Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

FIBROADENOMA MAMAE (FAM)


ASUHAN KEBIDANAN GINEKOLOGI
Disusun Guna Memenuhi Tugas Praktik Kerja Lapangan

Disusun oleh :
Khania Wahyu Maulidah
NIM.P17311203016

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
2024
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan
Fibroadenoma Mamae (FAM)
Asuhan Kebidanan Ginekologi

Disusun oleh :
Mahasiswa

Khania Wahyu Maulidah


NIM.P17311203016

Pembimbing Institusi

Sheilla Tania M, S.Keb.,Bd.,M.Kes


NIP. 919910309202008201

ii
1. Pengertian
Fibroadenoma mammae (FAM) adalah penyakit wanita muda dengan
frekuensi yang paling tinggi pada wanita yang berumur 20 – 25 tahun. FAM
merupakan tumor jinak yang berbatas tegas dengan konsistensi padat dan
kenyal, benjolan atau massa tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim)
dan jaringan glanduler (epithel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini
disebut sebagai tumor campur/ mix tumour. FAM banyak ditemukan pada
payudara wanita yang timbul disaat usia subur. Tumor ini kebanyakan terjadi
pada usia wanita yang lebih muda dan biasanya muncul diusia antara 20-30
tahun (Dzikrullah & Iskandar, 2022).
2. Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko FAM menurut Hendrawanto (2010) yaitu :
1. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan dengan
pria. Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh tumor
payudara.
2. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara
beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
3. Faktor genetik
Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13
dapat meningkatkan resiko tumor payudara sampai 85%. Selain itu, gen
p53, BARD1, BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan resiko
terjadinya kanker payudara.
4. Faktor resiko
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.
Biasanya pada usia 15 sampai 35 tahun.
5. Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak
diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan
resiko terjadinya tumor payudara.

1
6. Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dibandingkan
dengan hamil pada usia kurang dari 20 tahun.
7. Terpapar radiasi
8. Intake alkohol
9. Pemakaian kontrasepsi oral
Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor payudara.
Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi
dibandingkan dengan penggunaan pada usia lebih tua
3. Tanda dan gejala
Menurut Nugroho (2011), tanda dan gejala fibroadenoma mammae
adalah sebagai berikut :
1. Fibroadenoma dapat multipel dan bilateral
2. Benjolan berdiameter 2-3 cm
3. Benjolan tidak menimbulkan reaksi radang, mobile dan tidak
menyebabkan pengerutan kulit payudara.
4. Benjolan berlobus – lobus
5. Pada pemeriksaan mammografi , gambaran jelas jinak berupa rata dan
memiliki batas jelas.
Secara makropis tumor berupa nodus berbatas tegas kenyal, putih abu-
abu, dan menonjol diatas jaringan sekitar serta sering mengandung
ronggarongga berbentuk celah. Stroma biasanya halus, selular dan sering
sekali miksoid, mirip stroma intralobulus, membungkus rongga kistik dan
glandular yang dilapisi oleh epitel. Ukuran lesi bervariasi mulai dari kurang
1cm garis tengahnya sampai tumor besar yang dapat menggantikan payudara.
Ukuran saat ditemukan rata-rata bergaris tengah 2- 4cm. Fibroadenoma
paling banyak dialami wanita lebih muda dan biasanya muncul diusia antara
20 dan 30 tahun (Maleeha Ajmal et al., 2022).
Giant fibroadenoma terjadi pada remaja sekitar usia 16 tahun atau
perimenopouse sekitar usia 50 tahunan, karakter pertumbuhannya cepat dan
dalam ukuran besar dan harus segera dilakukan insisi untuk pengangkatan
tumor. Bentuk giant fibroadenoma berukuran sangat besar mencapai 10-15

2
cm, untuk wanita Indonesia sebagai patokan lebih dari atau sama dengan 6
cm (Kartika & Wardani, 2022).
4. Patofisiologis
Fibroadenoma mammae merupakan tumor jinak yang berasal dari
proliferasi kedua unsur lobulus yaitu asinus (duktulus terminal) dan jaringan
fibroblastic. Epitel fibroadenoma berespon terhadap hormon dan selama
setiap fase akhir daur haid, ukuran lesi ini mungkin sedikit membesar.
Peningkatan ukuran akibat perubahan laktasional atau akibat infark dan
inflamasi, dapat menyebabkan fibroadenoma yang mirip dengan karsinoma
pada saat selama kehamilan. Setelah menopouse biasanya terjadi regresi.
Stroma biasanya sering mengalami hialinisasi padat dan mungkin kalsifikasi
(Maleeha Ajmal et al., 2022).
Cara pertumbuhan kedua unsur lobulus yaitu asinus (duktulus
terminal) dan jaringan fibroblastik tersebut menjadi dua jenis fibroadenoma
mammmae; fibroadenoma mammae intracanaliculare (unsur stroma tumbuh
mendesak kanalikulus sistem duktulus intralobulus) dan fibroadenoma
mammae pericanalikulare (stroma proliferatif tetap mengitari sistem
kanalikulus yang terbentuk); pada suatu saat dapat ditemukan fenomena
keduanya. Sebagian fibroadenoma memiliki asal poliklonal, kemungkinan
akibat adanya fokus-fokus hiperplasia stroma lobulus. Fibroadenoma semula
dikelompokan sebagai “kelainan proliferatif tanpa atipia” sehingga
menyebabkan peningkatan ringan resiko timbulnya. kanker. fibrodenoma
komplek bisa menjadi peningkatan ringan resiko kanker payudara
(Kartika & Wardani, 2022)
.
5. Penatalaksanaan
Jika pemeriksaan klinis telah dilakukan dan ditetapkan bahwa
benjolan tersebut fibroadenoma mammae, pasien dapat diberi pilihan untuk
menjalani eksisi atau hanya dilakukan observasi. Eksisi atau pengangkatan
tumor yang dilakukan dengan tindakan operasi selanjutnya spesimen akan
diperiksa untuk menyingkirkan adanya keganasan. Sistokarsoma filoides
merupakan salah satu tipe fibroadenoma yang dapat kambuh jika tidak
diangkat dengan sempurna. Tindakan operasi tidak akan merubah bentuk dari

3
payudara, melainkan hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang
nanti akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan
(Dzikrullah & Iskandar, 2022)
.

4
DAFTAR PUSTAKA

Dzikrullah, F. A., & Iskandar, H. (2022). A 23 Years Old Woman With


Fibroadenoma Mammae. Countinuing Medical Education .
Kartika, N., & Wardani, R. (2022). Self Breast Check Up as an Effort to Improve
Disease Early Detection Behavior Mammae Fibroadenoma (FAM)
in Adolescent Women in SMKN 2 Kediri. Journal for Quality in
Public Health, 6(1), 229–235.
https://doi.org/10.30994/jqph.v6i1.391
Maleeha Ajmal, Myra Khan, & Kelly Van Fossen. (2022). Fibroadenoma
Payudara. In StatPearls.
Siti hanifah. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Mahasiswi
Keperawatan Tentang Fibroadenoma Mammae Terhadap Perilaku
Sadari Di Fkik Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai