Anda di halaman 1dari 6

FIBROADENOMA MAMAE

a. Definisi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang paling umum pada perempuan
usia remaja hingga dewasa (Cerato & Labow, 2013).

b. Epidemiologi
Fibroadenoma adalah salah satu tumor jinak payudara yang paling sering pada
populasi remaja (Lee & Soltanian, 2015). Fibroadenoma remaja merupakan 7 hingga
8% dari semua fibroadenoma, paling sering terjadi pada remaja Afrika-Amerika, dan
hadir sebagai massa yang tumbuh cepat dengan ulserasi kulit dan vena yang menonjol
(Cerato & Labow, 2013). Fibroadenoma menyumbang 68% dari semua massa
payudara dan 44% -94% dari semua lesi payudara yang dibiopsi (Lee & Hooman,
2015). Dalam sebuah penelitian terhadap 70 kasus fibroadenoma pada payudara
wanita, tercatat dua puncak kejadian usia, salah satunya pada usia akhir 20-an hingga
awal 30-an dan yang kedua pada akhir 40-an hingga awal 50-an. Rekurensi dan lesi
multipel jauh lebih sering pada pasien di atas 40 (Nigro & Organ, 2016).
Fibroadenoma terjadi pada 25% wanita; mereka adalah tumor jinak payudara yang
paling umum dan tidak memerlukan perawatan.

c. Etiologi
Etiologi pasti fibroadenoma tidak diketahui. Namun, beberapa penelitian
menunjukkan bahwa estrogen memengaruhi perkembangan fibroadenoma. Dalam
sebuah penelitian populasi besar pada 265.402 wanita, faktor-faktor risiko untuk
pengembangan fibroadenoma termasuk usia muda (35 tahun), pemeriksaan payudara,
dan riwayat penyakit payudara jinak. Paparan kontrasepsi oral estrogen-progesteron
sebelum menopause dan tingginya jumlah paritas menurunkan risiko fibroadenoma.
Pada studi lain disebutkan pula korelasi antara indeks massa tubuh dan kejadian
fibroadenoma. Dalam sebuah penelitian terhadap 1.717 pasien, kejadian
fibroadenoma memuncak pada kelompok indeks massa tubuh 25-29,9 kg / m2 (Lee &
Soltanian, 2015).
Penyebab fibroadenoma masih bisa diperdebatkan, tetapi para profesional
percaya bahwa lesi memiliki etiologi hormonal yang berkaitan dengan peningkatan
sensitivitas jaringan payudara terhadap hormon reproduksi wanita estrogen.
Fibroadenoma biasanya tumbuh selama kehamilan dan cenderung menyusut selama
menopause. Ini mendukung teori etiologi hormonal. Wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral sebelum usia 20 tahun cenderung menderita fibroadenoma pada
tingkat yang lebih tinggi daripada populasi umum (Ajmal & Fossen, 2019).
Tidak ada faktor genetika yang diketahui mengubah risiko fibroadenoma
mamae. Namun, riwayat keluarga kanker payudara pada kerabat tingkat pertama
dilaporkan memiliki keterkaitan terhadap peningkatan risiko pengembangan
fibroadenoma mamae.

d. Manifestasi klinis
Fibroadenoma sering ditemukan incidental saat pemeriksaan fisik. Fibroadenoma
paling sering terjadi di kuadran luar atas payudara. Pada pemeriksaan fisik akan
didapatkan masa yang tidak nyeri, dapat digerakkan/ mobile, single lesion / tidak
bergerombol, konsistensi kenyal, dan berbatas tegas. Masa dapat berukuran 2 hingga
3 cm namun bisa mencapai lebih dari 10 cm sehingga akan menimbulkan
ketidaksimetrisan payudara (Cerato & Labow, 2013).

e. Klasifikasi
Subkategori fibroadenoma secara sederhana meliputi fibroadenoma sederhana,
fibroadenoma juvenile, giant fibroadenoma, dan fibroadenoma multiple (Lee &
Soltanian, 2015).
1. Fibroadenoma simpel

Fibroadenoma simple memiliki ukuran 1-3 cm dan biasanya tunggal. Sering


ditemukan pada wanita kelompok umur muda antara 21-25 tahun. Sekitar 80%
dari seluruh kasus fibroadenoma yang terjadi adalah fibroadenoma tunggal.

2. Fibroadenoma Juvenile
Fibroadenoma ini umumnya ditemukan pada pasien usia 10 hingga 18 tahun.
Fibroadenoma ini memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dan akhirnya
menyusut atau menghilang.

3. Giant Fibroadenoma
Giant Fibroadenoma merupakan varian fibroadenoma yang langka. Didefinisikan
sebagai fibroadenoma yang membesar dengan cepat dengan diameter lebih dari 5
cm, dengan berat lebih dari 500 g, atau menggeser setidaknya empat perlima
payudara. Fibroadenoma raksasa berhubungan dengan ulserasi kulit dan
pembengkakan vena. Insiden fibroadenoma raksasa adalah sekitar 0,5% -2% dari
semua fibroadenoma. Populasi yang rentan terhadap fibroadenoma raksasa adalah
wanita berusia 10-18 tahun dan wanita Afrika-Amerika. Fibroadenoma raksasa
adalah penyebab paling umum dari makromastia unilateral pada wanita remaja,
bila terjadi pada remaja bisa disebut giant and juvenile fibroadenoma.

4. Fibroadenoma mulsentrik
Fibroadenoma multisentrik adalah fibroadenoma multiple yang terjadi pada
kuadran payudara yang berbeda. Pada fibroadenoma multisentrik, dapat muncul
dua hingga empat lesi dalam satu payudara. Insiden fibroadenoma multisentrik
adalah sekitar 10% -25% dari semua fibroadenoma.

Fibroadenoma mammae juga dapat dibedakan secara histologi antara lain:

1. Fibroadenoma Pericanaliculare

Fibroadenoma Pericanaliculare ditandai dengan kelenjar berbentuk bulat dan


lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.

2. Fibroadenoma intracanaliculare

Fibroadenoma intracanaliculare ditandai dengan jaringan ikat mengalami


proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang (tidak
teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang. Pada saat menjelang haid dan
kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.

f. Diagnosis
Pasien yang datang dengan massa payudara harus menjalani evaluasi medis,
yang mencakup riwayat medis dan keluarga yang terperinci, penyakit payudara yang
terkait sebelumnya, riwayat keganasan atau radiasi mantel, dan gejala konstitusional.
Anamnesis mencakup lokasi massa, durasi, perubahan ukuran, apakah itu tergantung
pada menstruasi, nyeri atau keputihan terkait.
Pemeriksaan fisik juga harus menilai ukuran, mobilitas, dan konsistensi massa.
Untuk massa yang teraba, ukuran dan lokasi massa harus didokumentasikan dan
dipantau. Semua fibroadenoma harus diamati selama setidaknya satu siklus
menstruasi lengkap. Pemeriksaan pencitraan yang disarankan termasuk mamografi,
ultrasonografi, dan pencitraan resonansi magnetic (MRI). Namun, pada populasi
remaja, USG adalah pilihan terbaik karena kepadatan payudara remaja. Pemeriksaan
sitologi dengan aspirasi (Fine needle aspiration citology/FNAC) telah menjadi metode
yang populer dalam evaluasi massa payudara. Secara bersamaan dengan diagnosis
klinis fibroadenoma, FNAC dapat meningkatkan sensitivitas diagnosis hingga 86%
dengan spesifisitas 76%, sedangkan untuk kanker payudara FNAC adalah 96%
sensitif dan 98% spesifik. Meskipun jinak, fibroadenoma juvenile raksasa / giant and
juvenile fibroadenoma memiliki karakteristik yang mirip dengan keganasan, seperti
perubahan struktur payudara, perubahan kulit, inverted nipple, dan pelebaran
pembuluh darah superfisial, sehingga analisis histologis jaringan harus dilakukan
untuk fibroadenoma remaja raksasa untuk menyingkirkan keganasan. Pemeriksaan
palpasi putting untuk melihat nipple discharge dan palpasi kelenjar getah bening
aksila juga harus dilakukan Diagnosis banding untuk massa payudara pada populasi
remaja harus mencakup perubahan inflamasi, lipoma, hamartoma, kista payudara,
hipertrofi payudara remaja jinak, dan keganasan (Lee & Soltanian, 2015).

g. Tatalaksana
Pada sebagian besar kasus, fibroadenoma tidak memerlukan pengobatan. Lesi
dapat menyusut dan menghilang dari waktu ke waktu, tetapi jika ukurannya besar dan
menekan jaringan payudara lain, mereka harus dikeluarkan. Tatalaksana pertama yang
dapat dilakukan pada pasien fibroadenoma mamae adalah evaluasi, evaluasi dilakukan
setiap 3 – 12 bulan, baik melalui pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang.
Banyak pasien memutuskan menolak operasi karena lesi tidak berbahaya dan tidak
melibatkan risiko keganasan jangka panjang. Pembedahan juga dapat mengubah
bentuk payudara. Operasi pembedahan disarankan jika itu masif dan terus bertambah
besar. Indikasi untuk intervensi bedah termasuk pertumbuhan cepat, ukuran lebih
besar dari 2 cm, dan permintaan pasien. Pembedahan yang dapat dilakukan untuk
tatalaksana fibroadenoma mamae adalah bedah eksisi (Ajmal & Fossen, 2019).
Menurut The American Society of Breast Surgeon, pilihan tatalaksana yang
tersedia untuk pasien yang didiagnosis dengan fibroadenoma termasuk observasi atau
eksisi bedah. Dua pendekatan baru, eksisi perkutan dan cryoablation in situ, telah
dikembangkan dan kurang invasif daripada eksisi bedah.
Biopsi eksisi terbuka adalah pengobatan yang efektif dalam kasus-kasus
seperti itu tetapi itu dapat terbilang sedikit mahal. Eksisi terbuka mungkin masih
menjadi pilihan terbaik dalam beberapa kasus berdasarkan ukuran besar fibroadenoma
atau penilaian dokter bedah atau preferensi pasien. Penelitian telah menunjukkan
bahwa eksisi perkutaneus dipandu ultrasound dari fibroadenoma aman, efektif dan
ditoleransi dengan baik oleh pasien. Untuk pasien yang lebih memilih pengangkatan
lesi, prosedur ini menawarkan morbiditas, biaya, waktu cuti minimal dari pekerjaan,
dan dampak kosmetik. Beberapa percobaan multi-institusi telah menunjukkan
cryoablation menjadi pilihan yang berhasil untuk resolusi fibroadenoma tanpa eksisi
bedah. FDA telah menyetujui penggunaan cryoablation sebagai terapi yang aman dan
efektif untuk fibroadenoma. Hasil cryoablation telah diikuti selama 4 tahun dan
menunjukkan prosedurnya aman dan tahan lama. Teknik cryoablation melibatkan
panduan ultrasound untuk penempatan probe tiga dimensi di dalam pusat
fibroadenoma. Dokter yang mempraktikkan teknik ini dan / atau biopsi eksisi
perkutan harus memiliki keterampilan yang tepat dalam USG payudara seperti yang
direkomendasikan oleh The American Society of Breast Surgeons. Teknik kedua
dianggap berisiko rendah untuk pasien yang, jika perlu, menjalani reseksi bedah untuk
pengobatan (eksisi tidak lengkap) yang tidak berhasil. The American Society of Breast
Surgeons merekomendasikan kriteria berikut untuk menetapkan pasien sebagai
kandidat potensial untuk cryoablasi atau eksisi perkutan fibroadenoma:

1. Lesi harus terlihat secara sonografi


2. Diagnosis fibroadenoma harus dikonfirmasi secara histologis.
3. Lesi harus berdiameter kurang dari 4 cm
Kontraindikasi untuk cryoablasi atau eksisi perkutan dari fibroadenoma payudara
termasuk:
1. Diagnosis biopsi inti menunjukkan tumor phyllodes cystosarcoma atau keganasan
lainnya
2. Visualisasi lesi yang buruk dengan USG
3. Diagnosis biopsi inti fibroadenoma di mana diagnosis dianggap tidak sesuai dengan
temuan pada pencitraan atau pemeriksaan fisik. Pasien yang menjalani cryoablasi atau
eksisi fibroadenoma perkutan harus ditindaklanjuti secara klinis oleh dokter yang
merawat.

Anda mungkin juga menyukai