Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN

Dosen Pengampu :

Ahmad, SKM, M.Kes

Cecep Dani Sucipto, SKM, M.Sc

Istiana Annisa, SKM, M.Kes

Disusun Oleh:

Amanda Lailatul Fadilah (P27903121101)

Cici Agustin (P27903121107)

Permas Nurhayatunnisa (P27903121131)

Muhamad Abdul Rifai (P27903121123)

Tri Khoirunnisa (P27903121143)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JANUARI, 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun sebuah makalah yang membahas tentang
“KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN”, meskipun bentuknya sangat jauh dari kata
sempurna, selanjutnya shalawat serta salam kami kirimkan kepada Nabi besar Muhammad SAW
sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang
terang benderang.
Dalam penulisan makalah ini, kami memberikan sejumlah materi yang terkait dengan
materi yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh
pembaca.
Dan kami juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen yang membimbing
Mata Kuliah Komunikasi, Promkes, dan Epidemiologi, atas bimbingannya pada semester ini
meskipun baru memasuki awal perkuliahan. Kami juga mengharapkan agar makalah ini dapat
dijadikan pedoman apabila pembaca melakukan hal yang berkaitan dengan makalah ini. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari dosen
pembimbing maupun pembaca.

Serang, 13 Januari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
1. Definisi Pendidikan Kesehatan.............................................................................................3
2. Perkembangan Promosi Kesehatan.......................................................................................4
3. Batasan Promosi Kesehatan..................................................................................................6
4. Visi Dan Misi Kesehatan......................................................................................................7
5. Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan....................................................................................10
6. Pendekatan Dan  Pencegahan Dalam Promosi Kesehatan.................................................11
BAB III.........................................................................................................................................12
PENUTUP....................................................................................................................................12
A. Kesimpulan.........................................................................................................................12
B. Saran...................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk
meningkatkan derajat kesehatannya. Termasuk didalamnya adalah sehat secara fisik, mental
dan sosial sehingga individu atau masyarakat dapat merealisasikan cita-citanya, mencukupi
kebutuhan-kebutuhannya, serta mengubah atau mengatasi lingkungannya. Kesehatan adalah
sumberdaya kehidupan bukan hanya objek untuk hidup. Kesehatan adalah suatu konsep yang
positif yang tidak dapat dilepaskan dari social dan kekuatan personal. Jadi promosi kesehatan
tidak hanya bertanggungjawab pada sektor kesehatan saja, melainkan juga gaya hidup untuk
lebih sehat. (Keleher,et.al, 2007).
Disisi lain Nutbeam dalam Keleher, et.al (2007) menerangkan bahwa promosi
kesehatan adalah proses sosial dan politis yang menyeluruh, yang tidak hanya menekankan
pada kekuatan ketrampilan dan kemampuan individu , tetapi juga perubahan sosial,
lingkungan dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat.
Jadi promosi kesehatan adalah proses untuk memungkinkan individu mengontrol faktor-
faktor yang mempengaruhi kesehatan dan mengembangkan kesehatan individu dan
masyarakat..
WHO (1998) menyebutkan bahwa promosi kesehatan adalah strategii inti untuk
pengembangan kesehatan, yang merupakan suatu proses yang berkembang dan
berkesinambungan pada status sosial dan kesehatan individu dan masyarakat. Dari beberapa
definisi diatas, promosi kesehatan mempunyai beberapa level pengertian, sehingga konsep
promosi kesehatan adalah semua upaya yang menekankan pada perubahan sosial,
pengembangan lingkungan, pengembangan kemampuan individu dan kesempatan dalam
masyarakat, dan merubah perilaku individu, organisasi dan sosial untuk meningkatkan status
kesehatan individu dan masyarakat. (Keleher,et.al, 2007).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Promosi Kesehatan?
2. Bagaimana perkembangan Promosi Kesehatan?
3. Apa saja batasan dalam Promosi Kesehatan ?

