Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

TANTPuji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang


Maha Esa atas rahmat dan karunia-NYA akhirnya kami dapat
menyelesaikan penulisan modul tentang DETEKSI DINI
PENYAKIT-PENYAKIT PADA PAYUDARA.
Modul ini ditujukan bagi kader dan wanita, sebagai
upaya meningkatkan pengetahuan mengenai deteksi dini
penyakit-penyakit pada payudara dan tindakan segera yang
harus dilakukan.
Penulis menyadari bahwa modul ini masih jauh dari
sempurna baik dari bentuk penyusunan maupun muatan
materinya. Kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun menuju perbaikan sangat diharapkan. Akhir kata
semoga modul ini dapat bermanfaat bagi para kader dan wanita
dalam mencegah terjadinya penyakit pada payudara.

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Pendahuluan 3
Deskripsi Singkat 3
Tujuan Pembelajaran 3
Kegiatan Belajar 4
Penyakit-penyakit pada payudara 4
a. D e f i n i s i 4
b. P a t o f i s i o l o g i 5
c. K l a s i f i k a s i 6
d. G e j a l a K l i n i s 7
e. F a k t o r - F a k t o r P e n y e b a b 8
f. P e n g o b a t a n K a n k e r 9
g. S t r a t e g i P e n c e g a h a n 10
h. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) 14
Rangkuman 1 19
Tes 1 19
Kunci Jawaban 20
Glossarium 23
Daftar Pustaka 24

2
PENDAHULUAN
Pemeriksaan payudara merupakan prosedur untuk
mencari kelainan pada payudara. Pemeriksaan payudara
merupakan salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk
skrining keganasan payudara. Pemeriksaan ini tidak dapat
digantikan dengan pemeriksaan penunjang yang lain,
seperti USG payudara atau mamografi. Pemeriksaan ini
dapat dilakukan oleh penderita sendiri secara rutin atau oleh
dokter. Pemeriksaan payudara dianjurkan dikerjakan secara
rutin untuk wanita usia 20-40 tahun, terutama pada wanita
dengan risiko tinggi. Diagnosis dini dari kelainan pada
payudara dapat menghindarkan wanita dari operasi yang
besar dan meningkatkan kemungkinan untuk sembuh.

DESKRIPSI SINGKAT
Payudara merupakan organ penting dalam
kehidupan manusia sejak dari neonatus atau periode
bayi yaitu untuk kelanjutan kehidupan sehubungan
dengan produksi ASI yang dibutuhkan pada periode itu
sampai masa kehidupan dewasa, dimana payudra
sebagai salah satu lambang keperempuanan ( Anwar,
2011 ).

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mampu melakukan pemeriksaan payudara secara benar.
2. Mampu mendeteksi bila ada kelainan dari hasil
pemeriksaan payudara

3
3. Mampu mengetahui faktor-faktor resiko penyakit pada
payudara
4. Mampu mengetahui tanda dan gejala penyakit pada
payudara
5. Mampu memahami tindakan segera yang harus dilakukan
bila mengalami tanda gejala penyakit pada payudara

KEGIATAN BELAJAR

Modul ini berisi materi pengertian penyakit-


penyakit pada payudara, penyebab, tanda dan gejala
penyakit-penyakit pada payudara, faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya penyakit-penyakit pada
payudara, pencegahan, penanganan dan komplikasi
penyakit-penyakit pada payudara, dilengkapi dengan
gambar-gambar yang mendukung materi payudara.
Setelah mempelajari materi penyakit-penyakit pada
payudara, pembaca dapat mengisi soal-soal yang diberikan
tanpa melihat kunci jawaban. Kunci jawaban dilihat hanya
untuk memastikan bahwa jawaban Anda sudah benar atau
masih perlu diperbaiki. Bila jawaban Anda masih belum
sesuai dengan kunci jawaban, ulangilah membaca materi
penyakit-penyakit pada payudara di atas hingga Anda betul-
betul paham dan mampu menjawab seluruh pertanyaan pada
soal dengan benar.

PENYAKIT-PENYAKIT PADA PAYUDARA

4
A. Fibroadenoma
Fibroadenoma atau sering dikenal dengan
Fibroadenoma Mamma (FAM) merupakan tumor jinak
yang paling sering terjadi pada payudara wanita.
Fibroadenoma biasanya terjadi pada wanita muda dan
remaja. Sebelum usia 25 tahun, FAM lebih sering terjadi
dibandingkan kista payudara. FAM jarang terjadi setelah
masa menopause, yang berarti bahwa FAM responsif
terhadap rangsangan esktrogen.

1. Tanda dan Gejala


a. Biasanya terjadi pada usia muda 20-an yang
diawali dengan penemuan massa yang tidak terasa
sakit saat mandi dan.
b. Pertumbuhan massa biasanya sangat lambat
(Norwitz, 2008)
c. Fibroadenoma dapat multipel
d. Biasanya wanita muda menyadari terdapat
benjolan pada payudara ketika sedang mandi atau
berpakaian. Kebanyakan benjolan berdiameter 2-3
cm, namun Fibroadenoma dapat tumbuh dengan
ukuran yang lebih besar (Giant Fibroadenoma).
e. Pada pemeriksaan, benjolan fibroadenoma kenyal
dan halus. Benjolan tersebut tidak menimbulkan
reaksi radang (merah, nyeri, panas), mobile (dapat
digerakkan) dan tidak menyebabkan pengerutan
kulit payudara atau pun retraksi puting (puting
masuk), benjolan tersebut berlobus-lobus.
f. Pemeriksaan mamografi menghasilkan gambaran

5
yang jelas jinak berupa rata dan memiliki batas
yang jelas.
g. Wanita dengan fibroadenoma simpel tanpa
penampakan histologi komplek dan tanpa
penyakit proliferatif pada parenkim payuadara
tidak memiliki peningkatan risiko kanker
payudara.
2. Penatalaksanaan
Pada saat Fibroadenoma diketahui,
didiagnosis ini dikonfirmasi dengan biopsi atau
analisis sitologi (sel). Biopsi tersebut dapat
mengkonfimasi adanya sel keganasan (Nugroho,
2011).
3. Pengobatan
Jika etioligi tidak dapat ditetapkan dengan
aspirai jarum halus (Fine-needle aspiration, FNA),
maka pengambilan melalui pembedahan
diindikasikan. Setiap massa yang meningkatkan
ukurannya secara cepat harus diangkat. Demikian
untuk setiap massa padat yang ditemukan pada
wanita berusia lebih dari 30 tahun.

B. Tumor Filodes Jinak


Tumor filodes atau dikenal dengan sistosarkoma
filodes adalah tumor fibroepitelial yang ditandai
dengan hiperselular stroma dikombinasikan dengan
komponen epitel. Tumor filodes umum terjadi pada
dekade 5 atau 6. Benjolan ini jarang bilateral (terdapat
pada kedua payudara), dan biasanya muncul sebagai

6
benjolan yang terisolasi dan sulit dibedakan dengan
fibroadenoma. Ukuran bervariasi, meskipun tumor
filodes biasanya lebih besar dari fibroadenoma,
mungkin karena pertumbuhan yang cepat. Berdasarkan
pemeriksaan histologi (sel), diketahui bahwa tumor
filodes ninak berkisar 10%, dimana tumor filodes
ganas berkisar 40%.
1. Penatalaksanaan

a. Tumor yang besar dan ganas dengan batas


infiltratif mungkin membutuhkan mastektomi
(pengambilan jaringan payudara).
b. Mastektomi sebaiknya dihindari apabila
memungkinkan

Apabila pemeriksaan patologi memberikan hasil tumor


filodes ganas, maka re-eksisi komplit dari seluruh area
harus dilakukan agar tidak ada sel keganasan yang tersisa
(Nugroho 2011)

C. Kanker Payudara
1. Pengertian Kanker payudara
Kanker payudara merupakan kanker yang berasal
dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan yang
menunjang payudara. Sejumlah sel dalam payudara
tumbuh dan berkembang dengan tidak terkendali inilah
yang disebut dengan kanker payudara
2. Tipe Kanker Payudara
Menurut Ariani (2015) berdasarkan jenisnya

7
kanker payudara dibagi menjadi 4 tipe, yaitu :
a. Karsinoma in situ
Kanker payudara ini merupaka kanker yang masih
berada pada tempatnya dan belum menyebar atau
menyusup keluar dari tempat asal tumbuh.
b. Karsinoma duktal
Karsinoma duktal merupakan kanker yang tumbuh
pada saluran yang melapisi menuju ke putting
susu.
c. Karsinoma lobuler
Pada tipe ini kanker yang tumbuh di dalam
kelenjar susu dan biasanya tumbuh atau diderita
oleh perempuan yang telah measuki masa
menopause.
d. Kanker invasif
Kanker payudara ini telah menyebar dan merusak
jaringan lainya. Kanker ini bisa terlokalisir
(terbatas pada payudara) dan bisa juga metastatic
(menyebar ke baian tubuh lainya).
3. Faktor Risiko Kanker Payudara
Faktor risiko kanker payudara dapat dibagi menjadi
faktor reproduksi, faktor endokrin, faktor diet dan
faktor genetik. Berikut adalah faktor reproduksi :

a. Faktor Reproduksi
1) Usia Menarche dini
Menarche dini atau menstruasi pertama pada

8
usia muda relatif muda (kurang dari 12 tahun)
berhubungan dengan peningkatan risiko kanker
payudara. Risiko kanker payudara mengalami
penurunan sekitar 10% setiap 2 tahun
keterlambatan usia menarche. Didapatkan
bahwa pada usia menarche yang lebih muda
terdapat peningkatan risiko kanker payudara.
2) Kehamilan pertama
Risiko kanker payudara menunjukan
peningkatan seiring dengan peningkatan usia
saat kehamilan pertama atau melahirkan anak
pertama pada usia relatif tua (>35 tahun). Ini
diperkirakan karena adanya rangsang
pematangan dari sel-sel pada payudara yang
diindukasi oleh kehamilan yang mebuat sel-sel
ini lebih peka terhadap transformasi yang
bersifat karsinogenik.
3) Paritas yang rendah
Studi meta-analisis menunjukan bahwa pada
wanita nullipara atau belumpernah melahirkan
mempunyai risiko 30% untuk berkembang
menjadi kanker dibandingkan dengan wanita
yang multipara.
4) Masa laktasi
Menurut Byers dkk bahwa adanya efek bersifat
protektif dari menyusui terhada kanker
payudara. Hal ini dikarenakan adanya
penurunan level esterogen dan sekresi bahan-
bahan karsinogenik selama menyusui.

9
b. Faktor endokrin
1) Kontrasepsi oral
Beberapa studi menyebutkan bahwa
kontrasepsi oral berperan dalam peningkatan
risiko kanker payudara pada wanita pra
menopause.
2) Terapi sulih hormone
Studi meta analisis menunjukan bahwa terapi
sulih hormone (TSH) dapat meningkatkan
risiko kanker payudara. Ada peningkatan risiko
sebesar 2,3% tiap tahun pada wanita
pascamenopause yang memakai TSH.

c. Diet
1) Konsumsi lemak
Pola diet makanan berlemak dengan frekuensi
yang tinggi lemak akan dapat meningkatkan
produksi esterogen karena meningkatnya
pembentukan jaringan adipose. Peningkatan
konsentrasi esterogen dalam darah akan
meningkatkan risiko terkena kanker payudara
karena efek poliferasi dari esterogen pada
duktus ephitelium payudara.
2) Konsumsi alkohol
Alkohol dapat menyebabkan hiperinsulinemia
yang akan merangsang faktor pertumbuhan
pada jaringan payudara. Hal ini akan
merangsang pertumbuhan yang tergantung
esterogen pada lesi pra kanker yang selama
10
masa menopause akan mengakami regresi
ketika jumlah esterogen menurun.
3) Obesitas
Berdasarkan American Cancer Society
menyatakan bahwa wanita yang mengalami
obesitas atau kelebihan berat badan setelah
memasuki masa menopause memiliki risiko
lebih tingi menderita kanker payudara.
Kegemukan atau obesitas akan meningkatkan
sintesis esterogen pada timbunan lemak yang
berpengaruh terhadap proses proliferasi
jaringan payudara.

d. Genetik
Mutasi yang paling banyak terjadi pada kanker
payudara adalah gen BRCA 1 dan BRCA 2. Pada
sel normal gen ini membantu mencegah terjadinya
kanker dengan jalan menghasilkan proten yang
dapat mencegah pertumbuhan abnormal. Wanita
dengan mutasi pada gen BRCA 1 dan BRCA 2
mempunyai peluang 80% untuk berkembang
menjadi kanker payudara selama hidupnya.

4. Patofisiologi Kanker
Proses pembentukan kanker berlangsung lama dan
dibagi menjadi tiga tahap yaitu inisiasi, promosi dan
perkembangan. Pada tahap inisiasi kondisi sel sudah
mengalami perubahan permanen di dalam genom
akibat kerusakan DNA yang berakhir pada mutasi gen.
Sel yang telah berubah ini tumbuh lebih cepat
dibandingkan dengan sel normal di sekitarnya. Tahap
11
inisiasi memakan waktu satu sampai beberapa hari.
Tahap yang kedua yaitu tahap promosi. Periode
berlangsungnya tahap ini memakan waktu hingga
sepuluh tahun lebih karena pada tahap ini merupakan
proses panjang yang disebabkan oleh kerusakan yang
melekat dalam materi genetik sel. Diawali dengan
mekanisme epigentic akan terjadi ekspansi sel-sel
rusak membentuk premalignasi (mengarah ke kanker).
Tahapan yang terakhir yaitu tahap perkembangan
(Progression). Pada tahapan ini terjadi ketidakstabilan
genetik yang menyebabkan perubahan-perubahan
mutagenik dan epigenetik. Hasil dari proses ini adalah
klon baru sel-sel tumor yang memiliki aktivitas
pembelahan terus menerus, bersifat ganas, berkembang
biak, menyerbu jaringan sekitar, lalu menyebar ke
tempat lain.

5. Tanda dan Gejala Kanker Payudara


Menurut Ariani (2015) bahwa ada gejala dan tanda
dini kanker payudara yang dikeluhkan penderita yaitu
berupa benjolan yang dapat dirasakan oleh penderita.
Benjolan awal ini tidak menimbulkan rasa sakit tetapi
membuat permukan sebelah pinggir payudara tidak
teratur. Semakin membesar kanker pada payudara
membuat benjolan yang menempel pada kulit sehinga
menimbulkan borok.

12
Gejala kanker payudara lainya dapat ditemukan berupa
benjolan pada ketiak, perubahan ukuran dan bentuk
payudara, keluar cairan darah atau berwarna kuning sampai
kehijau-hijauan yang berupa nanah. Ditandai juga dengan
putting susu atau areola (daerah coklat di sekeliling susu)
payudara tampak kerahan dan putting susu tertarik ke dalam
atau terasa gatal.

13
SADARI
SADARI adalah singkatan dari Pemeriksaan
Payudara Sendiri, artinya pemeriksaan ini dilakukan
sendiri tanpa orang lain, atau tanpa bantuan dokter.
Setiap wanita sangat dianjurkan untuk melakukan
SADARI untuk deteksi dini penyakit pada payudara

14
terutama Kanker Payudara. Waktu yang ideal untuk
melakukan SADARI adalah hari ke 7 sampai 10
dihitung dari hari pertama menstruasi / haid.
Jika sedang hamil, atau tidak lagi memiliki
menstruasi / haid, SADARI dapat dilakukan setiap
saat, tetapi waktunya dibuat sama setiap bulannya.
Jika sedang menyusui, SADARI dilakukan setiap
bulan pada waktu yang sama. Lakukanlah SADARI
setelah menyusui bayi, bukan sebelumnya.

15
Cara melakukan SADARI :
a. Lepas pakaian yang menutupi payudara dan
berdirilah di depan cermin dengan tangan rileks
disamping badan. Jika tidak dapat berdiri
nyaman, boleh juga sambil duduk. Lihatlah
dengan seksama payudara apakah ada perubahan
atau kelainan sekecil apapun.
b. Bandingkan payudara saat berbalik dari sisi ke
sisi (kanan-kiri). Carilah setiap perubahan pada
payudara dalam segi ukuran, bentuk, tekstur kulit
atau warna termasuk kemerahan, benjolan,
kerutan atau retraksi (penarikan kulit).
c. Perhatikan perubahan pada puting susu, seperti
penarikan ke satu sisi, atau perubahan arah ke

16
samping atau ke dalam.
d. Tempatkan tangan pada pinggang lalu
kencangkan dada, kemudian berbalik dari sisi ke
sisi bandingkan kanan-kiri untuk mencatat setiap
perubahan.
e. Mengencangkan otot dada dengan cara lain juga
dapat membantu untuk melihat perubahan.
Dengan cara mencoba berbagai posisi, seperti
menempatkan tangan di atas kepala dan
mengubah dari sisi ke sisi seperti yang dilihat.
f. Tempatkan tangan di pinggang dan merunduk
didepan cermin, biarkan payudara menggantung.
Lalu perhatikan setiap perubahan bentuk.
g. Perhatikan apakah ada cairan yang keluar dari
puting susu dan bisa juga dilihat pada bra atau
pakaian, tetapi janganlah memencet puting atau
mencoba mengeluarkan cairan tersebut.
h. Meraba daerah atas dan bawah tulang selangka
(clavicula) apakah ada benjolan atau penebalan.
Gunakanlah lotion kulit untuk mempermudah
prosedur ini.
i. Periksalah apakah ada benjolan atau penebalan
di bawah lengan di sekitar ketiak kearah bawah
dan depan (payudara) secara merata kanan dan

17
kiri. Perhatikan setiap perubahan dari
pemeriksaan (SADARI) sebelumnya.
j. Tempatkan bantal atau lipatan handuk di bawah
bahu kiri untuk membantu jaringan payudara
merata di dinding dada. Tekuk lengan kiri di
belakang kepala dan jangkaulah payudara kiri
dengan tangan kanan. Anda dapat menggunakan
lotion agar mempermudah prosedur ini.
k. Mulailah pemeriksaan dari ketiak dengan cara
menggerakkan tiga jari bersama-sama menekan
ringan, sedang dan kuat. Gerakkan jari-jari tangan
dengan tekanan ringan secara melingkar searah
jarum jam di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar
payudara lalu bergerak ke arah tengah sampai ke
puting susu sehingga terbentuk pola seperti obat
nyamuk bakar. Tekan secara perlahan, rasakan setiap
benjolan, pengerasan atau massa di bawah kulit.
l. Bila ditemukan benjolan segera menghubungi
dokter.

18
RANGKUMAN
Modul ini dapat dijadikan sebagai bahan belajar bagi
wanita dalam memahami materi penyakit-penyakit pada
payudara, khususnya mengenai pengertian, tanda gejala,
penyebab, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
penyakit-penyakit pada payudara, dan beberapa upaya
pencegahan.

Melalui modul ini wanita dapat memahami tanda dan


gejala penyakit-penyakit pada payudara serta mengetahui
kemana harus mendapatkan pertolongan segera dan tepat. Bagi
kader modul ini dapat dijadikan sebagai bahan sosialisasi untuk
memberitahu dan mengingatkan wanita mengenai pentingnya
mengenali tanda dan gejala penyakit-penyakit pada payudara
serta menganjurkan ke rumah sakit bila mengalami tanda dan
gejala penyakit-penyakit pada payudara, sehingga
mendapatkan pertolongan yang cepat tepat dan terhindar dari
komplikasi dan terhindar dari kematian.

SOAL
Kerjakanlah soal berikut dengan benar
1. Apa saja tanda gejala Fibroadenoma?
2. Apa itu tumor filodes jinak?

19
3. Apa pengertian kanker payudara?
4. Apa saja tanda gejala kanker payudara?
5. Apa saja langkah-langkah SADARI?

KUNCI JAWABAN
1. Tanda gejala fibroadenoma adalah
a. Biasanya terjadi pada usia muda 20-an yang
diawali dengan penemuan massa yang tidak
terasa sakit saat mandi dan.
b. Pertumbuhan massa biasanya sangat lambat
(Norwitz, 2008)
c. Fibroadenoma dapat multipel
d. Biasanya wanita muda menyadari terdapat
benjolan pada payudara ketika sedang mandi
atau berpakaian. Kebanyakan benjolan
berdiameter 2-3 cm, namun Fibroadenoma
dapat tumbuh dengan ukuran yang lebih besar
(Giant Fibroadenoma).
e. Pada pemeriksaan, benjolan fibroadenoma
kenyal dan halus. Benjolan tersebut tidak
menimbulkan reaksi radang (merah, nyeri,
panas), mobile (dapat digerakkan) dan tidak
menyebabkan pengerutan kulit payudara atau
pun retraksi puting (puting masuk), benjolan
tersebut berlobus-lobus.
f. Pemeriksaan mamografi menghasilkan
gambaran yang jelas jinak berupa rata dan

20
memiliki batas yang jelas.
g. Wanita dengan fibroadenoma simpel tanpa
penampakan histologi komplek dan tanpa
penyakit proliferatif pada parenkim payuadara
tidak memiliki peningkatan risiko kanker
payudara.
2. Pengertian tumor filodes jinak adalah
Tumor filodes jinak adalah tumor fibroepitelial
yang ditandai dengan hiperselular stroma
dikombinasikan dengan komponen epitel.
3. Pengertian kanker payudara adalah
Kanker payudara merupakan kanker yang berasal
dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan yang
menunjang payudara. Sejumlah sel dalam
payudara tumbuh dan berkembang dengan tidak
terkendali inilah yang disebut dengan kanker
payudara
4. Tanda dan Gejala Kanker Payudara adalah
Tanda gejala Menurut Ariani (2015) yaitu berupa
benjolan yang dapat dirasakan oleh penderita.
Benjolan awal ini tidak menimbulkan rasa sakit
tetapi membuat permukan sebelah pinggir
payudara tidak teratur. Semakin membesar
kanker pada payudara membuat benjolan yang
menempel pada kulit sehinga menimbulkan
borok.
Gejala kanker payudara lainya dapat ditemukan
berupa benjolan pada ketiak, perubahan ukuran dan
bentuk payudara, keluar cairan darah atau berwarna

21
kuning sampai kehijau-hijauan yang berupa nanah.
Ditandai juga dengan putting susu atau areola (daerah
coklat di sekeliling susu) payudara tampak kerahan
dan putting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal.
5. Langkah-langkah SADARI yaitu :
a. Lepas pakaian yang menutupi payudara dan
berdirilah di depan cermin dengan tangan
rileks disamping badan. Jika tidak dapat
berdiri nyaman, boleh juga sambil duduk.
Lihatlah dengan seksama payudara apakah
ada perubahan atau kelainan sekecil apapun.
b. Bandingkan payudara saat berbalik dari sisi
ke sisi (kanan-kiri). Carilah setiap perubahan
pada payudara dalam segi ukuran, bentuk,
tekstur kulit atau warna termasuk
kemerahan, benjolan, kerutan atau retraksi
(penarikan kulit).

