Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Epidemiologi yang berjudul
“Kejadian Penyakit Dalam Komunitas Berdasarkan Model Epidemiologi
(Penyakit Diabetes Melitus Dalam Kehamilan” dapat kami selesaikan dengan
baik.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Epidemiologi dengan dosen pengampu Ibu Nur Eva Aristina,SST., M.Keb. Tidak
lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Pada
kesempatan ini, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan
menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan.............................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................7
TINJAUAN TEORI...............................................................................................7
2.1 Pengertian.......................................................................................................7
2.2 Epidemiologi..................................................................................................7
2.3 Etiologi......................................................................................................8
2.6 Model Epidemiologi.....................................................................................12
BAB III..................................................................................................................13
TINJAUAN KASUS.............................................................................................13
3.1 Contoh Kasus Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) pada Ibu Hamil......13
3.2.......................................................................................................................14
BAB IV..................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................16
4.1 Kesimpulan...................................................................................................16
4.1 Saran.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia saat ini mengalami transisi epidemiologi yang ditandai
dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular
(PTM) seperti asma, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), kanker,
hipertensi, stroke, jantung, diabetes mellitus dan lain-lain (Widyastuti, dkk
2018).
Epidemiologi pada awalnya difokuskan secara eksklusif pada
epidemi penyakit menular namun kemudian diperluas untuk mengatasi
endemik penyakit menular dan tidak menular. Pada pertengahan abad ke-20,
metode epidemiologi telah dikembangkan dan diterapkan pada penyakit
kronis, cedera, cacat lahir, kesehatan ibu dan anak, kesehatan kerja, dan
kesehatan lingkungan. Kemudian ahli epidemiologi mulai nelihat pada
perilaku yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan seperti frekuensi
aktivitas fisik dan penggunaan sabuk pengaman. Sekarang, dengan ledakan
metode ,olekular, ahli epidemiologi dapat membuat langkah penting dalam
memeriksa genetic marker yang berisiko penyakit (Sari, dkk 2021).
Perkembangan epidemiologi kesehatan pada umumnya berfokus dalam
menangani masalah penyakit menular. Hal ini dapat dilihat dari sejarah ilmu
epidemiologi itu sendiri, yang berkaitan erat dengan penyakit menular. Sejalan
berkembangnya kehidupan, terjadi perubahan pola struktur masyarakat dari
agraris ke industri yang mempengaruhi gaya hidup, keadaan demografi, sosial
ekonomi, dan sosial budaya. Epidemiologi kesehatan mengalami perubahan
dari penyakit menular yang selalu menjadi penyebab kesakitan dan kematian
utama, mulai digantikan oleh penyakit tidak menular seperti penyakit jantung,
stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik
serta penyakit kronik lainnya yang merupakan 63% penyebab kematian di
seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa per tahun (Sari, dkk 2021).
Epidemiologi memakai cara pandang ekologi untuk mengkaji
interaksi berbagai elemen dan faktor dalam lingkungan dan implikasi yang
4
berkaitan dengan suatu penyakit. Ekologi merupakan hubungan
organisme, antara satu dengan lainnya. Semua penyakit atau kondisi tidak
selalu dapat dikaitkan hanya pada satu faktor penyebab (tunggal). Jika
diperlukan lebih dari satu penyebab untuk menimbulkan satu penyakit, hal
ini disebut sebagai penyebab ganda (multiple caution). Epidemiologi
memberikan manfaat dengan memberikan gambaran faktor risiko,
masalah, dan perilaku apa saja yang mempengaruhi suatu kelompok atau
suatu populasi. Setiap kelompok dikaji dengan melakukan pengkajian
terhadap faktor risiko dan menggunakan teknik pemeriksaan kesehatan,
misalnya: risiko kesehatan, pemeriksaan, skrining kesehatan, tes
kesehatan, pengkajian penyakit, dan sebagainya (Sumiarto, B., &
Budiharta, 2021).
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari kejadian penyakit dalam
komunitas berdasarkan model epidemiologi
5
2. Mahasiswa mampu mengetahui epidemiologi dari kejadian penyakit dalam
komunitas
3. Mahasiswa mampu mengetahui etiologi dari kejadian penyakit dalam
komunitas
4. Mahasiswa mampu mengetahui manifestasi klinis dari kejadian penyakit
dalam komunitas
5. Mahasiswa mampu mengetahui proses perjalanan penyakit dari kejadian
penyakit dalam komunitas
6. Mahasiswa mampu mengetahui model epidemiologi dari kejadian
penyakit dalam komunitas
7. Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan dan upaya pencegahan
dari kejadian penyakit dalam komunitas
8. Mahasiswa mampu mengetahui tinjauan kasus dari kejadian penyakit
dalam komunitas
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Gestasional diabetes mellitus (GDM) merupakan suatu gangguan
toleransi karbohidrat (TGT, GDPT, DM) yang terjadi atau diketahui pertama
kali pada saat kehamilan sedang berlangsung (Konsensus Perkeni, 2015).