1
4. Apa visi dan misi Promosi Kesehatan?
5. Apa saja prinsip-prinsip Promosi Kesehatan?
6. Bagaimana cara pendekatan dan pencegahan dalam Promosi Kesehatan?
7. Bagaimana ruang lingkup Promkes dan sasaran Promosi Kesehatan?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui definisi Promosi Kesehatan.
2. Untuk Mengetahui perkembangan Promosi Kesehatan.
3. Untuk Mengetahui batasan dalam Promosi Kesehatan.
4. Untuk Mengetahui visi dan misi Promosi Kesehatan.
5. Untuk Mengetahui prinsip-prinsip Promosi Kesehatan.
6. Untuk Mengetahui cara pendekatan dan pencegahan dalam Promosi Kesehatan.
7. Untuk Mengetahui ruang lingkup PromKes dan sasaran Promosi Kesehatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Pendidikan Kesehatan


Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang
mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni, yakni aplikasi
pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang bagi program-program kesehatan lain.
Ini artinya bahwa setiap program kesehatan yang telah ada misalnya pemberantasan penyakit
menular/tidak menular, program perbaikan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya
kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu
ditunjang serta didukung oleh adanya promosi kesehatan.
Secara konsep definisi  kesehatan dapat kita pahami dari beberapa rangkaian sesuai
perkembangan promosi kesehatan itu sendiri, adapun beberapa definisi promosi kesehatan
dalam perkembangannya adalah sebagai berikut:
WHO (1984), merevitalisasi pendidikan kesehatab dengan istilah promosi kesehatan
diartikan sebagai upaya perubahan perilaku maka promosi kesehatan tidak hanya untuk
perubahan perilaku tetapi juga perubahan lingkungan yabg memfasilitasi perubahan perilaku
tersebut.
Menurut Lawrence Green (1984) "segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan
intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk
memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan".
Promosi kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan)  sebagai
perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif
(pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
Promosi kesehatan juga merupakan upaya untuk menjajakan, memasarkan atau menjual yang
bersifat persuasif, karena sesungguhnya "kesehatan" merupakan "sesuatu" yang sangat layak
jual, karena sangat perlu dan dibutuhkan setiap orang dan masyarakat (Depkes RI, 1997).
Promosi kesehatan menurut Departemen Kesehatan RI., (2004) adalah upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan

3
yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan
didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri artinya
bahwa masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah dan gangguan
kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, serta mampu pula berperilaku
mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah
kehidupan masyarakat (Pamsimas, 2009).
Promosi kesehatan adalah upaya pemberdayaan masyarakat untuk memelihara,
meningkatkan, dan melindungi kesehatan diri dan lingkungannya. Memberdayakan adalah
upaya untuk membangun daya atau mengembangkan kemandirian yang dilakukan dengan
menimbulkan kesadaran, kemampuan, serta dengan mengembangkan iklim yang mendukung
kemandirian. Dengan demikian, promosi kesehatan merupakan upaya memengaruhi
masyarakat agar menghentikan perilaku beresiko tinggi dan menggantikannya dengan
perilaku yang aman atau paling tidak berisiko rendah. Program Promosi Kesehatan tidak
dirancang "dibelakang meja". Supaya efektif, program harus dirancang berdasarkan realitas
kehidupan sehari-hari masyarakat sasaran setempat.
2. Perkembangan Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan berkembang dari Pendidikan Kesehatan. Seperti telah dijelaskan
sebelumnya, bahwa Pendidikan Kesehatan merupakan Intervensi terhadap perilaku sebagai
determinan kesehatan atau kesehatan masyarakat. Secara umum, pendidikan kesehatan
bertujuan untuk mengembangkan perilaku individu, kelompok, atau masyarakat agar mereka
berperilaku hidup sehat. Mengembangkan perilaku disini mencakup mengubah perilaku yang
kurang atau tidak sehat menjadi perilaku sehat, meningkatkan perilaku sehat, atau
mempertahankan perilaku sehat yang sudah dimiliknya.
Promosi Kesehatan sebenarnya merupakan revitalisasi atau pembaruan dari Pendidikan
Kesehatan menjadi Promosi Kesehatan, tidak terlepas dari pengalaman empiris, bahwa
pendidikan kesehatan sebelum tahun 1980-an hanya menekankan perubahan perilaku dengan
pemberian informasi-informasi atau penyuluhan-penyuluhan kesehatan. Akibat dari praktik
pendidikan kesehatan seperti ini perubahan perilaku masyarakat tentang kesehatan sangat
lamban dan sangat kecil. Dari beberapa hasil studi yang ada, termasuk yang dilakukan oleh
WHO, terungkap bahwa meskipun pengetahuan masyarakat tentang kesehatan telah tinggi,
namun praktik atau tindakannya tentang kesehatan masih rendah. Hal ini bahwa perubahan

4
atau peningkatan pengetahuan tentang kesehatan tidak diimbangi dengan tindakan atau
praktiknya. Belajar dari pengalaman bertahun-tahun tersebut disimpulkan bahwa kesehatan
belum “memampukan” ( praktik atau tindakan) masyarakat untuk berperilaku sehat, tetapi
baru dapat men-“tahukan” (pengetahuan) dan me-“maukan”(sikap). Hal ini terjadi karena
memang dengan mencukupinya pengetahuan dan sikap saja tidak otomatis akan berubah
menjadi praktik atau tindakan untuk melakukan hidup sehat diperlukan faktor pendukung
berupa sarana dan prasarana untuk melakukannya. Contoh: untuk makanan bergizi bukan
hanya perlu pengetahuan tentang gizi, tetapi perlu tersedianya makanan bergizi, atau tersedia
uang untuk membeli makanan; untuk buang air besar di jamban perlu tersedianya jamban,
untuk menggunakan air bersih bukan hanya perlu pengetahuan air bersih, tetapi juga harus
tersedia sarana air bersih dan sebagainya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka pendidikan kesehatan yang konotasinya hanya
mengubah perilaku saja, di revitalisasi menajdi promosi kesehatan yang tidak hanya
melakukan perubahan perilaku, tetapi juga perubahan determinan perilaku yang lain, yakni
lingkungan, baik itu fisik, sosial, ekonomi, kebijakan, dan sebagainya. oleh sebab itu, dalam
kurun waktu sekitar seperempat abad (1984-kini) konsep dan prinsip tentang promosi
kesehatan dikembangkan dan di sosialisasikan, di antaranya:
Pada 1984 berkembang konsep bahwa aktivitas promosi kesehatan dilakukan dengan
memandang populasi sebagai suatu kesatuan, dilakukannya tindakan konkrit terhadap
determinan kesehatan, mengkombinasikan beragam pndekatan, mengarahkan kegiatan pada
upaya meningkatkan peran serta masyarakat, dan meningkatkan peran tenagakesehatan
dalam memberdayakan masyarakat.
Pada 1986 piagam ottawa menyatakan bahwa promosi kesehatan diselenggarakan dengan
membangun kebijakan public yang berwawasan kesehatan, menciptakan lingkungan yang
mendukung, memperkuat aksi masyarakat, mengembangkan keterampilan personal, dan
reorientasi pelayanan kesehatan. Konverensi internasional promosi kesehatan selanjutnya
menyatakan perlunya: Kebijakan berwawasan kesehatan; Lingkungan yang mendukung
kesehatan; Aliansi dan kemitraan; Konferensi internasional promosi kesehatan II di
Adeilaide, Australia (1988), konferensi ini menekankan empat bidang prioritas, yaitu:
1) Mendukung kesehatan wanita;
2) Makanan dan gizi;

5
3) Rokok dan alkohol; dan
4) Menciptakan lingkungan kesehatan.
Konferensi internasional promosi kesehatan III di Sundval, Swedia (1991), konferensi ini
mengemukakan 4 strategi kunci, yakni :
1) Memperkuat advokasi diseluruh lapisan masyarakat;
2) Memberdayakan masyarakat dan individu agar mampu menjaga kesehatan dan
lingkungannya melalui pendidikan dan pemberdayaan;
3) Membangun aliansi; dan
4) Menjadi penengah diantara berbagai konflik kepentingan ditengah masyarakat.
Konferensi internasional promosi kesehatan IV di jakarta, indonesia (jakarta delecration
on health promotion, 1997).
Promosi kesehatan pada abad ke 21 mempunyai dasar tujuan adalah sebagai berikut :
Meningkatkan tanggung jawab sosial dalam kesehatan Meningkatkan investasi untuk
pembangunan kesehatan Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan Meningkatkan
kemampuan perorangan dan memberdayakan masyarakat Mengembangkan infrastruktur
promosi kesehatan.
3. Batasan Promosi Kesehatan
Sejalan dengan perkembangan promosi kesehatan seperti telah diuraikan diatas, maka
batasan promosi kesehatan juga mengalami berbagai ragam perkembangan, antara lain:
1) Pada 1986 konferensi promosi kesehatan di Otawa, Canada, mengeluarkan piagam
Otawa. Dalam Otawa Charter antara lain merumuskan batasan promosi kesehatan, yang
lebih luas dan padat: "Health promotion is the process of enabling people to increase
control over, and to improve their health." (Promosi Kesehatan adalah suatu proses untuk
membuat orang atau masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya)
2) Yayasan Kesehatan dari Victoria Australia (VicHealth, 1996) merumuskan definisi yang
lebih tegas, jelas, dan komprehensif, yakni: "Promosi Kesehatan adalah suatu proses
untuk melakukan perubahan perilaku, organisasi, komunitas, dan lingkungannya)
3) Promosi Kesehatan terus berkembang, yang menyebabkan WHO harus merumuskan
kembali batasan promosi kesehatan, sebagai berikut: "health promotion is the process of
enabling individuals and communities to increase control over the terminants of health
and thereby improve their health”. (WHO, 2003).

6
Batasan ini lebih luas lagi, bahwa promosi kesehatan tidak hanya berurusan dengan
perilaku sebagai salah satu determinan kesehatan, tetapi berkepentingan terhadap semua
determinan kesehatan dalan rangka peningkatan kesehatan individu dan masyarakat. Promosi
kesehatan adalah suatu proses untuk membuat individu dan masyarakat mampu dalam
meningkatkan dan mengendalikan faktor-faktor (determinan-determinan) yang
mempengaruhi kesehatan mereka, sehingga kesehatan individu maupun masyarakat
meningkat. Dari tiga kutipan batasan tersebut diatas, secara implisit diartikan bahwa promosi
kesehatan tidak hanya terfokus pada perubahan perilaku saja, melainkan juga melakukan
upaya perubahan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-budaya, dan
organisasi dimana orang tersebut berada. Promosi kesehatan meyakini bahwa dengan
terjadinya perubahan perilaku saja tidak akan efektif. Perubahan perilaku harus disertai
dengan perubahan lingkungan agar terjadi perilaku yang langgeng.
Oleh sebab itu dapat dirumuskan dalam bentuk lain, bahwa promosi kesehatan adalah
segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi,
politik, dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan terjadinya perubahan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Sejalan dengan perkembangan batasan promosi
kesehatan tersebut, dapat ditarik beberapa kata-kata kunci promosi kesehatan sebagai berikut:
1. Strategi yang diarahkan untuk menyampaikan informasi, mempengaruhi, serta membantu
individu dan kelompok sehingga lebih aktif dan bertanggung jawab dalam kesehatan fisik
dan mental.
2. Aktivitas dimana individu dan komunitas dapat menggunakannya untuk meningkatkan
gaya hidup sehat.
3. Kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi organisasi, politik, dan  ekonomi yang
dirancang guna memfasilitasi adaptasi perilaku dan  lingkungan sehinhmgga dapat 
meningkatkan kesehatannya.
4. Visi Dan Misi Kesehatan
Visi umum promosi kesehatan (WHO) yakni: meningkatnya kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya
sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial (Notoatmodjo, 2007).
Promosi Kesehatan di Indonesia telah mempunyai visi, misi, dan strategi yang jelas,
sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

7
1193/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. Visi, Misi, dan strategi tersebut
sejalan bersama program kesehatan lainnya dalam mengisi pembangunan kesehatan lainnya
dalam mengisi pembangunan kesehatan serta kerangka Paradigma Sehat menuju Visi
Indonesia Sehat.
Visi Promosi Kesehatan adalah: "PHBS 2010", yang mengindikasikan tentang
terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat. Visi tersebut adalah benar-
benar visioner, menunjukkan arah, harapan yang berbau impian, tetapi bukannya tidak
mungkin untuk dicapai. Visi tersebut juga menunjukkan dinamika atau gerak maju dari
suasana lama (yang inging diperbaiki) ke suasana baru (yang ingin dicapai) Visi tersebut juga
menunjukkan bahwa bidang garapan promosi kesehatan adalah askep budaya (kultur) , yang
menjanjikan perubahan dari dalam diri manusia dalam interaksinya dengan lingkungannya
dan karenanya bersifat lebih lestari.
Misi Promosi Kesehatan yang ditetapkan adalah:
1) memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat untuk hidup sehat
2) Membina suasana atau lingkungan yang kobdusif bagi terciptanya PHBS di masyarakat
3) melakukan advokasi kepada para pengambil keputusan dan penentu kebijakan.
Misi tersebut telah menjelaskan tentang apa yang harus dan perlu dilakukan oleh promosi
kesehatan dalam mencapai visinya. Misi tersebut juga menjelaskan fokus, upaya, dan
kegiatan yang perlu dilakukan. Dari misi tersebut jelas bahwa berbagai kegiatan harus
dilakukan serempak.
Selanjutnya, strategi promosi kesehatan yang selama ini dikenal adalah ABG, yaitu:
Advokasi, Bina Suasana, dan Gerakan Pemberdayaan Masyarakat. Ketiga strategi tersebut
dengan jelas menunjukkan bagaimana cara menjalankan misi dalam rangka mencapai visi.
Strategi tersebut juga menunjukkan ketiga strata masyarakat yang perlu digarap, yaitu strata
primer adalah masyarakat langsung perlu digerakkan peran aktifnya melalui upaya gerakan
atau pemberdayaan masyarakat (community Development, PKMD, posyandu, poskestren,
pos UKS, dan lain-lain).  Strata sekunder adalah para pembuat opini dimasyarakat, perlu
dibina atau diajak bersama untuk menumbuhkan norma perilaku atau budaya baru agar
diteladani masyarakat. Ini dilakukan melalui media massa, media tradisional, adat, atau
media apa saja sesuai dengan keadaan, masalah, dan potensi setempat. Sedangkan strata
tersier adalah para pembuat keputusan dan penentu kebijakan, yang perlu dilakukan

8
advokasi, melalui berbagai cara pendekatan sesuai keadaan, masalah dan potensi yang ada.
Ini dilakukan agar kebijakan yang dibuat berwawasan sehat, yang memberikan dampak
positif bagi kesehatan.
Dengan visi, misi, dan strategi seperti ini, promosi kesehatan juga jelas akan melangkah
dengan mantapnya dimasa depan. Namun, sebagaimana konsep promosi kesehatan yang
disebutkan dimuka, visi, misi, dan strategi tersebut juga harus dapat dioperasionalkan secara
lebih membumi dilapangan, sesuai keadaan, masalah, dan potensi setempat.
Untuk mencapai visi, perlu upaya-upaya yang harus dilakukan, dan inilah yang disebut
"MISI". Jadi yang dimaksud Misi pendidikan kesehatan adalah upaya yang harus dilakukan
untuk mencapai visi tersebut. Misi promosi kesehatan secara umum dapat dirumuskan
menjadi tiga butir menurut Notoatmodjo (2007), yaitu:
1. Advokat (Advocate)
Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan diberbagai program
dan sektor yang terkait dengan kesehatan.  Melakukan advokasi berarti melakukan upaya-
upaya agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan tersebut mempercayai dan
meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu didukung melalui kebijakan-
kebijakan atau keputusan-keputusan politik.
2. Menjembatani (Mediate)
Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang
terkait dengan kesehatan. Dalam melaksanakan program-program kesehatan perlu
kerjasama dengan program lain dilingkungan kesehatan, maupun sektor lain yang terkait.
Oleh sebab itu, dalam mewujudkan kerja sama atau kemitraan ini, peran promosi
kesehatan diperlukan.
3. Memampukan (Enable)
Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Hal ini berarti
kepada masyarakat diberikan kemampuan atau keterampilan agar mereka mandiri
dibidang kesehatan, termasuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
Misalnya pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan keterampilan cara-cara
bertani, berternak, bertanam obat-obatan tradisional, koperasi dan sebagainya dalam
rangka meningkatkan pendapatan keluarga. Selanjutnya, dengan ekonomi keluarga yang

