Anda di halaman 1dari 24

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian terapi Komplementer


Bentuk tindakan intervensi kebidanan yang digunakan dalam sistem pelayanan
kebidanan konvensional yang telah disepakati oleh kelompok keilmuwan tertentu dan
dijadikan pokok dalam penanganan pasien yang didukung oleh penggunaan standar dalam
tindakan kebidanan yang didasarkan pada hasil kajian sistematik dan evidance base
tertentu.
George 1995 dalam (Andris, Nicolas & Wolf(2006),  mengatakan bahwa bidan  pada
dasarnya adalah profesi yang memberikan pelayanan secara holistik,
sehingga pengggunanaan terapi komplementer dan alternatif merupakan salah satu cara
untuk membantu pasien secara fisik, mental, sosial dan emosional.
Terapi Komplementer merupakan metode penyembuhan yang caranya berbeda dari
pengobatan konvensional di dunia kedokteran, yang mengandalkan obat kimia dan
operasi, yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Banyak terapi modalitas yang
digunakan pada terapi komplementer mirip dengan tindakan perawatan seperti teknik
sentuhan, masase dan manajemen stress.
Komplementer adalah cabang ilmu yang menerapkan pengobatan non konvensional
yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif untuk
mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap
penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui pendidikan terstruktur
dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan
biomedik tapi belum diterima dalam kedokteran konvensional.

Momand Baby Spa adalah salah satu jalan untuk relaksasi tubuh setelah lelah
beraktivitas sepanjang hari maupun sepanjang minggu. Dengan melakukan Spa akan
merasakan pijatan lembut dan refleksi tubuh sehingga bisa kembali segar dan siap
beraktivitas kembali. Spa bisa dilakukan kepada siapa saja, termasuk bayi, Ibu hamil dan
pasca melahirkan. Spa untuk bayi  dilakukan dalam bentuk pijatan. Tujuannya adalah
untuk memperlancar peredaran darah serta masih banyak lagi manfaat dari Mom & Baby
Spa yang bisa didapatkan untuk kesehatan ibu dan bayi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian pelayanan kesehatan diantaranya yaitu
ilmu pengetahuan dan teknologi baru, pergeseran nilai pada masyarakat, aspek legal dan
etik, ekonomi, dan politik (Hidayat, 2008). Agar dapat berhasil dalam menjalankan
praktek kebidanan mandiri, maka bidan dituntut untuk dapat memberikan pelayanan
yang bermutu dan mempunyai keunggulan dibanding dengan tempat lain. Menurut
Moenir dalam Al-Assaf (2009), terdapat beberapa faktor yang mendukung berjalannya
suatu pelayanan dengan baik, yaitu aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan,
organisasi profesi, keterampilan petugas dan sarana prasarana.

Adapun jenis-jenis terapi komplementer antara lain:

a. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) meliputi : Hipnoterapi,
mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga
b. Sistem pelayanan pengobatan alternatif meliputi: akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati,
aromaterapi, ayurveda
c. Cara penyembuhan manual meliputi: chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu,
osteopati, pijat urut
d. Pengobatan farmakologi dan biologi meliputi: jamu, herbal, gurah
e. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan meliputi: diet makro nutrient,
mikro nutrient
f. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan meliputi: terapi ozon, hiperbarik.

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI tentang jenis-jenis terapi


komplementer yang telah diakui di Indonesia yang tersebut di atas, sebenarnya
setiap tenaga kesehatan mempunyai perlindungan hukum untuk dapat memberikan
pelayanan kesehatan menggunakan terapi komplementer sesuai dengan lingkup pelayanan
berdasarkan profesinya. Dalam pelayanan kebidanan, hampir semua yang tersebut di atas
dapat diaplikasikan oleh bidan pada ibu dan anak.

Alasan bidan mempraktekkan terapi komplementer dalam pelayanan kebidanan


yaitu:
1. Mengedukasi masyarakat bahwa terapi komplementer merupakan upaya preventif
dalam mendukung tercapainya derajat kesehatan masyarakat.
Suatu upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dengan mengupayakan pada
upaya promotif dan preventif (Kemenkes RI, 2010).

2. Mendukung pengobatan/terapi konvensional yang menggunakan obat.

Sesuai dengan terapinya komplementer merupakan cara


penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung atau pendamping
kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain
diluar pengobatan medis yang konvensional (Anonim, 2012).

3. Terapi komplementer menstimulasi kekuatan alami terapeutik dari tubuh


pasien/klien sehingga aman dan tanpa efek samping.

Walaupun bukti-bukti ilmiah belum banyak yang mendukung tentang


penggunaan terapi komplementer (Ernst&Wats on, 2012), namun berdasarkan
pengalaman provider dan user, terapi komplementer aman dan dapat digunakan pada
ibu dan anak. Obat-obat komplementer yang digunakan dalam pemberian terapi
komplementer adalah obat bersifat natural yaitu mengambil bahan dari alam.
Bahan-bahan yang umum digunakan dalam pengobatan komplementer di Indonesia
umumnya telah dikaji dan diteliti keefektivitasannya dan keamanannya (Anonim,
2012).

4. Meningkatkan daya saing pasar dan merupakan pembeda/unggulan dengan BPM


yang lainnya.
Pelayanan kebidanan komplementer dapat menjadi nilai tambah bagi praktek
bidan mandiri. Dengan menyedikan pelayanan yang inovatif dan layanan yang
sesuai dengan harapan mereka, maka telah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
(Al-Assaf, 2009).

5. Memenuhi permintaan pasien/klien atas terapi non konvensional sehingga


meningkatkan kepuasan klien.
Kepuasan klien merupakan bagian dari pelayanan kesehatan bermutu. Prinsip
peningkatan mutu pelayanan kesehatan adalah dengan memenuhi kebutuhan klien,
yaitu dengan memenuhi pelayanan yang diinginkan klien. Dengan memenuhi
permintaan klien, maka terjadi proses perbaikan proses, kuantitas dan kualitas
pelayanan (Wijoyo, 2008).

6. Mengurangi angka kesakitan akibat kesalahan pertolongan oleh tenaga non


kesehatan yang tidak terlatih.
Kesalahan pertolongan dari penggunaan terapi komplementer oleh tenaga yang
tidak terlatih, dapat menyebabkan cedera yang serius. Sesuai dengan peraturan
menteri kesehatan (Permenkes No: 1109/ Menkes/Per/IX/2007), pengobatan
komplementer dan alternatif tidak dilakukan oleh paramedis/dokter pada
umumnya, tetapi oleh seorang ahli atau praktisi yang menguasai keahliannya
tersebut melalui pendidikan yang lain/non medis. Namun dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RI yang lain (Permenkes No: 1109/Menkes/Per/IX/2007),
menjelaskan tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer dan alternatif oleh
tenaga kesehatan dan di fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut,
sebaiknya masyarakat lebih mempercayakan pemberian pelayanan kesehatan
konvensional maupun komplementer pada tenaga kesehatan yang telah terlatih.

Alasan bidan tidak mempraktekkan terapi komplementer dalam pelayanan


kebidanan yaitu:
1. Kurangnya akses bidan untuk menjangkau tercapainya pengetahuan dan keterampilan
yang baik tentang terapi komplementer.
Berdasarkan keikutsertaan dalam seminar dan pelatihan tentang terapi
komplementer dalam pelayanan kebidanan mayoritas belum pernah mengikuti,
didukung oleh tingkat pengetahuan yang kurang baik/cukup sebesar, dan
pendidikan terakhir DIII Kebidanan belum mendapatkan materi terapi komplementer.

2. Kurangnya dukungan dari organisasi profesi.


3. Masyarakat beranggapan bahwa pemberian terapi komplementer bukan merupakan
tugas tenaga kesehatan, sehingga mengurangi minat masyarakat akan pengobatan
menggunakan terapi komplementer oleh tenaga kesehatan.
Pada masyarakat kita, pemberian tarapi komplementer dan terapi medis masih
dibedakan dan belum bisa dilakukan secara beriringan. Hal ini diakibatkan oleh
pemberi pelayanan terapi komplementer masih banyak dilakukan oleh tenaga non
kesehatan dengan mengikuti pendidikan non formal. Sesuai dengan anggapan ini,
maka perlu adanya sosialisasi pada masyarakat bahwa pemberian terapi
komplementer merupakan pelengkap dalam terapi medis dan dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan terlatih yang menempuh pendidikan formal.

4. Masih banyak dukun aktif yang menjalankan tradisi memberikan terapi


komplementer dan alternatif.
Dukun merupakan mitra bidan yang keberadaannya masih sangat di percayai
oleh masyarakat. Pendekatan dukun menggunakan pendekatan kekeluargaan dan
menjunjung tinggi adat istiadat setempat, sehingga lebih mudah di percayai oleh
masyarakat. Pemberian terapi komplementer masih diasumsikan merupakan wewenang
dukun, untuk itu perlu adanya sosialisasi dan pendidikan kesehatan pada
masyarakat bahwa pemberian terapi komplementer merupakan pelengkap dalam
pemberian terapi konvensional medis.
Pada poin ini, disajikan jenis-jenis terapi komplementer lebih spesifik khususnya untuk
terapi pijat/massage dan penggunaan obat herbal/ramuan tradisional. Dari total responden
yang melaksanakan pelayanan kebidanan komplementer (14.4% dari 181 responden),
sebanyak (80.8%) menjalankan praktek massase/pijat, jenis-jenisnya meliputi: pijat oksitosin
(47.6%), pijat full body (33,3%), pijat bayi (81%), massage payudara (42.9%), dan
massage perineum (4.8%). Sedangkan sebanyak (11.5%) memberikan obat herbal/ramuan
tradisional dengan jenis: ekstrak daun katuk racikan (66.7%), dan jamu uyup-uyup (33.3%).

Pelayanan kebidanan komplementer yang dipraktekkan oleh bidan yaitu:

A. Pijat Oksitosin
Oksitosin merupakan suatu hormon yang dikenal mempunyai kemampuan
untuk menstimulasi pengeluaran air susu ibu (ASI) dan kontraksi uterus. Hormon
oksitosin juga berperan dalam kecemasan, pola makan, perilaku sosial dan respon
stress. (Hashimoto, 2014) Pijat oksitosin merupakan pemijatan tulang belakang pada
costa ke 5-6 sampai ke scapula yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis
merangsang hipofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin. (Depkes RI,2009)
Berdasarkan hasil wawancara pada bidan yang memberikan pelayanan kebidanan
komplementer, mereka melakukan pijat oksitosin pada ibu nifas dimulai hari pertama.
Menurut bidan, pijat oksitosin yang mereka implmentasikan terbukti dapat
memperlancar produksi ASI, pada kira-kira 20 menit setelah pemijatan. Pemijatan
dilakukan oleh suami ibu nifas selama 15 menit minimal sehari sekali.

B. Pijat Nifas
Pijat nifas yang dimaksud adalah massase pada ibu nifas yang dilakukan dari kepala
hingga ke kaki. Pijat ini dilakukan dalam rangkaian postnatal treatment (spa postnatal).
Pijat ini umumnya dilakukan bidan pada minggu pertama hingga minggu kedua
setelah persalinan ibu nifas.
Menurut Nadya (2013), massage nifas sangat membantu ibu dalam masa nifas
dalam proses penyembuhan fisik dan psikologis yang dibutuhkan selama masa nifas.
Massage nifas akan membantu ibu dalam memulihkan semangat dan melepaskan
ketegangan emosi yang terjadi. Menjalani terapi massage juga akan membantu ibu
nifas untuk mendapatkan relaksasi yang maksimal yang diperlukan selama masa
pemulihan. Massage nifas dapat dilakukan tepat setelah ibu melahirkan secara normal.

Prosedur Body Massage Dalam Masa Nifas

Selama sembilan bulan kehamilan, tubuh Ibu mengalami perubahan yang luar biasa.
Setelah si Kecil lahir pun, tubuh Ibu akan mengalami proses pemulihan seperti kembalinya
ukuran rahim, keluarnya cairan dari vagina serta kelelahan setelah menjalani proses
persalinan. Beberapa Ibu mungkin juga mengalami stres dan emosi yang labil berkenaan
dengan perubahan hormon yang terjadi setelah melahirkan.

Pijat setelah melahirkan dapat memberikan beberapa manfaat dan efektif membantu
pemulihan Ibu dalam masa nifas, seperti meredakan beberapa titik kelelahan pada tubuh,
melepaskan tegangan pada otot, memperbaiki peredaran darah, dan meningkatkan pergerakan
sendi serta peremajaan tubuh.

Ada sebagian Ibu mulai dipijat segera setelah pulang dari rumah sakit. Namun bagi Ibu
yang menjalani operasi sesar, sebaiknya tunggu hingga luka operasi sembuh. Pemijatan ini
dilakukan dari telapak kaki, paha, bagian pantat, punggung sampai panggul. Untuk
menghindari kelelahan fisik bagian kaki, paha, punggung, dan panggul, baik akibat
melahirkan maupun menyusui. Dilakukan dengan menambahkan Massage oil yang beraroma
segar dapat memberikan perasaan rileks.

Manfaat pijat pada masa nifas:

1. Proses melahirkan akan meregangkan tubuh Ibu, terutama bagian perut, punggung, dan
panggul. Dengan pijatan lembut, selain meredakan beberapa titik nyeri dan melepaskan
tegangan pada otot, pijat dapat meningkatkan aliran darah dan oksigen ke dalam otot dan
dapat meredakan nyeri atau pegal-pegal pada tubuh.
2. Gerakan meremas, mengusap, dan tekanan saat pijat dapat membantu pengencangan
bagian perut dan membantu pemulihan tubuh.
3. Membantu pelepasan hormon endorfin di otak yang merupakan pereda nyeri alami.
4. Membantu melepaskan hormon oksitosin yang merangsang pengeluaran ASI dan
memudahkan proses menyusui. Pijatan pada payudara akan membantu membuka saluran
kelenjar susu yang tersumbat, sehingga mengurangi risiko radang kelenjar pada payudara
(mastitis).
5. Mempercepat pemulihan operasi sesar, karena meningkatkan sirkulasi dan merangsang
proses penyembuhan organ dalam.
6. Bila pijat menggunakan minyak berbahan dasar almond dapat membantu menyamarkan
stretch marks.
7. Membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan aliran limfe
8. Mengurangi kram otot.
9. Membantu mengatasi stres setelah melahirkan.

Berikut adalah step untuk pemijatan tubuh ( body massage) yang benar untuk ibu
nifas:

                                 

1) Gunakan tehnik pijat yang sederhana dan menyenangkan. Pemijatan harus menggunakan
telapak tangan dan terarah. Dimulai dari arah belakang ke arah depan kemudian memutar
dengan arah yang benar.
2) Mulailah dengan memijat punggung bagian bawah dan atas kemudian ke arah bahu,
pastikan untuk mengulangi beberapa kali. Usahakan bisa memberikan layanan pemijatan
yang bisa memuaskan konsumen.
3) Selanjutnya, pemijatan di lakukan di bagian kaki dan paha. Ulangi dengan step pertama
di atas. Bagian ini adalah salah satu yang membutuhkan extra perhatian lebih karena
bagian tubuh yang paling tegang dari tubuh manusia.
4) Sebelum mengakhiri pemijatan, lakukan pengurutan (Pengusapan) menggunakan minyak
essential atau aromatherapy secara menyeluruh untuk memberikan kenyamanan pada
konsumen setelah pemiijatan.
5) Akhiri pemijatan dengan massage bagian wajah dengan lembut dan menyeluruh agar
dapat membuat konsumen lebih rileks dan wajah menjadi lembut dan segar.
6) Semoga tips ini bermanfaat bagi Anda yang ingin memberikan layanan proffesional
kepada pelanggan Anda.

Prosedur Aroma theraphy dalam masa nifas

Aroma terapi terkait dengan penggunaan substansi aromatik dalam tumbuhan yang
disebut essence atau yang dikenal dengan minyak essensial (minyak asiri). Selama beribu
tahun, tumbuhan aromatik telah dimanfaatkan oleh begitu banyak peradaban disegala bagian
dunia yang dengan dorongan intuisi dan indera pengamatan telah dapat menemukan jawaban
dari dunia flora atas pelbagai permasalahan kesehatan.

Diharapkan aromaterapi tidak hanya merupakan terapi masase untuk stress, tetapi benar
benar akan menjadi terapi komplementer yang dapat membantu banyak pasien. Terapi
minyak esensial dengan disertai masase dapat dilakukan terhadap kelayan. Kelayan dengan
kesulitan berkonsentrasi, ketegangan otot, kesulitan tidur, gelisah, dan lain baik bersifat fisik
maupun emosi (mental) memerlukan perhatian, kasih sayang, sentuhan. Upaya ini dapat
dilakukan terutama dengan menggunakan dan mengembangkan indera sentuhan dan juga
indera pembau.

Aromaterapi adalah sistem penyembuhan yang melibatkan pemakaian minyak asiri atau
minyak esensial murni (Aromaterapi, Jan Balkam, 2001;1). Minyak asiri atau minyak
esensial merupakan hasil sulingan dari berbagai bagian tanaman, bunga tumbuhan maupun
pohon.

CARA MENGGUNAKAN AROMATERAPI :

Ketika satu jenis minyak asiri yang mengandung aroma tertentu sudah dipilih, maka
dapat menyenangkan dan kehadirannya tidak hanya sesuai dengan keadaan fisik, melainkan
juga kebutuhan mental dan emosi. Memilih minyak asiri yang sesuai tidak sekedar mengena
pada fisik tetapi juga memenuhi kebutuhan baik mental maupun emosi. Gambaran yang akan
diberikan dimaksudkan sebagai petunjuk seseorang dalam memilih minyak asiri. Maka
nikmati atau rasakan dalam mencipta racikan dengan membiarkan kreasi preferensi dan
intuisi seseorang sebagai petunjuk.

Awalnya inilah yang terbaik untuk memakai satu atau dua minyak asiri yang berbeda,
kemudian sewaktu seseorang mengetahui minyak dengan baik, maksimal ada tiga atau empat
yang mungkin bisa diracik. Untuk mudahnya, disini terdapat beberapa petunjuk yang
bermamfaat dalam hal ukuran – ukuran cairan minyak asiri. 20 tetes minyak asiri = 1 ml 1
sendok teh = 5 ml 1 sendok makan = 15 ml.

1. Dosis minyak asiri yang dianjurkan


Untuk campuran pijat dianjurkan orang dewasa dan remaja cukup memakai 2,5 persen
campuran. contohnya, 25 tetes campuran minyak asiri dalam botol berisi 50 ml seperti
almond manis. Untuk bak mandi ditambahkan antara 3 tetes satu jenis minyak asiri dan
10 tetes keseluruhan jika memakai minyak asiri yang telah dipakai.

2. Cara memakai minyak asiri


a. Bak mandi Mengingat minyak asiri tidak menyatu dengan air, jadi tetaplah
mengaduk air dengan baik untuk memastikan minyak tersebut agar merata
dipermukaan air. Rendam didalam air selama sedikitnya 15 menit. Aroma bak mandi
tersebut dapat juga dibuat dengan menambahkan 3 sampai 6 tetes minyak asiri untuk
semangkok besar air panas.
b. Pernapasan Minyak asiri dapat langsung dihirup dengan memercikkannya antara 1-3
tetes yang anda pilih di atas sapu tangan dan hirup dalam–dalam secara teratur.
Minyak dapat dipakai dalam wujud uap hirup.
c. Dalam proses pijat. Minyak asiri sangat bermanfaat dan dapat dicampurkan dengan
minyak dasar berkualitas bagus dan tidak menyebabkan iritasi sebelum diusapkan ke
permukaan kulit.
d. Pada pengharum ruangan. Keharuman tergantung pada ukuran kamar atau ruangan
yang ingin anda semprot, tambahkan 5 sampai 10 tetes minyak asiri untuk alat
penguapan. Alternatifnya, anda dapat memercikkan takaran minyak yang sama
kedalam semangkok air panas atau tambahkan minyak sebagai isi spray.
Teori paling akhir menyatakan bahwa perbedaan molekul aromatik mungkin juga memasuki
tempat–tempat yang berbeda pada sejumlah alat penerima (receptor) yang meliputi
keseluruhan helai rambut. Saat molekul aromatik yang terhirup kedalam penerima pesan yang
“benar” atau pengakuan yang dikirim melalui saraf indera pencium yang langsung menuju
sistem limbic yang terletak didalam otak. Keadaan ini menyebabkan respon atas rasa suka
atau tidak suka mencium bau. Sistem limbic menghasilkan seluruh respon naluri kita seperti:
emosi, dorongan seks dan memori kita berkaitan erat dengan otak yang menceramti indera
pencium. Sistem ini berhubungan dengan bagian yang mempengaruhi kelenjar lendir.
Kelenjar ini memiliki fungsi penting dan ikut mempengaruhi keseimbangan hormon dalam
tubuh. Disamping mempengaruhi sistem saraf dan hormonal, perbedaan aroma juga dapat
meningkatkan baik perasaan positif dan negatif. Tentu saja indera penciuman ini bahkan
mungkin mengingatkan kita pada orang, tempat maupun situasi pada masa lampau

Sistem kunjungan nifas dalam pelayanan nifas

Kunjungan masa nifas terdiri dari :

1. Kunjungan I: (6- 8 jam setelah persalinan )

Tujuannya :

a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.


b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan
berlanjut
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
d) Pemberian ASI awal.
e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

2. Kunjungan II: (6 hari setelah persalinan)

Tujuannya:

a) Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah


umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b) Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat
d) Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda penyakit.
e) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga
bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari.

3. Kunjungan III: (2 minggu setelah persalinan)

Tujuannya :

a) Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah


umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b) Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat
d) Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda penyakit.
e) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga
bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari.

4. Kunjungan IV: (6 minggu setelah persalinan)

Tujuannya:

a) Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami


b) Memberikan konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998)

Tujuan kunjungan masa nifas antara lain yaitu :

1) Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi


2) Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan
kesehatan ibu nifas dan bayinya
3) Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas
4) Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas
maupun bayinya

     
C. Pijat Bayi

Hampir semua bidan dalam penelitian ini yang menjalankan praktek


kebidanan komplementer, menyatakan bahwa pijat bayi yang dilakukan pada
pasien/klien awalnya dilakukan karena permintaan ibu (klien). Beberapa bidan
menerima pemijatan bayi dalam rangkaian perawatan baby spa. Hasil pemaparan
bidan menjelaskan bahwa dengan pijat bayi, akan membuat bayi tidak ‘rewel’ dan
meningkatkan nafsu makan. Usia bayi yang dipijat bervariasi, rentang 0-12 bulan.
Temuan ini didukung oleh penjelasan Idward (2012), bahwa pijat bayi mempunyai
banyak keuntungan, antara lain mengurangi kebiasaan menangis, menaikkan berat
badan, membuat bayi mudah tidur, melatih eye contact dengan ibu, mengurangi level
stres hormon bayi, juga membantu bayi untuk buang air besar. Pijat bayi dilakukan pada
saat bayi dalam keadaan santai dan di tempat yang hangat. Dapat dilakukan sampai
usia 3-4 tahun.

Manfaat dari pijat bayi


1) Sirkulasi darah jadi lancar.
2) Terapi sentuhan (pijat) bisa memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan
berat badan bayi dan peningkatan produksi air susu ibu (ASI).
3) Mengoptimalkan proses pertumbuhan.
4) Meningkatkan daya tahan tubuh.
5) Membantu otak melepaskan hormone yang membuat bayi menjadi relaks dan nyaman.
6) Mengurangi kerewelan bayi, biasanya bayi yang sering dipijat akan mudah tidur lelap.
7) Mempererat ikatan batin dan emosional antara orang tua dan bayi.
8) Untuk kasus tertentu, pijat bayi juga dapat memberikan manfaat tambahan. Bagi
pasangan yang masih remaja (teenage parents), pijat bayi mendongkrak rasa percaya diri
dan rasa penerimaan atas keadaannya menjadi orang tua, serta meningkatkan harga diri
sebagai orang tua.
9) Terhadap perkembangan emosi anak, sentuhan orang tua merupakan dasar perkembangan
komunikasi, yang akan memupuk cinta kasih timbal-balik, dan menjadi penentu bagi
anak untuk menjadi anak yang berbudi pekerti dan percaya diri. Lagi pula ia akan merasa
aman karena merasa yakin memiliki kasih sayang dan perlindungan dari orang tua.

C.     Syarat-syarat di perbolehkannya pijat bayi


1) Bayi dalam keadaan sehat, tidak sakit.
2) Bayi tidak dalam keadaan lapar.
3) Bayi sudah selesai minum susu sekitar satu jam yang lalu.
4) Jangan sekali-kali memaksa bayi bila terlihat ia sedang tidak ingin dipijat.
5) Buka seluruh baju bayi.
6) Gunakan baby oil untuk memudahkan pijat bayi.

Penting diperhatikan :
a. Pastikan kedua tangan Anda bersih.
b. Sebelum memulai, lepas semua perhiasan pada kedua belah tangan Anda, seperti
cicin dan gelang.
c. Kuku jari tangan Anda dalam keadaan terpotong pendek dan bersih, agar kulit
bayi tidak tergores.
d. Lakukan dengan hati-hati dan lembut.
e. Lakukan di dalam ruangan yang hangat dan tidak pengap (aliran udara di dalam
ruangan lancar).
f. Baringkan bayi di atas tempat yang memiliki permukaan rata dan empuk,
misalnya kasur atau karet busa yang tebal.
g. Putarlah musik berirama lembut dan menyenangkan.
h. Tips melakukan pijat pada bayi:
1. Tidak boleh melakukan pijat bayi saat bayi sedang makan atau setelah
menyusui, usahakan minimal satu jam sebelum atau setelah melakukan hal
tersebut.
2. Sebaiknya dilakukan sebelum bayi mandi, lalu dilanjutkan dengan mandi
sehingga bayi akan merasa lebih segar.
3. Usahakan anak dalam keadaan senyaman mungkin dan tidak boleh dalam
keadaan menangis.
4. Tingkat penekanan yang diberikan sama dengan saat orang dewasa
menyentuh kelopak matanya, jadi seperti dihusap saja. Jelas berbeda dengan
private massage.
5. Memijat bayi dari atas atau kepala ke bawah.

D.    Waktu yang tepat dilakukan pijat bayi


Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir. Jadi, dapat dimulai kapan saja
sesuai keinginan. Bayi akan mendapat keuntungan lebih besar bila pemijatan dilakukan tiap
hari sejak lahir sampai usia enam atau tujuh bulan.
Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi. Bisa juga malam hari sebelum
bayi tidur sehingga bayi dapat tidur lebih nyenyak. Tindakan pijat dikurangi seiring dengan
bertambahnya usia bayi. Sejak usia enam bulan, pijat dua hari sekali sudah memadai.

E.     Daerah-daerah yang dapat dilakukan pijat bayi


Daerah-daerah yang dapat dilakukan pijat bayi yaitu pada daerah kaki,telapak
kaki,dada,perut,tangan,lengan,kepala,muka,punggung,dan bokong

F.      Teknik-teknik dalam melakukan pijat bayi


a.       Cara Pemijatan untuk Berbagai Kelompok Umur
1. Umur 0-1 bulan. Disarankan diberikan gerakan yang lebih mendekati usapan-usapan
halus. Sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di daerah perut sebelum tali pusat lepas
uput).
2. Umur 1-3 bulan. Disarankan diberikan gerakan halus disertai tekanan ringan.
3. Umur 3 bulan-1 tahun. Disarankan agar seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan
dan waktu yang makin meningkat.
4. Total waktu pemijatan disarankan 15 menit. Urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai
dari bagian tungkai, kaki, lengan, tangan, perut, dada, punggung, dan diakhiri bagian
muka.
Gerakan memijat menuju ke arah jantung
a) Gerakan usapan misalnya, dapat menenangkan anak, sehingga bermanfaat bagi
anak yang berpembawaan gugup
b) Remasan berkhasiat pada jaringan penentu kemelaran otot yang terletak pada
gelendong jaringan otot. Dengan kata lain, remasan dapat membuat otot bayi
menjadi lebih kuat, sekaligus akan lebih melancarkan peredaran darah.Teknik
remasan dilakukan dengan cara bagian tungkai atau lengan dipadatkan atau
dimelarkan menggunakan sisi tangan bagian dalam dan sedikit gerakan memeras;
mirip gerakan membuat adonan roti.
c) Teknik kocokan dilakukan dengan cara "menggulung". Tangan diletakkan sejajar
dengan anggota badan, sambil mengurut seperti menggulung sosis atau mengaduk
adonan. Teknik ini bermanfaat untuk mengendorkan jaringan.
d) Teknik lingkar. Mula-mula dilakukan usapan, kemudian membuat bentuk
lingkaran-lingkaran dengan kedua tangan. Dari lingkaran besar kemudian
mengecil. Dengan latihan, lingkaran yang terbentuk akan makin bulat. Teknik
urut lingkar, memberikan stimulasi pada permukaan jaringan, bahkan ke bagian
jaringan lebih dalam. Hasilnya, aliran darah meningkat dan pembuluh darah lebih
lebar.

b.  Teknik lain mengurut wajah bayi:


1) Gerakan membedaki hidung. Hidung bayi "dicolek" bedak dengan telunjuk.
2) Gerakan menyeterika dahi. Caranya, pelipis diusap dengan telapak tangan.
3) Gerakan cincin mata. Membuat lingkaran di sekeliling mata dengan ujung jari.
4) Gerakan lingkar di pipi dengan cara menggambar lingkaran di pipi, mula-mula besar
kemudian makin kecil.
5) Gerakan mencubit-cubit kulit pipi.
6) Menempelkan telapak tangan di pipi lalu digoyang-goyangkan.
7) Gerakan bersiul, yaitu dengan mengusahakan agar mulut bayi dimonyongkan.
a. Selain untuk mengurut wajah, teknik urut serupa juga bisa untuk pemijatan bagian kaki,
tungkai dan lengan, perut, dada dan punggung.

Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, pemijatan bayi tak bisa dilakukan secara
sembarangan. Ada cara dan rambu-rambu yang mesti diperhatikan. Berikut adalah cara atau
pedoman pemijatan pada bayi.
a. Pijatan di kepala
1. Pegang wajah bayi anda dengan lembut diantara kedua tangan anda sambil berbicara
dengan suara yang menenangkan dan lembut. Tatap mata bayi anda ketika berbicara
dan dengan menggunakan kedua tangan berikan tekanan kebawah pada kedua sisi
wajah. Ini akan memberi rasa dekat pada anda berdua
2. Putar tangan anda kesamping dan selipkan dibawah kepala bayi. Topang berat kepala
pada bagian bawah telapak tangan sambil memijat kulit kepala dengan jari-jari anda
yang bergerak membentuk lingkara-lingkaran kecil
3. Gunakan ibu jari untuk menekan telinga. Tekan telinga dengan ibu jaridan jari telunjuk
sambil memberikan pijatan mulai dari atas telinga sampai ke cuping telinga
4. Gunakan jari untuk menekan leher kea rah bahu. Awali dengan jari kelingking dan
gunakan bagian ujung dari keempat jari anda secara berurutan
5. Putar tangan kebawah untuk mengistirahatkannya sejenak pada bahu depan bayi anda.
b.      Pijatan di wajah untuk melemaskan otot wajah.
Tekan jari-jari pada kening bayi, pelipis, dan pipi. Gunakan kedua ibu jari untuk
memijit daerah di atas alis. Dengan tekanan lembut, tarik garis dengan ibu jari dari hidung ke
arah pipi bayi. Gunakan kedua ibu jari untuk memijit sekitar mulut, tarik hingga bayi
tersenyum. Pijat lembut rahang bawah bayi dari tengah ke samping seolah membuat bayi
tersenyum. Pijat secara lembut daerah di belakang telinga ke arah dagu.
1. Dahi : meyetrika dahi
Letakkan kedua jari tangan Anda pada pertengahan dahi lalu tekan jari-jari Anda
dengan lembut mulai dari tengah dahi bayi ke arah samping kanan dan kiri seolah
menyeterika dahi.
2. Alis : menyetrika alis
Letakkan kedua ibu jari Anda di antara kedua alis mata lalu usaplah bagian atas
mata/alis mulai dari tengah ke   samping seperti menyeterika alis.
3. Hidung : senyum pertama
Letakkan kedua ibu jari Anda di antara kedua alis. Tekankanlah ibu jari Anda dari
pergelangan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi kemudian gerakkan ke
samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.
4. Rahang atas : senyum kedua
Letakkan kedua ibu jari Anda pada pergelangan rahang  atas atau di atas mulut di
bawah sekat hidung. Lalu tarik kesamping seolah membuat bayi tersenyum.
5. Menekan pipi
Gerakkan kedua ibu jari Anda dari tengah ke samping  dan ke atas ke daerah pipi
6. Dagu/rahang bawah : senyum ketiga
Letakkan kedua ibu jari Anda di tengah dagu.   Tekankan dua ibu jari pada dagu, lalu
gerakkan dari tengah ke samping kemudian ke atas seolah membuat bayi tersenyum.
7. Belakang telinga
Dengan tekanan lembut gerakkan jari-jari kedua tangan Anda dari belakang telinga
kanan dan kiri ke tengah dagu.
c. Pijatan di dada untuk memperkuat paru-paru dan jantung.
Letakkan kedua tangan di tengah dada bayi dan gerakkan ke atas, kemudian ke sisi luar
tubuh dan kembali ke ulu hati tanpa mengangkat tangan seperti membentuk hati. Lalu, dari
tengah dada bayi, pijat menyilang dengan telapak tangan ke arah bahu seperti membentuk
kupu-kupu.
d. Pijatan pada perut untuk meningkatkan sistem pencernaan dan mengurangi sembelit.
Untuk pemijatan di bagian perut hindari pemijatan pada tulang rusuk atau ujung tulang rusuk.
Lakukan gerakan memijat di atas perut bayi seperti mengayuh sepeda dari atas ke arah bawah
perut. Kemudian, angkat kedua kaki bayi dan tekan lututnya perlahan-lahan ke arah perut.
Buatlah bulan separuh terbalik dengan tangan kanan, mulai dari kiri ke kanan searah jarum
jam. Saat tangan kanan di atas, tangan kiri di bawah dan berputar mengikuti arah jarum jam
membentuk lingkaran penuh seperti matahari.
Letakkan ujung-ujung jari pada perut bayi di bagian kanan bawah dan buatlah gerakan
dengan tekanan sesuai arah jam dari kanan bawah ke kiri bawah guna memindahkan
gelembung-gelembung udaraDengan kedua telapak tangan usaplah dari tengah dada ke
samping luar secara lembut dan berulang-ulang
e.   Pijatan tangan dan kaki untuk menghilangkan ketegangan dan memperkuat tulang.
Pegang lengan bayi dengan kedua telapak tangan seperti memegang pemukul softball.
Dengan gerakan seperti memerah, pijat tangan bayi dari bahu ke pergelangan. Lakukan
gerakan sebaliknya, dari pergelangan ke arah pangkal lengan. Tarik lembut jari-jari bayi
dengan gerakan memutar. Dengan kedua ibu jari secara bergantian, pijat seluruh permukaan
telapak tangan dan punggung tangan bayi. Gunakan kedua telapak tangan untuk membuat
gerakan seperti menggulung.
1.      Lengan
a.       Apabila memungkinkan gunakan kedua tangan anda dan tekan mulai dari bahu sampai
ujung jari bayi
b.      Berpindahlah ke lengan kiri. Gunakan setiap tangan secara bergantian diawali dari
bagian bahu untuk memberikan remasan dan geser tangan kebawah sampai ke jari-jari bayi.
Bukalah jari-jari bayi anda
c.       Apabila bayi anda memberikan reaksi yang positif, ulangi gerakan ini.namun apabila
tidak maka berikan gerakan effleurage(tekanan) pada seluruh lengan . pesan dalam pepatah
adalahn”apabila ragu-ragu, maka lakukan effleurage”. Penggunaan gerakan menekan dalam
pemijatan selalu sesuai.
2.      Telapak tangan 
Dengan kedua ibu jari, usaplah telapak tangan seolah membuat lingkaran kecil dari
pergelangan tangan ke arah jari-jemari. Sedangkan keempat jari lainnya mengusap punggung 
tangan 
3.      Peregangan  Jari 
Regangkan jari bayi satu per satu menuju ujung jari dengan gerakan memutar.Akhiri gerakan
ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari
4.      Gerakan tarikan lengan
Peganglah lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan dan tangnan lain
dipergelangan tangan. Tarik lengan bayi dari bahu kepergelangan secara bergantian.     
5.      Gerakan menggulung
Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju pergelangan tangan/jari
6.      Gerakan akhir
Setelah semua gerakan dilakukan pada tangan kanan dan kemudian tangan kiri bayi, lalu
lakukan gerakan berikut:
Rapatkan kedua lengan bayi pada badannya, usap dengan lembut kedua lengan bayi dengan
kedua tangan Anda secara bersamaan mulai dari pundak sampai ke pergelangan tangan.

f.       Pijatan punggung untuk memperkuat otot yang menyangga tulang belakang.
 Pijat dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan di sepanjang
punggung bayi, luncurkan salah satu telapak tangan dari leher sampai ke pantat bayi dengan
sedikit tekanan. Buat gerakan melingkar dengan jari-jari, terutama pada otot di sebelah tulang
belakang. Buat pijatan memanjang dengan telapak tangan dari leher ke kaki untuk
mengakhiri pijatan.
1.      Gerakan maju mundur : kuda goyang
Tengkurapkan bayi melintang di depan Anda. Gosoklah dengan gerakan maju mundur
menggunakan kedua telapak tangan di sepanjang punggung bayi, dari bawah leher sampai ke
pantat bayi   
2.      Gerakan menyetrika
Lakukan usapan dengan telapak tangan kanan Anda, menyerupai gerakan menyetrika,
dimulai dari pundak ke bawah sampai ke pantat
3.      Gerakan melingkar
Buatlah gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil dengan jari-jari kedua tangan Anda, mulai
dari batas leher atas turun ke bawah sampai batas leher bawah, kemudian ke samping
menyusuri bahu kanan dan kiri kemudian teruskan ke punggung sampai ke pantat.
4.      Gerakan menggaruk  
Tekankan dengan lembut kelima jari-jari tangan kanan Anda pada punggung bayi, kemudian
buat gerakan seperti menggaruk ke bawah memanjang sampai ke pantat bayi.

g.      Pijatan pada bokong


1.      Pijat disekitar bokong. Berhati-hatilah untuk menghindari segala bentuk gosokan .
lakukan gerakan seperti mengaduk adonan pada otot-otot utana dengan cara meremas,
meregangkan dan melepaskan. Untuk melakukan ini hanya perlu menggunakan jari-jari
tangan anda . otot-otot ini adalah otot terdalam pada tubuh dan digunakan pada sebagian
besar gerakan. Bahkan pada saat kita duduk. Hindari bagian anus dari bayi anda
2.      Dengan menggunakan 2 jari pertama dan ibu jari ,putar daging paha keatas kearah
sacrum (ujung dari tulang punggung ). Pastikan putaran ini menyabar dari bagian dasr
bokong ke samping tulang panggul
tekan dengan lembut ke bwah mulai dari kepala ke jari kaki untuk melengkapi bagian dari
pijatan ini. Tekanan yang ringan akan merangsang ujung syaraf.

G.    Pemijatan yang tidak boleh dilakukan :


1)      Memijat bayi tidak lama setelah ia makan atau disusui
2)      Membangunkan bayi untuk dipijat
3)      Memijat bayi dalam keadaan sakit
4)      Memijat bayi dengan paksa
5)      Memaksakan posisi saat di pijat
6)      Pelajari dulu cara memijat bayi yang baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang
maksimal
D. Massage Payudara

Massage payudara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemijatan payudara
pada masa nifas. Bidan yang memberikan perawatan ini, melakukannya bersamaan
dengan postnatal treatment. Pemaparan bidan menjelaskan bahwa pemijatan
dilakukan dengan lembut, bertujuan untuk memperlancar produksi ASI.
Pemijatan payudara setelah persalinan (masa nifas) bertujuan untuk merangsang dan
meningkatkatkan volume ASI, serta mencegah pembengkakan payudara. Pemijatan
payudara bisa dimulai hari kedua masa nifas (Nakita, 2014).

E. Massage Perineum

Dari (14.4%) bidan yang memberikan pelayanan kebidanan komplementer,


(4.8%) /1 orang bidan melakukan praktek massage perineum pada ibu hamil
trimester 3. Bidan tersebut menjelaskan, pijat perineum yang dilakukan bermanfaat
untuk mengurangi kejadian robekan perineum pada saat persalianan, terutama
pada primigravida. Pijat perineum dilakukan sendiri oleh ibu hamil di rumah, dan
peran bidan adalah memberikan edukasi saat pemeriksaan kehamilan.

Massage perineum merupakan pijatan atau penguluran (stretching) lembut yang


dilakukan pada area perineum (kulit di antara anus dan vagina). Pijat perineum
bertujuan untuk meningkatkan elastisitas perineum. Peningkatan elastisitas
perineum akan mencegah kejadian robekan perineum pada saat persalinan normal
maupun pada episiotomi.

Bukti telah didapatkan dari beberapa penelitian bahwa dengan melakukan


massage pada daerah perineum memberikan manfaat dalam hal mengurangi
kejadian laserasi dan episiotomi. Pemijatan perineum sebaiknya dilakukan
sejak enam minggu sebelum hari-H persalinan, sebanyak 5-6 kali dalam seminggu
secara rutin. Selanjutnya selama 2 minggu menjelang persalinan, pemijatan
dilakukan setiap hari dengan durasi 3-5 menit (Admin, 2014).

F. Obat Herbal

Penggunaan obat herbal/ramuan tradisional dalam penelitian ini teridentifikasi 2 jenis


ramuan, yaitu berupa ekstrak daun katuk dan jamu uyup-uyup. Ekstrak daun katuk dan
jamu uyup-uyup diberikan oleh bidan sebagai pendamping obat-obatan medis yang
umum diberikan selama masa nifas. Ekstrak daun katuk dan jamu uyup-uyup
berkhasiat untuk melancarkan dan meningkatkan produksi ASI. Daun katuk yang
diberikan bidan dalam sediaan ekstrak (pil), sedangkan jamu uyup-uyup dalam sediaan
cair.
Daun katuk dapat mengandung hampir 7% protein dan serat kasar sampai 19%.
Daun ini kaya vitamin K, selain pro-vitamin A (beta-karotena), B, dan C. Mineral yang
dikandungnya adalah kalsium (hingga 2,8%), besi, kalium, fosfor, dan magnesium.
Warna daunnya hijau gelap karena kadar klorofil yang tinggi. Daun katuk dapat
digunakan untuk memperlancar produksi ASI. Diolah seperti sayuran kangkung atau
daun bayam, maupun dalam bentuk ekstrak (Wiki, 2013).
Jamu uyup-uyup merupakan istilah jamu (minuman obat tradisional) di daerah
Jawa Tengah dan Jawa Timur disebut juga jamu “gepyokan”. Jamu uyup-uyup
merupakan minuman obat herbal yang dibuat dari tanaman rimpang yang diolah dalam
bentuk simplisia, dalam keadaan utuh maupun dihaluskan, kemudian direbus dan
diambil sarinya. Kegunaannya adalah untuk meningkatkan produksi ASI. Dalam tradisi
jawa, jamu uyup-uyup masuk dalam kategori jamu gendong, merupakan warisan leluhur
budaya Jawa yang diturunkan sejak jaman Majapahit. Bahan rimpang jamu uyup- uyup
untuk melancarkan produksi ASI terdiri atas: kencur, jahe, bangle, lengkuas, kunyit,
temulawak, puyang dan temugiring, dapat ditambah gula dan asam jawa atau jeruk nipis
(Wiki, 2013).

Pendapat bidan tentang penggunaan terapi komplementer dalam pelayanan kebidanan:


1. Sebagai generasi penerus, setiap tenaga kesehatan dan masyarakat sebaiknya
menggunakan dan mengembangkan terapi komplementer

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut:


a. Mengenai efektifitas penggunaan terapi.
b. komplementer dan alternatif

3. Perlu dukungan penuh dari organisasi profesi dan pemerintah dalam bentuk
memfasilitasi tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
tentang penggunaan terapi komplementer, dan juga dalam bentuk pemenuhan sarana dan
prasarana pendukung
4. Pemerintah hendaknya lebih mensosialisasikan lagi kepada masyarakat tentang manfaat
penggunaan terapi komplementer dan alternatif sebagai pelengkap pemberian layanan
medis
5. Memberdayakan bidan sebagai fasilitator bagi masyarakat untuk meningkatkan upaya
promotif dan preventif melalui terapi komplementer.
Upaya-upaya untuk meningkatkan cakupan pemberian pelayanan kebidanan
komplementer ialah:

a. Meningkatkan penggunaan dan meningkatkan upaya untuk mengembangkan


terapi komplementer oleh setiap tenaga kesehatan (bidan) dan masyarakat.
Hal ini dapat dimulai dengan menjadikan terapi komplementer, termasuk
penggunaan bahan-bahan herbal sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Bidan dapat
menjadi penggerak dan role model masyarakat dengan meningkatkan kembali
pemanfaatan toga (tanaman obat keluarga), dan menslogankan “kembali ke
tradisi dan alam”.

b. Mengadakan penelitian lebih lanjut Mengenai efektifitas terapi komplementer dan


alternatif, baik oleh praktisi dan akademisi.

Penerapan pelayanan terapi komplementer dan alternatif hendaknya


berdasarkan bukti ilmiah untuk diketahui keefektivitasannya. Hal ini menyangkut
penggunaan obat-obatan herbal, terapi fisik dan non fisik dengan menyelenggarakan
praktek berdasarkan bukti, maka dapat meningkatkan upaya untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, baik melalui upaya promotif, kuratif dan rehabilitatif.

c. Meningkatkan dukungan dari organisasi profesi (IBI) dan pemerintah dengan


memfasilitasi tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
tentang penggunaan terapi komplementer, dan juga dalam bentuk pemenuhan
sarana dan prasarana pendukung.

Hal ini dapat di lakukan dengan mengadakan seminar dan pelatihan


tentang pelayanan kebidanan kom plementer dan alternatif dalam kebidanan. IBI
dapat bekerja sama dengan suatu lembaga/organisasi yang telah berpengalaman
menyelenggarakan pelatihan tentang terapi komplementer, dan secara berkala
melatih bidan-bidan dalam lingkup organisasi untuk kemudian di sebarluaskan
pada bidan -bidan di wilayah.
IBI juga dapat menyelenggarakan pelatihan atau seminar tentang terapi
komplementer ini setiap bulan saat pertemuan anggota. Dengan memberikan
pengetahuan dan keterampilan melalui seminar maupun pelatihan, diharapkan terjadi
perubahan pengetahuan dan sikap bidan sehingga akan mengubah perilaku bidan
dalam memberikan pelayanan kebidanan.

Meningkatkan upaya promosi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang


manfaat penggunaan terapi komplementer dan alternatif sebagai pelengkap
pemberian layanan medis. Upaya-upaya penyebarluasan informasi dan
pengetahuan tentang terapi komplementer pada masyarakat dapat dilakukan bidan
dan tenaga kesehatan lain melalui kegiatan- kegiatan yang sudah berjalan
di masyarakat, misal Posyandu, kegiatan PKK, arisan dan pengajian. Dengan
pemberian informasi yang benar dan terus menerus , diharapkan terjadi
perubahan paradigma tentang pemberian layanan terapi komplementer oleh
tenaga kesehatan.

d. Memberdayakan bidan sebagai fasilitator bagi masyarakat untuk


meningkatkan upaya promotif dan preventif melalui terapi komplementer.
Fasilitator bertugas untuk memfasilitasi kader dalam melakukan
pendampingan pada masyarakat. Dengan sistem pemberdayaan masyarakat
melalui kader, maka kesadaran akan upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui pemanfaatan terapi komplementer dan alternatif akan
tertanam lebih baik. Bidan dan tenaga kesehatan yang lain dapat menjadi mitra
bagi ahli/tenaga non kesehatan yang telah lebih dulu menjalankan praktek
pengobatan komplementer dan alternatif. Dengan meningkatkan kesadaran akan
penggunaan terapi komplementer dan alternatif dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, maka telah membantu pemerintah dalam menjalankan
amanat undang-undang dan mendukung terwujudnya visi dan misi Kementerian
Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai