Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN

TENTANG KONSEP PROMOSI KESEHATAN DAN


PENDIDIKAN KESEHATAN
Ditulis untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Dalam Keperawatan
dengan

Dosen pengampu Sari Sarce Andriana, S.Kep.,Ners.,M.Pd

Disusun Oleh :

Adrianne Martha Mangempis/1440121010

Ambar Pitriani/1440121006

Anindya Naura/1440121013

Anisa Wiratika/1440121007

Cici Nur ‘Aryanti/1440121018

Dea Siti Aisyah/1440121014

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Anugerah-Nya
sehingga makalah ini bisa tersusun hingga selesai. Kami berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembacanya.

Kami sadar masih banyak kekurangan didalam penyusunan makalah ini,


karena keterbatasan pengetahuan serta pengalaman kami. Untuk itu kami begitu
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 29 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......... ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................1
C. Tujuan......... .................................................................................................1
D. Sistematika Penulisan ..................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI ..................................................................................3

A. Promosi Kesehatan .......................................................................................3


1. Definisi Promosi Kesehatan .............................................................3
2. Sejarah Promosi Kesehatan ..............................................................3
3. Tujuan Promosi Kesehatan ..............................................................4
4. Strategi Dalam Promosi Kesehatan..................................................5
5. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan .................................................7
6. Prinsip - Prinsip Promosi Kesehatan ................................................9
B. Pendidikan Kesehatan ..................................................................................9
1. Definisi Pendidikan Kesehatan ......................................................10
2. Sejarah Pendidikan Kesehatan .......................................................10
3. Tujuan Pendidikan Kesehatan ........................................................11
4. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan ..........................................12
5. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan ..................................13
C. Kekurangan Dan Kelebihan Promosi Kesehatan Dan Pendidikan
Kesehatan ... ...............................................................................................13

BAB III PENUTUP ..............................................................................................14

A. Kesimpulan. ...............................................................................................14
B. Saran ........... ...............................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan dalam hidup seseorang merupakan hal yang penting,
namun banyak orang masih belum menyadari bahwa begitu pentingnya
kesehatan di dalam kehidupan. Masyarakat memiliki hak didalam
memperoleh pelayanan kesehatan hal ini berdasarkan undang-undang
dasar 1945 yang tercantum didalam pasal 28 ayat I. Untuk itu diperlukan
suatu tindakan yang harus diambil dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat. Tindakan yang perlu bagi masyarakat adalah
salah satunya dengan promosi kesehatan.
Promosi kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat
harus memiliki prinsip, metode, media juga strategi dan akan
diintervensikan ketika dalam memberikan pelayanan kesehatan
pada masyarakat. Sehingga promosi kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat dapat dipahami dan ditampilkan dalam bentuk perubahan
perilaku masyarakat yang lebih baik dalam perilaku kesehatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari promosi kesehatan?
2. Bagaimana sejarah promosi kesehatan?
3. Apa tujuan dari promosi kesehatan?
4. Apa Saja Strategi dalam Promosi Kesehatan?
5. Bagaimana ruang lingkup dalam promosi kesehatan?
6. Apa saja prinsip dalam promosi kesehatan?
7. Apa definisi dari pendidikan kesehatan?
8. Bagaimana sejarah pendidikan kesehatan?
9. Apa tujuan dari pendidikan kesehaatan?
10. Bagaimana ruang lingkup dalam pendidikan kesehatan?
11. Dimana tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan?

C. Tujuan
1. Mahasiswa/i mampu memahami definisi dari promosi kesehatan
2. Mahasiswa/i mengetahui sejarah dari promosi kesehatan
3. Mahasiswa/i mengetahui tujuan dari promosi kesehatan
4. Mahasiswa/i mangetahui strategi dalam promosi kesehatan
5. Mahasiswa/i mengetahui ruang lingkup dalam promosi kesehatan
6. Mahasiswa/i mengetahui prinsip dari promosi kesehatan
7. Mahasiswa/i mengetahui definisi dari pendidikan kesehatan

1
8. Mahasiswa/i mengetahui sejarah dari pendidikan kesehatan
9. Mahasiswa/i mengetahui tujuan dari pendidikan kesehatan
10. Mahasiswa/i mengetahui ruang lingkup dalam pendidikan
kesehatan
11. Mahasiswa/i mengetahui tempat pelaksanaan pendidikan
kesehatan

D. Sistematika penulisan
Untuk mendapat gambaran secara singkat dan menyeluruh mengenai
makalah ini, maka penulis memberikan sistematika uraian sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, Berisi latar belakang, tujuan penulisan
baik secara umum maupun khusus, rumusan
masalah, serta sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Teori
BAB III : Penutup, Berisikan tentang kesimpulan dan saran.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Promosi Kesehatan
1. Definisi Promosi Kesehatan
WHO berdasarkan piagam Ottawa (1986) dalam Heri. D.J
.Maukana (2009) hal.19, mendefinisikan promosi kesehatan adalah
suatu proses yang memungkinkan individu meningkatkan kontrol
terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi
yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri. Nesi Novita dan
Yunetra Franciska (2011) Promosi kesehatan adalah proses
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan yang disertai
dengan upaya memfasilitasi perubahan perilaku dan merupakan
program kesehatan yang dirancang untuk membawa perbaikan atau
perubahan dalam individu, masyarakat, dan lingkungan.Menurut
WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus
mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan
mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik,
sosial budaya dan sebagainya). Promosi kesehatan adalah kombinasi
berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan
peraturan perundangan untukperubahan lingkungan dan perilaku yang
menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson, 1998).

2. Sejarah Promosi Kesehatan


Sebelum menjadi promosi kesehatan pengertiannya disamakan
dengan pendidikan kesehatan, pada pendidikan kesehatan ditekankan
pada perubahan perilaku masyarakat dengan cara memberikan
informasi kesehatan melalui berbagai cara dan teknologi. Dari hasil
studi yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan
para ahli pendidikan kesehatan didapati bahwa pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan meningkat tetapi tidak diimbangi oleh
perubahan perilakunya. Disadari bahwa pendidikan kesehatan belum
“memampukan” masyarakat tetapi baru dapat “memaukan” mengenai
istilah promosi kesehatan sendiri juga mengalami perkembangan.
Mula-mula dicetuskan di Ottawa, Canada pada tahun 1986 merupakan
konferensi internasional promosi kesehatan yang pertama kali
dilaksanakan yang berlangsung tanggal 17 sampai dengan 21

3
November 1986 dikenal dengan Ottawa Charter. Pada konferensi
internasional promosi kesehatan ini mengambil tema menuju
kesehatan masyarakat baru, namun pada konferensi ini tidak terlepas
darimobilisasi sosial. Pemberdayaan masyarakat pemberdayaan
masyarakat Deklarasi Alma Ata tahun tentang pelayanan kesehatan
dasar atau Primary Health Care oleh WHO promosi kesehatan
didefinisikan sebagai: the process of enabling people to control over
and improve their health. Tetapi definisi tersebut diaplikasikan ke
dalam bahasa Indonesia menjadi proses pemberdayaan masyarakat
untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya. Definisi ini tetapi dipergunakan, sampai kemudian
mengalami revisi pada konferensi dunia di Bangkok pada bulan
Agustus 2005, menjadi (Health promotion is the process of enabling
people to increase control over their health and it’s determinants, and
thereby improve their health) dan dimuat dalam The Bangkok
Charter. Dan definisi baru ini belum dibakukan bahasa Indonesia.
Selain istilah promosi kesehatan, sebenarnya juga beredar banyak
istilah lain yang mempunyai kemiripan makna, atau setidaknya satu
nuansa dengan istilah promosi kesehatan,
a. Komunikasi, Informasi dan Edukasi
b. Pemasaran social
c. Mobilisasi social
d. Pemberdayaan masyarakat, dll

3. Tujuan Promosi Kesehatan


Tujuan promosi bukan sekadar menyampaikan pesan atau
informasi-informasi kesehatan agar masyarakat mengetahui dan
berperilaku hidup sehat, tetapi juga bagaimana mampu memelihara
dan meningkatkan kesehatannya. Promosi kesehatan merupakan suatu
proses yang bertujuan memungkinkan individu meningkatkan kontrol
terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi
yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri. Proses pemberdayaan
tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat serta
sesuai dengan sosial budaya setempat. Demi mencapai derajat
kesehatan yang sempurna, baik dari fisik, mental maupun sosial,
masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasi dan
kebutuhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya
(Kemenkes, 2011).

4
Meningkatkan kesehatan masyarakat sesuai amanahUU Kes no. 23
tahun 1992:
a. Mensosialisasikan program-program kesehatan
b. Mewujudkan masyarakat yang berbudaya hidup bersih
dan sehat
c. Mewujudkan gerakan hidup sehat di masyarakat
d. Mengubah sasaran dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu
menjadi mau & dari mau menjadi mampu dalam mencegah &
mengatasi masalah kesehatan.
e. Menumbuhkembangkan potensi masyarakat untuk mendukung
dan membudayakan perilaku hidup sehat.

Menurut Green (1991) dalam Maulana, 2009, tujuan promosi


kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:
a. Tujuan Program
Refleksi dari fase sosial dan epidemiologi berupa pernyataan
tentang apa yang akan dicapai dalam periode tertentu yang
berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan program ini juga
disebut tujuan jangka panjang, contohnya mortalitas akibat
kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50% setelah promosi
kesehatan berjalan lima tahun.
b. Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang
diinginkan. Tujuan ini merupakan tujuan jangka menengah,
contohnya : cakupan angka kunjungan ke klinik perusahaan
meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun.
c. Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi
masalah kesehatan. Tujuan ini adalah jangka pendek,
berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya:
pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat
kerja meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan 6
bulan.

4. Strategi dalam Promosi Kesehatan


Strategi promosi kesehatan berdasarkan ( Piagam Ottawa 1986 )
ialah sebagai berikut :
a. Kebijakan berwawasan kebijakan
Strategi promosi kesehatan yang mana ditujukan kepada para
penentu kebijakan agar mengeluarkan kebijakan dan ketentuan

5
yang menguntungkan bahkan dapat merugikan kesehatan,
sehingga dalam menentukan keputusan diperhatikan
dampaknya bagi kesehatan masyarakat.
b. Lingkungan yang mendukung
Strategi ini dikelola oleh para pengelola tempat umum,
termasuk pemerintah kota. Dimana mereka dapat menyediakan
sarana dan prasarana bagi masyarakat dalam meningkatkan
kesehatannya, sehingga nantinya akan tercipta lingkungan yang
sehat untuk mendukung perilaku sehat masyarakat.
c. Reorientasi Pelayanan Kesehatan
Realisasi dari reorientasi pelayanan kesehatan ini adalah para
penyelenggara kesehatan baik pemerintah maupun swasta
harus dilibatkan dalam memberdayakan masyarakat agar dapat
berperan bukan hanya sebagai penerima pelayan kesehatan
namun dapat menjadi penyelenggara pelayanan kesehatan.
d. Keterampilan Individu
Strategi ini mewujudkan adanya keterampilan individu –
individu dalam meningkatkan dan memelihara kesehatannya.
Langkah awal untuk strategi ini adalah pemberian pemahaman
tentang penyakit dalam bentuk metode atau teknik kepada
individual bukan dalam bentuk massa.
e. Gerakan Masyarakat
Adanya gerakan dari masyarakat itu sendiri dalam
meningkatkan dan memelihara kesehatannya. Hal ini akan
tampak dari perilaku masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya tanpa harus ada kegiatan namun
akan tampak dari perilaku menuju sehat.