9
meningkat, maka kemampuan dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga
juga meningkat.
5. Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya
memfasilitasi perubahan prilaku. Dengan demikian, promosi kesehatan adalah program-
program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam
masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial
budaya, politik, dan sebagainya). Atau dengan kata lain promosi kesehatan tidak hanya
mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku kesehatan saja, tetapi
juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (fisik dan nonfisik) dalam rangka
memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Beberapa prinsip dalam promosi
kesehatan yang sangat perlu diapahami adalah sebagai berikut:
Definisi Promosi Kesehatan (Health Promotion), adalah Proses pemberdayaan
masyarakat untuk memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya (the process of
enabling people to control over and improve their health), lebih luas dari Pendidikan atau
Penyuluhan Kesehatan. Promosi Kesehatan meliputi pendidikan / penyuluhan kesehatan, dan
di pihak lain penyuluh/pendidikan kesehatan merupakan bagian penting (core) dari Promosi
Kesehatan.
Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai
dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap
perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai
perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif
(pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
Promosi kesehatan,  selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang
selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu dibarengi dengan upaya
advokasi dan bina suasana (social support).
Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam lima tatanan, yaitu
di rumah/tempat tinggal, di sekolah, di tempat kerja, di tempat-tempat umum, dan di sarana
kesehatan.

10
Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh
kesamaan, keterbukaan dan saling memberi manfaat. Kemitraan ini dikembangkan antara
pemerintah dangan masyarakat termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga
secara lintas program dan lintas sektor.
Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dangan
tanpa mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk
mengukur hasil kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan
masyarakat. Yang lebih sesuai uantuk diukur: adalah mutu dan frekuensi kegiatan seperti:
advokasi, bina suasana, gerakan sehat masyarakat, dan lain-lain.
6. Pendekatan Dan  Pencegahan Dalam Promosi Kesehatan
Pencegahan berdasarkan pendapat Leavell dan Clark ( Prepathogenesis Phase&
Pathogenesis Phase). Prepathogenesis-(Primary Prevention/pencegahan primer)
Prepathogenesis adalah suatu kejadian penyakit atau masalah kesehatan. Primary prevention
merupakan suatu usaha agar masyarakat yang berada dalam stage of optimum health tidak
jatuh ke dalam stage yang lebih buruk. Primary Prevention dilakukan dengan dua cara:
Health Promotion yaitu peningkatan status kesehatan masyarakat melalui; Health education
Growth and development monitoring Mariage counseling Sex enducation Pengendalian
lingkungan /P2M Askep perenatal Stimulasi dan bimbingan dini Perlindungan gizi
Penyuluhan untuk pencegahan keracunan General and sepecifik protection Imonisas,
personal hygiene, accdental safety, kesehatan kerja perlindungan diri dari bahan kimia atau
toxin, pengendalian sumber pencemaran. Pathogenesis phase Secondary prevention
(pencegahan sekunder) yaitu pencegahan terhadap masyarkat yang masih sedang sakit,
dengan dua kegiatan;
Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan segera/adekuat),
melalui: penemuan kasus secara dini, pemeriksaan umum lengkap, penanganan kasus survei
terhadap kontak, dan lain lain.
Disability limitation (pembatasan kecatatan) Penyempurnaan&identifikasi Pencegahan
komplikasi
Perbaikan fasilitas kesehatan Penurunan beban sosial penderita, dan lain-lain. Tertiary
prevention ( pencegahan tersier) Yaitu usaha pencegahan terhadap masyarakat yang setelah
sembuh dari sakit dan mengalami kecacatan antara lain: pendidikan kesehatan lanjutan, terapi

11
kerja, perkampungan rehabilitasi sosial, penyadaran masyarakat, lembaga rehabilitasi, dan
lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk meningkatkan
control dan peningkatan kesehatannya. WHO menekankan bahwa promosi kesehatan
merupakan suatu proses yang bertujuan memungkinkan individu meningkatkan kontrol
terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai
pemberdayaan diri sendiri Sasaran promosi kesehatan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Agar promosi kesehatan
dapat lebih tepat sasaran, maka sasaran tersebut perlu dikenali lebih rinci, dan jelas
melalui pengelompokkan sasaran promosi kesehatan
B. Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfatkan oleh mahasiswa dan mahasiswi dalam
melaksanakan promosi kesehatan, dan kami berharap makalah ini mendapatkan kritik
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA
[ CITATION sus16 \l 1057 ]

qomariyah, n. (2017). konsep promosi kesehatan. madura: ngudia husada .


http://nurulqamariyah20.blogspot.com/2017/12/makalah-konsep-promosi-kesehatan.html
susilowati, d. (2016). promosi kesehatan. jakarta: sunarti.

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Promkes-
Komprehensif.pdf
https://permataindonesia.ac.id/2018/konsep-dasar-promosi-kesehatan.html

13

Anda mungkin juga menyukai