Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Personnel Skill (Keterampilan Individu) Dalam Strategi dan Fungsi Promosi


Kesehatan
Ditinjau untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan

Dosen Pengampu :
Reni Wahyu Triningsih,SST.,M.Kes
Disusun Oleh :
1. Cindy Ghifar Rowahah P17311201007
2. Achsa Aqidatuzzahro P17311201012
3. Silvia Hindun Diana P17311201013
4. Khania Wahyu Maulidah P17311203016
5. Dyah Nurmalita Sari P17311203021

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Promosi Kesehatan yang
berjudul “ Personnel Skill (Keterampilan Individu) dalam Strategi dan Fungsi
Promosi Kesehatan” dapat kami selesaikan dengan baik.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Promosi Kesehatan dengan dosen pengampu Ibu Reni Wahyu
Triningsih,SST.,M.Kes.Tidak lupa kami sampaikan Terima kasih kepada dosen
pengampu yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan
makalah ini. Pada kesempatan ini, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan
menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Malang, 27 Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
2.1 Pengertian Promosi Kesehatan.......................................................................6
2.2 Misi Promosi Kesehatan.................................................................................6
2.3 Strategi Promosi Kesehatan berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter). 7
2.4 Keterampilan Individu (Personal Skill) dalam Promosi Kesehatan...............9
2.5 Contoh Penerapan dari Strategi Keterampilan Individu dalam Promosi
Kesehatan...........................................................................................................11
BAB II...................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................14
3.2 Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Promosi kesehatan adalah proses atau upaya agar individu-individu dan
masyarakat meningkatkan kemampuan dan mengendalikan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Sedangkan perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme)
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan
kesehatan, makanan serta lingkungan.( Syamsurya Junita).
Upaya strategis peningkatan kualitas masyarakat Indonesia dengan
berbagai pendekatan telah dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat, termasuk penyelenggaraan pelayanan Kesehatan.
Kebutuhan informasi Kesehatan yang akurat dan terkini semakin dibutuhkan
seiring perkembangan teknologi informasi. Banyak media sosial telah
menunjukkan perannya dalam upaya promosi kesehatan di dunia terutama di
Indonesia. (Leonita dan Jalinus,2018).
Pemberdayaan di bidang kesehatan adalah upaya untuk memampukan
masyarakat sehinggamereka mempunyai daya atau kekuatan untuk hidup
mandiri di bidang kesehatan. Dalam mewujudkan kesehatan masyakat secara
keseluruhan, keterampilan individu mutlak diperlukan. Dengan harapan
semakin banyak individu yang terampil akan pelihara diri dalam bidang
kesehatan, maka akan memberikan cerminan bahwa dalam kelompok dan
masyarakat tersebut semuanya dalam keadaan sehat.
Personal kesehatan mendukung pengembangan personal dan sosial melalui
penyedia informasi, pendidikan kesehatan, dan pengembangan keterampilan
hidup. Dengan demikian, hal ini meningkatkan pilihan yang tersedia bagi
masyarakat untuk melatih dalam mengontrol kesehatan dan lingkungan
mereka, dan untuk memungkinkan masyarakat untuk membuat pilihan yang
kondusif bagi kesehatan. Kemampuan individu adalah kemampuan petugas
dalam menyampaikan informasi kesehatan dan kemampuan dalam

4
mencontohkan atau mendemonstrasikan. Contoh melalui penyuluhan secara
individu atau kelompok.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan pengertian promosi kesehatan?
2. Apasaja misi promosi kesehatan?
3. Apa strategi promosi kesehatan berdasarkan Piagam Ottawa?
4. Apasaja keterampilan individu (Personal Skill) dalam promosi kesehatan?
5. Apasaja contoh penerapan dari strategi keterampilan individu dalam
promosi kesehatan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian promosi kesehatan
2. Mengetahui misi promosi kesehatan
3. Mengetahui ]strategi promosi kesehatan berdasarkan Piagam Ottawa
4. Mengetahui keterampilan individu (Personal Skill) dalam promosi
kesehatan
5. Mengetahui contoh penerapan dari strategi keterampilan individu dalam
promosi kesehatan

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Promosi Kesehatan
WHO memberikan pengertian promosi kesehatan sebagai “The Process of
enabling individuals and communtes ti increase control over the determinants
of health and thereby improve their health”, yaitu proses mengupayakan
individu-individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka
mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatannya. (Sinta, 2011).

Bertolak dari pengertian yang dirumuskan WHO tersebut, di Indonesia


Pengertian Promosi Kesehatan dirumuskan sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik
berwawasan kesehatan. (Sinta, 2011)

Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut


pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundang-undangan untuk
perubahan lingkungan. (Sinta, 2011)

2.2 Misi Promosi Kesehatan


Pada tahun 1986 di Ottawa, Canada dilangsungkan konferensi
Internasional Promosi Kesehatan yang menghasilkan Piagam Ottawa atau
Ottawa Charter yang menjadi acuan bagi promosi kesehatan termasuk di
Indonesia. Aktivitas utama Promosi Kesehatan adalah dirumuskan dalam 3
hal penting sebagai Misi Promosi Kesehatan, (Fitriani, 2011) yaitu:

1. Advokasi (Advocacy)
Kegiatan advokat ini dilakukan terhadap para pengambil keputusan dari
berbagai tingkat dan sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini
adalah meyakinkan para pejabat pembuat keputusan atau penentu
kebijakan bahwa program kesehatan yang akan dijalankan tersebut

6
penting. Oleh sebab itu, perlu dukungan kebijakan atau keputusan dari
pejabat tersebut.
2. Memampukan atau memperkuat (Enable)
Sesuai dengan visi promosi kesehatan mau dan mampu memelihara serta
meningkatkan kesehatannya, promosi kesehatan mempunyai misi utama
untuk memampukan masyarakat. Hal ini berarti baik secara langsung
atau melalui tokoh – tokoh masyarakat, promosi kesehatan harus
memberikan keterampilan – keterampilan kepada masyarakat agar
mereka mandiri di bidang kesehatan. Telah kita sadari bersama bahwa
kesehatan dipengaruhi banyak faktor luar kesehatan seperti pendidikan,
ekonomi, sosial dan sebagainya. Oleh sebab itu, dalam rangka
memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan, maka keterampilan di
bidang ekonomi (pertanian, peternakan, perkebunan), pendidikan dan
sosial lainnya perlu dikembangkan melalui promosi kesehatan ini
3. Menjembatani (Mediate)
Promosi kesehatan juga mempunyai misi mediator atau menjembatani
antara sektor kesehatan dengan sektor yang lain sebagai mitra. Dengan
kata lain promosi kesehatan merupakan perekat kemitran di bidang
pelayanan kesehatan. Kemitraan adalah sangat penting sebab tanpa
kemitraan niscaya sektor kesehatan tidak mampu menangani masalah-
masalah kesehatan yang begitu kompleks dan luas.

2.3 Strategi Promosi Kesehatan berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa


Charter)
Konferensi Internasional di Ottawa Canada tahun 1986 juga merumuskan
lima komponen utama atau lima pilar strategi promosi kesehatan, (Fitriani,
2011) yaitu :

a. Kebijakan berwawasan kesehatan (healthy public policy)


Kegiatan ini ditujukan kepada para pembuat keputusan atau
penentu kebijakan. Sehingga dikeluarkan atau dikembangkannya
kebijakan-kebijakan pembangunan yang berwawasan kesehatan. Hal ini
berarti bahwa setiap kebijakan pembangunan dibidang apa saja harus
mempertimbangkan dampak kesehatnnya bagi masyarakat. Misalnya

7
apabila seseorang akan mendirikan pabrik atau industri, maka
sebelumnya harus dilakukan analisis dampak lingkungan, sejauhmana
lingkungan akan tercemar oleh limbah pabrik tersebut, yang akhirnya
berdampak terhadap kesehatan masyarakat sekitarnya.
b. Lingkungan yang mendukung (supportive environment)
Kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana
yang mendukung. Kegiatan ini ditujukan kepada para peimpin organisasi
masyarakat serta pengelola tempat-tempat umum (public places).
Kegiatan ini diharapkan memperhatikan dampaknya terhadap
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun non-fisik yang mendukung
atau kondusif terhadap kesehatan masyarakat.
c. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service)
Kesehatan masyarakat bukan hanya masalah pihak pemberi
pelayanan (provider), baiik pemerintah maupun swasta saja, melainkan
juga masalah masyarakat sendiri (consumer). Oleh sebab itu
penyelenggaraan pelayanan kesehatan juga merupakan tanggung jawab
bersama antara pihak pemberi pelayanan (provider) dan pihak penerima
pelayanan (consumer). Dewasa ini titik berat pelayanan kesehatan masih
berada pada pihak pemerintah dan swasta. Dan kurang melibatkan
masyarakat sebagai penerima pelayanan. Melibatkan masyarakat dalam
pelayanan berarti memberdayakan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatnnya sendiri. Bentuk pemberdayaan masyarakat
dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan mereka bervariasi, mulai
dari terbentuknya lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang peduli
terhadap kesehatan, baik dalam bentuk pelayanan maupun bantuan-
bantuan tehnis (pelatihan- pelatihan), sampai dengan upaya-upaya
swadaya masyarakat sendiri.
d. Keterampilan individu (personal skill)
Kesehatan masyarakat adalah agregat, yang terdiri dari kelompok,
keluarga, dan individu. Oleh sebab itu kesehatan masyarakat terwujud
apabila kesehatan kelompok, keluarga dan individu terwujud. Sehingga
meningkatkan keterampilan setiap anggota masyarakat agar mampu

8
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (personal skill)
adalah sangat penting. Hal ini berarti bahwa masing-masing individu di
dalam masyarakat seyogyanya mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang baik terhadap cara memelihara kesehatnnya,
mengenal penyakit- penyakit dan kesehatannya, dan mampu mencari
pengobatan yang layak bilamana mereka atau anak-anak mereka sakit.
e. Gerakan masyarakat (Community action)
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat akan efektif bila
unsur-unsur yang ada di masyarakat tersebut bergerak bersama-sama.
Dengan kata lain meningkatkan kegiatan-kegiatan masyarakat dalam
mengupayakan peningkatan kesehatan mereka sendiri adalah wujud dari
gerakan masyarakat (community action).

Berdasarkan Piagam Ottawa tersebut dirumuskanlah strategi dan promosi


kesehatan yaitu : Empowerment, Social Support dan Advocacy, yang di
Indonesia diterjemahkan menjadi pemberdayaan masyarakat, bina busana,
dan advokasi.

2.4 Keterampilan Individu (Personal Skill) dalam Promosi Kesehatan


Mengembangkan keterampilan individu, atau yang biasa disebut
Develop personal Skill artinya mengupayakan agar masyarakat mampu
membuat keputusan yang efektif dalam upaya kesehatan, melalui pemberian
informasi, pendidikan dan pelatihan yang memadai. (Sinta, 2011)
Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan,
ketrampilan individu mutlak diperlukan. Dengan harapan semakin banyak
individu yang terampil akan pelihara diri dalam bidang kesehatan, maka akan
memberikan cerminan bahwa dalam kelompok dan masyarakat tersebut
semuanya dalam keadaan yang sehat. (Dian, 2012)
Masing-masing individu seyogyanya mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang baik terhadap (Dian, 2012) :
1. Cara-cara memelihara kesehatannya
2. Mengenal penyakit dan penyebabnya
3. Mampu mencegah penyakit

9
4. Mampu meningkatkan kesehatannya
5. Mampu mencari pengobatan yang layak bilamana sakit 

Selain itu, individu juga harus memiliki kemampuan inter personal atau
Inter Personal Skill, yaitu kecakapan atau keterampilan yang dimiliki oleh
seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, baik dalam berkomunikasi
verbal maupun non verbal dengan tujuan untuk pengembangan kerja secara
optimal.

Secara garis besar point penting yang harus dimengerti dalam inter
personal skill adalah:

a) Mendengarkan
Mendengarkan adalah proses menangkap makna dari suara yang
kita dengar, bukan hanya sekedar mendengar suara, dan akhirnya
dikeluarkan lagi. Mendengarkan secara pasif, menempatkan diri kita
seperti mesin perekam (recorder). Semua kata dimasukkan ke dalam
memori (yang penting dan yang tidak), sehingga kita tidak dapat
membedakannya. Kita ingat apa yang dikatakannya, tetapi tidak mengerti
apa maknanya. Mendengarkan secara aktif, menuntut kita agar mampu
menempatkan diri sebagai pihak yang menyampaikan pesan (empati).
Kita harus berkonsentrasi dan mau memahami sepenuhnya isi yang
dikemukakan pembicara yang bertujuan untuk memahami dan
memperoleh informasi, menganalisis terhadap kualitas informasi,
membangun dan memelihara hubungan, menolong orang lain
dan memberi umpan balik.
b) Memberikan umpan balik
Memberikan umpan balik yaitu bentuk komunikasi yang disampaikan
kepada seseorang dengan tujuan agar orang tersebut mengetahui dampak
perilakunya terhadap anda atau orang lain, dengan cara mengajukan
pertanyaan, memberikan pendapat, memberikan empati, memberikan
dukungan, dan lain-lain.
c) Membujuk

10
Membujuk merupakan komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan
sengaja oleh seseorang dengan tujuan agar pihak lain mau mengikuti
dengan sukarela kehendak seseorang tadi. Strategi dalam membujuk
yaitu kredibilitas (bisa dipercaya), nalar (isinya masuk akal), dan
sentuhan emosional (memunculkan perasaan suka).
d) Mengelola konflik
Pada dasarnya, konflik terjadi bila dalam satu peristiwa terdapat dua atau
lebih pendapat atau tindakan yang dipertimbangkan. Mengelola konflik
dapat memberikan manfaat seperti motivasi meningkat, identifikasi
masalah/pemecahan meningkat, ikatan kelmpok lebih erat, penyesuaian
diri pada kenyataan, pengetahuan, keterampilan meningkat, kreativitas
meningkat, membantu upaya mencapai tujuan, dan mendorong
pertumbuhan.

Upaya promosi kesehatan berdasarkan personal skill akan lebih efektif dan
efisien bila dilakukan melalui pendekatan tatanan (setting). Tatanan dapat
dibagi dalam dua kelompok yaitu tatanan berdasarkan interaksi manusia dan
tatanan berdasarkan wilayah. Tatanan yang berdasarkan interaksi manusia
adalah tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat
kerja, tatanan tempat-tempat umum dan tatanan kesehatan. Sedangkan tatanan
berdasarkan wilayah adalah tatanan kota/kabupaten, tatanan kepulauan dan
lain-lain.

2.5 Contoh Penerapan dari Strategi Keterampilan Individu dalam Promosi


Kesehatan
Salah satu target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada tahun
2030 adalah menurunkan angka kematian neonatal setidaknya 12 per 1.000
kelahiran hidup dan kematian anak di bawah usia 5 tahun minimal 25 per
1.000 kelahiran hidup. Hal tersebut dapat dicapai dengan pemberian ASI
eksklusif dan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi sesuai dengan
tingkatan usia serta mengoptimalkan daya tahan tubuh anak. Sebenarnya,
menyusui merupakan perilaku alamiah seorang ibu. Selain itu, menyusui
memiliki dampak positif bagi ibu dan bayi. Menyusui minimal selama enam

11
bulan akan mengurangi resiko kanker payudara, rahim, dan ovarium.
(Wahyuni, S.D., 2019)

Bayi yang mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) lebih tahan terhadap penyakit
infeksi karena memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik dibandingkan bayi
yang tidak mendapatkan ASI. Penelitian S. Deoni et al (2019) menunjukkan
bahwa bayi yang mendapatkan ASI memiliki perkembangan kognitif yang
lebih baik pada aspek verbal maupun non verbal. Menyusui juga akan
meningkatkan kedekatan emosional antara ibu dan bayi. Namun, sampai saat
ini pencapaian cakupan ASI ekslusif secara global maupun nasional belum
mencapai target sebanyak 50%. Oleh karena itu, promosi kesehatan dalam
berbagai aspek menjadi hal yang tidak dapat dielakkan. Salah satu strategi
promosi kesehatan yang dapat diterapkan adalah piagam Ottawa Charter.
(Wahyuni, S.D., 2019)

Strategi promosi kesehatan menurut piagam Ottawa menekankan pada


lima pilar kegiatan yang menyentuh berbagai aspek, yaitu: kebijakan
berwawasan kesehatan, lingkungan yang mendukung, reorientasi pelayanan
kesehatan, keterampilan individu, dan gerakan masyarakat.

Kegiatan kebijakan berwawasan kesehatan ditujukan kepada para


pengambil kebijakan (policy makers) atau pembuat keputusan (decision
makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta. Peraturan perundang-
undangan Indonesia telah mengatur terkait pemberian ASI ekslusif. Hal
tersebut terdapat padaUU kesehatan No. 36 pasal 128 tahun 2009 dan
Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu
Ekslusif. Selain itu, juga terdapat beberapa Peraturan Daerah (Perda) terkait
ASI Eksklusif. Namun, pelaksaan monitoring dan evaluasi terutama pada
bagian penerapan sanksi bagi institusi pemerintah maupun swasta serta
tenagan kesehatan yang menghambat pemberian ASI eksklusif perlu
ditingkatkan.

Sementara itu, lingkungan yang mendukung ditujukan kepada para


pengelola tempat umum, termasuk pemerintah kota, agar mereka
menyediakan sarana-prasarana atau fasilitas yang mendukung ibu menyusui,

12
seperti: ruang menyusui di tempat umum yang dilengkapi dengan fasilitas
mendukung sesuai dengan standar.

Strategi berikutnya adalah reorientasi pelayan kesehatan. Hal tersebut


berkaitan dengan pergeseran paradigma bahwa masyarakat bukan hanya
menjadi penerima layanan kesehatan tetapi juga berpartisipasi aktif. Bentuk
kegiatan yang dapat dilakukan adalah pemberdayaan masyarakat sekitar
sebagai kader ASI atau pembentukan kelompok dukungan ASI dengan
kegiatan yang berkesinambungan. Tentunya hal tersebut membutuhkan
dukungan pemerintah dan masyarakat sekitar.

Strategi promosi kesehatan untuk keterampilan individu dalam hal ini


dapat dicapai dengan pemberian pembekalan berupa pendidikan kesehatan,
konseling maupun diskusi kelompok yang digagas oleh petugas kesehatan
dan diterapkan di masyarakat. Kegiatan yang rutin untuk menambah
keterampilan ibu menyusui dalam pemberian ASI dan meningkatkan
dukungan masyarakat sekitar pada ibu menyusui. Selain itu, pemberian
keterampilan pada kader, seperti: pelatihan konselor ASI.

Langkah berikutnya adalah gerakan masyarakat. Hal tersebut merupakan


bagian yang sangat penting mengingat ibu menyusui merupakan bagian dari
masyarakat. Dobrakan kegiatan masyrakat untuk mendukung ASI ekslusif
dapat dilakukan melalui program-program inovatif seperti: sekolah ibu
menyusui, wisuda bayi sehat lulus ASI ekslusif yang dilaksanakan dengan
melibatkan perangkat desa dan tokoh masyarakat, ceramah agama terkait
keutamaan menyusui oleh tokoh agama yang disegani masyarakat, dan
kegiatan lain yang inovatif dan membawa dampak luas di masyarakat.

13
BAB II

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan,
ketrampilan individu mutlak diperlukan. Dengan harapan semakin banyak
individu yang terampil akan pelihara diri dalam bidang kesehatan, maka akan
memberikan cerminan bahwa dalam kelompok dan masyarakat tersebut
semuanya dalam keadaan yang sehat. (Dian, 2012).

Strategi promosi kesehatan menurut piagam Ottawa menekankan pada


lima pilar kegiatan yang menyentuh berbagai aspek, yaitu: kebijakan
berwawasan kesehatan, lingkungan yang mendukung, reorientasi pelayanan
kesehatan, keterampilan individu, dan gerakan masyarakat. Strategi
berikutnya adalah reorientasi pelayan kesehatan. Hal tersebut berkaitan
dengan pergeseran paradigma bahwa masyarakat bukan hanya menjadi
penerima layanan kesehatan tetapi juga berpartisipasi aktif.

Strategi promosi kesehatan untuk keterampilan individu dalam hal ini


dapat dicapai dengan pemberian pembekalan berupa pendidikan kesehatan,
konseling maupun diskusi kelompok yang digagas oleh petugas kesehatan
dan diterapkan di masyarakat. Langkah berikutnya adalah gerakan
masyarakat.

3.2 Saran
Adanya makalah ini diharapkan pembaca agar mempelajari isi dari makalah
tersebut dan agarlebih meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai
pengaruh personal skill dalam promosi kesehatan. Sebaiknya pembaca
mencari buku ataupun sumber referensi dari internet mengenai materi ini agar
lebih memahami secara mendalam.

14
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, Sinta. (2011). Promosi Kesehatan. Edisi Pertama – Yogyakarta ;


Graha Ilmu.
N., L. E. (2018). Peran Media Sosial Dalam Upaya Promosi Kesehatan.
Jurnal Inovasi Vokasional dan teknologi, Volume 18
Number 2, 25-34. doi:DOI :10.24036/invotek.v18i2.261
Suharto, Agung. (2018). Modul Ajar Promosi Kesehatan. Prodi Kebidanan
Kampus Magetan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Prastiwi, Nining. (2017). Promosi Kesehatan Menurut Ottawa Charter.
Wahyuni, Sylvia. (2019). Penerapan Promosi Kesehatan Piagam Ottawa
Charter dalam Upaya Capaian Target ASI Eksklusif.
Indonesian Journal of Community Health Nursing, 4(6).

15

Anda mungkin juga menyukai