Dosen Pengampu :
Reni Wahyu Triningsih,SST.,M.Kes
Disusun Oleh :
1. Cindy Ghifar Rowahah P17311201007
2. Achsa Aqidatuzzahro P17311201012
3. Silvia Hindun Diana P17311201013
4. Khania Wahyu Maulidah P17311203016
5. Dyah Nurmalita Sari P17311203021
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MALANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Promosi Kesehatan yang berjudul
“ Personnel Skill (Keterampilan Individu) dalam Strategi dan Fungsi Promosi
Kesehatan” dapat kami selesaikan dengan baik.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Promosi
Kesehatan dengan dosen pengampu Ibu Reni Wahyu Triningsih,SST.,M.Kes.Tidak
lupa kami sampaikan Terima kasih kepada dosen pengampu yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Pada
kesempatan ini, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan
menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Promosi Kesehatan ...................................................................... 6
2.2 Misi Promosi Kesehatan ................................................................................ 6
2.3 Strategi Promosi Kesehatan berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter). 7
2.4 Keterampilan Individu (Personal Skill) dalam Promosi Kesehatan .............. 9
2.5 Contoh Penerapan dari Strategi Keterampilan Individu dalam Promosi
Kesehatan .......................................................................................................... 11
BAB II .................................................................................................................. 14
PENUTUP ............................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 14
3.2 Saran ............................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Promosi kesehatan adalah proses atau upaya agar individu-individu dan
masyarakat meningkatkan kemampuan dan mengendalikan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Sedangkan perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme)
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan
kesehatan, makanan serta lingkungan.( Syamsurya Junita).
Upaya strategis peningkatan kualitas masyarakat Indonesia dengan berbagai
pendekatan telah dilakukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat,
termasuk penyelenggaraan pelayanan Kesehatan.
Kebutuhan informasi Kesehatan yang akurat dan terkini semakin dibutuhkan
seiring perkembangan teknologi informasi. Banyak media sosial telah
menunjukkan perannya dalam upaya promosi kesehatan di dunia terutama di
Indonesia. (Leonita dan Jalinus,2018).
Pemberdayaan di bidang kesehatan adalah upaya untuk memampukan
masyarakat sehinggamereka mempunyai daya atau kekuatan untuk hidup
mandiri di bidang kesehatan. Dalam mewujudkan kesehatan masyakat secara
keseluruhan, keterampilan individu mutlak diperlukan. Dengan harapan
semakin banyak individu yang terampil akan pelihara diri dalam bidang
kesehatan, maka akan memberikan cerminan bahwa dalam kelompok dan
masyarakat tersebut semuanya dalam keadaan sehat.
Personal kesehatan mendukung pengembangan personal dan sosial melalui
penyedia informasi, pendidikan kesehatan, dan pengembangan keterampilan
hidup. Dengan demikian, hal ini meningkatkan pilihan yang tersedia bagi
masyarakat untuk melatih dalam mengontrol kesehatan dan lingkungan mereka,
dan untuk memungkinkan masyarakat untuk membuat pilihan yang kondusif
bagi kesehatan. Kemampuan individu adalah kemampuan petugas dalam
menyampaikan informasi kesehatan dan kemampuan dalam mencontohkan atau
4
mendemonstrasikan. Contoh melalui penyuluhan secara individu atau
kelompok.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian promosi kesehatan
2. Mengetahui misi promosi kesehatan
3. Mengetahui ]strategi promosi kesehatan berdasarkan Piagam Ottawa
4. Mengetahui keterampilan individu (Personal Skill) dalam promosi
kesehatan
5. Mengetahui contoh penerapan dari strategi keterampilan individu dalam
promosi kesehatan
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Promosi Kesehatan
WHO memberikan pengertian promosi kesehatan sebagai “The Process of
enabling individuals and communtes ti increase control over the determinants
of health and thereby improve their health”, yaitu proses mengupayakan
individu-individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka
mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatannya. (Sinta, 2011).
1. Advokasi (Advocacy)
Kegiatan advokat ini dilakukan terhadap para pengambil keputusan dari
berbagai tingkat dan sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini
adalah meyakinkan para pejabat pembuat keputusan atau penentu
kebijakan bahwa program kesehatan yang akan dijalankan tersebut
6
penting. Oleh sebab itu, perlu dukungan kebijakan atau keputusan dari
pejabat tersebut.
2. Memampukan atau memperkuat (Enable)
Sesuai dengan visi promosi kesehatan mau dan mampu memelihara serta
meningkatkan kesehatannya, promosi kesehatan mempunyai misi utama
untuk memampukan masyarakat. Hal ini berarti baik secara langsung atau
melalui tokoh – tokoh masyarakat, promosi kesehatan harus memberikan
keterampilan – keterampilan kepada masyarakat agar mereka mandiri di
bidang kesehatan. Telah kita sadari bersama bahwa kesehatan dipengaruhi
banyak faktor luar kesehatan seperti pendidikan, ekonomi, sosial dan
sebagainya. Oleh sebab itu, dalam rangka memberdayakan masyarakat di
bidang kesehatan, maka keterampilan di bidang ekonomi (pertanian,
peternakan, perkebunan), pendidikan dan sosial lainnya perlu
dikembangkan melalui promosi kesehatan ini
3. Menjembatani (Mediate)
Promosi kesehatan juga mempunyai misi mediator atau menjembatani
antara sektor kesehatan dengan sektor yang lain sebagai mitra. Dengan
kata lain promosi kesehatan merupakan perekat kemitran di bidang
pelayanan kesehatan. Kemitraan adalah sangat penting sebab tanpa
kemitraan niscaya sektor kesehatan tidak mampu menangani masalah-
masalah kesehatan yang begitu kompleks dan luas.
7
apabila seseorang akan mendirikan pabrik atau industri, maka sebelumnya
harus dilakukan analisis dampak lingkungan, sejauhmana lingkungan akan
tercemar oleh limbah pabrik tersebut, yang akhirnya berdampak terhadap
kesehatan masyarakat sekitarnya.
b. Lingkungan yang mendukung (supportive environment)
Kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana
yang mendukung. Kegiatan ini ditujukan kepada para peimpin organisasi
masyarakat serta pengelola tempat-tempat umum (public places). Kegiatan
ini diharapkan memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun non-fisik yang mendukung atau kondusif
terhadap kesehatan masyarakat.
c. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service)
Kesehatan masyarakat bukan hanya masalah pihak pemberi
pelayanan (provider), baiik pemerintah maupun swasta saja, melainkan
juga masalah masyarakat sendiri (consumer). Oleh sebab itu
penyelenggaraan pelayanan kesehatan juga merupakan tanggung jawab
bersama antara pihak pemberi pelayanan (provider) dan pihak penerima
pelayanan (consumer). Dewasa ini titik berat pelayanan kesehatan masih
berada pada pihak pemerintah dan swasta. Dan kurang melibatkan
masyarakat sebagai penerima pelayanan. Melibatkan masyarakat dalam
pelayanan berarti memberdayakan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatnnya sendiri. Bentuk pemberdayaan masyarakat
dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan mereka bervariasi, mulai
dari terbentuknya lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang peduli
terhadap kesehatan, baik dalam bentuk pelayanan maupun bantuan-
bantuan tehnis (pelatihan- pelatihan), sampai dengan upaya-upaya
swadaya masyarakat sendiri.
d. Keterampilan individu (personal skill)
Kesehatan masyarakat adalah agregat, yang terdiri dari kelompok,
keluarga, dan individu. Oleh sebab itu kesehatan masyarakat terwujud
apabila kesehatan kelompok, keluarga dan individu terwujud. Sehingga
meningkatkan keterampilan setiap anggota masyarakat agar mampu
8
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (personal skill)
adalah sangat penting. Hal ini berarti bahwa masing-masing individu di
dalam masyarakat seyogyanya mempunyai pengetahuan dan keterampilan
yang baik terhadap cara memelihara kesehatnnya, mengenal penyakit-
penyakit dan kesehatannya, dan mampu mencari pengobatan yang layak
bilamana mereka atau anak-anak mereka sakit.
e. Gerakan masyarakat (Community action)
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat akan efektif bila
unsur-unsur yang ada di masyarakat tersebut bergerak bersama-sama.
Dengan kata lain meningkatkan kegiatan-kegiatan masyarakat dalam
mengupayakan peningkatan kesehatan mereka sendiri adalah wujud dari
gerakan masyarakat (community action).
9
4. Mampu meningkatkan kesehatannya
5. Mampu mencari pengobatan yang layak bilamana sakit
Selain itu, individu juga harus memiliki kemampuan inter personal atau
Inter Personal Skill, yaitu kecakapan atau keterampilan yang dimiliki oleh
seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, baik dalam berkomunikasi
verbal maupun non verbal dengan tujuan untuk pengembangan kerja secara
optimal.
Secara garis besar point penting yang harus dimengerti dalam inter personal
skill adalah:
a) Mendengarkan
Mendengarkan adalah proses menangkap makna dari suara yang kita
dengar, bukan hanya sekedar mendengar suara, dan akhirnya dikeluarkan
lagi. Mendengarkan secara pasif, menempatkan diri kita seperti mesin
perekam (recorder). Semua kata dimasukkan ke dalam memori (yang
penting dan yang tidak), sehingga kita tidak dapat membedakannya. Kita
ingat apa yang dikatakannya, tetapi tidak mengerti apa maknanya.
Mendengarkan secara aktif, menuntut kita agar mampu menempatkan diri
sebagai pihak yang menyampaikan pesan (empati). Kita harus
berkonsentrasi dan mau memahami sepenuhnya isi yang dikemukakan
pembicara yang bertujuan untuk memahami dan memperoleh informasi,
menganalisis terhadap kualitas informasi, membangun dan memelihara
hubungan, menolong orang lain
dan memberi umpan balik.
b) Memberikan umpan balik
Memberikan umpan balik yaitu bentuk komunikasi yang disampaikan
kepada seseorang dengan tujuan agar orang tersebut mengetahui dampak
perilakunya terhadap anda atau orang lain, dengan cara mengajukan
pertanyaan, memberikan pendapat, memberikan empati, memberikan
dukungan, dan lain-lain.
c) Membujuk
10
Membujuk merupakan komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan
sengaja oleh seseorang dengan tujuan agar pihak lain mau mengikuti
dengan sukarela kehendak seseorang tadi. Strategi dalam membujuk yaitu
kredibilitas (bisa dipercaya), nalar (isinya masuk akal), dan sentuhan
emosional (memunculkan perasaan suka).
d) Mengelola konflik
Pada dasarnya, konflik terjadi bila dalam satu peristiwa terdapat dua atau
lebih pendapat atau tindakan yang dipertimbangkan. Mengelola konflik
dapat memberikan manfaat seperti motivasi meningkat, identifikasi
masalah/pemecahan meningkat, ikatan kelmpok lebih erat, penyesuaian
diri pada kenyataan, pengetahuan, keterampilan meningkat, kreativitas
meningkat, membantu upaya mencapai tujuan, dan mendorong
pertumbuhan.
Upaya promosi kesehatan berdasarkan personal skill akan lebih efektif dan
efisien bila dilakukan melalui pendekatan tatanan (setting). Tatanan dapat
dibagi dalam dua kelompok yaitu tatanan berdasarkan interaksi manusia dan
tatanan berdasarkan wilayah. Tatanan yang berdasarkan interaksi manusia
adalah tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja,
tatanan tempat-tempat umum dan tatanan kesehatan. Sedangkan tatanan
berdasarkan wilayah adalah tatanan kota/kabupaten, tatanan kepulauan dan
lain-lain.
11
mengurangi resiko kanker payudara, rahim, dan ovarium. (Wahyuni, S.D.,
2019)
Bayi yang mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) lebih tahan terhadap penyakit
infeksi karena memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik dibandingkan bayi
yang tidak mendapatkan ASI. Penelitian S. Deoni et al (2019) menunjukkan
bahwa bayi yang mendapatkan ASI memiliki perkembangan kognitif yang
lebih baik pada aspek verbal maupun non verbal. Menyusui juga akan
meningkatkan kedekatan emosional antara ibu dan bayi. Namun, sampai saat
ini pencapaian cakupan ASI ekslusif secara global maupun nasional belum
mencapai target sebanyak 50%. Oleh karena itu, promosi kesehatan dalam
berbagai aspek menjadi hal yang tidak dapat dielakkan. Salah satu strategi
promosi kesehatan yang dapat diterapkan adalah piagam Ottawa Charter.
(Wahyuni, S.D., 2019)
12
menyusui di tempat umum yang dilengkapi dengan fasilitas mendukung sesuai
dengan standar.
Strategi promosi kesehatan untuk keterampilan individu dalam hal ini dapat
dicapai dengan pemberian pembekalan berupa pendidikan kesehatan,
konseling maupun diskusi kelompok yang digagas oleh petugas kesehatan dan
diterapkan di masyarakat. Kegiatan yang rutin untuk menambah keterampilan
ibu menyusui dalam pemberian ASI dan meningkatkan dukungan masyarakat
sekitar pada ibu menyusui. Selain itu, pemberian keterampilan pada kader,
seperti: pelatihan konselor ASI.
13
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, ketrampilan
individu mutlak diperlukan. Dengan harapan semakin banyak individu yang
terampil akan pelihara diri dalam bidang kesehatan, maka akan memberikan
cerminan bahwa dalam kelompok dan masyarakat tersebut semuanya dalam
keadaan yang sehat. (Dian, 2012).
Strategi promosi kesehatan untuk keterampilan individu dalam hal ini dapat
dicapai dengan pemberian pembekalan berupa pendidikan kesehatan,
konseling maupun diskusi kelompok yang digagas oleh petugas kesehatan dan
diterapkan di masyarakat. Langkah berikutnya adalah gerakan masyarakat.
3.2 Saran
Adanya makalah ini diharapkan pembaca agar mempelajari isi dari makalah
tersebut dan agarlebih meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai
pengaruh personal skill dalam promosi kesehatan. Sebaiknya pembaca mencari
buku ataupun sumber referensi dari internet mengenai materi ini agar lebih
memahami secara mendalam.
14
DAFTAR PUSTAKA
15