Keadaan ini biasanya terjadi pada saat 24 minggu usia kehamilan dan
sebagian penderita akan kembali normal pada setelah kehamilan (Depkes RS,
2008). Diabetes dalam kehamilan diklasifikasikan dalam dua bentuk, yaitu
DM yang mendahului kehamilan (DM pregestasional) dan DM yang terjadi
pada saat kehamilan (GDM). Dampak terbesar dari kondisi ini, meningkatnya
morbiditas dan mortalitas baik ibu dan bayi.
2.2 Epidemiologi
Angka kejadian diabetes terus meningkat di seluruh dunia.
Menurut data International Diabetes Federation, hingga saat ini sebanyak 199
juta wanita di seluruh dunia menderita diabetes. Angka ini diproyeksikan
akan meningkat hingga 313 juta wanita di tahun 2040. Diabetes menjadi
penyebab kematian nomor 9 pada wanita di seluruh dunia. Adapun jumlah
kematian wanita akibat diabetes sebesar 2,1 juta jiwa setiap tahunnya.
Tren diabetes tidak hanya diderita oleh kelompok usia tua, namun
sudah bergeser ke kelompok usia muda dan produktif. Akibat dari pergeseran
ini semakin banyak wanita berusia reproduktif yang mengidap diabetes.
7
Hingga saat ini, 2 dari 5 wanita berusia reproduktif menderita diabetes,
dengan jumlah mencapai lebih dari 60 juta wanita di seluruh dunia.
Wanita penderita diabetes umumnya sulit hamil atau mengalami
kesulitan selama proses persalinan. Jika tidak didukung dengan perencanaan
pre-konsepsi, diabetes dapat menyebabkan mordibitas dan mortalitas pada ibu
dan bayi. Selain diabetes tipe 1 dan tipe 2, diabetes gestasional juga secara
unik memengaruhi wanita pada masa kehamilan. Berdasarkan riset
International Diabetes Federation, 90% kasus diabetes pada wanita hamil
merupakan kasus diabetes gestasional.
2.3 Etiologi
Diabetes melitus menurut Kowalak, (2011); Wilkins, (2011); dan
Andra (2013) mempunyai beberapa penyebab, yaitu:
1. Hereditas
Peningkatan kerentanan sel-sel beta pancreas dan perkembangan
antibodi autoimun terhadap penghancuran sel-sel beta.
2. Lingkungan (makanan, infeksi, toksin, stress)
Kekurangan protein kronik dapat mengakibatkan hipofungsi
pancreas. Infeksi virus coxsakie pada seseorang yang peka secara genetic.
Stress fisiologis dan emosional meningkatkan kadar hormon stress
(kortisol, epinefrin, glucagon, dan hormon pertumbuhan), sehingga
meningkatkan kadar glukosa darah.
3. Perubahan gaya hidup
8
Pada orang secara genetik rentan terkena DM karena perubahan
gaya hidup, menjadikan seseorang kurang aktif sehingga menimbulkan
kegemukan dan beresiko tinggi terkena diabetes melitus.
4. Kehamilan
Kenaikan kadar estrogen dan hormon plasental yang berkaitan
dengan kehamilan, yang mengantagoniskan insulin.
5. Usia
Usia diatas 65 tahun cenderung mengalami diabetes melitus
6. Obesitas
Obesitas dapat menurunkan jumlah reseptor insulin di dalam tubuh.
Insulin yang tersedia tidak efektif dalam meningkatkan efek metabolic.
7. Antagonisasi efek insulin yang disebabkan oleh beberapa medikasi, antara
lain diuretic thiazide, kortikosteroid adrenal, dan kontraseptif hormonal.
2. Poliuria ( banyak kencing) : Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa
darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa
sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan
dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.
3. Polifagia (banyak makan) : Hal ini disebabkan karena glukosa tidak
sampai ke sel-sel mengalami starvisasi (lapar). Sehingga untuk
memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak
9
makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada
pembuluh darah.
a. Penurunan berat badan
b. Kesemutan, gatal
c. Pandangan kabur
d. Pruritus vulva pada wanita
e. Lemas, lekas Lelah, tenaga kurang.
4. Glukosa plasma puasa 5.1-6.9 mmol / l (92 -125 mg / dl) - Glukosa plasma
1 jam ≥ 10,0 mmol / l (180 mg / dl) mengikuti beban glukosa oral 75 g
(WHO, 2013)
5. Glukosa plasma 2 jam 8,5 - 11,0 mmol / l (153 -199 mg / dl) mengikuti
beban glukosa oral 75g ( WHO 2013)
Jika dilakukan skrinning strategi One-Step, ditandai dengan :
a) Puasa 92 mg/dL (5,1 mmol/L)
b) 1 jam 180 mg/dL (10 mmol/L)
c) 2 jam 153 mg/dL (8,5 mmol/L)
Strategi Two-Steps, ditandai dengan kriteria :
Carpenter/Coustan NDDG
Puasa 95 mg/dL (5,3mmol/L) >105 mg/dL (5,8 mmol/L)
1 jam 180 mg/dL (10 mmol/L) >190 mg/dL (10,6
mmol/L)
2 jam 155 mg/dL (8,6 mmol/L) >165 mg/dL (9,2 mmol/L)
3 jam 140 mg/dL (7,8 mmol/L) >145 mg/dL (8 mmol/L)
Tabel 2.4. Batasan yang direkomendasikan adalah >135 mg/dL (7,5
mmol/L), sejumlah ahli merekomendasikan > 130 mg/dL (7,2 mmol/L)
(Kurniawan, 2016).
10
yang melatarbelakangi adalah karena pengaruh genetic, hormone dan pola hidup
ibu pada masa kehamilannya.
11
2.6 Model Epidemiologi
Kehamilan Obesitas
Produksi hormon
Lingkungan Perubahan hormonal Insulin
& metabolisme
Kurang protein
kronik
Resistensi Insulin Kadar gula naik
Hipofungsi
Stress DMG
Kadar gula
Hormon
Kortisol DMG
Kadar
Komplikasi,
glukosa darah
Hiperinsulin, dan
bayi besar
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Contoh Kasus Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) pada Ibu Hamil
Seorang wanita berusia 36 tahun dikonsulkan dari Bagian juga dapat
meningkat pada pasien yang sebelumnya Ilmu Kebidanan dan Kandungan ke
Bagian Endokrin Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit dr. Saiful Anwar (RSSA) 4
hari setelah melahirkan dengan cara sectio caesaria, karena didapatkan kadar
glukosa darah yang tinggi. Pasien dikonsultasikan untuk memperoleh saran
penatalaksanaan lanjutan dari tingginya kadar glukosa darah pasien.
Sc dilakukan pada tanggal 1 maret 2021. Bayi lahir berjenis kelamin laki-
laki dengan BB 4350 g dan PB 51cm. Penilaian awal apgar score 7/9 dan tidak
didapatkan kelainan kongenital. Pemeriksaan lab pada bayi menunjukan kondisi
hipoglikemi (kadar gula darah 36mg/Dl)
13
gula darah terkontrol pada perawatan hari ke 5 setelah oprasi pasien dipulangkan
dari rumah sakit.
Pada kasus ini kadar glukosa darah tinggi baru diketahui saat akan
melahirkan yaitu 252mg/dL. Hal ini dimungkinkan karena tidak didapati riwayat
keluarga dengan penyakit diabetes, keluhan banyak minum, sering kencing malam
hari dan penurunan BB tanpa sebab yang jelas. Sebelumnya pasien tidak pernah
melekaukan pemeriksaan gula darah dan saat kontrol kehamilan juga tidak
diperiksa. Kasus ini menunjukan pentingnya skrining pada pasien yang beresiko
sejak usia kehamilan 20 mgg dengan menggunakan tes toleransi glukosa oral.
s
Agent : DMG
Host ( Penjamu ) : ibu hamil tidak melakukan srining dini
Lingkungan ( Environment ) : lingkungan yang memiliki riwayat DM
menurun
14
Dapat dilihat gambar menunjukan bahwa ibu yang tidak melakukan
skrining dini menjadi faktor penyebab yang menonjol pada kasus ini.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diabetes mellitus gestasional adalah gangguan dari glukosa yang dipicu
oleh kehamilan, biasanya menghilang setelah melahirkan. Diabetes
mellitus gestasional didefinisikan sebagai intoleransi glukosa yang terjadi
atau diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah
penderita mendapat insulin atau diet saja. Diabetes gestasional terjadi pada
minggu ke 24 sampai ke 28 pada masa kehamilan. Kondisi ini adalah
kondisi sementara dimana kadar gula darah akan kembali normal setelah
melahirkan. Diabetes mellitus gestasional perlu penanganan yang serius,
karena dapat mempengaruhi perkembangan janin dan dapat mengancam
kehidupan janin kedepannya. Sehingga perlu diberikan asuhan kebidanan
secara professional terhadap ibu hamil dengan diabetes mellitus, supaya
tidak lagi terjadi berbagi komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan.
4.1 Saran
1. Untuk ibu hamil : Diharapkan untuk mengontrol pola makan selama
kehamilan dan diharapkan dapat mengurangi atau mencegah
komplikasi kehamilan yang mungkin akan terjadi.
2. Untuk tenaga kesehatan : Diharapkan untuk bisa mendeteksi dini ibu
yang mengidap diabetes gestasional dan memberikan pengobatan
segera mungkin agar tidak terjadi komplikasi yang lain.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
18