Kelompok 2
Anggota Kelompok 2
1. Pengertian Mobilisasi
2. Pengertian Menggendong Bayi
3. Klasifikasi Mobilisasi Dan Cara Menggendong Bayi
4. Cara Mobilisasi Bayi Dengan Benar
5. Cara Menggendong Bayi Dengan Benar
6. Transportasi Dan Mobilisasi Bayi
7. Metode Kangguru
8. Bedong (Swaddle)
9. Evidence Based Gendong Bayi Yang Aman Komplementer
Definisi Mobilisasi
Mobilisasi merupakan kemampuan setiap individu untuk
bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan
kesehatannya. Mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan
kemandirian diri, meningkatkan kesehatan, memperlambat
proses penyakit khusunya penyakit degeneratif dan untuk
aktualisasi diri.
Definisi Menggendong Bayi
Definisi Manfaat
Perawatan Metode Kanguru (PMK) atau
Kangaroo Mother Care (KMC) adalah 1. Mengurangi angka
suatu metode perawatan yang dilakukan kematian bayi
sejak dini dan terus menerus dengan 2. Meningkatkan
cara melakukan kontak kulit atau frekuensi pemberian
sentuhan langsung antara bayi dan ibu, ASI
denga tetap memperhatikan pemberian 3. Memiliki dampak
ASI eksklusif, dan penguatan fisik
lingkungan melalui dukungan keluarga 4. Memiliki dampak
psikologis
Prosedur PMK 1
1. Melakukan identifikasi bayi dan ibu menggunakan standar yang telah ditetapkan, yaitu
konfirmasiminimal 2 identitas berupa nama, nomor rekam medis, dan tanggal lahir.
2. Menjelaskan tujuan dan manfaat PMK, serta meminta kesediaan orang tua pasien
menandatangani informed consent.
3. Menyiapkan perlengkapan dan alat pendukung yang akan digunakan dalam PMK.
4. Mencuci tangan dengan benar (5 momen, 6 langkah).
5. Mengukur suhu badan bayi dan memastikan suhu dalam rentang normal, yaitu 36.5°C -37.5°C.
6. Membuka pakaian atau gedong bayi, kecuali popok atau diapers.
7. Mempersiapkan ibu dalam posisi yang nyaman, suhu tubuh dalam batas normal, kulit tidak
basah atau berkeringat, serta tidak ada sisa ASI yang bercucuran di area payudara dan dada.
Bila perlu anjurkan ibu untuk membersihkan diri atau mandi terlebih dahulu sebelum PMK
demi menjaga keamanan ibu dan bayi.
Prosedur PMK 2
8. hMemastikan ibu memakai baju dengan model terpisah antara bagian atas (kemeja/ piama) dan bagian
bawah(celana/ rok). Baju bagian atas memiliki model kancing yang dapat dibuka seluruhnya. Hal
inibertujuan untuk mempermudah ibu saat menggendong bayi. Mengenakan selendang kanguru kepada
bayi atau selendang lain yang telah disediakan.
9. Mempersilahkan penolong ke-2 (ayah/ keluarga lain) untuk menggendong bayi dan memberikan
kepada ibu sembari mengatur posisi bayi. Posisi yang disarankan adalah bayi melekat pada kulit bagian
dada dan perut ibu. Pastikan sebanyak mungkin lapang kulit ibu dan bayi yang saling bersentuhan.
10. Mengatur posisi bayi dengan benar
11. Lakukan fiksasi dengan cara mengikat selendang kanguru melingkari badan dan punggung ibu dengan
tetap memperhatikan kenyamanan bayi dan ibu. Kemudian bantu ibu memakai pakaian kembali.
Pakaian berasal dari bahan yang mudah menyerap keringat.
12. Kenakan topi pada bayi
Prosedur PMK 3
13. Berikan penjelasan kepada ibu durasi PMK adalah minimal 1 jam dan dapat pula dilakukan
selama 24 jam penuh dengan tetap memperhatikan waktu perawatan bayi (minum, mandi, dan
mengganti popok).
14. Ajarkan ibu untuk memonitor tanda vital dan kenyamanan bayi saat PMK.
15. Anjurkan kepada ibu untuk melapor jika terdapat salah satu tanda bahaya seperti gawat nafas,
bayi nampak kebiruan, tidak bergerak, suhu badan dibawah normal, atau gelisah.
16. Motivasi ibu untuk dapat memberikan ASI sesuai kebutuhan, baik melalui pipet, menetek
secara langsung, cup feeding, maupun melalui dot bayi.
17. Merapikan alat dan lingkungan pasien. Mencuci tangan dan dokumentasikan tindakan
keperawatan PMK (jam dimulainya PMK, tanda vital bayi dan ibu, kendala, dan hal lain yang
harus diperhatikan)
Evidance Based PMK
• Berdasarkan analisis 4 artikel, hasilnya mengatakan bahwa ada Pengaruh Penerapan Kangaroo
Mother Care Terhadap Peningkatan Berat Badan Pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
• Perawatan metode kangaroo mother care hasilnya lebih baik dalam mempertahankan suhu
optimal serta kenaikan berat badan. Ada penelitian lain menyebutkan bahwa kangaroo mother
care berpengaruh terhadap peningkatan berat badan.Berdasarkan teori dan asumsi peneliti
interaksi ibu nifas dengan bayinya harus didukung sedini mungkin. Perawatan kanguru mother
care praktik perawatan yang aman dan menungkinkan kontak paling awal atara ibu dan bayi.
Kangaroo mother care menekankan efek positif pada bayi prematur pada kelekatan ibu – bayi
dan untuk menyajikan efek berbasis bukti dari perawatan kangaroo mother care ini.
Bedong
Definisi Bedong (Swaddle)
Tujuan Manfaat
1. Bayi akan tidur lebih nyenyak Bedong bayi dapat membantu membuat refleks
2. Tidur tenang dan lebih lama agar moro ini lebih jarang terjadi, sehingga ia bisa
istirahatnya cukup tidur lebih nyenyak tanpa terbangun karena
3. Mengurangi risiko SIDS pada bayi baru terkejut. Selain itu, tindakan membedong bayi
lahir akan membuat bayi dalam keadaan hangat dan
4. Mengembangkan keterampilan motoric berada dalam ruangan yang sempit, mirip saat
bayi masih di kandungan ibunya. Sensasi ini akan
5. Menjaga suhu tubuh dan bayi lebih tenang membuat bayi lebih tenang dan tidak rewel.
Terutama pada bayi yang mengalami kolik.
Tata cara Bedong
1. Taruh kain di permukaan datar dan lipat sedikit salah satu sudutnya.
2. Tempatkan bayi pada lipatan selimut, bahu bayi berada tepat di atas lipatan tersebut.
4. Tarik sudut selimut dekat lengan kirinya menutupi lengan kiri dan dadanya, kemudian selipkan sudut
selimut tersebut di bawah sisi kanan tubuhnya (berikan sedikit kelonggaran agar bayi dapat bebas
bergerak).
5. Tarik sudut selimut dekat lengan kanannya menutupi lengan kanan dan dadanya, kemudian selipkan sudut
selimut tersebut di bawah sisi kiri tubunya (berikan sedikit kelonggaran agar bayi dapat bebas bergerak).
6. Putar atau lipat ujung bawah selimut tersebut dan selipkan ke bagian belakang bayi. Pastikan kedua kakinya
agak menekuk ke atas, serta kaki dan pinggulnya dapat bebas bergerak.
Evidance Based Bedong
1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Setiyorini dan Wulandari (2014) yang berjudul aplikasi teknik
swaddling, side-stomach, shushing, swinging, sucking (5s’s) terhadap skala nyeri dan durasi
tangisan pada neonatus paska prosedur pengambilan darah, dan menunjukkan hasil bahwa
Swaddling, yaitu membungkus bayi dengan membedong bayi dengan menggunakan kain katun
yang lembut, hal ini memberikan ruang yang terbatas dan sentuhan yang terus menerus, sama
seperti kondisi bayi dalam rahim dengan ruang yang terbatas. Membedong bayi dapat memusatkan
perhatian bayi, menghentikan gerakan-gerakan memukul-mukul, mencegah rewel dan memberikan
isyarat pada bayi bahwa sudah waktunya tidur.
2. Martiningsih dan Setijaningsih (2015) dalam penelitiannya yang berjudul The effect of physical
intervention 5s's (swaddling, side-stomach, sushing, swinging, sucking) menjelaskan bahwa ada
pengaruh intervensi fisik 5S terhadap nyeri pada bayi dengan imunisasi DPT.
Evidance Based Bedong
3. Penelitian yang dilakukan oleh Trimawati (2016) dengan judul efektifitas metode 5 s (swaddling,
side/ stomach position, sushing, swinging, sucking) terhadap respon nyeri pada bayi saat
imunisasi pentavalen dalam jurnal Keperawatan anak menjelaskan bahwa tindakan swaddling
dapat menurunkan respon setelah mendapat stimulus nyeri
4. Shu dkk (14) dalam penelitiannya yang berjudul Efficacy of swaddling and heel warming on pain
response to heel stick in neonates: a randomised control trial, menjelaskan bahwa swaddle
(bedong) dapat membantu bayi mengatur dirinya sendiri, memberikan ketenangan seta dapat
mempersingkat waktu pemulihan rasa nyeri setelah dilakukan tindakan heelstick.
Evidance Based Gendong Bayi yang Aman dalam
Komplementer
Teknik M shape masih jarang digunakan oleh para ibu di Indonesia padahal metode ini
merupakan metode yang aman dan nyaman untuk menggendong bayi serta dapat
memperbaiki kualitas tidur bayi. Posisi M Shape, dianggap paling aman karena membuat
panggul bayi tetap berada di dalam rongganya. Posisi M Shape juga memungkinkan bayi
lebih tenang, mudah tidur, dan mempererat ikatan emosional dengan orang tua (bonding
attachment) karena wajah bayi menghadap orang yang menggendongnya (Martadinata,
Tasikmalaya, and Indonesia 2023).
Posisi M shape juga memungkinkan bayi lebih tenang dan mudah tidur, mempererat ikatan
emosional dengan orang tua karena wajah bayi menghadap orang yang menggendongnya.
Selain itu juga melatih perkembangan otot inti bayi karena menggendong dengan posisi
Mshape memiliki efek yang sama dengan meletakkan bayi dalam posisi tengkurap (Dewi,
Utami, and Rini 2021).
Kesimpulan
● Andri, Juli et al. 2020. “Nyeri Pada Pasien Post Op Fraktur Ekstremitas Bawah Dengan Pelaksanaan
Mobilisasi Dan Ambulasi Dini.” Journal of Telenursing (JOTING) 2(1): 61–70.
● Dewi, Feti Kumala, Tin Utami, and Susilo Rini. 2021. “Pengaruh Menggendong Posisi M Shape Dengan
Bonding Attachment Dan Kualitas Tidur Bayi.” Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat (SNPPKM)Purwokerto: 1–9.
● Faktor, Analisis, Yang Berhubungan, Dengan Kekambuhan, and T B Paru. 2014. “Unnes Journal of Public
Health.” 3(1): 1–10.
● Indanah, Sri Karyati, Qurrotu A’yuni Aulia, and Fera Wardana. 2021. “Hubungan Status Paritas Dan
Mobilisasi Dini Dengan Kemandirian Ibu Post Sectio Caesaria.” University Research Colloquium: 660–65.
http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/1461/1428.
● Kasanah, Uswatun, and Sifa Alika. 2020. “Efektifitas Mobilisasi Dini Dalam Mempercepat Involusi Uteri
Ibu Post Partum.” Community of Publising in Nursing 8(April): 11–16.
https://ocs.unud.ac.id/index.php/coping/article/view/58924.
Daftar Pustaka
● Martadinata, R E, No Tasikmalaya, and Tasikmalaya Indonesia. 2023. “E m d m M-s d j- s t k t b u 2-6 B.”
14(1): 7–11.
● Nurdyana, and Nisa Karima. 2019. “Perawatan Metode Kanguru Bayi Berat Lahir Rendah.” JK Unila 3(2):
326–29.
● Octiva, Enjia, and Hady Soedarwanto. 2019. “Tinjauan Ergonomi Dan Antropometri Pada Kain Gendong
Tradisional (Jarik Gendong).” Narada : Jurnal Desain dan Seni 6(1): 55.
● Prianti, Ani T. 2019. “Seminar Nasional Sains, Teknologi, Dan Sosial Humaniora Uit 2019.” Sains, Seminar
Nasional Penelitian, Lembaga Pengabdian, D A N Uit, Masyarakat: 4–12.
● Utami, Vina Nurul, and Riza Amalia. 2018. “Jurnal Sains Kebidanan.” Jurnal Sains Kebidanan 1(1): 1–6.
● Hardjito, Koekoeh, Erna Rahma Yani, Suwoyo. (2021). Peningkatan Kemampuan Ibu Dalam Optimalisasi
Perkembangan Bayi Melalui Senam Bayi. Jurnal Inovasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan, 1(1), 88-93.
● Pratama1Ajie, Asep Sufyan & Hardy Adiluhung. (2019). Pengembangan Perancangan Stroller Dengan
Meningkatkan Kenyamanan Dan Fungsional Untuk Anak Usia 1-3 Tahun. Journal e-Proceeding of Art &
Design, 6(1), 495-504.
Thanks
Do you have any questions?