Penulis berharap modul ajar ini benar-benar dapat berfungsi sebagai penuntun belajar
mahasiswa sehingga dapat dicapai hasil belajar yang optimal, karena teori yang diajarkan di
dalam modul ini merupakan prasyarat bagi bidan untuk dapat menguasai beberapa
kompetensi pokok dari profesi bidan. Masukan yang membangun sangat penulis nantikan
untuk bekal perbaikan bagi modul edisi selanjutnya.
Semoga dengan bimbingan Allah SWT, buku ini bisa bermanfaat untuk
perkembangan ilmu Kebidanan dan mahasiswa menjadi Bidan yang Berakhlak mulia,
bermartabat, kreatif, mandiri dan profesional. Jazakhumullahu Khairan. Terimakasih
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Masalah............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Kesimpulan..................................................................................................9
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan kesehatan yang dikenal dengan promosi kesehatan adalah suatu pendekatan
untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan kemampuan (ability) masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Tujuan promosi kesehatan bukan sekedar
menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan agar masyarakat
mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapi juga bagaimana mampu memelihara dan
meningakatkan kesehatannya.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu. Promosi
kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan pengingkatan
pengatahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya
memfasilitasi perubahan perilaku.
Promosi kesehatan (health promotion) adalah upaya meningkatkan status kesehatan dari
individu dan komunitas. Promosi kesehatan dalam konteks kesehatan sering dikaitkan
dengan penjualan (sales) dan periklanan (advertising) dan dipandang sebagai pendekatan
propaganda yang didominasi oleh penggunaan media massa. Ini merupakan
kesalahpahaman dengan promosi dalam konteks kesehatan dapat diartikan sebagai
memperbaiki kesehatan, memajukan, mendukung, mendorong dan menempatkan
kesehatan lebih tinggi pada agenda peroragangan maupun masyarakat umum (Ewles,
1987).
Health promotion is the process of enabling people to increase control over and improve
their health. To reach a state of complete physical, mental and social, well being, an
individual or group must be able to identify and realize aspirations to satisfy needs, and to
change or cope with the environment (Promosi kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik,
mental, dan social, maka masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan
aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya baik
fisik, social budaya dan sebagainya (Otawwa Charter, 1986).
Health promotion is programs are design to bring about change within people,
organization, communities, and their environment (Promosi kesehatan adalah program-
program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan/perbaikan, baik di dalam
masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya baik fisik, social budaya,
politik dan sebagainya (Australian Health Foundation).
4. Pemberdayaan masyarakat
7. Lintas sektor
8. Keadilan sosial
9. Holistis
10. Berkelanjutan
Klien mempunyai nilai, keyakinan, kemampuan kognitif dan gaya belajar yang unik,
yang mengekspresikan perasaan dan pengalamannya kepada perawat, sehingga perawat
lebih mengerti tentang keunikan klien dan dalam memberikan pelayanan dapat
memenuhi kebutuhan klien secara individual.
3. Negosiasi
4. Interaktif
Kegiatan dalam promosi kesehatan adalah suatu proses dinamis dan interaktif yang
melibatkan partisipasi perawat/petugas kesehatan dan klien. Keduanya saling belajar.
Untuk itu, maka perlu diperhatikan dan dipelajari pula Prinsip-prinsip dalam Proses
Belajar Mengajar (PBM), yang mencakup:
2) Penghambat belajar (seperti emosi, kejadian/keadaan fisik dan psikologis yang sedang
terganggu atau budaya)
Teori Health Belief Model menyatakan bahwa keyakinan seseorang terhadap penyakit
yang didiagnosis dikombinasikan dengan pandangan mereka tentang efektivitas
pengobatan memprediksi kemungkinan mereka untuk melakukan perubahan. Jika
seseorang menderita penyakit yang sulit didiagnosis, mereka mungkin akan lebih sulit
menentukan prioritas pengobatan untuk penyebabnya.
Hasil awal berikut ini mungkin merupakan rekomendasi mengenai faktor risiko yang
dapat memperburuk penyakit. Dalam kasus ketidakpatuhan yang lebih parah, pemimpin
layanan kesehatan harus mengembangkan strategi berdasarkan HBM.
5. Pemeliharaan: pasien fokus untuk tidak kambuh dan menjaga rencana dalam
rutinitas hariannya. Bagi sebagian orang, kondisi ini mungkin berlangsung selama
beberapa bulan, sementara bagi sebagian lainnya, kondisi ini dapat berubah
menjadi keadaan permanen. Misalnya, seorang pecandu alkohol yang sedang
dalam masa pemulihan mungkin mengalami kekambuhan dan mungkin tetap
berada dalam tahap pemeliharaan sepanjang hidupnya.
6. Terminasi: pasien dalam keadaan sehat aktif dan tidak tertarik lagi untuk kembali
ke perilaku lama.
Meskipun bukan sebuah model, teori ini mendapat penghargaan tinggi di bawah HBM
dan dianggap terpisah. Teori tersebut berasumsi bahwa seseorang akan bertindak dengan
cara tertentu terhadap suatu masalah kesehatan tergantung kemauannya karena norma
subjektif. Norma-norma tersebut biasanya merupakan hasil dari lingkungan sosial dan
lingkungan serta kendali yang dirasakan seseorang terhadap perilaku tersebut.
Misalnya, seorang profesional kesehatan mungkin bertanya kepada seorang remaja putra
apakah teman-teman dekatnya menganggap dia sebaiknya memasukkan olahraga ke
dalam rutinitas harian mereka. Dalam sebuah studi medis yang dilakukan oleh
Universitas Ilmu Kedokteran Iran, para peneliti menggunakan TRA untuk mengevaluasi
efektivitas intervensi pendidikan dalam menangani konsumsi sarapan di kalangan anak-
anak dan remaja.
Adopsi ide-ide baru bergantung pada jenis inovasi, saluran komunikasi, waktu dan
sistem sosial. Menurut Kolaborasi Kapasitas Komunikasi Kesehatan, model DOI
“menyoroti ketidakpastian yang terkait dengan perilaku baru dan membantu pelaksana
program kesehatan masyarakat mempertimbangkan cara untuk mengatasi ketidakpastian
ini.”
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk
perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ethos yang berarti
norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah,dan ukuran-ukuran bagi tingkahlaku yang baik.
B. SARAN
Dalam melakukan promosi Kesehatan kita harus menjaga hubungan dengan klien, agar
isi dari promosi Kesehatan yang disampaikan dapat diterima dan diterapkakn oleh klien.