal 17 sampai dengan 21 November 1986 dikenal dengan
Ottawa Charter.

Pada konferensi Internasional promosi kesehatan ini mengambil tema Menuju Kesehatan
Masyarakat Baru, namun pada konferensi ini tidak terlepas dari Deklarasi Alma Ata tahun
1978 tentang Pelayanan Kesehatan Dasar atauPrimary Health Care oleh WHO promosi
kesehatan didefinisikan sebagai: theprocess of enabling people to control over and improve
their health. Tetapi definisi tersebut diaplikasikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi proses
pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
Definisi ini tetap dipergunakan, sampai kemudian mengalami revisi pada konferensi dunia di
Bangkok pada bulan Agustus 2005, menjadi (Health promotion is the process of enabling
people to increase control over their health and its determinants, and thereby improve their
health) dan dimuat dalam The Bangkok Charter. Dan definisi baru ini belum dibakukan
bahasa Indonesia. Selain istilah Promosi Kesehatan, sebenarnya juga beredar banyak istilah
lain yang mempunyai kemiripan makna, atau setidaknya satu nuansa dengan istilah promosi
kesehatan, seperti: komunikasi, Informasi dan Edukasi, Pemasaran social, Mobilisasi social
dan Pemberdayaan masyarakat, dll.

5
B. Perkembangan Promosi Kesehatan Internasional

 The Ottawa Conference

The Ottawa Conference Merupakan konferensi yang pertama kali yang dilaksanakan di
Ottawa, Canada yang berlangsung pada 17-21 November 1986. Hal ini dapat dilihat dalam
pembukaan Piagam Ottawa yang menyebutkan “The first Internasional Conference on
Health Promotion, meeting in Ottawa this 21st day of November 1986, hereby present this
charter for action to achieve Health for All by the year 2000 and beyond”.

Konferensi promosi kesehatan ini mengambil tema “Menuju Kesehatan Masyarakat Baru”
(The Move Towards a New Public health).Konferensi diikuti oleh perwakilan dari kurang
lebih 100 negara, baik yang berasal dari negara-negara maju maupun negara berkembang.
Konferensi pertama ini tidak lepas dari deklarasi Alma-Ata tahun 1978 tentang “Pelayanan
Kesehatan Dasar atau Primary Health Care”.

 The Adelaide Conference

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan kedua dilaksanakan di Adelaide, Australia


pada 5-9 April 1988. Konferensi ini diikuti oleh hampir sama dengan negara-negara yang
hadir di Konferensi di Ottawa.

Konferensi Promosi Kesehatan kedua ini mengambil tema “Membangun Kebijakan Publik
Yang Berwawasan Kesehatan” merupakan strategi promosi kesehatan yang pertama dari
Ottawa Charter. Dipilihnya tema ini sebenarnya untuk lebih mengoperasionalkan strategi
promosi kesehatan dalam Ottawa Charter tersebut, sehingga lebih memudahkan
implementasi dari negera-negara peserta konferensi.

 The Sundvall Conference

Konferensi internasional yang ketiga dilaksanakan di Sundvall, Swedia pada 9-15 Juni
1991 dengan tema “Menciptakan Lingkungan Yang Mendukung atau Supportive
Environment For Health”. Tema ini adalah merupakan strategi rpomosi kesehatan yang
telah dirumuskan dalam piagam Ottawa (Ottawa Charter). Oleh sebab itu, konferensi di
Sundvall adalah merupakan penjabaran yang lebih rinci tentang pengembangan lingkungan

6
yang mendukung kesehatan. Konferensi ini hanya diikuti oleh 318 orang peserta atau
perwakilan dari 81 negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Hasil konferensi
ini disebut pernyataan Sundvall (Sundvall Statement).

 Deklarasi Jakarta

Konferensi dilaksanakan di Jakarta, Indonesia pada 21-25 Juli 1997 dengan tema “Pemeran
Baru pada Era Baru atau New Player for a New Era”.

Menghasilkan pendekatan-pendekatan baru dalam Promosi kesehatan :

a. Pendekatan Komprehensif

b. Pendekatan melalui Tatanan

c. Peran serta masyarakat

d. Pembelajaran kesehataan

 Konferensi Mexico

Konferensi internasional yang kelima dilselenggarakan di Kota Meksiko pada 5-9 Juni
2000 dengan tema “Menjembatani kesenjangan pemerataan atau Bridging the equity gap”.

Kesepakatan tingkat Menteri sebagai hasil konferensi promosi kesehatan di Kota Meksiko
dan upaya untuk mewujudkan ide-ide menjadi aksi/tindakan yakni:

1) Menempatkan promosi kesehatan sebagai prioritas utama baik ditingkat


lokal,regional, nasional, maupun internasional
2) Mengambil peran utama dalam pengembangan partisipasi aktif disetiap sektor
didalam implementasi gerakan2 promosi kesehatan dg memperkuat memperluas
kemitraan dibidang kesehatan.
3) Memperkuat persiapan rencana kegiatan di kabupaten/kota di seluruh dunia.

 Konferensi Bangkok

Konferensi internasional yang keenam dilselenggarakan di Bangkok, Thailand pada 7-11


Agustus 2005 dengan tema “promosi kesehatan dalam dunia yang mengglobal atau health
promotion in a globalized world”.
7
Konferensi menghasilkan piagam Bangkok (Bangkok Charter). Lingkup piagam ini adalah
Mengidentifikasi aksi, komitmen dan janji yang diperlukan untuk mengatasi berbagai
problematika kesehatan di era globalisasi melalui promosi kesehatan.

 Konferensi Nairobi

Konferensi internasional yang ketujuh diselenggarakan di Nairobi, Kenya pada 26-30


Oktober 2009 dengan tema “mempromosikan kesehatan dan pembangunan ; menutup
kesenjangan implementasi atau promoting health and development; Closing the
implementation Gap”.

Konferensi Nairobi, dihasilkan strategi dan aksi yang dikelompokkan menjadi 5 sub-tema,
yaitu:

1) Membangun kapasitas promosi kesehatan (Building capacity for health promotion)


2) Penguatan sistem kesehatan (Strenghening Health System)
3) Kemitraan dan kerjasama lintas sektor (Partnership and intersectoral action)
4) Pemberdayaan masyarakat (Community Empowerment)
5) Sehat dan perilaku sehat (health literacy and health behavior)

C. Perkembangan Promosi Kesehatan Indonesia

Perkembangan Promosi Kesehatan tidak terlepas dari perkembangan sejarah Kesehatan


Masyarakat di Indonesia dan dipengaruhi juga oleh perkembangan Promosi Kesehatan
International, yaitu secara seremonial di Indonesia di mulai program Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) pada tahun 1975, dan tingkat Internasional Deklarasi
Alma Ata tahun 1978 tentang Primary Health Care (Departemen Kesehatan, 1994).
Kegiatan Primary Helath Care tersebut sebagai tonggak sejarah cika-lbakal Promosi
Kesehatan.

Khusus konvesi yang membahas tentang Promosi Kesehatan di mulai dari Konvesi
Promosi Kesehatan di Ottawa, Kanada dengan melahirkan The Ottawa Charter tahun 1986
sampai Konvesi Promosi Kesehatan yang dilaksanakan di Jakarta tahun 1997 dengan
melahirkan The Jakrata Declaration. Selanjutnya perkembangan Promosi Kesehatan di
Indonesia adalah seperti berikut dibawah ini.

8
a. Sebelum Tahun 1965 (sebelum sampai awal kemerdekaan).

Pada saat itu istilahnya adalah Pendidikan Kesehatan. Dalam program-program


kesehatan Pendidikan Kesehatan hanya sebagai pelengkap pelayanan kesehatan,
terutama pada saat terjadi keadaab kritis seperti wabah penyaki, bencana, dsb.
Sasarannya perseorangan (individu), dengan sasaran program lebih kepada perubahan
pengetahuan seseorang.

b. Periode Tahun 1965-1975.

Pada priode ini mulai perhatiannya kepada masyarakat. Saat itu juga dimulainya
peningkatan profesional tenaga melalui program Health Educational Service (HES).
Tetapi intervensi program masih banyak yang bersifat individual walau sudah mulai
aktif ke masyarakat. Sasaran program adalah perubahan pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan.

c. Periode Tahun 1975-1985.

Istilahnya mulai berubah menjadi Penyuluh Kesehatan. Di Tingkat Departemen


Kesehatan ada Diterektorat PKM. PKMD menjadi andalan program sebagai
pendekatan Community Development. Saat itu program UKS di SD diperkenalkannya
Dokter Kecil. Sudah mulai aktif membina dan mem- berdayakan masyarakat. Saat
itulah Posyandu lahir sebagai pusat pemberdayaan dan mobilisasi masyarakat. Sasaran
program adalah perubahan perilaku masyarakat tentang kesehatan. Misi dipengaruhi
oleh Deklarasai Alma Ata.

d. Periode Tahun 1985-1995.

Dibentuklah Direktoral Peran Serta Masyarakat (PSM), yang diberi tugas


memberdayakan masyarakat. Sirektoral PMK berubah menjadi Pusat PKM, yang
tugasnya penyebaran informasi, komunikasi, kampanye dan pemasaran sosial bidang
kesehatan. Saat itu pula PKMD menjadi Posyandu. Tujuan dari PKM dan PSM saat itu
adalah perubahan perilaku. Pandangan (Visi) mulai dipengaruhi oleh ’Ottawa Charter’
tentang Promosi Kesehatan.

e. Periode Tahun 1995-Sekarang.

Istilah PKM menjadi Promosi Kesehatan. Bukan saja pemberdayaan kearah mobilisasi
massa yang menjadi tujuan, tetapi juga kemitraan dan politik kesehatan (termasuk

9
advokasi). Sehingga sasaran Promosi Kesehatan bukan saja perubahan perilaku tetapi
perubahan kebijakan atau perubahan menuju perubahan sistem atau faktor lingkungan
kesehatan. Pada Tahun 1997 diadakan konvensi internasional Promosi Kesehatan
dengan tema ”Health Promotion Towards The 21’stCentury, Indonesian Policy for The
Future” dengan melahirkan ‘The Jakarta Declaration’.

D. Pengertian dan Tujuan Promosi Kesehatan

 Pengertian Promosi Kesehatan

Promosi Kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan


intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk
memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
(Lawrence Green, 1984). Menurut Piagam Ottawa (1986), Promosi Kesehatan adalah
suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka.

Promosi Kesehatan adalah Proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol


terhadap, dan memperbaiki kesehatan mereka (WHO,1984). Australian Health
Foundation merumuskan batasan lain pada promosi kesehatan sebagai berikut :
“Health promotion is programs are design to bring about “change”within people,
organization, communities, and their environment”. Artinya bahwa promosi kesehatan
adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan
(perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan
lingkungannya.
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk meningkatkan
control dan peningkatan kesehatannya. WHO menekankan bahwa promosi kesehatan
merupakan suatu proses yang bertujuan memungkinkan individu meningkatkan
kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang
jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri (Maulana,2009).

 Tujuan promosi kesehatan


Tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:
1) Tujuan Program

10
Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang akan
dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan
program ini juga disebut tujuan jangka panjang, contohnya mortalitas akibat
kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50 % setelah promosi kesehatan berjalan lima
tahun.
2) Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini
merupakan tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan ke klinik
perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun.
3) Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini
bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan,
contohnya: pengetahuan pekerja tentangtanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat
60% setelah promosi kesehatan berjalan 6 bulan.

E. Kebijakan-kebijakan Pemerintah Tentang Promosi Kesehatan

1. Promosi Kesehatan diselenggarakan dalam rangka desentralisasi ke arah otonomi


daerah bidang Kesehatan à Indonesia sehat
Disebutkan dalam UU No.22 tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah.
Desentralisasi merupakan penyerahan wewenang pemerintah oleh pemerintah kepada
pemerintah daerah otonom dalam kerangka NKRI. Dengan adanya desentralisasi
diharapkan adanya peningkatan derajad kesehatan masyarakat optimal berupa
keadaan sehat dan produktif. Sehingga untuk mencapai visi Indonesia Sehat 2015
menurut UU No.36 tahun 1999 tentang Kesehatan diharapkan lebih mudah mencapai
visi tersebut.

2. Promosi Kesehatan tidak berdiri sendiri à terpadu dengan program kesehatan sejak
dari garis depan, kabupaten/kota, provinsi hingga nasional à Tecermin dalam
koordinasi penyusunan anggaran
Dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan Pemerintah daerah mengajukan
Rencana Tindakan, Strategi Pelaksanaan beserta Rancangan Anggaran kepada
Pemerintah Pusat yang selanjutnya dana tersebut digunakan untuk merealisasikan

11
program yang telah tersusun dalam bidang kesehatan terutama upaya pengikatan
kesehatan dengan promosi kesehatan.

3. Promosi Kesehatan harus berlandaskan paradigma sehat


Paradigma Sehat merupakan cara pandang atau pola pikir atau model
pembangunan yang bersifat holistik. Melihat masalah kesehatan yang bersifat lintas
sektor dalam penyelesaian masalah tidak hanya berfokus pada penyembuhan atau
pemulihan kesehatan tetapi diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan
perlindungan kesehatan.

4. Promosi Kesehatan harus didukung oleh kebijakan dan perundang-undangan,


keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, JPKM, subsidi, dll.

a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:


585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Promosi Kesehatan di Puskesmas
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 4 tahun 2012 tentang
Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
c. Kepmenkes No.128/MENKES/SK/II/2004 menyatakan bahwa Puskesmas adalah
Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten atau kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja. Sebagai UPT dari dinas kesehatan kabupaten/kota (UPTD), Puskesmas
berperan menyelenggarakan sebagian tugas teknis operasional dinas kesehatan
kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia. Pembangunan kesehatan adalah
penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia, untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu (1) upaya kesehatan wajib dan (2)
upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya
yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global, serta
mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas. Upaya
kesehatan wajib tersebut adalah: (1) Promosi Kesehatan, (2) Kesehatan
Lingkungan, (3) Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana, (4) Perbaikan
Gizi Masyarakat, (5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan (6)
12
Pengobatan. Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat
serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.

5. Strategi dasar: Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan Pemberdayaan, yang harus
mengandung kemitraan
Kemitraan merupakan upaya yang melibatkan berbagai sektor dalam mencapai
tujuan bersama dalam mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan kemitraan tersebut
digunakan strategi dasar Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan Pemberdayaan.

6. Dinas kesehatan kabupaten/kota: koordinasi, tingkatkan dan bina pemberdayaan


masyarakat oleh puskesmas, rumah sakit, sarana kesehatan lain; bina suasana dan
advokasi tingkat kabupaten/kota. Program kegiatan yang dilaksanakan pemerintah
kabupaten/kota berdasarkan program yang dirancang pemerintah provinsi.
7. Dinas kesehatan provinsi: koordinasi, kembangkan dan fasilitas promosi kesehatan
kab/kota; memperkuat pemberdayaan masyarakat oleh kabupaten/Kota; bina suasana
dan advokasi tingkat provinsi.
Pemerintah membuat program kegiatan sesuai masalah kesehatan yang ada di
dinas kesehatan provinsi.

