Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS Pada GANGGUAN

INTEGUMEN : STEVEN JHONSON, COMBUSTIO, HERPEZ

Kelompok 8 :
Dany Setiawan (010116A018)
Hidayatun Nafi’ah (010116A044)
Ida Kusumawati (010116A045)
 
SYNDROME STEVEN JOHNSON

A. Definisi
Sindrom Steven Johnson adalah sindrom yang mengenai
kulit, selaput lendir di orifisium dan mata dengan keadaan
umum bervariasi dan ringan sampai berat, kelainan pada kulit
berupa eritema, vesikel atau bula dapat disertai purpura
(Djuanda, 1993: 127).
Sindrom Steven Johnson adalah penyakit kulit akut dan
berat yang terdiri dari erupsi kulit, kelainan dimukosa dan
konjungtifitis (Junadi, 1982: 480).
Etiologi
Penyebab belum diketahui dengan pasti, namun beberapa faktor

yang dapaT dianggap sebagai penyebab adalah:

1. Elergi obat secara sistemik

2. Infeksi

3. mikroorganisme (bakteri, virus, jamur dan

parasit)Neoplasma

4. Faktor fisik (sinar matahari, radiasi, sinar-X)


Tanda dan Gejala
• Pada yang berat kesadarannya menurun, penderita dapat
berespons sampai koma. Mulainya dari penyakit akut dapat
disertai gejala prodromal berupa demam tinggi, malaise,
nyeri kepala, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan.
• Selain itu terdapat kelainan pada kulit seperti kelainan
kulit, kelianan selaput lendir di orifisium,kelainan mata
Patofisiologi
Patogenesis SSJ sampai saat ini belum jelas walaupun sering
dihubungkan dengan reaksi hipersensitivitas tipe III (reaksi
kompleks imun) yang disebabkan oleh kompleks soluble dari
antigen atau metabolitnya dengan antibodi IgM dan IgG dan
reaksi hipersensitivitas lambat (delayed-type hypersensitivity
reactions, tipe IV) adalah reaksi yang dimediasi oleh limfosit T
yang spesifik.
Komplikasi
• Oftalmologi – ulserasi kornea, uveitis anterior,
panophthalmitis, kebutaan
• Gastroenterologi -Esophageal strictures
• Genitourinaria – nekrosis tubular ginjal, gagal ginjal, penile
scarring , stenosisvagina
• Pulmonari – pneumonia
• Kutaneus – timbulnya jaringan parut dan kerusakan kulit
permanen, infeksi kulitsekunder 
• Infeksi sitemik, sepsis
• Kehilangan cairan tubuh, shock
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Imaging Studies Chest radiography untuk mengindikasikan
adanya pneumonitis

3. Pemeriksaan histopatologi dan imonohistokimia dapat


mendukung ditegakkannya diagnosa.
Penatalaksanaan
1. Kortikosteroid
2. Antibiotik

3. Infus dan tranfusi darah


4. Topikal
Pengkajian
1. Pengkajian umum
2. Pengkajian kesadaran
3. Pengkajian primer : ABC
4. Pengkajian sekunder
Diagnosa keperawatan
• Kekurangan volume cairan bd imunodefisiensi
• Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit karena
destruksi lapisan kulit
• Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit
• Resiko infeksi berhubungan dengan hilangnya barier/perlindungan kulit.

• Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. kesulitan menelan


COMBUSTIO
Luka bakar yaitu luka yang disebabkan oleh suhu tinggi, dan
disebabkan banyak faktor, yaitu fisik seperti api, air panas, listrik
seperti kabel listrik yang mengelupas, petir, atau bahan kimia
seperti asam atau basa kuat (Triana, 2007).
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh
panas, arus listrik bahan kimia dan petir yang mengenai kulit,
mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Kusumaningrum, 2008).
ETIOLOGI
Luka bakar banyak disebabkan karena suatu hal, diantaranya
adalah
1. Luka bakar suhu tinggi(Thermal Burn): gas, cairan, bahan
padat
2. Luka bakar bahan kimia (Chemical Burn)
3. Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn)
4. Luka bakar radiasi (Radiasi Injury)
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis menurut ( Suriadi, 2010) :
• Riwayat terpaparnya
• Lihat derajat luka bakar
• Status pernapasan; tachycardia,nafas dengan menggunakan
otot asesoris, cuping hidung dan stridor
• Bila syok; tachycardia, tachypnea, tekanan nadi lemah,
hipotensi, menurunnya pengeluaran urine atau anuri
• Perubahan suhu tubuh dari demam ke hipotermi.
•  
Patofisiologi
Fisiologi syok pada luka bakar akibat dari lolosnya cairan dalam sirkulasi kapiler
secara massive dan berpengaruh pada sistem kardiovaskular karena hilangnya
atau rusaknya kapiler, yang menyebabkan cairan akan lolos atau hilang dari
compartment intravaskuler kedalam jaringan interstisial.  Eritrosit dan leukosit
tetap dalam sirkulasi dan menyebabkan peningkatan hematokrit dan leukosit. 
Darah dan cairan akan hilang melalui evaporasi sehingga terjadi kekurangan
cairan.
Kompensasi terhadap syok dengan kehilangan cairan maka tubuh mengadakan
respon dengan menurunkan sirkulasi sistem gastrointestinal yang mana dapat
terjadi ilius paralitik, tachycardia dan tachypnea merupakan kompensasi untuk
menurunkan volume vaskuler dengan meningkatkan kebutuhan oksigen
terhadap injury jaringan dan perubahan sistem.  Kemudian menurunkan
perfusi pada ginjal, dan terjadi vasokontriksi yang akan berakibat pada depresi
filtrasi glomerulus dan oliguri.
Derajat Kedalaman Luka Bakar
1. Luka bakar derajat I
2. Luka bakar derajat II
3. Luka bakar derajat III
4. Luka bakar derajat IV
LUAS LUKA BAKAR
• Rumus Baxter
Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 ml RL
Missal :60% x 50 kg x 4 ml= 12000 ml RL
• 8 jam pertama diberikan setengah cairan total taitu : 6000 ml
RL dan 16 jam berikutnya diberikan sisa cairain yaitu 6000 ml
RL
• Hari kedua diberikan setengah cairan total hari pertama yaitu
6000 ml RL
Penatalaksanaan
Penanganan di Lapangan
Penanganan di Rumah Sakit
Penanganan pertama luka bakar di unit gawat darura
Penanganan klien luka bakar di unit perawatan intensif
Pengkajian
• Pengkajian primer
• Pengkajian skunder
• Pengkajian tersier
Diagnosa keperawatan
• Penurunan curah jantung Berhubungan dengan perubahan
tekanan darah dan perubahan warna kulit
• hipertermiBerhubungan dengan peningkatan laju
metabolisme, dehidrasi
• Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan deformitas
didnding dada, peletihan otot-otot pernafasan, hiperventilasi
• kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairanaktif (evaporasi akibat luka bakar)
HERPEZ
Herpes adalah radang kulit yang ditandai dengan pembentukan
gelembung-gelembung berkelompok. Gelembung-gelembung ini
berisi air pada dasar peradangan.
Pengertian dari penyakit herpes sendiri adalah penyakit yang
meradang pada kulit dan biasanya akan muncul gelembung
berisi air dan secara berkelompok.
Herpes simpleks
• Etiologi: HVS I & HVS II
• PATOFISIOLOGI
Virus herpes simpleks disebarkan melalui kontak langsung antara
virus dengan mukosa atau setiap kerusakan di kulit. Virus herpes
simpleks tidak dapat hidup di luar lingkungan yang lembab dan
penyebaran infeksi melalui cara selain kontak langsung kecil
kemungkinannya terjadi. Virus herpes simpleks memiliki
kemampuan untuk menginvasi beragam sel melalui fusi langsung
dengan membran sel. Pada infeksi aktif primer, virus menginvasi
sel pejamu dan cepat berkembang dengan biak, menghancurkan
sel pejamu dan melepaskan lebih banyak virion untuk menginfeksi
sel-sel disekitarnya. Pada infeksi aktif primer, virus menyebar
melalui saluran limfe ke kelenjar limfe regional dan menyebabkan
limfadenopati.
• PENCEGAHAN
Karena kemungkinan tertular penyakit ini meningkat dengan
jumlah pasangan seksual seseorang, membatasi jumlah
pasangan adalah langkah pertama menuju pencegahan.Untuk
menjaga dari penyebaran herpes, kontak intim harus dihindari
ketika luka pada tubuh.Gatal, terbakar atau kesemutan mungkin
terjadi sebelum luka berkembang.Hubungan seksual harus
dihindari selama waktu ini.Herpes bahkan dapat menyebar
ketika tidak ada luka atau gejala
PENATALAKSANAAN
• Penanganan di Lapangan
• Penanganan di Unit Gawat Darurat
Pengkajian
• Pengkajian primer
• Pengkajian sekunder
• Pengkajian tersier

Diagnosa Keperawatan
• Nyeri akut b/d agens cedera biologis. (Domain 12. Kenyamanan,
Kelas 1. Kenyamananan Fisik. 00132. Hal. 469. Nanda – i
2015/2017)
• Hipertermia berhubungan dengan menurunnya sistem imun

Anda mungkin juga menyukai