Anda di halaman 1dari 19

1.

PENGERTIAN STATISTIKA
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data.
Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data.
PENYAJIAN DATA Ada dua cara penyajian data yang sering dilakukan, yaitu :
 Daftar atau tabel
Misalkan, hasil ulangan Bahasa Indonesia 37 siswa kelas XI SMA 3
disajikan dalam tabel di bawah. Penyajian data pada Tabel 1.1 dinamakan
penyajian data sederhana. Dari tabel 1.1, Anda dapat menentukan banyak
siswa yang mendapat nilai 9, yaitu sebanyak 7 orang. Berapa orang siswa
yang mendapat nilai 5? Nilai berapakah yang paling banyak diperoleh
siswa? Jika data hasil ulangan bahasa Indonesia itu disajikan dengan cara
mengelompokkan data nilai siswa, diperoleh tabel frekuensi berkelompok
seperti pada Tabel 2.. Tabel 2. dinamakan Tabel Distribusi Frekuensi.
Tabel 1. Penyajian data sederhana

Nilai Frekuensi
2 7
4 3
5 5
6 4
7 10
9 7
10 1
Tabel 2. Tabel Distribusi Frekuensi

Interval Kelas Turus Frekuensi


1–2 EB 7
3–4 C 3
5–6 EC 8
7–8 EE 10
9–10 EC 8
Jumlah 37
 Grafik atau diagram
Kerapkali data yang disajikan dalam bentuk tabel sulit untuk dipahami.
Lain halnya jika data tersebut disajikan dalam bentuk diagram maka
Anda akan dapat lebih cepat memahami data itu. Diagram adalah gambar
yang menyajikan data secara visual yang biasanya berasal dari tabel yang
telah dibuat. Meskipun demikian, diagram masih memiliki kelemahan,
yaitu pada umumnya diagram tidak dapat memberikan gambaran yang
lebih detail. a. Diagram Batang Diagram batang biasanya digunakan
untuk menggambarkan data diskrit (data cacahan). Diagram batang
adalah bentuk penyajian data statistik dalam bentuk batang yang dicatat
dalam interval tertentu pada bidang cartesius. Ada dua jenis diagram
batang, yaitu diagram batang vertikal, dan diagram batang horizontal.
Contoh Soal 1 : Selama 1 tahun, toko “Uye” mencatat keuntungan setiap
bulan sebagai berikut. Tabel 3. Keuntungan Toko “Uye” per Bulan
(dalam jutaan rupiah)

Bulan ke 2,5 1,8 2,6 4,2 3,5 3,3 4,0 5,0 2,0 4,2
6,2 6,2
Keuntungan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12
Buatlah diagram batang vertikal dari data tersebut.
Berapakah keuntungan terbesar yang diperoleh Toko “Uye” selama 1
tahun?
Kapan Toko “Uye” memperoleh keuntungan yang sama selama dua bulan
berturut-turut?
Penyelesaian :

Diagram batang vertikal dari data tersebut, tampak pada gambar berikut.

Gambar 1. Diagram batang vertikal Keuntungan Toko “Uye” per Bulan


(dalam jura rupiah)
Dari diagram tersebut tampak bahwa keuntungan terbesar yang diperoleh
Toko “Uye” selama 1 tahun adalah sebesar Rp 6.200.000,00.
Toko “Uye” memperoleh keuntungan yang sama selama dua bulan
beturut-turut pada bulan ke-11 dan ke-12.

Penyajian Data 
Data tunggal

 Diagram batang
 Diagram garis
 Diagram kotak-garis

Data kelompok

 Tabel Distribusi Frekuensi


 Histogram dan Poligon
 Ogif

Rata-Rata Data Tunggal 

Median Data Tunggal 


Ukuran data ganjil 

 
Ukuran data genap 

 
ket: setelah data diurutkan dari yang terkecil hingga terbesar

Modus Data Tunggal 


Data yang paling banyak (paling sering muncul).

Kuartil Data Tunggal 


Ukuran data ganjil 

 
Ukuran data genap 

 
ket: setelah data diurutkan dari yang terkecil hingga terbesar

Simpangan Rata-Rata Data Tunggal 

Varians dan Simpangan Baku Data Tunggal 


Varians 

 
Simpangan baku 

Mengubah Data Tunggal Menjadi Data Kelompok 


Langkah-langkah mengubah data tunggal ke data kelompok adalah sebagai
berikut.
1. Menentukan jangkauan, yaitu J=data terbesar-data terkecil.
2. Menentukan banyak kelas, yaitu K=1+3,3 log n; dengan n banyak data.
3. Menentukan panjang kelas atau interval kelas, yaitu P=J/K

Rata-Rata Data Kelompok 

 
Menggunakan rata-rata sementara 

 
x s: rata-rata sementara (pilih yang memiliki frekuensi terbesar) 
di=xi-x s

Median Data Kelompok 

 
tbMe: tepi bawah kelas median 
p: panjang kelas 
n: banyak data (total frekuensi) 
Fcum: frekuensi kumulatif sebelum kelas median 
FMe: frekuensi kelas median

Modus Data Kelompok 

 
tbMo: tepi bawah kelas modus (kelas dengan frekuensi terbesar) 
p: panjang kelas 
d1: frekuensi modus-frekuensi kelas sebelumnya 
d2: frekuensi modus-frekuensi kelas setelahnya

Kuartil Data Kelompok 

 
Qi: kuartil ke-i, i=1,2,3 
tbQi: tepi bawah kelas kuartil ke-i 
p: panjang kelas 
n: banyak data (total frekuensi) 
Fcum: frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil ke-i 
FMe: frekuensi kelas kuartil ke-i
Simpangan Rata-Rata Data Kelompok 

Varians dan Simpangan Baku Data Kelompok 


Varians 

 
Simpangan Baku 

Simpangan Lainnya 
Jangkauan antar kuartil / hamparan (H) 
H=Q3-Q1 
Simpangan kuartil (Qd) 
1/2(Q3-Q1)

Fungsi Statistik Dalam Bidang Kesehatan :

 Memeberikan gambaran/keterangan tentang masalah kesehatan


 Penentuan prioritas masalah yang perlu ditanggulangi
 Bahan yang dapat digunakan untuk perencanaan bidang kesehatan
 Dapat membandingkan tingkat kesehatan masyarakat
 Menilai dan menganalisa hasil usaha kesehatan
 Dapat menentukan kebutuhan dalam bidang kesehatan yang sudah atau
belum dipenuhi
 Dapat mencari hubungan sebab dan akibat
 Dokumentasi data kesehatan masyarakat

2. Biostastik

Biostatistik adalah data atau informasi yang berkaitan dengan masalah


kesehatan. Statistik kesehatan sangat bermanfaat untuk kepentingan
administratif, seperti merencanakan program pelayanan kesehatan, menentukan
alternatifpenyelesaian masalah kesehatan, dan melakukan analisis tentang
berbagai penyakit selama periode waktu tertentu. Statistik kesehatan dikenal
dengan istilah “biostatistik”.  Biostatistik terdiri dari dua kata dasar yaitu bio
dan statistik. Bio berarti hidup, sedangkan statistik adalah kumpulan angka-
angka. Sehingga secara harfiah biostatistik adalah kumpulan angka-angka
tentang kehidupan.

B.     JENIS-JENIS BIOSTATISTIK
Statistik secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu statistic deskriptif
dan statistik inferensial.
1.      Statistik Deskriptif
Kegiatan mulai dari pengumpulan data, pengolahan, sampai mendapatkan
informasi dengan jalan menyajikan dan analisis data yang telah terkumpul.
Tujuan dari statistik deskriptif adalah memberikan gambaran tentang keadaan
yang berkaitan dengan penyakit atau masalah kesehatan berdasarkan data yang
telah dikumpulkan. Untuk data numerik informasi yang diberikan berupa
perhitungan nilai tengah (mean, median, modus), nilai variasi. Sedangkan untuk
data kategori informasinya adalah nilai proporsi/persentase.
2.      Statistik Inferensial /statistik Induktif
Tujuan dari statistik inferensial adalah untuk menarik kesimpulan cirri-
ciri populasi berdasarkan data yang diperoleh melalui sampel. Statistik
inferensial merupakan kumpulan cara atau metode yang dapat
mengeneralisasikan nilai-nilai dari sampel dikumpulkan menjadi nilai populasi.
Hal ini dilakukan dengan menggunakan teori estimasi atau uji hipotesis.

3..    PENGERTIAN DATA
Menurut Luknis Sabri dan Sutanto. P.H (2010). Data adalah bentuk
jamak (plural) dari kata dotum, data adalah himpunan angka yang merupakan
nilai dari unit sampel kita sebagai hasil mengamati/mengukurnya.
Sutanto (2007). Mengemukakan data adalah merupakan kumpulan
angka/huruf hasil dari penelitian terhadap staf/karakteristik yang akan kita teliti.
Data merupakan materi mentah yang membentuk semua laporan riset
(Dempsey, 2002). Jadi dari pengertian di atas dapat saya simpulakan
bahwa Data adalah sekumpulan informasi yang biasanya berbentuk angka yang
dihasilkan dari pengukuran atau penghitungan.

D.    JENIS-JENIS DATA
1.      Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya
a)      Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian oleh
peneliti perorangan maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung
penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.
b)     Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh
pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non
komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik
hasil riset dari surat kabar atau majalah.
2.      Macam-Macam Data Berdasarkan Sumber Data
a)      Data Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu
organisasi secara internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi,
dsb.
b)      Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada
di luar organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk
pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain
sebagainya.

3.      Klasifikasi Data Berdasarkan Jenis Datanya


a)      Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kualitas, seperti penyataan
terhadap KB yang dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu : setuju, kurang
setuju, tidak setuju). Berbentuk kata-kata atau pengkategorian.Dalam mengolah
data mengunakan komputer, kategori tersebut harus dilakuka proses
“coding” terlebih dahulu. Misalkan : untuk setuju di beri kode 2, kurang setuju
diberi kode 1 dan tidak setuju diberi kode 0. Data Kualitatif disebut juga dengan
data kategori.
b)      Data Kuantitatif.  Data dalam bentuk bilangan (numerik), misalnya : jumlah
balita yang mendapatkan imunisasi, Berat Badan Bayi. Diperoleh dengan cara
menghitung maupun mengukur. Data Kuantitatif disebut juga dengan data
numerik.

4.      Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data


a)      Data Literal (diskrit) adalah data yang berbentuk  bilangan  bulat, misalnya :
Jumlah anak dalam keluarga, jumlah penyakit TBC, jumlah kecelakaan jalan
raya. Diperoleh dengan cara menghitung.
b)      Data Kontinyu adalah data yang berbentuk rangkaian data, nilainya
berbentuk desimal. Misalnya : Tinggi Badan, Berat Badan, Tekanan Darah.
Diperoleh dengan cara mengukur.
5.      Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya
a)      Data Cross Section
Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu.
Contohnya laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. angin
ribut bulan mei 2004, dan lain sebagainya.
b)      Data Time Series / Berkala
Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke
waktu atau periode secara historis. Contoh data time series adalah data
perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004
sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m. top dan doktor azahari dari
bulan ke bulan, dll.

3. DATA
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih
memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan,
gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya
yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek,
kejadian ataupun suatu konsep.
Informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah model, formasi, organisasi,
ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa
digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya. Dalam hal
ini, data bisa dianggap sebagai obyek dan informasi adalah suatu subyek yang
bermanfaat bagi penerimanya. Informasi juga bisa disebut sebagai hasil
pengolahan ataupun pemrosesan data.
Data bisa merupakan jam kerja bagi karyawan perusahaan. Data ini kemudian
perlu diproses dan diubah menjadi informasi. Jika jam kerja setiap karyawan
kemudian dikalikan dengan nilai per-jam, maka akan dihasilkan suatu nilai
tertentu. Jika gambaran penghasilan setiap karyawan kemudian dijumlahkan,
akan menghasilkan rekapitulasi gaji yang harus dibayar oleh perusahaan.
Penggajian merupakan informasi bagi pemilik perusahaan. Informasi
merupakan hasil proses dari data yang ada, atau bisa diartikan sebagai data yang
mempunyai arti. Informasi akan membuka segala sesuatu yang belum diketahui.
B. Jenis Data

Jenis-jenis data dapat dibagi berdasarkan sifatnya, sumbernya, cara


memperolehnya, dan waktu pengumpulannya. Menurut sifatnya, jenis-jenis data
yaitu:

 Data Kualitatif: data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka,


misalnya: Kuesioner Pertanyaan tentang suasana kerja, kualitas pelayanan
sebuah rumah sakit atau gaya kepemimpinan, dll.

 Data Kuantitatif: data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka,


misalnya: harga saham, besarnya pendapatan, dll.

Jenis-jenis data menurut sumbernya, antara lain:

 Data Internal: data intenal adalah data dari dalam suatu organisasi yang
menggambarkan keadaan organisasi tersebut. Contohnya: suatu
perusahaan, jumlah karyawannya, jumlah modalnya, atau jumlah
produksinya, dll.
 Data Eksternal: data eksternal adalah data dari luar suatu organisasi yang
dapat menggambarkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil
kerja suatu organisasi. Misalnya: daya beli masyarakat mempengaruhi
hasil penjualan suatu perusahaan.

Jenis-jenis data menurut cara memperolehnya, antara lain:

 Data Primer (primary data): data primer adalah data yang dikumpulkan


sendiri oleh perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang
diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa
interview, observasi.

 Data Sekunder (secondary data): data sekunder adalah data yang


diperoleh/ dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau
yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak
langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.

Jenis-jenis data menurut waktu pengumpulannya, antara lain:

 Data cross section, yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu


tertentu (at a point of time) untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan
pada waktu tersebut. Misalnya; data penelitian yang menggunakan
kuesioner.

 Data berkala (time series data), yaitu data yang dikumpulkan dari waktu
ke waktu untuk melihat perkembangan suatu kejadian/kegiatan selama
periode tersebut. Misalnya, perkembangan uang beredar, harga 9 macam
bahan pokok penduduk.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi


keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara
mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.

Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data
diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber
tidak langsung (data sekunder).

Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan
penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan
sebagainya.

Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk


mengumpulkan data.  Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar
cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera
photo dan lainnya.

Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket,
observasi dan wawancara.

1. Angket

Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan


cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain
yang dijadikan responden untuk dijawabnya.

Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit
dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma
Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket,
prinsip pengukuran dan penampilan fisik.

Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :

 Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk
mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.

 Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan


responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-
istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris,
dsb.

 Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka
artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan
tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang
disediakan.

2. Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya
mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat
digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi).
Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang
tidak terlalu besar.

Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-
hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.

Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana


perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah,
hubungan antar guru, dsb.

Non participant Observation


Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan
observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau
proses yang sedang diamati.

Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang


menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang
dianggap perlu sebagai data penelitian.

Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang
mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui
makna yang terkandung di dalam peristiwa.

Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list,
buku catatan, kamera photo, dll.

3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap
muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti
terhadap nara sumber atau sumber data.

Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai


studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000
responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan
sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa


informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya
sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat
bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat
membantu kelancaran wawancara.

2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak


menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan
diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah
yang ingin digali dari responden.

4. Variabel dalam Penelitian

Istilah variabel dapat diartikan bermacam – macam. Dalam tulisan ini variable
diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian. Sering pula dinyatakan variabeL penelitian itu sebagai faktor-faktor
yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Kalau ada pertanyaan tentang apa yang akan di teliti, maka jawabannya
berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulan. Secara teoritis variabel dapat didefiisikan sebagai atribut
seseorang, atau objek yang mempunyai “Variasi” antara satu orang dengan yang
lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady,1981).
Dinamakan variabel karena ada variasinya.
Menurut Y.W Best yang disebut variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau
serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti dimanupulasikan, dikontrol atau
dioservasi dalam suatu penelitian. Sedang Direktorat Pendidikan Tinggii
Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Dari kedua pengerian
tersebut dapatlah dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor
yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang kan diteliti.

Apa yang merupakan variabel dalam sesuatu penelitian ditentikan oleh landasan
teoritisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Karena itu apabila
landasan teoritisnya berbeda, variabel-variebel penelitiannya juga akan berbeda.
Jumlah variabel yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan oleh
sofistikasi rancangan penelitiannya. Makin sederhana sesuatu rancangan
penelitian, akan melibatkan variabel-variabel yang makin sedikit jumlahnya,
dan sebaliknya.
Berkaitan dengan proses kuantifikasi data biasa digolongkan menjadi 4 jenis
yaitu:

1. Variabel Nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses


penggolongan; variabel ini bersifat diskret dan saling pilah (mutually
exclusive) antara kategori yang satu dan kategori yang lain; contoh: jenis
kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan
2. Variabel Ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang
dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di
bawahnya diberi angka 2, lalu di bawahnya di beri angka 3 dan
seterusnya. (ranking)
3. Variabel Interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di
dalam pengukuran itu diasaumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran
yang sama. Contoh: variabel interval misalnya prestasi belajar, sikap
terhadap sesuatu program dinyatakan dalam skor, penghasilan dan
sebagainya.

4. Variabel ratio, adalah variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai


nol mutlak. (Drs. Sumadi Suryabrata .Metologi Penelitian. Hal. 26-27)
Menurut Fungsinya variabel dapat dibedakan :

a). Variabel Tergantung (Dependent Variabel)


Yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian
mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas.

Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga
sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruhi.

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, Kriteria, Konsekuen. Atau


dalam bahasa Indonesia sering disebut Variabel terikat. Dalam SEM(Structural
Equation Modeling) variabel dependen disebut variabel Indogen.*
b). Variabel Bebas ( Independent Variabel)
Adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti
dimanipulasi  dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena
yang diobservasi.

Karena fungsi ini sering disebut variabel pengaruh, sebab berfungsi


mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel
lain.
Variabel ini juga sering disebut sebgai variabel Stimulus, Prediktor,
antecendent. Dalam SEM(Structural Equation Modeling) variabel independen
disebut variabel eksogen.
c). Variabel Intervening

Variabel intervenig adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi


hubungan antara variabel independen dengan Variabel dependen menjadi
hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini
merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen
dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi
berubahnya atau timbulnya variabel dependen.

Variabel Intervening juga merupakan variabel yang berfungsi menghubungkan


variabel satu dengan variabel yang lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab
akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh.

d). Variabel Moderator

Dalam mengidentifikasi variabel moderator dimaksud adalah variabel yang


karena fungsinya ikut mempengaruhi variabel tergantung serta meperjelas
hubungan bebas dengan variabel tergantung.

e). Variabel kendali

Yaitu yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai variabel mederator.


Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama berkaitan
dengan variabel  moderator jadi juga  seperti variabel moderator dan bebas ia
juga ikut berpengaruh terhadap variabel tergantung

f). Variabel Rambang

Berlainan dengan variabel bebas, yaitu fungsinya sangat diperhatikan dalam


penelitian. Variabel rambang yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau
pengaruhnya hampir tidak diperhatikan terhadap variabel bebas maupun
tergantung. (Drs.Colid Narbuko,Drs.H Abu Achmadi.2004.Metode Penelitian.
Jakarta:Bumi Aksara Hal.119-120)
Sesungguhnya yang dikemukakan di dalam inti penelitian ilmiah adalah
mencari  hubungan antara berbagai variabel. Hubungan yang paling dasar
adalah hubungan antara dua variabel bebas  dan variabel terikat ( Independent
variabel dengan dengan dependent variabel).
a. Hubungan Simetris
Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel
yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4
kelompok hubungan simetris :

1). Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama.

2). Kedua variabel merupakan akibat daru suatu faktor yang sama.

3). Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada
yang lainnya pun pasti disana.

4). Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata.

b. Hubungan Timbal Balik


Hubungan timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi
sebab dan akibat dari variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal
balik bukanlah hubungan, dimana tidak dapat ditentukan variabel yang menjadi
sebab dan variabel  yang menjadi akibat.

c. Hubungan Asimetris (tidak simetri)


Satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya. Ada enam tipe
hubungan tidak simetris, yakni :

1). Hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan yang demikian itulah
merupakan salah satu hubungan kausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli.

2). Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah kecenderungan


untuk menunjukkkan respons tertentu dalam situasi tertentu. Bila “Stimulus”
datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan “Disposisi” berada dalam diri
seseorang.

3). Hubungan antara diri indiviidu dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri
di  sini adalah sifat individu yag relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi
lingkungan.

4). Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.

5). Hubungan Imanen antara dua variabel.

6). Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)


Referensi

5. SKALA PENGUKURAN

Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan atau


tolak ukur untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada pada alat
ukur sehinga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data. (Ramli : 2011).

Menurut Wikipedia, Skala pengukuran atau aras pengukuran memiliki


empat tipe, sebagaimana dikembangkan konsepnya oleh seorang psikolog
bernama Stanley Smith Stevens pada artikel di majalah Science berkepala On
the theory of scales of measurements. Pada artikel ini, Stevens mengemukakan
bahwa dalam sains dikenal empat tipe skala pengukuran yang masing-masing
disebutnya sebagai skala nominal, ordinal, interval, dan rasio.

Jenis-Jenis Pengukuran

1.      Skala Nominal

Skala nominal adalah skala pengukuran paling sederhana. skala yang


memungkinkan peneliti mengelompokkan objek, individual atau kelompok
kedalam kategori tertentu dan disimbolkan dengan label atau kode tertentu,
selain itu angka yang diberikan kepada obyek hanya mempunyai arti sebagai
label saja dan tidak menunjukan tingkatan.
Skala nominal bersifat mutually excusive  atau setiap objek hanya memiliki
satu kategori (Lababa : 2008)

2.      Skala Ordinal

Skala nominal tidak hanya menyatakan kategori tetapi juga menyatakan


peringkat kategori tersebut (Septyanto : 2008). hasil pengukuran skala ini dapat
menggambarkan posisi atau peringkat tetapi tidak mnegukur jarak antar
peringkat.
Tingkat pendidikan atau kekayaan, dalam pengukuran yang mengelompakan
status sosial, hasil pengukuran tidak dapat memberikan informasi mengenai
perbedaan antara status sosial (tinggi ke rendah, rendah ke sedang dan tinggi ke
sedang) belum tentu sama.
  Tingkat keparahan penyakit
  Tingkat kesembuhan
  Derajat keganasan kanker

3.      Skala Interval

Skala interval adalah suatu skala pemberian angka pada klasifikasi atau
kategori dari objek yang mempunyai sifat ukuran ordinal, ditambah satu sifat
lain yaitu jarak atau interval yang sama dan merupakan ciri dari objek yang
diukur. Sehingga jarak atau intervalnya dapat dibandingkan.
Skala interval bisa dikatakan tingkatan skala ini berada diatas skala ordinal
dan nominal. Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol mutlak sehingga
tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu.

4.      Skala Rasio (Skala Nisbah)

Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat yaitu
memebrikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Skala
rasio merupakan skala pengukuran  yang ditujukan pada hasil pengukuran yang
bisa dibedakan, diurutkan, mempunyai jarak tertentu, dan bisa dibandingkan
(paling lengkap, mencakup semuanya dibanding skala-skala dibawahanya).

Tipe Skala Pengukuran

Dari ke empat jenis skala, ternyata skala interval lah yang sering di gunakan
untuk mengukur fenomena/gejala social. Para ahli sosiologi membedakan dua
tipe skala menurut fenmena social yang di ukur yaitu :
1)      Skala pengukuran untuk mengukur prilaku susila dan kepribadian
a.       Skala sikap
b.      Skala moral
c.       Test karakter
d.      Skala partisipasi social

2)      Skala pengukuran untuk mengukur berbagai aspek budaya dan lingkungan


social.
a.       Skala untuk mengukur status social ekonomi
b.      Lembaga-lembaga social kemasyarakatan
c.       Kondisi kerumahtanggaaan

Ciri-Ciri Pengukurang Yang Baik

Menurut Suharsimi Arikunto bahwa suatu tes dikatakan sebagai alat


pengukur yang baik jika memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas,
praktikabilitas, dan ekonomis.
1.      Validitas

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas apabila tes itu dapat tepat mengukur
apa yang hendak diukur. Artinya, tes yang diberikan kepada peserta didik harus
dapat menjadi alat ukur terhadap tujuan yang sudah ditentukan sebelum tes
dilaksanakan.

2.      Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata reliability, reliable yang artinya dapat dipercaya,
berketetapan. Sebuah tes dikatakan memilki reliabilitas apabila hasil-hasil tes
tersebut menunjukkan ketetapan. Artinya, jika peserta didik diberikan tes yang
sama pada waktu yang berlainan maka setiap siswa akan tetap berada pada
urutan yang sama dalam kelompoknya.

3.      Objektivitas

Objektivitas dalam pengertian sehari-hari berarti tidak mengandung unsur


pribadi. Kebalikannya adalah subjektivitas, yang berarti terdapat unsur pribadi.
Jadi, sebuah tes dikatan objektif apabila tes itu dilaksanakan dengan tidak ada
faktor pribadi yang mempengaruhi, terutama pada sistem scoring.

4.      Praktikabilitas

Sebuah tes dikatakan memilki praktikabilitas yang tinggi apabila tes tersebut
bersifat praktis. Artinya, tes itu mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya,
dan dilengkapi dengan petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan atau
diawali oleh orang lain dan juga mudah dalam membuat administrasinya.

5.      Ekonomis

Tes memilki sebutan ekonomis apabila pelaksanaan tes itu tidak membutuhkan
ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.

Pengembangan Pengukuran Yang Baik

Menurut Hadjar, dalam suatu penelitian tertentu, peneliti harus mengikuti


langkah-langkah pengembangan instrumen, yaitu:
1)      Mendefinisikan variabel;
2)      Menjabarkan variabel ke dalam indikator yang lebih rinci;
3)      Menyusun butir-butir;
4)      Melakukan uji coba;
5)      Menganalisis kesahihan (validity) dan keterandalan (reliability).
Suryabrata berpendapat bahwa langkah-langkah pengembangan alat ukur
khususnya atribut non-kognitif adalah:
a.       Pengembangan spesifikasi alat ukur;
b.      Penulisan pernyataan atau pertanyaan;
c.       Penelaahan pernyataan atau pertanyaan;
d.      Perakitan instrumen (untuk keperluan uji-coba);
e.       Uji-coba;
f.        Analisis hasil uji-coba;
g.      Seleksi dan perakitan instrumen;
h.      Administrasi instrumen;
i.        Penyusunan skala dan norma.

Anda mungkin juga menyukai