Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah Modul Ajar Promosi Kesehatan untuk Mahasiswa Diploma 3


Kebidanan ini dapat terselesaikan dengan baik. Modul ini merupakan pegangan pokok bagi
mahasiswa dalam menjalani pengalaman belajar teori di kelas, namun diperlukan juga
sumber tambahan misalnya dari buku-buku atau artikel di internet.

Penulis berharap modul ajar ini benar-benar dapat berfungsi sebagai penuntun belajar
mahasiswa sehingga dapat dicapai hasil belajar yang optimal, karena teori yang diajarkan di
dalam modul ini merupakan prasyarat bagi bidan untuk dapat menguasai beberapa
kompetensi pokok dari profesi bidan. Masukan yang membangun sangat penulis nantikan
untuk bekal perbaikan bagi modul edisi selanjutnya.

Semoga dengan bimbingan Allah SWT, buku ini bisa bermanfaat untuk
perkembangan ilmu Kebidanan dan mahasiswa menjadi Bidan yang Berakhlak mulia,
bermartabat, kreatif, mandiri dan profesional. Jazakhumullahu Khairan. Terimakasih
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Masalah............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

A. Konsep Promosi Kesehatan.......................................................................2


B. Prinsip Promosi Kesehatan...........................................................................4
C. Model Promosi Kesehatan..................................................................................7

BAB III PENUTUP .................................................................................................9

A. Kesimpulan..................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………10


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan kesehatan yang dikenal dengan promosi kesehatan adalah suatu pendekatan
untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan kemampuan (ability) masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Tujuan promosi kesehatan bukan sekedar
menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan agar masyarakat
mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapi juga bagaimana mampu memelihara dan
meningakatkan kesehatannya.

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

B. Rumusan Masalah

1) Apa Pengertian Promosi Kesehatan


2) Apa Prinsip Promosi Kesehatan
3) Bagaimana Model Promosi Kesehatan

C. Tujuan Masalah

1) Untuk Mengetahui Promosi Kesehatan


2) Untuk Mengetahui Prinsip Promosi Kesehatan
3) Untuk Mengetahui Bagaimana Model Promosi Kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian promosi kesehatan

Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu. Promosi
kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan pengingkatan
pengatahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya
memfasilitasi perubahan perilaku.

Promosi kesehatan (health promotion) adalah upaya meningkatkan status kesehatan dari
individu dan komunitas. Promosi kesehatan dalam konteks kesehatan sering dikaitkan
dengan penjualan (sales) dan periklanan (advertising) dan dipandang sebagai pendekatan
propaganda yang didominasi oleh penggunaan media massa. Ini merupakan
kesalahpahaman dengan promosi dalam konteks kesehatan dapat diartikan sebagai
memperbaiki kesehatan, memajukan, mendukung, mendorong dan menempatkan
kesehatan lebih tinggi pada agenda peroragangan maupun masyarakat umum (Ewles,
1987).

Health promotion is the process of enabling people to increase control over and improve
their health. To reach a state of complete physical, mental and social, well being, an
individual or group must be able to identify and realize aspirations to satisfy needs, and to
change or cope with the environment (Promosi kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik,
mental, dan social, maka masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan
aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya baik
fisik, social budaya dan sebagainya (Otawwa Charter, 1986).

Health promotion is programs are design to bring about change within people,
organization, communities, and their environment (Promosi kesehatan adalah program-
program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan/perbaikan, baik di dalam
masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya baik fisik, social budaya,
politik dan sebagainya (Australian Health Foundation).

B. Prinsip Promosi Kesehatan


Pakpahan, (2021) menjelaskan promosi kesehatan telah berkembang yang semula
dianggap sebagai tujuan atau titik akhir yang diinginkan menjadi sebuah proses atau alat
untuk memfasilitasi gerakan dalam mencapai tujuan. Promosi kesehatan sebagai seni dan
sains dalam membantu individu atau masyarakat untuk membuat perubahan gaya hidup
dan dianggap sebagai kombinasi dari dukunganpendidikan dan lingkungan untuk
membangun perilaku dan kondisi yang kondusif bagi kesehatan. Perkembangan promosi
kesehatan, pendapat para ahli dan hasil penelitian menemukan bahwa pelaksanaan
promosi kesehatan secara efektif dapatdilakukan dalam berbagai prinsip, yaitu:

1. Pengembangan kebijakan publik yang berwawasan kesehatan

2. Penciptaan lingkungan yang kondusif

3. Penguatan gerakan masyarakat

4. Pemberdayaan masyarakat

5. Pengembangan kemampuan individu

6. Penataan kembali arah pelayanan kesehatan

7. Lintas sektor

8. Keadilan sosial

9. Holistis

10. Berkelanjutan

11. Menggunakan berbagai strategi

Hal yang terpenting untuk keberhasilan promosi kesehatan adalahpertimbangan berbagai


faktor sosial dan lingkungan, baik berfokus padatindakan individu, keluarga, sekolah,
komunitas, atau pemerintah. Kombinasistrategi promosi kesehatan diperlukan untuk
mengatasi berbagai determinankesehatan (Pakpahan, 2021). Prinsip model promosi
kesehatan menurut Jones and Bartlett, (2020) sebagai berikut:

Susilowati (2016) menjelaskan interaksi Perawat/petugas kesehatan dan Klien merupakan


hubungan khusus yang ditandai dengan adanya saling berbagi pengalaman, serta memberi
sokongan dan negosiasi saat memberikan pelayanan kesehatan. Pembelajaran yang efektif
terjadi ketika klien dan perawat / petugas kesehatan sama-sama berpartisipasi dalam
Proses Belajar Mengajar yangterjadi.Agar hubungan pembelajaran memiliki kualitas
positif, baik secara individual, kelompok maupun masyarakat, hendaknya diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :

1. Berfokus Pada Klien

Klien mempunyai nilai, keyakinan, kemampuan kognitif dan gaya belajar yang unik,
yang mengekspresikan perasaan dan pengalamannya kepada perawat, sehingga perawat
lebih mengerti tentang keunikan klien dan dalam memberikan pelayanan dapat
memenuhi kebutuhan klien secara individual.

2. Bersifat menyeluruh dan utuh (holistik)

Dalam memberikan promosi kesehatan harus dipertimbangkan klien secarakeseluruhan,


tidak hanya berfokus pada muatan spesifik.

3. Negosiasi

Perawat/Petugas kesehatan dan klien bersama-sama menentukan apa yang telah


diketahui dan apa yang penting untuk diketahui. Jika sudah ditentukan, buat
perencanaan yang dikembangkan berdasarkan masukan tersebut. Jangan memutuskan
sebelah pihak.

4. Interaktif

Kegiatan dalam promosi kesehatan adalah suatu proses dinamis dan interaktif yang
melibatkan partisipasi perawat/petugas kesehatan dan klien. Keduanya saling belajar.
Untuk itu, maka perlu diperhatikan dan dipelajari pula Prinsip-prinsip dalam Proses
Belajar Mengajar (PBM), yang mencakup:

1) Faktor-faktor pendukung (misalnya: Motivasi, Kesiapan, Pelibatan Aktif/Active


Involvement, Umpan Balik / feedback, memulai dari hal yang sederhana sampai
kompleks, adanya pengulangan materi / repetition, waktu / timing dan lingkungan /
environment)

2) Penghambat belajar (seperti emosi, kejadian/keadaan fisik dan psikologis yang sedang
terganggu atau budaya)

3) Fase-fase dalam PBM (mulai dari persiapan, pembuka, pelaksanaan danpenutup


Topik), serta

4) Karakteristik perilaku belajar


C. MODEL PROMOSI KESEHATAN

1. Model Promosi Kesehatan (HPM)

Model promosi kesehatan pender didasarkan pada gagasan bahwa pengalaman


masyarakat mempengaruhi hasil kesehatan mereka. Model promosi kesehatan
difokuskan pada eksplorasi sikap masyarakat terhadap kesehatan dan pengalaman
individu yang berkaitan dengannya. Menurut teori tersebut, seseorang harus melihat
gaya hidup masyarakat, kesehatan psikologis, dan lingkungan sosial dan budaya untuk
memahami sebagian besar keputusan mereka yang berhubungan dengan kesehatan.
Misalnya saja, tidak makan sayuran segar karena tidak mengonsumsi sayur-sayuran
segar saat tumbuh dewasa adalah salah satu cara untuk memahami mengapa seseorang
bisa menderita kondisi parah seperti obesita.

2. Model Keyakinan Kesehatan (HBM)

Teori Health Belief Model menyatakan bahwa keyakinan seseorang terhadap penyakit
yang didiagnosis dikombinasikan dengan pandangan mereka tentang efektivitas
pengobatan memprediksi kemungkinan mereka untuk melakukan perubahan. Jika
seseorang menderita penyakit yang sulit didiagnosis, mereka mungkin akan lebih sulit
menentukan prioritas pengobatan untuk penyebabnya.

Berdasarkan gagasan ini, praktisi kesehatan mungkin mengambil tindakan segera


dengan memberi tahu seseorang bahwa mereka rentan atau memiliki kondisi medis
yang serius. Selain itu, mereka mungkin mengharapkan seseorang mempertanyakan
pendekatan medis jika mereka tidak merasakan gejalanya dan menunjukkan
kekhawatiran terhadap nasihat medis.

Hasil awal berikut ini mungkin merupakan rekomendasi mengenai faktor risiko yang
dapat memperburuk penyakit. Dalam kasus ketidakpatuhan yang lebih parah, pemimpin
layanan kesehatan harus mengembangkan strategi berdasarkan HBM.

3. Model Transteoretis (TTM)

Kadang-kadang ketika seorang profesional kesehatan memberi tahu pasien tentang


potensi kondisi medis dan mendidik mereka tentang tindakan pencegahan, orang
tersebut mungkin mempercayainya tetapi menghindari tindakan segera. Pilihan ini
didasarkan pada gagasan bahwa ketika seseorang menerima informasi tentang
kesehatannya, mereka mungkin akan memikirkannya sebelum mengambil tindakan.
Karena perilaku tersebut, teori transtheoretical menguraikan enam tahapan yang
mungkin dilalui seseorang:

1. Pra-kontemplasi: pasien belum berniat bertindak meskipun mengetahui kondisi


medisnya.

2. Kontemplasi: pasien berencana untuk bertindak dengan niat.

3.Persiapan: pasien menetapkan serangkaian tindakan dan menetapkan tujuan


waktunya.

4. Tindakan: pasien mengambil tindakan.

5. Pemeliharaan: pasien fokus untuk tidak kambuh dan menjaga rencana dalam
rutinitas hariannya. Bagi sebagian orang, kondisi ini mungkin berlangsung selama
beberapa bulan, sementara bagi sebagian lainnya, kondisi ini dapat berubah
menjadi keadaan permanen. Misalnya, seorang pecandu alkohol yang sedang
dalam masa pemulihan mungkin mengalami kekambuhan dan mungkin tetap
berada dalam tahap pemeliharaan sepanjang hidupnya.

6. Terminasi: pasien dalam keadaan sehat aktif dan tidak tertarik lagi untuk kembali
ke perilaku lama.

4. Teori Tindakan Beralasan (TRA)

Meskipun bukan sebuah model, teori ini mendapat penghargaan tinggi di bawah HBM
dan dianggap terpisah. Teori tersebut berasumsi bahwa seseorang akan bertindak dengan
cara tertentu terhadap suatu masalah kesehatan tergantung kemauannya karena norma
subjektif. Norma-norma tersebut biasanya merupakan hasil dari lingkungan sosial dan
lingkungan serta kendali yang dirasakan seseorang terhadap perilaku tersebut.

Misalnya, seorang profesional kesehatan mungkin bertanya kepada seorang remaja putra
apakah teman-teman dekatnya menganggap dia sebaiknya memasukkan olahraga ke
dalam rutinitas harian mereka. Dalam sebuah studi medis yang dilakukan oleh
Universitas Ilmu Kedokteran Iran, para peneliti menggunakan TRA untuk mengevaluasi
efektivitas intervensi pendidikan dalam menangani konsumsi sarapan di kalangan anak-
anak dan remaja.

5. Teori Difusi Inovasi (DOI)


Difusi Inovasi (DOI) adalah teori lain yang termasuk dalam model partisipasi komunitas
dan organisasi. Teori ini menyelidiki bagaimana ide atau perilaku kesehatan baru
disebarluaskan dalam struktur sosial atau komunitas dan mengidentifikasi apa yang
mempengaruhi seberapa cepat ide atau perilaku tersebut diadopsi.

Adopsi ide-ide baru bergantung pada jenis inovasi, saluran komunikasi, waktu dan
sistem sosial. Menurut Kolaborasi Kapasitas Komunikasi Kesehatan, model DOI
“menyoroti ketidakpastian yang terkait dengan perilaku baru dan membantu pelaksana
program kesehatan masyarakat mempertimbangkan cara untuk mengatasi ketidakpastian
ini.”
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Promosi kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat


melalui proses pembelajaran dari oleh untuk dan Bersama masyarakat agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan.

menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk
perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ethos yang berarti
norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah,dan ukuran-ukuran bagi tingkahlaku yang baik.

B. SARAN

Dalam melakukan promosi Kesehatan kita harus menjaga hubungan dengan klien, agar
isi dari promosi Kesehatan yang disampaikan dapat diterima dan diterapkakn oleh klien.

Anda mungkin juga menyukai