Berdasarkan rumusan yang dibuat oleh WHO (1994), strategi promosi


kesehatan secara global dibagi menjadi tiga yang akan dibentuk dalam
intervensi , yaitu :
a. Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan dimana untuk meyakinkan orang lain
agar orang lain tersebut membantu atau mendukung terhadap
apa yang diinginkan. Pendekatan advokasi ialah sasaran kepada
para pembuat keputusan atau penentu keputusan sesuai
sektornya. Intinya adalah strategi advokasi kesehatan
merupakan pendekatan yang dilakukan dengan pimpinan atau
pejabat dengan tujuan mengembangkan kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan Kegiatan advokasi ini ada dalam bentuk

6
formal dan informal. Advokasi dalam bentuk formal misalnya:
penyajian presentasi, seminar, atau suatu usulan yang
dilakukan oleh para pejabat terkait. Advokasi informal
misalnya: Suatu kegiatan untuk meminta dana, atau dukungan
dalam bentuk kebijakan kepada para pejabat yang relevan
dengan kebijakan yang diusulkan. Intervensi yang dapat
dilakukan secara perseorangan kepada pejabat ialah dengan:
lobi, dialog, negosiasi dan debat. Sehingga diharapkan
mendapatkan hasil adanya tindakan yang nyata, kepedulian,
serta pemahaman atau kesadaran dari pejabat sehingga terjadi
kelanjutan kegiatan.
b. Dukungan sosial ( Social Support )
Dukungan sosial adalah suatu strategi yang digunakan untuk
mencari dukungan sosial melalui tokoh–tokoh masyarakat.
Dimana tujuannya dengan menggunakan tokoh masyarakat
sebagai jembatan antara sektor kesehatan atau pengembang
kesehatan dengan masyarakat. Intervensi keperawatan yang
diberikan dalam strategi dukungan sosial : pelatihan bagi para
tokoh masyarakat, lokakarya, bimbingan bagi para tokoh
masyarakat, sehingga hasil yang diharapkan adalah adanya
peningkatan jumlah para tokoh masyarakat yang berperan aktif
dalam pelayanan kesehatan, jumlah individu dan keluarga
dimana meningkat pengetahuannya tentang kesehatan, adanya
pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada misalnya posyandu
c. Pemberdayaan Masyarakat ( Empowerment )
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang
langsung kepada masyarakat. Pemberdayaan ini bertujuan
untuk mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatan masyarakat itu sendiri. Intervensi
keperawatan dalam pemberdayaan masyarakat adalah dengan
kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dapat berupa :
penyuluhan kesehatan, posyandu, pos obat desa, dan lain
sebagainya. Hasil yang diharapkan adalah sumber daya
manusia yang berperan dalam peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan.

5. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan


Berdasarkan konferensi International Promosi kesehatan di
Ottawa Canada (1986) yang menghasilkan piagam Ottawa, promosi
kesehatan dikelompokan menjadi lima area berikut:

7
a. Kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan (Health Public
Policy) kegiatan ditujukan pada para pembuat keputusan atau
penentu kebijakan. Hal ini berarti setiap kebijakan
pembangunan dalam bidang apapun harus mempertimbangkan
dampak kesehatan bagi masyarakat.
b. Mengembangkan jaringan kemitraan dan lingkungan yang
mendukung (create partnership and supportive environmental).
Kegiatan ini bertujuan mengembangkan jaringan kemitraan dan
suasana yang mendukung terhadap kesehatan. Kegiatan ini
ditujukan kepada pemimpin organisasi masyarakat serta
pengelola tempat-tempat umum dan diharapkan
memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan non-fisik yang
mendukung atau kondusif terhadap kesehatan masyarakat.
c. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health serice) adalah
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang merupakan
tanggung jawab bersama antara pemberi dan penerima
pelayanan orientasi pelayanan diarahkan dengan menempatkan
masyarakat sebagai subjek yang dapat memelihara dan
meningkatkan kualitas kesehatannya sendiri. Hal tersebut
berarti pelayanan lebih diarahkan kepada pemberdayaan
masyarakat.
d. Meningkatkan keterampilan individu (increase individual
skills). Kesehatan masyarakat adalah kesehatan yang terdiri
atas kelompok, keluarga, dan individu. Kesehatan masyarakat
terwujud apabila kesehatan kelompok, keluarga, dan individu
terwujud. Oleh sebab itu, peningkatan keterampilan anggota
masyarakat atau individu sangat penting untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat memelihara
serta meningkatkan kualitas kesehatannya.
e. Memperkuat kegiatan masyarakat (strengthen community
action), derajat kesehatan masyarakat akan terwujud secara
efektif jika unsur-unsur yang terdapat di masyarakat tersebut
bergerak sama-sama. Memperkuat kegiatan masyarakat berarti
memberikan bantuan terhadap kegiatan yang sudah berjalan di
masyarakat sehingga lebih dapat berkembang. Disamping itu,
tindakan ini memberi kesempatan masyarakat untuk
berimprovisasi, yaitu melakukan kegiatan dan berperan serta
dalam pembangunan kesehatan.

8
Pendekatan yang menyeluruh dalam pembangunan kesehatan
dengan menggunakan lima ruang lingkup tersebut jauh lebih
efektif dibanding dengan menggunakan pendekatan tunggal.
Pendekatan melalui tatanan memudahkan implementasi
penyelenggaraan promosi kesehatan. Peran serta masyarakat
sangat penting untuk melestarikan berbagai upaya. Masyarakat
harus menjadi subjek dalam promosi kesehatan dan
pengambilan keputusan. Akses pendidikan dan informasi
sangat penting untuk mendapatkan partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat (Notoatmodjo, 2009).

6. Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan


Prinsip promosi kesehatan menurut WHO pada Ottawa Charter
for health promotion (1986) mengemukakan ada tujuh prinsip pada
promosi kesehatan, antara lain:
a. Empowerment (pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk
memungkinkan seseorang untuk mendapatkan kontrol lebih
besar atas keputusan dan tindakkan yang mempengaruhi
kesehatan mereka.
b. Partisipative (partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil
bagian aktif dalam pengambilan keputusan.
c. Holistic (menyeluruh) yaitu memperhitungkan hal-hal yang
mempengaruhi kesehatan dan interaksi dari dimensi-dimensi
tersebut.
d. Equitable (kesetaraan) yaitu memastikan kesamaan atau
kesetaraan hasil yang di dapat oleh klien.
e. Intersectoral (antar sektor) yaitu bekerja dalam kemitraan
dengan instasi terkait lainnya atau organisasi.
f. Sustainable (berkelanjutan) yaitu memastikan bahwa hasil dari
kegiatan promosi kesehatan yang berkelanjutan dalam jangka
panjang.
g. Multi Strategy yaitu bekerja pada sejumlah strategi daerah
seperti program kebijakan.

B. Pendidikan Kesehatan
1. Definisi Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu
meningkatkan kontrol dam memperbaiki kesehatan individu.
Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok atau
masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan

9
perubahan-perubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu
(Entjang, 1991)
Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Sedang dalam keperawatan, pendidikan kesehatan
merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk
membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan
pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat
pendidik. Menurut (Notoatmodjo. S, 2003: 20)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis dinamis di mana perubahan perubahan tersebut tersebut
bukan sekedar sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang
ke orang lain dan pula seperangkat prosedur, tetapi perubahan
tersebut terjadi karena adanya kesadaran dari dalam diri individu,
kelompok, atau masyarakat sendiri ( Wafid Iqbal Mubarak&Nurul
C, 2009: 9-10)

2. Sejarah Pendidikan Kesehatan


a. Zaman Purba
Pengalaman manusia dengan penyakit disimpulkan dan
disusun teori-teori mengenai berbagai macam penyakit,
sebab sebab, gejala dan pengobatannya. Bersamaan dengan
kegiatan pendidikan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit meskipun sederhana dilihat dari sejarah dan
gambaran relief bersejarah di berbagai tempat sejak zaman
3000-5000 th sebelum masehi. Contoh: zaman mesir kuno
perkembangan dunia kesehatan semakin maju hingga
zaman Nabi Muhammad SAW diajarkan berbagai macam
pendidikan kesehatan seperti anjuran bersiwak, dll.
b. Zaman Modern
Lamuel Shuttuck (amerika) menyusun pelajaran
pendidikan kesehatan ke sekolah-sekolah sejalan dengan
perkembangan ilmu kesehatan masyarakat. Tahun 1951 di
Paris didirikan lembaga internasional untuk mendukung
terlaksanannya pendidikan kesehatan yaitu The
International Union For Health Education. Tahun 1960
berdirinya sekolah kesehatan pertama kali di Amerika
Serikat yaitu The School Health Education Study

10
c. Di Indonesia
Pada Tahun 1950, pemerintah mulai mencanangkan
pentingnya menggerakkan masyarakat tentang pentingnya
pemeliharaan dan perlindungan kesehatan untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal ( UU Pokok Kesehatan
No.9 pasal 3 ayat 2).Dicanangkan Gerakan Pembangunan
Berwawasan Kesehatan yang dilandasi paradigma baru di
bidang kesehatan yaitu paradigma sehat (Indonesia Sehat
2010). Untuk pelaksanaan pendidikan kesehatan kini
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat berkoordinasi
dengan Direktorat Promosi Kesehatan.

3. Tujuan Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid sekolah dasar
utamanya untuk menanamkan kebiasaan hidup agar dapat
bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri serta
lingkungannya untuk ikut aktif dalam meningkatkan kesehatan.
Notoatmodjo (2012), menyebutkan tujuan pendidikan kesehatan ialah
agar peserta didik:
a. Mengetahui pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk
cara hidup sehat dan teratur.
b. Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap hidup sehat.
c. Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang
berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan
kesehatan.
d. Memiliki kebiasaan hidup sehari-hari yang sesuai dengan
syarat kesehatan,
e. Memiliki kemampuan dan kecakapan (life skills) untuk
berperilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
f. Memiliki pertumbuhan termasuk bertambah tingginya badan
dan berat badan secara harmonis (proporsional).
g. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan
pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan
keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
h. Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar (arus
informasi dan gaya hidup yang tidak sehat).
i. Memiliki tingkat kesegaran jasmani yang memadai dan derajat
kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh
yang baik terhadap penyakit.

11
Simpulan dari tujuan Pendidikan kesehatan di atas bahwanya
pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama dalam pembentukan
karakter siswa untuk dapat diperlakukan hidup sehat dalam
kehidupannya. Untuk berperilaku hidup sehat, terutama dalam
kegiatan mencuci tangan tentunya siswa mengetahui tentang ilmu
kesehatan. Pengetahuan tersebut didapatkan melalui pendidikan di
sekolah dasar terutama agar siswa mampu menerapkan hidup sehat
dikehidupannya sehingga tidak mudah untuk terserang penyakit.

4. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan


Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari 3 dimensi
menurut Fitriani (2011) yaitu;

1. Dimensi sasaran
a. Pendidikan kesehatan individu dengan sasarannya
adalah individu.
b. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasarannya
adalah kelompok masyarakat tertentu.
c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasarannya
adalah masyarakat luas.
2. Dimensi tempat pelaksanaan
a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan
sasarannya adalah pasien dan keluarga.
b. Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasarannya
adalah pelajar.
c. Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja
dengan sasarannya adalah masyarakat atau pekerja.
3. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan
a. Promosi (Health Promotion) Pendidikan kesehatan
untuk promosi kesehatan contohnya: peningkatan gizi,
perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan
sebagainya.
b. Pencegahan (Specific Protection) Pendidikan kesehatan
untuk perlindungan khusus contohnya: imunisasi
c. Penyembuhan (Early diagnostic and prompt treatment)
Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan
pengobatan tepat contohnya: dengan pengobatan layak
dan sempurna dapat menghindari dari resiko kecacatan.

12
5. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan dapat berlangsung diberbagai tempat
sehingga dengan sendirinya sasarannya juga berbeda. Misalnya:
a. Pendidikan Kesehatan di Keluarga
b. Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan
sasaran guru dan murid, yang pelaksanaannya diintegrasikan
dalam upaya kesehatan sekolah (UKS)
c. Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di
pusat kesehatan masyarakat, balai kesehatan, rumah sakit
umum maupun khusus dengan sasaran pasien dan keluarga
pasien
d. Pendidikan kesehatan di tempat – tempat kerja dengan sasaran
buruh atau karyawan Pendidikan Kesehatan di tempat umum
,misalnya pasar,terminal,bandarudara,tempat-tempat
pembelanjaan,tempat tempat olah raga,taman kota ,WC ds

C. Kekurangan Dan Kelebihan Promosi Kesehatan Dan Pendidikan


Kesehatan
Pendidikan kesehatan dengan promosi kesehatan dalam
pelaksanaannya terdapat perbedaan. Pendidikan kesehatan secara umum
memiliki kekurangan yaitu hanya mementingkan perubahan perilaku
melalui pemberian informasi atau penyuluhan kesehatan, jadi pendidikan
kesehatan lebih menekankan pada aspek pengetahuan agar dapat
berperilaku hidup sehat tanpa melihat sarana prasarana yang digunakan
dalam memfasilitasi perilaku hidup sehat. Kelebihan dalam pelaksanaan
pendidikan kesehatan yaitu dalam pelaksanaannya tidak membutuhkan
dana, karena pendidikan kesehatan dapat diberikan melalui mata pelajaran,
yaitu pada kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
dalam mata pelajaran pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Pada promosi kesehatan, dalam pelaksanaannya memiliki kelebihan yaitu
tidak hanya menekankan pada perilakunya saja, tetapi juga perubahan
lingkungan yang memfasilitasi perilaku kesehatan itu sendiri. Kekurangan
dalam pelaksanaan promosi kesehatan yaitu peran serta guru maupun
masyarakat sangat penting, karena dalam pelaksanaan promosi kesehatan
memerlukan fasilitas yang memadai dalam melakukan hidup bersih dan
sehat.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi kesehatan adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan
kemauan (willingness) dan kemampuan (ability) masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Tujuan promosi kesehatan
bukan sekedar menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi
kesehatan agar masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapi
juga bagaimana mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Ruang lingkup dari promosi kesehatan meliputi: Kebijakan pembangunan
berwawasan kesehatan (Health Public Policy), Mengembangkan jaringan
kemitraan dan lingkungan yang mendukung (create partnership and
supportive environmental), Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient
health serice), Meningkatkan keterampilan individu (increase individual
skills), Memperkuat kegiatan masyarakat (strengthen community action).
Prinsip-prinsip dari Promosi Kesehatan meliputi: Empowerment
(pemberdayaan), Partisipative (partisipasi), Holistic (menyeluruh),
Equitable (kesetaraan), Intersectoral (antar sektor), Sustainable
(berkelanjutan), Multi Strategy.
Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Sedang
dalam keperawatan, pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk
intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu,
kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai
perawat pendidik. Pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama dalam
pembentukan karakter siswa untuk dapat diperlakukan hidup sehat dalam
kehidupannya. Pendidikan kesehatan dapat berlangsung diberbagai tempat
sehingga dengan sendirinya sasarannya juga berbeda. Meliputi:
Pendidikan Kesehatan di keluarga, sekolah, dan tempat umum Ruang
lingkup pendidikan kesehatan meliputi: dimensi sasaran, dimensi tempat
pelaksanaan, dimensi tingkat pelayanan kesehatan.

B. Saran
Maka dari itu perawat dalam melakukan penkes dan pemkes harus
menjaga hubungan dengan klien agar promkes dan penkes dapat diterima
dan diterapkan oleh klien. dan untuk klien dalam menerima promkes dan
penkes hrs berperan dalam menentukan keputusan untuk dirinya sendiri.

14
DAFTAR PUSTAKA

D.J., M. H. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.


Dian, Ayub. 2010. Konsep Promosi Kesehatan . Departemen Promosi
Kesehatan
Dan Ilmu Perilaku FKM UI.
<https://id.scribd.com/doc/305332796/Makalah-Konsep-Promosi-
Kesehatan> [diakses pada tanggal 29 September 2022]
promo kesehatan (2022), Itekes
fakultas<http://elearning.itkesmusidrap.ac.id/pluginfile.php/2127/mod_res
ource/content/1/PENGANTAR%20PROMKES.pdf> [di akses 29
September 2022]
Indah Prasetyawati. 2012. Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta;FIK/UNY
Nur Iwan. 2016. Pendidikan Kesehatan di Sekolah Dasar.
Purwokerto;FKIP/UMP
Entjang I. 2002. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta; Citra Aditya Bakti
Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Sulawesi
Selatan; Rineka Cipta

15

Anda mungkin juga menyukai