8. Pusat promosi kesehatan: kembangkan kebijakan nasional, pedoman dan Standar;


fasilitasi dan koordinasi promosi kesehatan daerah; bina Suasana dan advokasi tingkat
nasional
Promosi kesehatan di daerah dikembangkan dari kebijakan nasional dan
pedoman standar promosi kesehatan yang didukung adanya fasilitas dan koordinasi
promosi kesehatan dari pemerintah pusat dan daerah dengan adanya bina suasana dan
advokasi. Kebijakan yang mengatur tentang promosi kesehatan adalah Permenkes dan
Kepmenkes.

9. Kemitraan adalah dalam rangka Good Governance


Dalam melaksanaan program promosi kesehatan diperlukan kerjasama lintas
sektoral baik dari pemerintah, swasta, masyarakat dan LSM.

10. Promosi Kesehatan harus berdasar fakta à pendayagunaan data dalam Perencanaan
dan desain

13
Pada pelaksanaan promosi kesehatan yang lebih mengetahui tentang
kebutuhan kesehatan di berbagai tatanan layanan kesehatan adalah pemerintah
daerah sehingga diperlukan langkah otonomi / desentralisasi terkait pelaksanaan
promosi kesehatan.

11. Profil promosi kesehatan à sarana penyedia data dan benchmarking


Untuk melaksanakan promosi kesehatan perawat bekerjasama dengan lintas sektor
antara lain Puskesmas, dinas kesehatan sehingga promosi kesehatan yang dilakukan
sesuai dengan masalah kesehatan yang muncul atau sesuai sasaran.Peningkatan
kemampuan promosi kesehatan dilakukan secara bertahap
Upaya promosi kesehatan yang dilakukan juga mengupayakan pemberdayaan
masayarakat setempat. Namun, upaya perberdayaan ini harus melalui tahapan yang
harus dilalui, dimulai dari upaya mengenalkan apa yang jadi masalah terkait
kesehatan, menumbuhkan keinginan masyarakat untuk mau mengikuti promosi
kesehatan dan pada akhirnya masayarakat dapat melaksanakan upaya promosi
kesehatan secara mandiri untuk kesehatan.

12. Peningkatan Promosi Kesehatan: kembangkan sumber daya dan infrastruktur


(utamanya SDM) à tenaga ujung tombak harus Ditingkatkan jumlah dan mutunya
Dalam meningkatkan pengembangan promosi kesehatan di bidang
keperawatan dibutuhkan sumber daya manusia yang seimbang antara kualitas dan
kuantitas sehingga diharapkan institusi pendidikan dalam mencetak generasi perawat
yang berdaya saing dan penyusunan jenjang karir jelas yang memicu perawat untuk
meningkatkan kualitas pribadi.

13. Pengembangan Sumber Daya Manusia promosi kesehatan profesionalisme dan


kesejahteraan
Dalam mengembangkan promosi kesehatan dibutuhkan sumber daya manusia
(perawat) yang berkompeten dalam bidang promosi kesehatan, untuk itu dilakukan
pendidikan dan pelatihan. Melalui pendidikan dan pelatihan akan didapat perawat
yang mempunyai kompetensi dan profesionalisme yang tinggi. Kompetensi dan
profesionalisme yang perawat miliki akan menujang jenjang karir yang jelas, pada
akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan perawat yang bersangkutan.

14. Pengorganisasian Promosi Kesehatan harus memadai

14
Kegiatan promosi kesehatan perlu dikelola dengan baik oleh penyedia layanan
promosi kesehatan. Dalam pengelolaannya diperlukan kerjasama atau kemitraan dari
berbagai lintas sektoral.

15
F. Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Menurut
Kebijakan Pemerintah Tentang Promosi Kesehatan.

Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan sangat erat kaitannya dengan lingkungan
sarana kesehatan semisal rumah sakit, puskesmas, dan posyandu. Di lingkungan rumah
sakit perawat selain berhadapan dengan pasien yang dirawat juga berinteraksi dengan
anggota keluarga yang memerlukan informasi mendalam yang berkenaan dengan status
kesehatan.
Program pelaksanaan promosi kesehatan sesuai dengan PERMENKES RI No.4 Tahun
2012 tentang petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit yang mana, menjelaskan
bahwa promosi kesehatan bertujuan untuk memberikan panduan yang rinci mengenai
pelaksanaan promosi kesehatan di Rumah Sakit. Hal tersebut menjelaskan bahwa dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan khususnya dalam upaya promosi kesehatan bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan pasien, klien dan kelompok-kelompok masyarakat agar
pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasi, mencegah
masalah-masalah kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh untuk dan bersama mereka sesuai sosial
budaya mereka serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Berkenaan dengan pentingnya peran promosi kesehatan dalam pelayanan
kesehatan, telah ditetapkan kebijakan nasional promosi kesehatan sesuai dengan surat
keputusan Menteri Kesehatan No. 1193/MENKES/SK/X/2004. Kebijakan dimaksud
didukung juga dengan surat keputusan Mentri Kesehatan No.
1114/MENKES/SK/VII/2005 Tentang pedoman pelaksanaan promosi kesehatan di
daerah. Salah satu upaya kesehatan yang dapat dilaksanakan didaerah yang dipusatkan di
Puskesmas yaitu setiap Puskesmas diperlukan tenaga fungsional penyuluh kesehatan
untuk mengelola promosi kesehatan tersebut secara profesional dan mampu untuk
mengelola serta menyelenggarakan pelayanan yang bersifat promotif dan preventif yang
merupakan salah satu bagian dari peran perawat dalam promosi kesehatan ditatanan
sarana kesehatan dan tempat umum. Dua peran perawat kesehatan komunitas yaitu
sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan serta pelaksana konseling keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat merupakan bagian dari ruang lingkup
promosi kesehatan (Efendi, Feri dan Makhfudi, 2009).
Di lingkungan Puskesmas upaya promosi kesehatan lebih ditekankan daripada di
rumah sakit. Sebagai contoh perawat di komunitas menyikapi dan menindaklanjuti

16
perilaku masayarakat bantaran sungai yang selalu melakukan BAB di sungai sehingga
mengotori dan mencemari sungai yang menjadi sumber air bersih keperluan masyarakat
setempat. Secara operasional upaya promosi kesehatan di puskesmas dilakukan agar
masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk
pemecahan masalah-maslah kesehatan yang dihadapi.
Di lingkup istitusi pendidikan, peran perawat pendidik dalam upaya promosi
kesehatan tidak kalah besarnya. Dalam kurikulum bahkan silabus yang disusun selalu
ada dimasukkan pengajaran tentang simulasi pendidikan baik setting individu, kelompok
bahkan komunitas pada tahap pendidikan akademik. Di keadaan nyata mahasiswa serta
dosen keperawatan sering kali melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang
umumnya juga menggambarkan upaya promosi kesehatan seperti pendidikan kesehatan
pada kelompok tertentu dan penyuluhan pada masayarakat umum.

17
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam mengendalikan dan


meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau
kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi
kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986).
Promosi Kesehatan adalah Proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol
terhadap, dan memperbaiki kesehatan mereka (WHO, 1984).

Promosi Kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan


intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk
memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
(Lawrence Green, 1984)

B. SARAN

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai


perawat dapat memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam rangka
memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat ,
dan dengan promosi kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan
kesehatan kita sebagai perawat dapat mencegah berbagai penyakit.

18
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Feri dan Makhfudi. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/MENKES/SK/V/2007 tentang


Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas.

Maulana, HDJ. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.

Maulana, Herry.( 2007 ). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, Soekidjo.( 2003 ). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta.

19

Anda mungkin juga menyukai