Anda di halaman 1dari 36

Nn.

T USIA 18 TAHUN DENGAN FIBROADENOMA


MAMMAE DI PUSKESMAS BANTUL I

Oleh:
Novi Rahmadani
NIM: P07124523066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN JURUSAN


KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2023
PENDAHULUAN
Latar Belakang
• Berdasarkan data dari Subdit Kanker Direktor Pengendalian Penyakit Tidak
Menular (PPTM) Kemenkes RI Terdapat sekitar 36.761.000 perempuan di
seluruh Indonesia yang berumur 30-50 tahun. Sebanyak 644.951 (1, 75%)
perempuan pada tahun 2007-2013 yang telah melakukan deteksi dini
dengan penemuan benjolan (Tumor) Payudara 1.682 orang (2,6 per 1000
penduduk)

Puskesmas bantul I adalah salah satu puskesmas yang ada di


wilayah Kabupaten Bantul. Permasalahn pada remaja perempuan
yang melakukan pemeriksaan yaitu kasus benjolan di payudara
dalam 6 bulan terakhir (April-Agustus 2023) sebanyak 5 kasus.
TUJUAN

• TUJUAN UMUM
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan secara holistik pada remaja dan
pranikah
• TUJUAN KHUSUS
1. Melakukan pengkajian data secara subjektif dan objektif
2. Melakukan analisa kebidanan meliputi diagnosa kebidanan, diagnosa
potensial, dan masalah kebidanan berdasarkan hasil pengkajian data
3. Melakukan penyusunan rencana asuhan kebidanan berdasarkan analisa
kebidanan, diagnosa kebidanan, diagnosa potensial, dan masalah
kebidanan yang telah ditetapkan dengan Fibroadenoma Mammae
4. Melakukan asuhan kebidanan berdasarkan rencana asuhan yang telah
disusun
5. Melakukan evaluasi dan pendokumentasian berdasarkan penatalaksanaan
yang telah dilakukan
Bagi Mahasiswa Jurusan Kebidanan Poltekkes
Manfaat Kemenkes Yogyakarta Dapat memahami teori,
memperdalam ilmu, dan menerapkan asuhan
yang akan diberikan pada kasus benjolan
dipayudara pada remaja.

Bagi Bidan dan tenaga kesehatan lain di Bagi Remaja diharapkan


Puskesmas Bantul I. Dapat menambah pengetahuan tentang
benjolan di payudara, sehingga
mempertahankan dan meningkatkan remaja dapat mengetahui faktor
pelayanan dengan Konseling, Informasi penyebab dan penatalaksanaan
dan Edukasi (KIE) tentang benjolan di yang sesuai dalam kewenangan
payudara pada remaja. bidan.
Manfaat

• Manfaaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman secara langsung,
sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu
yang diperoleh selama pendidikan.
KAJIAN KASUS DAN TEORI
Kajian Masalah Kasus

Seorang Nn. T usia 18 tahun datang ke Puskesmas Bantul I dengan


keluhan ada benjolan dibagian payudara kiri dan akan membesar pada saat
mengalami menstruasi. Nn. T mendapatkan menstruasi pertama saat usia 13
tahun, siklus menstruasi 28-29 hari, teratur lamanya 5-6 hari, ganti pembalut 3-
4 kali dalam sehari. Dalam sehari, Nn. T makan sebanyak 2-3, , kadang
melewatkan sarapan dikarenakan di pagi hari tidak sempat untuk sarapan
karena takut terlambat ke sekolah. Jenis makanan yang dikonsumsi ada nasi,
sayur, lauk dan buah namun sayur dan buah tidak selalu setiap hari. Pada saat
istirahat atau pulang sekolah sering membeli makanan cepat saji. Dari data
objektif didapatkan bahwa kesadaran composmentis, TD: 110/85 mmHg, nadi:
90 x/menit, suhu tubuh: 36,6ºC. BB: 52 kg dan TB:155 cm, BMI: 21,64.
Berdasarkan pemeriksaan palpasi ditemukan benjolan pada payudara sekitar 2
cm bila ditekan tidak terasa sakit.
Kajian Teori

1. Remaja
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia
10-19 tahun, menurut peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25
tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18
tahun dan menurut Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana
(BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
menikah.
2. Fibroadenoma Mammae (FAM)

a. Definisi

Fibroadenoma Mammae atau sering disingkat dengan FAM adalah


tumor jinak berkarakter tidak nyeri dan dapat digerakkan yang banyak
ditemukan pada wanita yang berusia muda. FAM adalah tumor jinak yang
paling sering terjadi dikalangan wanita muda. Insiden FAM bergerak naik terus
sejak 30 tahun terakhir. Tumor ini jarang sekali ditemukan pada wanita usia
menopause. FAM adalah benjolan jinak yang disebabkan oleh pertumbuhan
berlebihan pada salah satu lobulus payudara.
2. Klasifikasi Fibroadenoma Mammae

a. Common Fibroadenoma
Common fibroadenoma memiliki ukuran 1-3 cm, disebut juga dengan simpel fibroadenoma.33 Sering
ditemukan pada wanita kelompok umur muda antara 21-25 tahun. Ketika fibroadenoma dapat
dirasakan sebagai benjolan, benjolan itu biasanya berbentuk oval atau bulat, halus, tegas, dan bergerak
sangat bebas.

b. Giant Fibroadenoma
Giant fibroadenoma adalah tumor jinak payudara yang memiliki ukuran dengan diameter lebih dari 5
cm. Secara keseluruhan insiden giant fibroadenoma sekitar 4% dari seluruh kasus fibroadenoma. Giant
fibroadenoma biasanya ditemui pada wanita hamil dan menyusui.
2. Klasifikasi Fibroadenoma Mammae

c. Juvenile Fibroadenoma
Juvenile fibroadenoma biasa terjadi pada remaja perempuan,33 dengan insiden 0,5-
2% dari seluruh kasus fibroadenoma. Sekitar 10-25% pasien dengan juvenile
fibroadenoma memiliki lesi yang multiple atau bilateral. Tumor jenis ini lebih banyak
ditemukan pada orang Afrika dan India Barat dibandingkan pada orang Kaukasia.
3. Etiologi

Etiologi dari fibroadenoma mammae menurut Price (2005),


adalah pengaruh hormonal. Hal ini diketahui karena ukuran
fibroadenoma dapat berubah pada siklus menstruasi atau pada
kehamilan. Lesi membesar pada akhir daur haid dan selama hamil.
Fibroadenoma mammae ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon
estrogen. Namun ada yang dapat mempengaruhi timbulnya tumor,
antara lain: konsituasi genetika dan juga adanya kecenderungan pada
keluarga yang menderita kanker.
4. Tanda dan gejala
a. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang tampak
jaringan ikat berwarna putih, kenyal.
b. Ada bagian yang menonjol ke permukaan.
c. Ada penekanan pada jaringan sekitar.
d. Ada batas yang tegas.
e. Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa (Giant Fibroadenoma).
f. Memiliki kapsul dan soliter.
g. Benjolan dapat digerakkan.
h. Pertumbuhannya lambat.
i. Mudah diangkat dengan lokal surgery.
j. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian.
5. Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan
pada masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat
sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap hormon estrogen sehingga
kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia. Fibroadenoma biasanya
ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah
digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Fibroadenoma biasanya ditemukan sebagai
benjolan tunggal, tetapi sekitar 10%-15% wanita yang menderita fibroadenoma
memiliki beberapa benjolan pada kedua payudara.
6. Penatalaksanaan

Karena fibroadenoma mammae adalah tumor jinak maka pengobatan


yang dilakukan tidak perlu dengan pengangkatan mammae. Yang perlu
diperhatikan adalah bentuk dan ukurannya saja. Pengangkatan mammae
harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor fisik dan psikologi
pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut menyebabkan rasa
sakit dan tidak nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan
7. Kewenangan Bidan

