Disusun sebagai syarat tugas kelompok pada mata kuliah Promosi Kesehatan
Disusun kelompok 1:
Dosen Pengampu:
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya
kelompok dapat menyelesaikan tugas kelompok yang berjudul “Strategi promosi
Kesehatan WHO” tepat waktu. Tugas kelompok “Strategi Promosi Kesehatan WHO”
disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Promosi Kesehatan Prodi D4
Keperawatan Anestesiologi di Universitas Baiturrahmah, Padang. Selain itu,
kelompok juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
Kelompok mengucapkan terimakasih sebesar- besarnya kepada Bapak/Ibu
dosen selaku pengajar mata kuliah Promosi Kesehatan Ibu Ns. Yenni Elfira, M.Kep.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang di tekuni kelompok. Kelompok juga mengucapkan terimakasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makah ini. Kelompok
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun akan kelompok terima demi kesempurnaan makalah ini
Kelompok 1
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk
meningkatkan control dan peningkatan kesehatannya. WHO menekankan bahwa
promosi kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan memungkinkan individu
meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis
filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri (Maulana, 2009).
Tahun 1984, World Health Organization (WHO) mengubah istilah
pendidikan kesehatan menjadi promosi kesehatan. Perbedaan kedua istilah tersebut
yaitu pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk mengubah perilaku sedangkan
promosi kesehatan selain untuk mengubah perilaku juga mengubah lingkungan
sebagai upaya untuk memfasilitasi ke arah perubahan perilaku tersebut. Istilah Health
Promotion (promosi kesehatan) ini secara resmi disampaikan pada Konferensi
Internasional tentang Health Promotion di Ottawa, Kanada padattahunm1986. Pada
Konferensi tersebut health promotion didefinisikan sebagai “the process of enabling
peoples to increase controls over, and to improved their health” yaitu proses yang
memungkinkan seseorang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan. Definisi
ini mengandung pemahaman bahwa upaya promosi kesehatan membutuhkan adanya
kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai cara untuk memelihara, meningkatkan
dan melindungi kesehatan baik perorangan maupun masyarakat.
Visi, misi, dan strategi promosi kesehatan di Indonesia sudah sangat yang
jelas sebagai suatu lembaga atau institusi atau suatu program. Melalui visi dan misi
tersebut lembaga atau program memiliki arah dan tujuan yang akan dicapai. Oleh
karena itu, visi promosi kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari visi pembangunan
kesehatan di Indonesia, seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Kesehatan RI
No. 366 Tahun 2009, yaitu: “Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
3
setinggi–tingginya, sebagai investasi sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomi”
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk
meningkatkan control dan peningkatan kesehatannya. WHO menekankan bahwa
promosi kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan memungkinkan individu
meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis
filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri (Maulana, 2009). Tahun
1984, World Health Organization (WHO) mengubah istilah pendidikan kesehatan
menjadi promosi kesehatan. Perbedaan kedua istilah tersebut yaitu pendidikan
kesehatan merupakan upaya untuk mengubah perilaku sedangkan promosi kesehatan
selain untuk mengubah perilaku juga mengubah lingkungan sebagai upaya untuk
memfasilitasi ke arah perubahan perilaku tersebut. Istilah Health Promotion (promosi
kesehatan) ini secara resmi disampaikan pada Konferensi Internasional tentang
Health Promotion di Ottawa, Kanada padattahunm1986. Pada Konferensi tersebut
health promotion didefinisikan sebagai “the process of enabling peoples to increase
controls over, and to improved their health” yaitu proses yang memungkinkan
seseorang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan. Definisi ini mengandung
pemahaman bahwa upaya promosi kesehatan membutuhkan adanya kegiatan
pemberdayaan masyarakat sebagai cara untuk memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatan baik perorangan maupun masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Strategi Promosi Kesehatan?
2. Apa Tujuan Promosi Kesehatan?
3. Apa Komponen Promosi Kesehatan?
4. Apa Strategi Promosi Kesehatan Menurut WHO?
4
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Strategi Promosi Kesehatan
2. Untuk Mengetahui Tujuan Promosi Kesehatan
3. Untuk Mengetahui Komponen Promosi Kesehatan
4. Untuk Mengetahui Strategi Kesehatan Menurut WHO
D. Manfaat
1. Mengetahui cara pelaporan pada kasus patient safety
2. Mengetahui cara monitoring dan evaluasi pada kasus patient safety
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Fungsi
Menurut WHO (dalam Fitriani, 2011), promosi kesehatan sebagai
"The process of enabling individuals and communities to increases control over the
determinants of health and there by improve their health" (proses yang
mengupayakan individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka
mengendalikan faktor kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatannya).sedangkan Definisi promosi kesehatan juga tertuang dalam Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1148/MENKES/ SK/VII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, disebutkan bahwa promosi kesehatan
adalah "upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar merekan dapat menolong diri sendiri,
serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial
budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan".
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan atau memandirikan
masyarakat agar dapat memelihara dan me ningkatkan kesehatannya (Ottawa Charter,
1986). Proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat tidak hanya terbatas
pada kegiatan pemberian informasi (seperti kegiatan penyuluhan, KIE, dan
pendidikan kesehatan), tetapi juga menyangkut penggalangan berbagai dukungan di
masyarakat. Berdasarkan definisi di atas, WHO menekankan bahwa promosi
kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan memung kinkan individu
meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis
filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri (self empowerment). Proses
pemberda yaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat serta
sesuai dengan sosial budaya setempat.
Promosi kesehatan tidak hanya meningkatkan "kesadaran" dan "kemauan"
seperti yang dikonotasikan dalam pendidikan kesehatan. Demi mencapai derajat
6
kesehatan yang sempurna, baik dari fisik, mental maupun sosial, masyarakat harus
mampu mengenal dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhannya, dan mampu
mengubah atau meng atasi lingkungannya. Lingkungan di sini mencakup lingkungan
fisik, sosial budaya dan ekonomi, termasuk kebijakan, dan per aturan perundang-
undangan.
7
Merupakan pendidikan atau pembelajaran ditujukan untuk mencapai
perilaku yang diinginkan, hal ini berhubungan dengan pengetahuan dan
sikap.
4. Tujuan Intervensi Perilaku dalam promosi kesehatan
Mengurangi perilaku negatif bagi kesehatan.
Mencegah meningkatnya perilaku negatif bagi kesehatan
Meningkatkan perilaku positif bagi kesehatan.
Mencegah menurunnya perilaku positif bagi kesehatan
8
munculnya penyakit yang spesifik dan mengurangi insiden dan prevalensi
penyakit dalam populasi.
3. Perlindungan Kesehatan (Health Protection)
Perilaku di mana seseorang terlibat dengan maksud khusus untuk mencegah
penyakit, mendeteksi penyakit pada tahap awal, atau untuk memaksimalkan
kesehatan dalam batasan penyakit. Perlindungan kesehatan bertujuan untuk
mengurangi kemungkinan individu atau masyarakat dalam menghadapi bahaya
lingkungan atau berperilaku tidak aman atau tidak sehat. Intervensi ditujukan
untuk mencegah orang jatuh sakit atau sakit dengan membangun mekanisme
perlindungan. Perlindungan kesehatan di era kesehatan masyarakat modern
berfokus terutama pada mencegah dan mengendalikan infeksi penyakit dan
melindungi dari radiasi, bahan kimia dan bahaya lingkungan.
9
lebih efektif bila dilaksanakan dengan prinsip kemitraan atau mendapat dukungan
sosial yaitu dengan membentuk jejaring advokasi atau forum kerja sama.
Pengembangan kemitraan adalah upaya membangun hubungan para mitra kerja
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling memberi manfaat.
2. Dukungan (social support).
Upaya membuat suasana yang kondusif atau menunjang pembangunan
kesehatan sehingga masyarakat terdorong untuk melakukan perilaku hidup bersih
dan sehat. Strategi dukunngan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari
dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat
formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh
masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program
kesehatan dengan masyarakat (penerima program) kesehatan.
Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui toma pada dasarnya adalah
mensosialisasikan program-program kesehatan, agar masyarakat mau menerima
dan mau berpartisipasi terhadap program-program tersebut Oleh sebab itu,
strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau membina
suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial ini
antara lain: pelatihan pelatihan paratoma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada
toma, dan sebagainya. Dengan demikian maka sasaran utama dukungan sosial
atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat (sasaran
sekunder).
3. Pemberdayaan masyarakat (empowerment).
Upaya memandirikan individu, kelompok, dan masyarakat agar berkembang
kesadaran, kemauan, dan kemampuan di bidang kesehatan, masyarakat
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat. Pemberdayaan masyarakat yaitu
memampukan masyarakat melalui kegiatan penyuluhan dan konseling sehingga
pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dapat meningkat
.Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan pada
masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan
10
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri (visi promosi kesehatan).
Menurut Moh. All Aziz, dkk (2005; 136), `pemberdayaan masyarakat
merupakan suatu proses di mana masyarakat, khususnya mereka yang kurang
memiliki akses ke sumber daya pembangunan, didorong untuk meningkatkan
kemandiriannya di dalam mengembangkan perikehidupan mereka.
Pemberdayaan masyarakat juga merupakan proses siklus terus-menerus, proses
partisipatif di mana anggota masyarakat bekerja sama dalam kelompok formal
maupun informal untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman serta berusaha
mencapai tujuan bersama. Jadi, pemberdayaan masyarakat lebih merupakan suatu
proses".
Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai
kegiatan, antara lain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan
untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (income generating skill).
Dengan meningkatnya Kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap
kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan mereka, misalnya: terbentuknya dana
sehat, terbentuknya pos obat desa, berdirinya polindes, dan sebagainya.
11
BAB III
PENUTUP
12
Daftar Pustaka
Mutiara, A., Fakultas Ekonomi, A., & Bisnis, D. (2017). PENERAPAN PROMOSI
KESEHATAN UNTUK MENGUBAH PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT
(Studi Kasus: Rumah Sakit Cicendo). In Jurnal Logistik Bisnis (Vol. 7, Issue 1).
Putra, F. Y., Firman, A., Putra, Y., Promosi, S., Dinas, K., Kabupaten, K., Kartanegara, K.,
Pemahaman, T., & Bersih, P. H. (2016). STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DINAS
KESEHATAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TENTANG PEMAHAMAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI PUSKESMAS
MANGKURAWANG.
13