“KANKER PAYUDARA”
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II
Dosen Pengampu: Ns.Tina Mawardika, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat
Disusun Oleh:
Amalia Putridiana (010116A007)
Devi Arum Sari (010116A021)
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit
payudara (Depkes RI, 2009). Kanker payudara dimulai di jaringan
payudara, yang terdiri dari kelenjar untuk produksi susu, yang disebut
lobulus, dan saluran yang menghubungkan lobulus ke puting.
Menurut WHO tahun 2008, menunjukkan bahwa 548.000
mortalitas per tahun karena payudara terjadi pada wanita. Kejadian di
Amerika Serikat, satu dari setiap 9-11 wanita Amerika akan mengalami
kanker payudara pada suatu saat dalam hidupnya. Faktor risiko kanker
payudara, yang sebagian besar didasarkan pada riwayat pasien dan riwayat
keluarga.
Kanker payudara telah menyebabkan banyak kematian wanita
karena kerangnya deteksi dini payudara yang bisa dilakukan sendiri.
Berdasarkan sistem informasi Rumah Sakit seluruh Indonesia tahun 2013
jumlah pasien rawat jalan maupun rawat inap pada kanker payudara
terbanyak yaitu 12.014 orang (28,7%). 40% dari semua kanker dapat
dicegah bahkan seperti kanker payudara dapat disembuhkan jika terdeteksi
dini, kebanyakan datang ditemukan dalam keadaan sudah stadium lanjut.
Hal ini disebabkan masih rendahnya kesadaran dan pengetahuan
masyarakat mengenai penyakit kanker.
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian Kanker Payudara?
2) Apa klasifikasi Kanker Payudara?
3) Bagaimana etiologi Kanker Payudara?
4) Bagaimana patofisiologi Kanker Payudara?
5) Bagaimana manifestasi Kanker Payudara?
6) Bagaimana komplikasi Kanker Payudara?
7) Bagaimana penatalaksanaan Kanker Payudara?
8) Bagaimana pemeriksaan penunjang Kanker Payudara?
9) Bagaimana penanganan Kanker Payudara?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui Kanker Payudara
2) Untuk mengetahui klasifikasi Kanker Payudara
3) Untuk mengetahui etiologi Kanker Payudara
4) Untuk mengetahui patofisiologi Kanker Payudara
5) Untuk mengetahui manifestasi Kanker Payudara
6) Untuk mengetahui komplikasi Kanker Payudara
7) Untuk mengetahui penatalaksanaan Kanker Payudara
8) Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Kanker Payudara
9) Untuk mengetahui penanganan Kanker Payudara
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Kanker payudara disebut juga carcinoma mammae adalah sebuah
tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat
tumbuh dalam kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat
payudara. Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat namun
berbahaya (WHO, 2009).
Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah keganasan yang
menyerang kelenjar air susu, saluran kelenjar dan jaringan penunjang
payudara (Arkhan, 2008). Kanker payudara memperlihatkan proliferasi
keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara (Price,
2005).
B. KLASIFIKASI
Pada stadium awal tidak ada keluhan sama sekali hanya seperti
fribroadenoma atau penyakit fribrokistik yang kecil saja, bentuk tidak
teratur, batas tidak tegas, permukaan tidak rata, konsistensi padat keras.
Kanker payudara dapat terjadi di bagian mana saja dalam payudara, tetapi
mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan
payudara terdapat kanker payudara umum terjadi pada payudara sebelah
kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas
yang tidak teratur, keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri
tekan yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan
penyakit payudara jinak. Namun nyeri yang jelas pada bagian yang 10
ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus yang
lebih lanjut (Smeltzer & Bare, 2002).
Meningkatnya penggunaan mammografi lebih banyak wanita yang
mencari bantuan medis pada penyakit tahap awal. Wanita – wanita ini bisa
saja tidak mempunyai gejala dengan tidak mempunyai benjolan yang dapat
diraba, tetapi lesi abnormal dapat terdeteksi pada pemeriksaan
mammografi. Banyak wanita dengan penyakit lanjut mencari bantuan
medis setelah mengabaikan gejala yang dirasakan, sebagai contoh mereka
baru mencari bantuan medis setelah tampak dimpling pada kulit payudara
yaitu kondisi yang disebabkan oleh obstruksi sirkulasi limfotik pada
dinding dada dapat juga merupakan bukti. Metastasis di kulit dapat
dimanifestasikan oleh lesi yang mengalami ulserasi dan berjamur. Tanda –
tanda dan gejala klasik ini jelas mencirikan adanya kanker payudara pada
tahap lanjut. Namun indek kecurigaan yang tinggi harus dipertahankan
pada setiap abnormalitas payudara dan evaluasi segera harus dilakukan
(Smeltzer & Bare, 2002).
Adapun stadium dan klasifikasi kanker payudara adalah sebagai
berikut :
a. Stadium I (stadium dini) Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25
cm, dan tidak terdapat penyebaran (metastase) pada kelenjar getah
bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan penyembuhan
secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak
metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di
laboratorium.
b. Stadium II Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi
metastase pada kelenjar getah bening di ketiak. Pada stadium ini,
kemungkinan untuk sembuh hanya 30 - 40 % tergantung dari
luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya
dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada
seluruh bagian penyebaran, 11 dan setelah operasi dilakukan
penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang
tertinggal.
c. Stadium III Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar
ke seluruh tubuh, dan kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit.
Pengobatan payudara sudah tidak ada artinya lagi. Biasanya
pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan kemoterapi
(pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-
kadang juga dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara
yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk menghambat proses
perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk meringankan
penderitaan penderita semaksimal mungkin. (Smeltzer & Bare,
2002).
C. ETIOLOGI
Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang
diketahui, para peneliti telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko.
Ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan
terjadinya kanker payudara, antara lain :
a. Usia, resiko kanker payudara semakin meningkat dengan
bertambahnya umur.
b. Faktor hormon, hormon merupakan faktor yang berpengaruh,
seperti menarke dini. Risiko kanker payudara meningkat pada
wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun,
menopause setelah umur 55 tahun, tidak menikah atau tidak pernah
melahirkan anak, dan melahirkan anak pertama setelah umur 35
tahun, serta penggunaan pil KB atau terapi hormon esterogen.
c. Riwayat pribadi tentang kanker payudara.
d. Riwayat keluarga, wanita yang ibu atau saudara perempuannya
menderita kanker, memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk
menderita kanker payudara.
e. Faktor genetik
f. Pernah menggunakan obat hormonal yang lama, seperti terapi sulih
hormon atau hormonal replacement therapy (HRT), dan
pengobatan kemandulan (infertilitas).
g. Pemakaian kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak
seperti kelainan fibrokistik. Wanita yang menggunakan
kontraseptif oral berisiko tinggi untuk mengalami kanker payudara.
Bagaimanapun, risiko tinggi ini menurun dengan cepat setelah
penghentian medikasi.
h. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) inonisasi terutama pada
bagian dada setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun
berisiko hampir dua kali lipat. Wanita yang obesitas (kegemukan)
pasca menopause, mengkonsumsi lemak, dan konsumsi alkohol
berlebih (Smeltzer & Bare, 2002).
D. PATOFISIOLOGI
Beberapa jenis kanker payudara sering menunjukkan disregulasi
hormon HGF dan onkogen Met, serta ekspresi berlebihan enzim PTK-6.
1. Transformasi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu
proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap
inisiasi dan promosi.
2. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi suatu perubahan dalam bahan genetik
sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan
genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen.
3. Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi
akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap
inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan
beberapa faktor untuk terjadinya keganasan.
4. Fase metastasis
Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap
terjadi pada kanker payudara. Beberapa diantaranya disertai dengan
komplikasi lain.
E. MANIFESTASI KLINIS/ TANDA-GEJALA
Tanda awal dari kanker payudara adalah ditemukannya benjolan
yang terasa berbeda pada payudara. Jika ditekan, benjolan ini tidak terasa
nyeri. Awalnya benjolan ini berukuran kecil, tapi lama kelamaan
membesar dan akhirnya melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan
pada kulit payudara atau puting susu. Berikut merupakan gejala kanker
payudara, yaitu:
1. Benjolan pada payudara yang berubah bentuk atau ukuran.
2. Kulit payudara berubah warna (dari merah muda menjadi coklat
hingga seperti kulit jeruk).
3. Puting susu masuk ke dalam (retraksi). Bila tumor sudah besar,
salah satu puting susu tiba-tiba lepas atau hilang.
4. Bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang timbul.
5. Kulit payudara terasa seperti terbakar.
6. Payudara mengeluarkan darah atau cairan yang lain, tanpa
menyusui.
7. Adanya borok (ulkus). Ulkus akan semakin membesar dan
mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara.
Payudara sering berbau dan mudah berdarah.
Setelah melewati stadium dini atau memasuki stadium lanjut, gejala
serangan kanker payudara semakin banyak seperti berikut ini :
a. Timbul rasa sakit atau nyeri pada payudara
b. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin membesar
c. Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai
timbul pembengkakan
d. Mulai timbul luka pada payudara dan puting susu seperti koreng
atau eksim
e. Kulit payudara menjadi berkerut mirip kulit jeruk
f. Terkadang keluar cairan atau darah berwarna merah kehitam-
hitaman dari puting susu. (Lina M, 2007)
F. KOMPLIKASI
Setelah melewati stadium dini atau memasuki stadium lanjut, gejala
serangan kanker payudara semakin banyak seperti berikut ini :
a. Timbul rasa sakit atau nyeri pada payudara
b. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin membesar
c. Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai
timbul pembengkakan
d. Mulai timbul luka pada payudara dan puting susu seperti koreng
atau eksim
e. Kulit payudara menjadi berkerut mirip kulit jeruk
f. Terkadang keluar cairan atau darah berwarna merah kehitam-
hitaman dari puting susu. (Lina M, 2007)
G. PENATALAKSANAAN
Ada beberapa penanganan kanker payudara yang tergantung pada
stadium klinik penyakitnya, yaitu:
1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pangengkatan payudara. Ada 3
jenis mastektomi, yaitu:
a. Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan
seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang
selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
b. Total (Simple) Mastectomy, yaitu pengangkatan di seluruh
payudara saja, tetapi bukan kelenjar ketiak.
c. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian
dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu
pengangkatan hanya pada bagian yang mengandung sel
kanker, bukan seluruh payudara.
2. Radiasi
Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena
kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang
bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara
setelah operasi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti
kanker atau sitokina dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui
infus yang bertujuan membunuh sel kanker melalui mekanisme
kemotaksis. Tidak hanya sel kanker di payudara, tapi juga seluruh
tubuh.
4. Lintasan Metabolisme
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas
osteoklas dan resorpsi tulang yang sering digunakan untuk
melawan osteoporosis yang diinduksi oleh overian suppression,
hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukkan
efektivitas untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara
menuju tulang. Walaupun pada umumnya asupan asam bifosfonat
dapat ditoleransi tubuh, penggunaan dalam jangka panjang dapat
menimbulkan efek samping seperti osteonekrosis dan turunnya
fungsi ginjal.
5. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker
yang sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral
oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin
lainnya.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan labortorium meliputi:
Morfologi sel darah
LED
Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma
Pemeriksaan sitologis
2. Test diagnostik lain:
a. Non invasive:
Mamografi
Ro thorak
USG
b. Invasif
Biopsi, ada 2 macam tindakan menggunakan jarum
dan 2 macam tindakan pembedahan
Aspirasi biopsy (FNAB)
Dengn aspirasi jarum halus , sifat massa dibedakan
antar kistik atau padat
True cut / Care biopsy
Dilakukan dengan perlengkapan stereotactic biopsy
mamografi untuk memandu jarum pada massa
Incisi biopsy
Eksisi biopsy
I. PENANGANAN
Pada prinsipnya strategi pencegahan dikelompokkan dalam 3
kelompok besar, begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang
dilakukan antara lain berupa:
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah
satu bentuk promosi kesehatan agar orang hidup sehay melalui
upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor
risiko. Pencegahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan
SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara
rutin sehingga memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu.
Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini,
salah satunya dengan menggunakan mammografi.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang
telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat
penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat
mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup
penderita.
ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE
Pemeriksaan Diagnostik
- Fokus menyempit
(penurunan persepsi
waktu, kerusakan
proses berpikir,
penurunan interaksi
dengan orang dan
lingkungan)
- Tingkah laku
distraksi, contoh :
jalan-jalan, menemui
orang lain dan/atau
aktivitas, aktivitas
berulang-ulang)
- Respon autonom
(seperti diaphoresis,
perubahan tekanan
darah, perubahan
nafas, nadi dan
dilatasi pupil)
- Perubahan
autonomic dalam
tonus otot
(mungkin dalam
rentang dari lemah
ke kaku)
- Tingkah laku
ekspresif (contoh
: gelisah, merintih,
menangis, waspada,
iritabel, nafas
panjang/berkeluh
kesah)
- Perubahan dalam
nafsu makan dan minum
Ketidakseimbangan Nutritional Status : food Nutrition Management
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh and Fluid Intake
Berhubungan dengan : 1. Kaji adanya alergi makanan
Ketidakmampuan untuk
memasukkan atau Kriteria Hasil :
mencerna 2. Kolaborasi dengan jago gizi
Nutrition Monitoring
DO/DS: mengungkapkan
3. Jelaskan semua prosedur
gejala cemas
dan apa yang dirasakan selama
- Insomnia Mengidentifikasi, prosedur
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Kanker payudara disebut juga carcinoma mammae adalah sebuah
tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat
tumbuh dalam kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat
payudara. Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat namun
berbahaya.
B. SARAN
Untuk wanita diharapkan untuk bisa melakukan pemeriksaan dini
secara mandiri menggunakan sadari agar dapat mengetahui secara dini dan
dapat segera dilakukan tindakan untuk menghindari masuk ke stadium
lanjut.
Daftar Pustaka
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions
Classification (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.
Mardiana, Lina. 2007. Kanker pada Wanita : pencegahan dan pengobatan dengan
tanaman obat. Bogor : Penebar Swadaya
Price Sylvia, A (2005), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta. EGC
Smeltzer, suzane C & Bare, Brenda G. 2005. Buku Ajar Keperawata Medikal
Bedah Brunner & Suddarth. Ed 8, Vol 2. EGC: Jakarta
Heather, T.Herdman. 2015. NANDA International Nursing Diagnosis. Jakarta :
EGC
Moorehad Sue, dkk. 2015. Nursing Outcome Classification ed.5. Indonesia :
elseveir
M.Bulechek, Gloria, dkk.2016.Nursing Intervention Classification ed.6. Indonesia
: elseveir