c. Perhatikan perubahan pada puting susu,


seperti penarikan ke satu sisi, atau perubahan
arah ke samping atau ke dalam.
d. Tempatkan tangan pada pinggang lalu
kencangkan dada, kemudian berbalik dari
sisi ke sisi bandingkan kanan-kiri untuk
mencatat setiap perubahan.

22
e. Mengencangkan otot dada dengan cara lain
juga dapat membantu untuk melihat
perubahan. Dengan cara mencoba berbagai
posisi, seperti menempatkan tangan di atas
kepala dan mengubah dari sisi ke sisi seperti
yang dilihat.

f. Tempatkan tangan di pinggang dan


merunduk didepan cermin, biarkan payudara
menggantung. Lalu perhatikan setiap
perubahan bentuk.
g. Perhatikan apakah ada cairan yang keluar
dari puting susu dan bisa juga dilihat pada
bra atau pakaian, tetapi janganlah memencet
puting atau mencoba mengeluarkan cairan
tersebut.

h. Meraba daerah atas dan bawah tulang


selangka (clavicula) apakah ada benjolan
atau penebalan. Gunakanlah lotion kulit
untuk mempermudah prosedur ini.
i. Periksalah apakah ada benjolan atau
penebalan di bawah lengan di sekitar ketiak
kearah bawah dan depan (payudara) secara
merata kanan dan kiri. Perhatikan setiap

23
perubahan dari pemeriksaan (SADARI)
sebelumnya.
j. Tempatkan bantal atau lipatan handuk di
bawah bahu kiri untuk membantu jaringan
payudara merata di dinding dada. Tekuk
lengan kiri di belakang kepala dan
jangkaulah payudara kiri dengan tangan
kanan. Anda dapat menggunakan lotion agar
mempermudah prosedur ini.
k. Mulailah pemeriksaan dari ketiak dengan cara
menggerakkan tiga jari bersama-sama menekan
ringan, sedang dan kuat. Gerakkan jari-jari
tangan dengan tekanan ringan secara melingkar
searah jarum jam di sekeliling payudara, mulai
dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah
tengah sampai ke puting susu sehingga terbentuk
pola seperti obat nyamuk bakar. Tekan secara
perlahan, rasakan setiap benjolan, pengerasan
atau massa di bawah kulit.
l. Bila ditemukan benjolan segera menghubungi
dokter.

24
DAFTAR PUSTAKA

Adam, B dan Mc Glynn, 1980, Physical Diagnosis, EGC,


Jakarta.
Anonim, 1996, Surgical Diagnosis, American Institute for
Preventive Medicine.

Cabot dan Adams, 1961,Physical Diagnosis, Williams &


Wilkins Co, Maryland
Dunphy dan Botsford, 1980, Physical Examination of
the Surgical Patient, W.B Saunders Co, London.

Fentiman dan Hamed, 1997, Atlas of Breast Examination,


BMJ Publishing Group. London.
Lotz, 1981,Physical Diagnosis, CV Mosby Company,
Missouri.
Lynn S. Bickley, 2013, Bates’ Guide to Physical
Examination and History Taking – 11th ed., Lippincott
Williams & Wilkins, Philadelphia.

RSUP dr. Sardjito, 1996, Protokol Onkologi, Komite


Medis RSUP dr Sardjito dan FK UGM, Yogyakarta.

Tharek, 1956, Surgical Diagnosis, JB Lippincot


Company, Philadelphia

25
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1133/4/4.%20Chapter
2.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/172/jtptunimus-
gdl-saskianuru-8561-3-5.babii.pdf

26

Anda mungkin juga menyukai