Bidan bertugas memberikan pelayanan dalam penyelenggaraan praktik


kebidanan salah satunya pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana menurut pasal 46 ayat 1, UU Kebidanan No. 4 tahun
2019. Pasal 21 UU PMK No. 28 tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang
dalam penyuluhan dan pemberian konseling dalam pelayanan kesehatan
reproduksi dan keluarga berencana.
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Berdasarkan data subjektif pada ksus Nn.T usia 18 tahun, dating ke Puskesmas
Bantul I ditemani oleh ibunya dengan keluhan terdapat benjolan di payudara kirinya
sejak 2 bulan lalu. Jika sedang haid benjolan tersebut akan membesar. Menurut teori
FAM adalah tumor jinak yang paling sering terjadi dikalangan wanita muda. FAM
adalah benjolan jinak yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan pada salah
satu lobulus payudara. Kabanyakan benjolan jinak pada payudara berasal dari
perubahan normal pada perkembangan payudara, siklus hormonal dan perubahan
reproduksi. Pada fase reproduksi awal (15-25 tahun) terdapat pembentukan duktus
dan stroma payudara. Pada periode ini umumntya dapat terjadi benjolan FAM dan
juvenile hipertrofi (perkembangan payudara berlebihan 20. Pada kasus Nn.T berusia
18 tahun kemungkinan Nn.T sedang berada dalam fase reproduksi awal yang
mengakibatkan terjadinya benjolan pada payudara kirinya.
Pada saat anamnesa juga di dapatkan bahwa Nn.T lumayan sering
mengkonsumsi makan cepat saji/fast food dan junk food pada saat di sekolah yang
dapat mengakibatkan terangsangnya pertumbuhan sel abnormal. Junk food
mengandung salah satu zat berbahaya yaitu akrilamid yang merupakan senyawa
karsinogen yang memicu risiko pertumbuhan sel abnormal. Pola makan tidak baik
seperti sering mengkonsumsi daging, daging yang diolah atau diawetkan, makanan
yang manis, junk food dan makanan mengandung tinggi lemak dapat meningkatkan
risiko kanker payudara.
Berdasarkan data objektif yang melalui hasil pemeriksaan fisik keadaan
umum didapatkan bahwa kesadaran composmentis, TD: 110/85 mmHg, nadi 90
x/menit, suhu tubuh: 36,6ºC. BB: 52 kg dan TB:155 cm, BMI: 21,64. Nn.T
tergolong kepada remaja dengan Fibroadenoma atau tumor jinak karena pada saat
pemeriksaan SADANIS di dapatkan benjolan yang berukuran 2 cm, bulat, lunak
dan pada saat ditekan tidak dirasakan nyeri. Pemeriksaan payudara klinik
(SADANIS) merupakan pemeriksaan payudara oleh tenaga medis terlatih. Dasar
pemeriksaan adalah dengan menggunakan insperksi secara visual dan palpasi untuk
menentukan ada kelainan pada payudara.
B. Analisis
• Diagnose kebidanan :
Nn.T usia 18 tahun dengan Fibroadenoma Mammae
• Masalah Kebidanan :
1. Pasien mengatakan ada benjolan di payudara kirinya
2. Pasien merasa cemas
• Kebutuhan berdasarkan kondisi klien:
1. KIE mengenai periksa payudara sendiri (SADARI)
2. KIE mengenai Fibroadenoma Mammae
3. Kolaborasi denganDokter Spesialis Bedah
C. Penatalaksaan
1. Memberitahukan Nn.T bahwa benjolan yang terdapat di
payudara kiri Nn.T merupakan sejenis tumor jinak atau bisa di
sebut dengan fibroadenoma (FAM) . FAM adalah tumor jinak
yang paling sering terjadi dikalangan wanita muda. FAM adalah
benjolan jinak yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan
pada salah satu lobulus payudara
2. Memberikan KIE mengenai pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) dan mendemonstrasikan SADARI guna mendeteksi
secara dini kemungkinan adanya pertumbuhan sel abnormal
sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan pertumbuhan
tumor jinak menjadi tumor ganas.
3. Memberikan KIE untuk menerapkan hidup sehat dengan
menerapkan makan makanan yang bergizi dan tidak
mengkonsumsi makanan cepat saji/ fast food, junk food yang dapat
merangsang pertumbuhan sel abnormal.

