Anda di halaman 1dari 20

TRANSFORTASI DAN MOBILISASI BAYI

KELOMPOK 11 :
SUMARNI. M
SABRINA
NURBAETI

DOSEN PENGAMPU : HJ. RATNAWATI, S.ST., M.Kes


Definisi Mobilisasi
Mobilisasi merupakan kemampuan setiap individu
untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
guna mempertahankan kesehatannya. Mobilisasi
diperlukan untuk meningkatkan kemandirian diri,
meningkatkan kesehatan, memperlambat proses
penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk
aktualisasi diri.
Definisi Menggendong Bayi

• Menggendong bayi atau anak adalah kegiatan yang biasa


dilakukan oleh para Ibu dalam upaya meningkatkan
kelekatan dengan anak, mengurangi rasa cemas, serta
membantu Ibu dalam melakukan aktivitas keseharian.
Kegiatan menggendong sudah menjadi budaya dan
kebiasaan pada kehidupan sehari-hari khususnya bagi
para Ibu di Indonesia.
• Seiring berkembangannya desain dan teknologi, produk
gendongan anak mengalami perkembangan pula.
Beberapa jenis gendongan tersebut diantaranya adalah
ring-sling, stretch- wraps, hingga soft structure carrier.
Klasifikasi dan cara Menggendong Bayi
Teknik Menggendong M Shape Teknik Menggendong J Shape
Posisi M shape, dianggap paling aman karena
membuat panggul bayi tetap berada di dalam Posisi di samping atau J Shape adalah
rongganya. dimana anak digendong/diletakkan
Cara menggendongnya : pada bagian samping tubuh orang tua,
pertama harus ketat, kedua bayi selalu terlihat, yaitu bagian pinggang, dengan anak
ketiga pastikan bayi sejauh jarak kecupan, keempat
menghadap pada Orang tua.
pastikan dagu bayi tidak menempel ke dada,dan
kelima gunakan gendongan yang dapat menyangga
punggung –leher bayi
Cara Mobilisasi Bayi Dengan Benar
• Gerakan miring/miringkanan
• Latihan nafas
• Latihan untuk menggerakkan kaki ke kanan dan ke kiri
diatas tempat tidur
• Duduk tegak lurus di tempat tidur
• Gerakan kaki mengayun dari tempat tidur dengan ibu
yang menopang
• Berdiri disamping tempat tidur dan tetap berpegangan
• Berjalan pelan-pelan
Gerakan yang dapat dilakukan
Gerakan miring kiri atau miring kanan, sesuai dengan teori
yang ada bahwa dengan gerakan miring kiri atau miring
kanan bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada ibu
serta melatih otot panggul ibu untuk segera pulih seperti
sebelum melahirkan.
Latihan nafas
Dengan cara bernafas dapat meminimalisir rasa nyeri yang
dirasakannya. Sesuai dengan teori yang ada bahwa gangguan
pernafasan pada ibu nifas menyebabkan sekret akan
terakumulasi pada saluran pernafasan yang akan berakibat
ibu nifas sulit batuk dan mengalami gangguan bernafas
Latihan untuk menggerakkan kaki ke kanan
dan ke kiri diatas tempat tidur

Gerakan ini bertujuan untuk membentuk sudut dari


persendian dan untuk menguatkan kembali otot-otot
dasar panggul yang sebelumnya otot-otot ini bekerja
dengan keras selama kehamilan dan persalinan.
Duduk tegak lurus di tempat tidur
Bahwa faktor pendorong (reinforcing factors) yang
mempengaruhi mobilisasi diantaranya adalah rendahnya
pengetahuan, ketidak mampuan atau kelemahan fisik dan
mental, depresi, nyeri atau rasa tidak nyaman dan
kecemasan.
Gerakan kaki mengayun turun dari tempat tidur,
dengan kedua tangan ibu sebagai penopang
• Latihan ini bertujuan untuk melatih sekaligus otot-otot tubuh
diantaranya otot-otot punggung, otot-otot bagian perut, dan
otot-otot paha.
• Sebagian kecil dari ibu nifas tidak melakukan karena merasa
takut, pusing ketika harus bangun dari tempat tidur serta
belum memahami manfaat dari melakukan mobilisasi dini
pada latihan kaki mengayun turun dari tempat tidur.
Berdiri disamping tempat tidur dan tetap
berpegangan pada tempat tidur
Latihan ini ditujukan untuk memelihara kesejajaran tubuh
menguatkan otot-otot di kaki yang selama kehamilan
menyangga beban yang berat. Selain itu untuk memperlancar
sirkulasi di daerah kaki sehingga mengurangi resiko edema
kaki.
Berjalan pelan-pelan
Setelah periode istirahat vital pertama berakhir, ibu
didorong untuk sering berjalan-jalan. Ibu didorong untuk
melakukan aktivitas secara bertahap, memberikan jarak
antara aktivitas dan untuk istirahat sebelum mereka
menjadi keletihan.
Menggendong Bayi
Cara Menggendong Bayi dengan Benar
Konsultan menggendong bayi dari Trainee School Of Baby
wearing UK, dr. Astrid Pramarini, menjelaskan terdapat lima
aturan ketika menggendong yang sering di singkatan TICKS, yaitu
1. Tight
2. In View at All Times
3. Close Enough to Kiss
4. Keep Chin of The Chest
5. Supported Back
Tight
Ketat. Eratkan gendongan sehingga badan anak menempel di
badan anda, anak serasa dipeluk. Kain yang longgar, membuat
anak jadi mudah bergeser.

In View at All Times


Posisi wajah anak harus selalu bisa terlihat agar penggendong
dapat dengan mudah melihat tanda-tanda dari wajah anak (misal:
mengantuk, resah, takut). Wajah anak tidak boleh sampai tertutup
oleh kain gendongan, bisa menganggu pernafasan.
Close Enough to Kiss
Kepala anak terjangkau untuk dicium. Bagian atas kepala anak
dekat dengan dagu penggendong

Keep Chin of The Chest


Posisi badan anak jangan terlalu melengkung / menunduk, apalagi
sampai dagu anak menempel ke dada anak, karena bisa
mengganggu pernafasan. Pastikan ada jeda 1-2 jari antara dagu
dan dada anak.
Supported Back
Dalam posisi gendong tegak, dada dan perut menempel di
tubuh anda, dan punggung anak tersanggah dengan aman
(sesuai umur anak)
Selain cara menggendong yang benar, penggendong juga harus bisa
memilih gendongan yang tepat. Gendongan ergonomis yang
mendukung perkembangan fisik seperti tulang punggung dan sendi
pinggul anak adalah poin utama dalam memilih gendongan.
Gendongan ergonomis ini umumnya dibagi dalam beberapa tipe :
Strechy Wrap Woven Wrap Meh Dai

SSC

Selendang / jarik Ring sling Pouch Sling


Transportasi dan Mobilisasi
• Anak membutuhkan stimulasi untuk tumbuh kembang dan mobilisasinya.
Berbagai macam bentuk stimulasi yang dapat memacu perkembangan otak,
seperti stimulasi dengan permainan, pemijatan, musik, dan senam bayi.
• Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak
bahkan gangguan yang menetap. Baik bagi orang tua untuk mengajak balita
dalam berekreasi atau sekedar berjalan jalan di taman, kepekaan balita akan
meningkat ketika berada diluar rumah karena di luar rumah balita akan banyak
melihat dan bertemu hal-hal yang baru baginya. Balita bisa melihat objek seperti
pohon dan hewan serta berbagai karakter wajah manusia lainnya. Berjalan-jalan
juga bisa mempererat hubungan orang tua dan anak.
• Stroller merupakan kendaraan untuk membantu para ibu untuk mempermudah
dalam membawa anaknya dalam berpergian, Sayangnya di Indonesia sendiri
sarana pendukung bagi para ibu untuk membawa anaknya pada usia 1-3 tahun
dalam berbagai kegiatan masih terbatas fungsinya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai