Definisi Mobilisasi Mobilisasi merupakan kemampuan setiap individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya. Mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan kemandirian diri, meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi diri. Definisi Menggendong Bayi
• Menggendong bayi atau anak adalah kegiatan yang biasa
dilakukan oleh para Ibu dalam upaya meningkatkan kelekatan dengan anak, mengurangi rasa cemas, serta membantu Ibu dalam melakukan aktivitas keseharian. Kegiatan menggendong sudah menjadi budaya dan kebiasaan pada kehidupan sehari-hari khususnya bagi para Ibu di Indonesia. • Seiring berkembangannya desain dan teknologi, produk gendongan anak mengalami perkembangan pula. Beberapa jenis gendongan tersebut diantaranya adalah ring-sling, stretch- wraps, hingga soft structure carrier. Klasifikasi dan cara Menggendong Bayi Teknik Menggendong M Shape Teknik Menggendong J Shape Posisi M shape, dianggap paling aman karena membuat panggul bayi tetap berada di dalam Posisi di samping atau J Shape adalah rongganya. dimana anak digendong/diletakkan Cara menggendongnya : pada bagian samping tubuh orang tua, pertama harus ketat, kedua bayi selalu terlihat, yaitu bagian pinggang, dengan anak ketiga pastikan bayi sejauh jarak kecupan, keempat menghadap pada Orang tua. pastikan dagu bayi tidak menempel ke dada,dan kelima gunakan gendongan yang dapat menyangga punggung –leher bayi Cara Mobilisasi Bayi Dengan Benar • Gerakan miring/miringkanan • Latihan nafas • Latihan untuk menggerakkan kaki ke kanan dan ke kiri diatas tempat tidur • Duduk tegak lurus di tempat tidur • Gerakan kaki mengayun dari tempat tidur dengan ibu yang menopang • Berdiri disamping tempat tidur dan tetap berpegangan • Berjalan pelan-pelan Gerakan yang dapat dilakukan Gerakan miring kiri atau miring kanan, sesuai dengan teori yang ada bahwa dengan gerakan miring kiri atau miring kanan bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada ibu serta melatih otot panggul ibu untuk segera pulih seperti sebelum melahirkan. Latihan nafas Dengan cara bernafas dapat meminimalisir rasa nyeri yang dirasakannya. Sesuai dengan teori yang ada bahwa gangguan pernafasan pada ibu nifas menyebabkan sekret akan terakumulasi pada saluran pernafasan yang akan berakibat ibu nifas sulit batuk dan mengalami gangguan bernafas Latihan untuk menggerakkan kaki ke kanan dan ke kiri diatas tempat tidur
Gerakan ini bertujuan untuk membentuk sudut dari
persendian dan untuk menguatkan kembali otot-otot dasar panggul yang sebelumnya otot-otot ini bekerja dengan keras selama kehamilan dan persalinan. Duduk tegak lurus di tempat tidur Bahwa faktor pendorong (reinforcing factors) yang mempengaruhi mobilisasi diantaranya adalah rendahnya pengetahuan, ketidak mampuan atau kelemahan fisik dan mental, depresi, nyeri atau rasa tidak nyaman dan kecemasan. Gerakan kaki mengayun turun dari tempat tidur, dengan kedua tangan ibu sebagai penopang • Latihan ini bertujuan untuk melatih sekaligus otot-otot tubuh diantaranya otot-otot punggung, otot-otot bagian perut, dan otot-otot paha. • Sebagian kecil dari ibu nifas tidak melakukan karena merasa takut, pusing ketika harus bangun dari tempat tidur serta belum memahami manfaat dari melakukan mobilisasi dini pada latihan kaki mengayun turun dari tempat tidur. Berdiri disamping tempat tidur dan tetap berpegangan pada tempat tidur Latihan ini ditujukan untuk memelihara kesejajaran tubuh menguatkan otot-otot di kaki yang selama kehamilan menyangga beban yang berat. Selain itu untuk memperlancar sirkulasi di daerah kaki sehingga mengurangi resiko edema kaki. Berjalan pelan-pelan Setelah periode istirahat vital pertama berakhir, ibu didorong untuk sering berjalan-jalan. Ibu didorong untuk melakukan aktivitas secara bertahap, memberikan jarak antara aktivitas dan untuk istirahat sebelum mereka menjadi keletihan. Menggendong Bayi Cara Menggendong Bayi dengan Benar Konsultan menggendong bayi dari Trainee School Of Baby wearing UK, dr. Astrid Pramarini, menjelaskan terdapat lima aturan ketika menggendong yang sering di singkatan TICKS, yaitu 1. Tight 2. In View at All Times 3. Close Enough to Kiss 4. Keep Chin of The Chest 5. Supported Back Tight Ketat. Eratkan gendongan sehingga badan anak menempel di badan anda, anak serasa dipeluk. Kain yang longgar, membuat anak jadi mudah bergeser.
In View at All Times
Posisi wajah anak harus selalu bisa terlihat agar penggendong dapat dengan mudah melihat tanda-tanda dari wajah anak (misal: mengantuk, resah, takut). Wajah anak tidak boleh sampai tertutup oleh kain gendongan, bisa menganggu pernafasan. Close Enough to Kiss Kepala anak terjangkau untuk dicium. Bagian atas kepala anak dekat dengan dagu penggendong
Keep Chin of The Chest
Posisi badan anak jangan terlalu melengkung / menunduk, apalagi sampai dagu anak menempel ke dada anak, karena bisa mengganggu pernafasan. Pastikan ada jeda 1-2 jari antara dagu dan dada anak. Supported Back Dalam posisi gendong tegak, dada dan perut menempel di tubuh anda, dan punggung anak tersanggah dengan aman (sesuai umur anak) Selain cara menggendong yang benar, penggendong juga harus bisa memilih gendongan yang tepat. Gendongan ergonomis yang mendukung perkembangan fisik seperti tulang punggung dan sendi pinggul anak adalah poin utama dalam memilih gendongan. Gendongan ergonomis ini umumnya dibagi dalam beberapa tipe : Strechy Wrap Woven Wrap Meh Dai
SSC
Selendang / jarik Ring sling Pouch Sling
Transportasi dan Mobilisasi • Anak membutuhkan stimulasi untuk tumbuh kembang dan mobilisasinya. Berbagai macam bentuk stimulasi yang dapat memacu perkembangan otak, seperti stimulasi dengan permainan, pemijatan, musik, dan senam bayi. • Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap. Baik bagi orang tua untuk mengajak balita dalam berekreasi atau sekedar berjalan jalan di taman, kepekaan balita akan meningkat ketika berada diluar rumah karena di luar rumah balita akan banyak melihat dan bertemu hal-hal yang baru baginya. Balita bisa melihat objek seperti pohon dan hewan serta berbagai karakter wajah manusia lainnya. Berjalan-jalan juga bisa mempererat hubungan orang tua dan anak. • Stroller merupakan kendaraan untuk membantu para ibu untuk mempermudah dalam membawa anaknya dalam berpergian, Sayangnya di Indonesia sendiri sarana pendukung bagi para ibu untuk membawa anaknya pada usia 1-3 tahun dalam berbagai kegiatan masih terbatas fungsinya. TERIMA KASIH