Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

“KANKER PAYUDARA”
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II
Dosen Pengampu: Ns.Tina Mawardika, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat

Disusun Oleh:
Amalia Putridiana (010116A007)
Devi Arum Sari (010116A021)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2017/2018
KATA PENGANTAR
Dengan kebesaran Allah SWT dengan maha pengasih lagi maha
penyayang,penulis panjatkan rasa puji syukur atas hidayah-Nya,yang telah
melimpahkan rahmat,nikmat dan inayah-Nya kepada penulis,sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah asuhan keperawatan “KANKER PAYUDARA”.
Makalah ini ditulis guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas II.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak
kekurangannya oleh karena itu mohon kritik dan saran yang membangun. Semoga
dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan teman-
teman yang membutuhkannya.

Ungaran, Oktober 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit
payudara (Depkes RI, 2009). Kanker payudara dimulai di jaringan
payudara, yang terdiri dari kelenjar untuk produksi susu, yang disebut
lobulus, dan saluran yang menghubungkan lobulus ke puting.
Menurut WHO tahun 2008, menunjukkan bahwa 548.000
mortalitas per tahun karena payudara terjadi pada wanita. Kejadian di
Amerika Serikat, satu dari setiap 9-11 wanita Amerika akan mengalami
kanker payudara pada suatu saat dalam hidupnya. Faktor risiko kanker
payudara, yang sebagian besar didasarkan pada riwayat pasien dan riwayat
keluarga.
Kanker payudara telah menyebabkan banyak kematian wanita
karena kerangnya deteksi dini payudara yang bisa dilakukan sendiri.
Berdasarkan sistem informasi Rumah Sakit seluruh Indonesia tahun 2013
jumlah pasien rawat jalan maupun rawat inap pada kanker payudara
terbanyak yaitu 12.014 orang (28,7%). 40% dari semua kanker dapat
dicegah bahkan seperti kanker payudara dapat disembuhkan jika terdeteksi
dini, kebanyakan datang ditemukan dalam keadaan sudah stadium lanjut.
Hal ini disebabkan masih rendahnya kesadaran dan pengetahuan
masyarakat mengenai penyakit kanker.
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian Kanker Payudara?
2) Apa klasifikasi Kanker Payudara?
3) Bagaimana etiologi Kanker Payudara?
4) Bagaimana patofisiologi Kanker Payudara?
5) Bagaimana manifestasi Kanker Payudara?
6) Bagaimana komplikasi Kanker Payudara?
7) Bagaimana penatalaksanaan Kanker Payudara?
8) Bagaimana pemeriksaan penunjang Kanker Payudara?
9) Bagaimana penanganan Kanker Payudara?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui Kanker Payudara
2) Untuk mengetahui klasifikasi Kanker Payudara
3) Untuk mengetahui etiologi Kanker Payudara
4) Untuk mengetahui patofisiologi Kanker Payudara
5) Untuk mengetahui manifestasi Kanker Payudara
6) Untuk mengetahui komplikasi Kanker Payudara
7) Untuk mengetahui penatalaksanaan Kanker Payudara
8) Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Kanker Payudara
9) Untuk mengetahui penanganan Kanker Payudara
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Kanker payudara disebut juga carcinoma mammae adalah sebuah
tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat
tumbuh dalam kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat
payudara. Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat namun
berbahaya (WHO, 2009).
Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah keganasan yang
menyerang kelenjar air susu, saluran kelenjar dan jaringan penunjang
payudara (Arkhan, 2008). Kanker payudara memperlihatkan proliferasi
keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara (Price,
2005).
B. KLASIFIKASI
Pada stadium awal tidak ada keluhan sama sekali hanya seperti
fribroadenoma atau penyakit fribrokistik yang kecil saja, bentuk tidak
teratur, batas tidak tegas, permukaan tidak rata, konsistensi padat keras.
Kanker payudara dapat terjadi di bagian mana saja dalam payudara, tetapi
mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan
payudara terdapat kanker payudara umum terjadi pada payudara sebelah
kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas
yang tidak teratur, keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri
tekan yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan
penyakit payudara jinak. Namun nyeri yang jelas pada bagian yang 10
ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus yang
lebih lanjut (Smeltzer & Bare, 2002).
Meningkatnya penggunaan mammografi lebih banyak wanita yang
mencari bantuan medis pada penyakit tahap awal. Wanita – wanita ini bisa
saja tidak mempunyai gejala dengan tidak mempunyai benjolan yang dapat
diraba, tetapi lesi abnormal dapat terdeteksi pada pemeriksaan
mammografi. Banyak wanita dengan penyakit lanjut mencari bantuan
medis setelah mengabaikan gejala yang dirasakan, sebagai contoh mereka
baru mencari bantuan medis setelah tampak dimpling pada kulit payudara
yaitu kondisi yang disebabkan oleh obstruksi sirkulasi limfotik pada
dinding dada dapat juga merupakan bukti. Metastasis di kulit dapat
dimanifestasikan oleh lesi yang mengalami ulserasi dan berjamur. Tanda –
tanda dan gejala klasik ini jelas mencirikan adanya kanker payudara pada
tahap lanjut. Namun indek kecurigaan yang tinggi harus dipertahankan
pada setiap abnormalitas payudara dan evaluasi segera harus dilakukan
(Smeltzer & Bare, 2002).
Adapun stadium dan klasifikasi kanker payudara adalah sebagai
berikut :
a. Stadium I (stadium dini) Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25
cm, dan tidak terdapat penyebaran (metastase) pada kelenjar getah
bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan penyembuhan
secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak
metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di
laboratorium.
b. Stadium II Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi
metastase pada kelenjar getah bening di ketiak. Pada stadium ini,
kemungkinan untuk sembuh hanya 30 - 40 % tergantung dari
luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya
dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada
seluruh bagian penyebaran, 11 dan setelah operasi dilakukan
penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang
tertinggal.
c. Stadium III Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar
ke seluruh tubuh, dan kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit.
Pengobatan payudara sudah tidak ada artinya lagi. Biasanya
pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan kemoterapi
(pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-
kadang juga dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara
yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk menghambat proses
perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk meringankan
penderitaan penderita semaksimal mungkin. (Smeltzer & Bare,
2002).
C. ETIOLOGI
Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang
diketahui, para peneliti telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko.
Ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan
terjadinya kanker payudara, antara lain :
a. Usia, resiko kanker payudara semakin meningkat dengan
bertambahnya umur.
b. Faktor hormon, hormon merupakan faktor yang berpengaruh,
seperti menarke dini. Risiko kanker payudara meningkat pada
wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun,
menopause setelah umur 55 tahun, tidak menikah atau tidak pernah
melahirkan anak, dan melahirkan anak pertama setelah umur 35
tahun, serta penggunaan pil KB atau terapi hormon esterogen.
c. Riwayat pribadi tentang kanker payudara.
d. Riwayat keluarga, wanita yang ibu atau saudara perempuannya
menderita kanker, memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk
menderita kanker payudara.
e. Faktor genetik
f. Pernah menggunakan obat hormonal yang lama, seperti terapi sulih
hormon atau hormonal replacement therapy (HRT), dan
pengobatan kemandulan (infertilitas).
g. Pemakaian kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak
seperti kelainan fibrokistik. Wanita yang menggunakan
kontraseptif oral berisiko tinggi untuk mengalami kanker payudara.
Bagaimanapun, risiko tinggi ini menurun dengan cepat setelah
penghentian medikasi.
h. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) inonisasi terutama pada
bagian dada setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun
berisiko hampir dua kali lipat. Wanita yang obesitas (kegemukan)
pasca menopause, mengkonsumsi lemak, dan konsumsi alkohol
berlebih (Smeltzer & Bare, 2002).
D. PATOFISIOLOGI
Beberapa jenis kanker payudara sering menunjukkan disregulasi
hormon HGF dan onkogen Met, serta ekspresi berlebihan enzim PTK-6.
1. Transformasi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu
proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap
inisiasi dan promosi.
2. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi suatu perubahan dalam bahan genetik
sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan
genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen.
3. Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi
akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap
inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan
beberapa faktor untuk terjadinya keganasan.
4. Fase metastasis
Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap
terjadi pada kanker payudara. Beberapa diantaranya disertai dengan
komplikasi lain.
E. MANIFESTASI KLINIS/ TANDA-GEJALA
Tanda awal dari kanker payudara adalah ditemukannya benjolan
yang terasa berbeda pada payudara. Jika ditekan, benjolan ini tidak terasa
nyeri. Awalnya benjolan ini berukuran kecil, tapi lama kelamaan
membesar dan akhirnya melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan
pada kulit payudara atau puting susu. Berikut merupakan gejala kanker
payudara, yaitu:
1. Benjolan pada payudara yang berubah bentuk atau ukuran.
2. Kulit payudara berubah warna (dari merah muda menjadi coklat
hingga seperti kulit jeruk).
3. Puting susu masuk ke dalam (retraksi). Bila tumor sudah besar,
salah satu puting susu tiba-tiba lepas atau hilang.
4. Bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang timbul.
5. Kulit payudara terasa seperti terbakar.
6. Payudara mengeluarkan darah atau cairan yang lain, tanpa
menyusui.
7. Adanya borok (ulkus). Ulkus akan semakin membesar dan
mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara.
Payudara sering berbau dan mudah berdarah.
Setelah melewati stadium dini atau memasuki stadium lanjut, gejala
serangan kanker payudara semakin banyak seperti berikut ini :
a. Timbul rasa sakit atau nyeri pada payudara
b. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin membesar
c. Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai
timbul pembengkakan
d. Mulai timbul luka pada payudara dan puting susu seperti koreng
atau eksim
e. Kulit payudara menjadi berkerut mirip kulit jeruk
f. Terkadang keluar cairan atau darah berwarna merah kehitam-
hitaman dari puting susu. (Lina M, 2007)
F. KOMPLIKASI
Setelah melewati stadium dini atau memasuki stadium lanjut, gejala
serangan kanker payudara semakin banyak seperti berikut ini :
a. Timbul rasa sakit atau nyeri pada payudara
b. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin membesar
c. Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai
timbul pembengkakan
d. Mulai timbul luka pada payudara dan puting susu seperti koreng
atau eksim
e. Kulit payudara menjadi berkerut mirip kulit jeruk
f. Terkadang keluar cairan atau darah berwarna merah kehitam-
hitaman dari puting susu. (Lina M, 2007)
G. PENATALAKSANAAN
Ada beberapa penanganan kanker payudara yang tergantung pada
stadium klinik penyakitnya, yaitu:
1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pangengkatan payudara. Ada 3
jenis mastektomi, yaitu:
a. Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan
seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang
selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
b. Total (Simple) Mastectomy, yaitu pengangkatan di seluruh
payudara saja, tetapi bukan kelenjar ketiak.
c. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian
dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu
pengangkatan hanya pada bagian yang mengandung sel
kanker, bukan seluruh payudara.
2. Radiasi
Radiasi adalah proses  penyinaran pada daerah yang terkena
kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang
bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara
setelah operasi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti
kanker atau sitokina dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui
infus yang bertujuan membunuh sel kanker melalui mekanisme
kemotaksis. Tidak hanya sel kanker di payudara, tapi juga seluruh
tubuh.
4. Lintasan Metabolisme
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas
osteoklas dan resorpsi tulang yang sering digunakan untuk
melawan osteoporosis yang diinduksi oleh overian suppression,
hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukkan
efektivitas untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara
menuju tulang. Walaupun pada umumnya asupan asam bifosfonat
dapat ditoleransi tubuh, penggunaan dalam jangka panjang dapat
menimbulkan efek samping seperti osteonekrosis dan turunnya
fungsi ginjal.
5. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker
yang sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral
oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin
lainnya.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan labortorium meliputi:
 Morfologi sel darah
 LED
 Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma
 Pemeriksaan sitologis
2. Test diagnostik lain:
a. Non invasive:
 Mamografi
 Ro thorak
 USG
b. Invasif
 Biopsi, ada 2 macam tindakan menggunakan jarum
dan 2 macam tindakan pembedahan
 Aspirasi biopsy (FNAB)
 Dengn aspirasi jarum halus , sifat massa dibedakan
antar kistik atau padat
 True cut / Care biopsy
 Dilakukan dengan perlengkapan stereotactic biopsy
mamografi untuk memandu jarum pada massa
 Incisi biopsy
 Eksisi biopsy
I. PENANGANAN
Pada prinsipnya strategi pencegahan dikelompokkan dalam 3
kelompok besar, begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang
dilakukan antara lain berupa:
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah
satu bentuk promosi kesehatan agar orang hidup sehay melalui
upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor
risiko. Pencegahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan
SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara
rutin sehingga memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu.
Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini,
salah satunya dengan menggunakan mammografi.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang
telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat
penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat
mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup
penderita.
ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE

A. PENGKAJIAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER


PAYUDARA
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena mencicipi
adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit
berwarna merah dan mengeras, bisul dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan
pada mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami
sakit pada adegan dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran
pada adegan dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya,
mirip kanker ovarium atau kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae besar lengan
berkuasa pada kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun
keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker lainnya, mirip
kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala: normal, kepala tegak lurus, tulang kepala
umumnya bundar dengan tonjolan frontal di adegan
anterior dan oksipital dibagian posterior.
b) Rambut: biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering,
tidak terlalu berminyak.
c) Mata: biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata.
Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d) Telinga: normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada
tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi
pendengaran.
e) Hidung: bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan
nyeri tekan.
f) Mulut: mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g) Leher: biasanya terjadi pembesaran KGB.
h) Dada: adanya kelainan kulit berupa peau d’orange,
dumpling, ulserasi atau tanda-tanda radang.
i) Hepar: biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j) Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
a. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak eksklusif memeriksakan
benjolan yang terasa pada payudaranya kerumah sakit
karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan
mengalami anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat
badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan
mengandung MSG.
c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan contoh eliminasi, klien
akan mengalami melena, nyeri ketika defekasi, distensi
abdomen dan konstipasi.
d. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat contoh acara
dan lathan klien terganggu karena terjadi kelemahan dan
nyeri.
e. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah
sehingga kemungkinan ada komplikasi pada kognitif,
sensorik maupun motorik.
f. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan contoh tidur
karena nyeri.
g. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita.
Kelainan atau kehilangan akhir operasi akan membuat klien
tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai
wanita normal.
h. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami
gangguan dalam melaksanakan perannya dalam
berinteraksi social.
i. Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan
perubahan pada tingkat kepuasan.
j. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang
berlebihan, denial dan keputus asaan.
k. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien
mendapatkan kondisinya dengan lapang dada.

Pemeriksaan Diagnostik

1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk


diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi.
2. Biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
3. Penanda tumor
4. Mammografi
5. Sinar X dada
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN CA MAMMAE (CARSINOMA
MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
1. Nyeri berhubungan dengan penekanan masa tumor
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan
bedah jaringan
4. Ansietas berhubungan dengan  diagnosa dan pengobatan kanker
payudara
5. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan payudara
dan fungsi tubuh
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN CA MAMMAE (CARSINOMA
MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
DIAGNOSA KEP. NOC NIC

Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Intervensi :


dengan:
keperawatan
Agen injuri (biologi, 1. Kaji lokasi nyeri secara
diharapkanintensitas nyeri
kimia, fisik, komprehensif 
psikologis), kerusakan klien berkurang atau hilang,
jaringan, penekanan dengan kriteria hasil: 2. Kurangi presipitasi nyeri
masa tumor
 Klien tidak merasa 3.Berikan analgesic sesuai anjuran
DS:
nyeri dokter
- Laporan secara verbal
 Klien tampak tenang
4. Ajarkan teknik relaksasi seperti :
DO:
tarik nafas dalam
- Posisi untuk menahan
nyeri
5. Observasi reaksi non verbal klien
- Tingkah laku berhati-
hati 6. Gunakan tehnik komunikasi

- Gangguan tidur terapeutik untuk mengetahui


(mata sayu, tampak pengalaman nyeri klien
capek, sulit atau
gerakan kacau,
menyeringai)

- Terfokus pada diri


sendiri

- Fokus menyempit
(penurunan persepsi
waktu, kerusakan
proses berpikir,
penurunan interaksi
dengan orang dan
lingkungan)
- Tingkah laku
distraksi, contoh :
jalan-jalan, menemui
orang lain dan/atau
aktivitas, aktivitas
berulang-ulang)

- Respon autonom
(seperti diaphoresis,
perubahan tekanan
darah, perubahan
nafas, nadi dan
dilatasi pupil)

- Perubahan
autonomic dalam
tonus otot
(mungkin dalam
rentang dari lemah
ke kaku)
- Tingkah laku
ekspresif (contoh
: gelisah, merintih,
menangis, waspada,
iritabel, nafas
panjang/berkeluh
kesah)
- Perubahan dalam
nafsu makan dan minum
Ketidakseimbangan Nutritional Status : food Nutrition Management
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh and Fluid Intake
Berhubungan dengan : 1. Kaji adanya alergi makanan
Ketidakmampuan untuk
memasukkan atau Kriteria Hasil :
mencerna 2. Kolaborasi dengan jago gizi

nutrisi oleh karena  Adanya untuk menentukan jumlah


faktor biologis, peningkatan berat kalori dan nutrisi yang
psikologis atau tubuh sesuai dibutuhkan pasien.
ekonomi.
dengan tujuan
3. Anjurkan pasien untuk
DS:
 Berat tubuh ideal
meningkatkan intake Fe
- Nyeri abdomen sesuai dengan
- Muntah tinggi badan 4. Anjurkan pasien untuk

 Mampu meningkatkan protein dan


- Kejang perut
mengidentifikasi vitamin C
- Rasa penuh tiba-
tiba setelah makan kebutuhan nutrisi
5. Berikan substansi gula
 Tidak ada tanda
DO:
tanda malnutrisi 6. Yakinkan diet yang dimakan
- Diare
 Tidak terjadi mengandung tinggi serat untuk
- Rontok rambut yang penurunan berat mencegah konstipasi
berlebih
tubuh yang berarti 7. Berikan makanan yang
- Kurang nafsu makan
terpilih ( sudah
- Bising usus berlebih dikonsultasikan dengan jago
- Konjungtiva pucat gizi)

- Denyut nadi lemah 8. Ajarkan pasien bagaimana


membuat catatan makanan
harian.

9. Monitor jumlah nutrisi dan


kandungan kalori
10. Berikan isu perihal
kebutuhan nutrisi

11. Kaji kemampuan pasien


untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring

1. BB pasien dalam batas


normal

2. Monitor adanya penurunan


berat badan

3. Monitor tipe dan jumlah


acara yang biasa dilakukan

4. Monitor interaksi anak atau


orangtua selama makan

5. Monitor lingkungan selama


makan

6. Jadwalkan pengobatan  dan


tindakan tidak selama jam
makan

7. Monitor kulit kering dan


perubahan pigmentasi

8. Monitor turgor kulit

9. Monitor kekeringan, rambut


kusam, dan mudah patah

10. Monitor mual dan muntah


11. Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar Ht

12. Monitor makanan


kesukaan

13. Monitor pertumbuhan dan


perkembangan

14. Monitor pucat, kemerahan,


dan kekeringan jaringan
konjungtiva

15. Monitor kalori dan intake


nuntrisi

16. Catat adanya edema,


hiperemik, hipertonik papila
pengecap dan cavitas oral.

17. Catat kalau pengecap


berwarna magenta, scarlet

Kerusakan integritas Tissue Integrity : Skin Pressure Management


jaringan
and Mucous
berhubungan dengan: § 1. Anjurkan pasien untuk
Membranes
Gangguan sirkulasi, menggunakan pakaian yang
iritasi kimia (ekskresi Kriteria Hasil : longgar
dan sekresi tubuh,
medikasi), defisit  Integritas kulit§ 2. Hindari kerutan padaa
cairan, kerusakan
yang baik bisa tempat tidur
mobilitas fisik,
keterbatasan dipertahankan
§3.  Jaga kebersihan kulit biar
pengetahuan, faktor (sensasi,
mekanik (tekanan, tetap bersih dan kering
elastisitas,   
gesekan),kurangnya
nutrisi, radiasi, faktor temperatur, §4.  Mobilisasi pasien (ubah
suhu (suhu yang hidrasi, posisi pasien) setiap dua jam
ekstrim)
pigmentasi) sekali
DO :  Tidak ada luka/lesi
§ 5. Monitor kulit akan adanya
- Kerusakan pada kulit
kemerahan
jaringan (membran  Perfusi jaringan
mukosa, integumen, baik § 6. Oleskan lotion atau
subkutan)  Menunjukkan minyak/baby oil pada derah

pemahaman dalam yang tertekan


proses perbaikan
§ 7. Monitor acara dan mobilisasi
kulit dan
pasien
mencegah
terjadinya sedera§ 8. Monitor status nutrisi pasien
berulang
 Mampu
melindungi kulit
dan
mempertahankan
kelembaban kulit
dan perawatan
alami
Kecemasan  Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
berhubungan dengan
diagnosa, Faktor  Coping kecemasan)
keturunan, Krisis
situasional, Stress,
perubahan status Kriteria Hasil : 1. Gunakan pendekatan yang
kesehatan, ancaman
kematian, perubahan menenangkan
konsep diri, kurang  Klien bisa
pengetahuan dan
hospitalisasi mengidentifikasi 2. Nyatakan dengan terperinci

dan impian terhadap pelaku pasien

DO/DS: mengungkapkan
3. Jelaskan semua prosedur
gejala cemas
dan apa yang dirasakan selama
- Insomnia  Mengidentifikasi, prosedur

- Kontak mata kurang mengungkapkan


4. Temani pasien untuk
dan menunjukkan
- Kurang istirahat menunjukkan keamanan dan
tehnik untuk
- Berfokus pada diri mengurangi takut
mengontol cemas
sendiri
 Vital sign dalam 5. Berikan isu faktual
- Iritabilitas mengenai diagnosis, tindakan
batas normal
- Takut  Postur tubuh, prognosis
- Nyeri perut ekspresi wajah,
6. Dorong keluarga untuk
- Penurunan TD dan bahasa tubuh dan
menemani anak
denyut nadi tingkat acara
menunjukkan 7. Lakukan back / neck rub
- Diare, mual, kelelahan
berkurangnya 8. Dengarkan dengan penuh
- Gangguan tidur
kecemasan perhatian
- Gemetar

- Anoreksia, mulut 9. Identifikasi tingkat


kering kecemasan
- Peningkatan TD,
10. Bantu pasien mengenal
denyut nadi, RR
situasi yang menjadikan
- Kesulitan bernafas
kecemasan
- Bingung
11. Dorong pasien untuk
- Bloking dalam
mengungkapkan perasaan,
pembicaraan
ketakutan, persepsi
- Sulit berkonsentrasi
12. Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi

13. Barikan obat untuk


mengurangi kecemasan
Gangguan body image  Klien tidak aib    1. Diskusikan dengan klien
berhubungan dengan:
dengan keadaan atau orang terdekat respon
Biofisika (penyakit dirinya. klien terhadap penyakitnya.
kronis),  Klien dapat
kognitif/persepsi 2. 2. Rasional : membantu dalam
(nyeri kronis), mendapatkan efek
memastikan dilema untuk
kultural/spiritual, pembedahan.
memulai proses pemecahan
penyakit, krisis
situasional, masalah
trauma/injury,
pengobatan      3. Tinjau ulang efek
(pembedahan, pembedahan
kemoterapi, radiasi)
4. Rasional : bimbingan
DS:
antisipasi dapat membantu
- Depersonalisasi
pasien memulai proses
bagian tubuh
adaptasi.
- Perasaan negatif
tentang tubuh      5. Berikan dukungan emosi

- Secara verbal klien.


menyatakan
6. Rasional : klien bisa
perubahan
gaya hidup mendapatkan keadaan dirinya.

DO :      7. Anjurkan keluarga klien


- Perubahan aktual untuk selalu mendampingi
struktur dan klien.
fungsi tubuh
8. Rasional : klien dapat
- Kehilangan bagian
tubuh merasa masih ada orang yang
memperhatikannya.
- Bagian tubuh tidak
berfungsi

BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Kanker payudara disebut juga carcinoma mammae adalah sebuah
tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat
tumbuh dalam kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat
payudara. Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat namun
berbahaya.
B. SARAN
Untuk wanita diharapkan untuk bisa melakukan pemeriksaan dini
secara mandiri menggunakan sadari agar dapat mengetahui secara dini dan
dapat segera dilakukan tindakan untuk menghindari masuk ke stadium
lanjut.

Daftar Pustaka
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions
Classification (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.

Mardiana, Lina. 2007. Kanker pada Wanita : pencegahan dan pengobatan dengan
tanaman obat. Bogor : Penebar Swadaya
Price Sylvia, A (2005), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta. EGC

Smeltzer, suzane C & Bare, Brenda G. 2005. Buku Ajar Keperawata Medikal
Bedah Brunner & Suddarth. Ed 8, Vol 2. EGC: Jakarta
Heather, T.Herdman. 2015. NANDA International Nursing Diagnosis. Jakarta :
EGC
Moorehad Sue, dkk. 2015. Nursing Outcome Classification ed.5. Indonesia :
elseveir
M.Bulechek, Gloria, dkk.2016.Nursing Intervention Classification ed.6. Indonesia
: elseveir

Anda mungkin juga menyukai