4. Menganjurkan Nn.T untuk memeriksakan benjolan yang terdapat


di payudara kiri lebih lanjut dan lebih lengkap di rumah sakit
dengan Dokter Spesialis Bedah. Sebelum menegakkan diagnosis,
dokter akan melakukan anamnesis terkait gejala yang dialami
pasien. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik dengan
melihat ukuran, bentuk, warna, dan tekstur payudara. Untuk
mendukung penegakkan diagnosis, dokter akan
merekomendasikan pasien menjalani beberapa tes penunjang
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif, diperoleh suatu
diagnosa bahwa Nn. T usia 18 tahun mengalami Fibroadenoma Mammae.
2. Perencanaan tindakan dilakukan sesuai dengan diagnose yang
ditegakkan. Perencanaan tindakan yang dilakukan yaitu Memberitahu
hasil pemeriksaan , Memberikan KIE mengenai Fibroadenoma,
Memberikan KIE mengenai Periksa payudara sendiri, KIE untuk
mengkonsumsi makanan yang sehat, menganjurkan untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut ke rumah sakit dengan spesialis bedah.
3. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan. Nn. T.
Orangtua dan Nn. T akan melakukan anjuran yang telah diberikan oleh
bidan.
B. Saran
1. Bagi Bidan di Puskesmas Bantul I
Bidan telah melakukan asuhan kebidanan pada remaja dengan Fibroadenoma
sesuai SOP dan wewenang bidan. Bidan diharapkan dapat mempertahankan
kualitas pelayanan yang diberikan.
2. Bagi Mahasiswa Kebidanan
Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan pengetahuan tatalaksana kasus
remaja dengan Fibroadenoma Mammae dalam memberikan asuhan
kebidanan.
JOURNAL READING
JUDUL
• The Effect of Health Education With Audiovisual Media On The Level Of Knowledge And
Skills Of Early Detection Of Fibroadenoma Mammae (FAM) In Young Women
Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audiovisual terhadap tingkat pengetahuan dan
keterampilan deteksi dini Fibroadenoma Mammae (FAM) Pada Remaja
ABSTRAK
• Tujuan penelitian : mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan media
audiovisual terhadap tingkat pengetahuan dan keterampilan deteksi dini
fibroadenoma mammae (FAM) pada remaja putri di SMA Ibrahimy
Wongsorejo
• Desain : kuantitatif quasi eksperimen dengan metode Non Equivalent Control
Group Design,
• Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh pendidikan
kesehatan dengan media audiovisual terhadap tingkat pengetahuan dan
keterampilan deteksi dini Fibroadenoma Mammae.
• Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa Media audiovisual efektif
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan deteksi dini
Fibroadenoma Mammae pada remaja putri karena responden tidak hanya bisa
mendengarkan materi yang diberikan saja.
Telaah Jurnal
1. Deskripsi Bukti

Pada telaah jurnal ini penulis menggunakan teori Ellwood. Telaah jurnal dengan teori Ellwood terbagi
menjadi 3 bagian yang harus dijawab, antara lain sebagai berikut :

a. Apakah paparan dari penelitian ini?


Paparan dari penelitian ini adalah pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audiovisual terhadap
tingkat pengetahuan dan keterampilan deteksi dini Fibroadenoma Mammae (FAM) pada remaja

b. Apakah outocome dari penelitian ini ?


Hasil uji statistik Wilcoxon dan Mc Nemar Test diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (<0,05),
maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audiovisual terhadap
tingkat pengetahuan dan keterampilan deteksi dini fibroadenoma mammae (FAM) pada remaja putri di
SMA Ibrahimy Wongsorejo. Media audiovisual efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan deteksi dini fibroadenoma mammae pada remaja putri karena responden tidak hanya bisa
mendengarkan materi yang diberikan saja.
Telaah Jurnal
c. Apakah desain penelitian yang digunakan?
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini Penelitian ini menggunakan
desain penelitian kuantitatif quasi eksperimen dengan metode Non Equivalent Control
Group Design

d. Apakah Populasi studi yang digunakan?


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI yang berjumlah
185 siswa. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 125 siswa dengan menggunakan
teknik Stratified Random Sampling.

e. Apakah temuan utama dari penelitian


Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audiovisual terhadap tingkat
pengetahuan remaja puteri tentang deteksi dini Fibroadenoma Mammae (FAM), dan
terdapat pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audiovisual terhadap
keterampilan remaja puteri tentang deteksi dini Fibroadenoma Mammae pada remaja
puteri.
Telaah Jurnal
2. Validitas Internal – Pertimbangan mengenai penjelasan non-kausal

a. Apakah hasil dipengaruhi oleh bias observasi?


Penelitian ini mengalami bias karena Fibroadenoma Mammae dapat dipengaruhi oleh faktor
lain.

b. Apakah dipengaruhi confounding?


Ya, karena ada variable lain sebagai perancu yang tidak di analisa pada penelitian ini

c. Apakah hasil dipengaruhi oleh chance?


Pada studi ini tidak ada variabel yang memiliki rentang CI yang lebar atau tidak dipengaruhi
variasi chance.Pada studi ini terdapat bias karena terbatasnya data yang ada.
Telaah Jurnal
3. Validitas Internal – Pertimbangan gambaran positif hubungan kausal

a. Apakah terdapat hubungan waktu yang tepat?


Untuk menilai adanya hubungan waktu, paneliti harus memastikan terjadinya sebab (paparan) mendahului akibat
(outcome). Dalam studi ini dijelaskan bahwa data mengenai paparan FAM merupakan hasil dari outcame yaitu
Kurangnya pendidikan kesehatan mengenai deteksi dini FAM dengan cara periksa payudara sendiri (SADARI).

b. Apakah hubungan yang terjadi kuat ?


Kekuatan hubungan ditunjukkan dengan adanya hasil uji statistic Wilcoxon pada variable pengetahuan terlihat
nilai signifikan sebesar 0,000 yang berarti < 0,05, maka H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh pendidikan
kesehatan dengan media audiovisual terhadap tingkat pengetahuan remaja putri tentang deteksi dini fibroadenoma
mammae (FAM).
Berdasarkan hasil uji statistik Mc Nemar Test pada variabel keterampilan diketahui nilai signifikansi sebesar 0,000
yang berarti (<0,05), maka disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian
pendidikan Kesehatan dengan media audiovisual. Maka H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh pendidikan
kesehatan dengan media audiovisual terhadap
keterampilan remaja putri tentang deteksi dini fibroadenoma mammae (FAM).
Telaah Jurnal
c. Apakah ada hubungan dosis respon?
Dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan dosis respon

d. Apakah hasil akhir penelitian konsisten didalam studi?


Hasil studi dikatakan konsisten (di dalam studi) apabila ditemukan hasil yang sama pada setiap
kategori dalam variabel. Konsistensi dalam studi ini tidak diketahui karena pada beberapa uji pada
variabel yang lain tidak dicantumkan dalam penelitian ini.

e. Apakah ada spesifisitas dalam penelitian ini ?


Dalam studi ini tidak ada spesifisitas karena FAM dipengaruhi oleh variabel lain sebagai confounder.

Kesimpulan validitas internal dalam hubungan kausal: Hubungan waktu dalam studi ini dapat
dijelaskan karena FAM dinilai sebelum penilaian factor yang mempengaruhi. Ada hubungan yang kuat
yang menunjukan kekuatan hubungan kausal. Tidak ada informasi dosis respon,tidak ada konsistensi
dan tidak ada spesifikasitas dalam studi.
Telaah Jurnal
4. Valilditas Eksternal – Generalisasi hasil ke populasi

a. Dapatkah hasil penelitian diaplikasikan ke populasi eligible?


Populasi studi dalam penelitian ini dapat diaplikasikan ke populasi eligible. Populasi penelitian adalah
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI yang berjumlah 185 siswa. .

b. Dapatkah hasil penelitian diaplikasikan ke populasi sumber?


Penelitian ini tidak dapat diaplikasikan ke populasi sumber karena subjek diambil tidak dari semua
populasi sumber.

c. Dapatkah hasil penelitian diaplikasikan ke populasi relevan lainnya?


Dalam penelitian ini, menurut saya belum dapat diaplikasikan ke populasi relevan lainnya karena
selain sampel yang diambil sedikit dan hanya diambil dari satu SMA saja bukan beberapa SMA
sehingga belum dapat digeneralisasikan dan diaplikasikan ke populasi relevan lainnya.
Telaah Jurnal
5. perbandingan Hasil Studi dengan Bukti-Bukti Lain

a. Apakah hasil konsisten dengan bukti dari penelitian lain?


Tidak terdapat penelitian lain yang dilaporkan dalam penelitian ini.

b. Apakah bukti penelitian menunjukkan spesifisitas?


Ada bukti yang menunjukkan spesifitas dari hasil studi, dimana studi ini mempelajari variabel lain
sebagai variable predictor dalam menilai kejadian FAM.

c. Apakah hasil penelitian plausible dalam hal mekanisme biologic?


Dalam studi ini, tidak dijelaskan tentang plausible dalam mekanisme biologis.

d. Jika ada efek utama ditunjukkan apakah hal itu koheren dengan distribusi ekspose dan outcome?
Tidak ada data/penelitian skala besar yang sesuai dengan hasil studi ini, maka efek koheren tidak dapat
di buktikan.
☺ TERIMAKASIH ☺

Anda mungkin juga menyukai