Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Kejadian Penyakit Dalam Komunitas Berdasarkan Model Epidemiologi


(Penyakit Diabetes Melitus Dalam Kehamilan)

“Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Epidemilogi”

Dosen Pembimbing :

Nur Eva Aristina,SST.,M.Keb

Disusun Oleh :

1. Lindah Regita Cahyani P17311201001


2. Tasya Oktavia Wardani P17311201005
3. Khania Wahyu Maulidah P17311203016

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MALANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Epidemiologi yang berjudul
“Kejadian Penyakit Dalam Komunitas Berdasarkan Model Epidemiologi
(Penyakit Diabetes Melitus Dalam Kehamilan” dapat kami selesaikan dengan
baik.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Epidemiologi dengan dosen pengampu Ibu Nur Eva Aristina,SST., M.Keb. Tidak
lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Pada
kesempatan ini, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan
menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Malang, 06 Februari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan.............................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................7
TINJAUAN TEORI...............................................................................................7
2.1 Pengertian.......................................................................................................7
2.2 Epidemiologi..................................................................................................7
2.3 Etiologi......................................................................................................8
2.6 Model Epidemiologi.....................................................................................12
BAB III..................................................................................................................13
TINJAUAN KASUS.............................................................................................13
3.1 Contoh Kasus Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) pada Ibu Hamil......13
3.2.......................................................................................................................14
BAB IV..................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................16
4.1 Kesimpulan...................................................................................................16
4.1 Saran.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia saat ini mengalami transisi epidemiologi yang ditandai
dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular
(PTM) seperti asma, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), kanker,
hipertensi, stroke, jantung, diabetes mellitus dan lain-lain (Widyastuti, dkk
2018).
Epidemiologi pada awalnya difokuskan secara eksklusif pada
epidemi penyakit menular namun kemudian diperluas untuk mengatasi
endemik penyakit menular dan tidak menular. Pada pertengahan abad ke-20,
metode epidemiologi telah dikembangkan dan diterapkan pada penyakit
kronis, cedera, cacat lahir, kesehatan ibu dan anak, kesehatan kerja, dan
kesehatan lingkungan. Kemudian ahli epidemiologi mulai nelihat pada
perilaku yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan seperti frekuensi
aktivitas fisik dan penggunaan sabuk pengaman. Sekarang, dengan ledakan
metode ,olekular, ahli epidemiologi dapat membuat langkah penting dalam
memeriksa genetic marker yang berisiko penyakit (Sari, dkk 2021).
Perkembangan epidemiologi kesehatan pada umumnya berfokus dalam
menangani masalah penyakit menular. Hal ini dapat dilihat dari sejarah ilmu
epidemiologi itu sendiri, yang berkaitan erat dengan penyakit menular. Sejalan
berkembangnya kehidupan, terjadi perubahan pola struktur masyarakat dari
agraris ke industri yang mempengaruhi gaya hidup, keadaan demografi, sosial
ekonomi, dan sosial budaya. Epidemiologi kesehatan mengalami perubahan
dari penyakit menular yang selalu menjadi penyebab kesakitan dan kematian
utama, mulai digantikan oleh penyakit tidak menular seperti penyakit jantung,
stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik
serta penyakit kronik lainnya yang merupakan 63% penyebab kematian di
seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa per tahun (Sari, dkk 2021).
Epidemiologi memakai cara pandang ekologi untuk mengkaji
interaksi berbagai elemen dan faktor dalam lingkungan dan implikasi yang

4
berkaitan dengan suatu penyakit. Ekologi merupakan hubungan
organisme, antara satu dengan lainnya. Semua penyakit atau kondisi tidak
selalu dapat dikaitkan hanya pada satu faktor penyebab (tunggal). Jika
diperlukan lebih dari satu penyebab untuk menimbulkan satu penyakit, hal
ini disebut sebagai penyebab ganda (multiple caution). Epidemiologi
memberikan manfaat dengan memberikan gambaran faktor risiko,
masalah, dan perilaku apa saja yang mempengaruhi suatu kelompok atau
suatu populasi. Setiap kelompok dikaji dengan melakukan pengkajian
terhadap faktor risiko dan menggunakan teknik pemeriksaan kesehatan,
misalnya: risiko kesehatan, pemeriksaan, skrining kesehatan, tes
kesehatan, pengkajian penyakit, dan sebagainya (Sumiarto, B., &
Budiharta, 2021). 

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kejadian penyakit dalam komunitas
berdasarkan model epidemiologi?
2. Apa yang dimaksud dengan epidemiologi dari kejadian penyakit dalam
komunitas?
3. Apa yang dimaksud dengan etiologi dari kejadian penyakit dalam
komunitas?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari kejadian penyakit dalam komunitas?
5. Bagaimana proses perjalanan penyakit dari kejadian penyakit dalam
komunitas?
6. Apa yang menjadi model epidemiologi dari kejadian penyakit dalam
komunitas?
7. Bagaimana penatalaksanaan dan upaya pencegahan dari kejadian penyakit
dalam komunitas?
8. Apa yang dimaksud dengan tinjauan kasus dari kejadian penyakit dalam
komunitas

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari kejadian penyakit dalam
komunitas berdasarkan model epidemiologi

5
2. Mahasiswa mampu mengetahui epidemiologi dari kejadian penyakit dalam
komunitas
3. Mahasiswa mampu mengetahui etiologi dari kejadian penyakit dalam
komunitas
4. Mahasiswa mampu mengetahui manifestasi klinis dari kejadian penyakit
dalam komunitas
5. Mahasiswa mampu mengetahui proses perjalanan penyakit dari kejadian
penyakit dalam komunitas
6. Mahasiswa mampu mengetahui model epidemiologi dari kejadian
penyakit dalam komunitas
7. Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan dan upaya pencegahan
dari kejadian penyakit dalam komunitas
8. Mahasiswa mampu mengetahui tinjauan kasus dari kejadian penyakit
dalam komunitas

6
BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Gestasional diabetes mellitus (GDM) merupakan suatu gangguan
toleransi karbohidrat (TGT, GDPT, DM) yang terjadi atau diketahui pertama
kali pada saat kehamilan sedang berlangsung (Konsensus Perkeni, 2015).
Keadaan ini biasanya terjadi pada saat 24 minggu usia kehamilan dan
sebagian penderita akan kembali normal pada setelah kehamilan (Depkes RS,
2008). Diabetes dalam kehamilan diklasifikasikan dalam dua bentuk, yaitu
DM yang mendahului kehamilan (DM pregestasional) dan DM yang terjadi
pada saat kehamilan (GDM). Dampak terbesar dari kondisi ini, meningkatnya
morbiditas dan mortalitas baik ibu dan bayi.

Salah satu penanda adanya GDM adalah kondisi hiperglikemia.


Hiperglikemia pada kehamilan merupakan salah satu gangguan metabolik
selama kehamilan dan ini dapat berkembang menjadi resistensi insulin selama
kehamilan (Diabetes Voice, IDF, Juni 2014). Berdasarkan pernyataan ahli
gestasional diabetes mellitus merupakan gangguan toleransi glukosa yang
pertama kali ditemukan saat kehamilan dan gangguan metabolic ini akan
berpengaruh terhadap kehamilannya atau keadaan yang dialami oleh wanita
yang sebelumnya pernah didiagnosis diabetes kemudian menunjukkan kadar
glukosa tinggi selama masa kehamilannya.

2.2 Epidemiologi
Angka kejadian diabetes terus meningkat di seluruh dunia.
Menurut data International Diabetes Federation, hingga saat ini sebanyak 199
juta wanita di seluruh dunia menderita diabetes. Angka ini diproyeksikan
akan meningkat hingga 313 juta wanita di tahun 2040. Diabetes menjadi
penyebab kematian nomor 9 pada wanita di seluruh dunia. Adapun jumlah
kematian wanita akibat diabetes sebesar 2,1 juta jiwa setiap tahunnya.
Tren diabetes tidak hanya diderita oleh kelompok usia tua, namun
sudah bergeser ke kelompok usia muda dan produktif. Akibat dari pergeseran
ini semakin banyak wanita berusia reproduktif yang mengidap diabetes.

7
Hingga saat ini, 2 dari 5 wanita berusia reproduktif menderita diabetes,
dengan jumlah mencapai lebih dari 60 juta wanita di seluruh dunia.
Wanita penderita diabetes umumnya sulit hamil atau mengalami
kesulitan selama proses persalinan. Jika tidak didukung dengan perencanaan
pre-konsepsi, diabetes dapat menyebabkan mordibitas dan mortalitas pada ibu
dan bayi. Selain diabetes tipe 1 dan tipe 2, diabetes gestasional juga secara
unik memengaruhi wanita pada masa kehamilan. Berdasarkan riset
International Diabetes Federation, 90% kasus diabetes pada wanita hamil
merupakan kasus diabetes gestasional.

Diabetes gestasional sangat berbahaya karena menjadi penyebab


utama dalam kasus kematian ibu dan bayi serta menimbulkan komplikasi
serius pada proses persalinan. Data Lancet 2011, sebanyak 3 juta bayi lahir
mati setiap tahunnya akibat diabetes gestasional. Kehamilan yang disertai
dengan diabetes gestasional juga berisiko menyebabkan kematian ibu hingga
4 kali lipat.
Ibu hamil penderita  diabetes gestasional umumnya mengalami
komplikasi saat proses persalinan dan cenderung melahirkan bayi dengan
berat badan berlebih, atau melahirkan bayi prematur atau cacat fisik.

2.3 Etiologi
Diabetes melitus menurut Kowalak, (2011); Wilkins, (2011); dan
Andra (2013) mempunyai beberapa penyebab, yaitu:

1. Hereditas
Peningkatan kerentanan sel-sel beta pancreas dan perkembangan
antibodi autoimun terhadap penghancuran sel-sel beta.
2. Lingkungan (makanan, infeksi, toksin, stress)
Kekurangan protein kronik dapat mengakibatkan hipofungsi
pancreas. Infeksi virus coxsakie pada seseorang yang peka secara genetic.
Stress fisiologis dan emosional meningkatkan kadar hormon stress
(kortisol, epinefrin, glucagon, dan hormon pertumbuhan), sehingga
meningkatkan kadar glukosa darah.
3. Perubahan gaya hidup

8
Pada orang secara genetik rentan terkena DM karena perubahan
gaya hidup, menjadikan seseorang kurang aktif sehingga menimbulkan
kegemukan dan beresiko tinggi terkena diabetes melitus.
4. Kehamilan
Kenaikan kadar estrogen dan hormon plasental yang berkaitan
dengan kehamilan, yang mengantagoniskan insulin.
5. Usia
Usia diatas 65 tahun cenderung mengalami diabetes melitus
6. Obesitas
Obesitas dapat menurunkan jumlah reseptor insulin di dalam tubuh.
Insulin yang tersedia tidak efektif dalam meningkatkan efek metabolic.
7. Antagonisasi efek insulin yang disebabkan oleh beberapa medikasi, antara
lain diuretic thiazide, kortikosteroid adrenal, dan kontraseptif hormonal.

2.4 Manifestasi Klinis

Pada ibu hamil penderita diabetes melitus gestaional tidak menunjukkan


tanda dan gejala yang langsung terlihat. Biasanya jika ibu sudah menderita
diabetes sebelum hamil, mungkin lebih difokuskan namun pada kasus
diabetes melitus gestasional kuran di perhatikan, karena tidak adanya tanda
gejala tapi jika dilakukan skrinning sedini mungkin bisa mengetahui ada atau
tidaknya indikasi diabetes melitus gestasional. Jika dilakukan pemeriksaan
tanda gejala terjadinya diabetes gestasional ditandai dengan :
1. Polidipsi (banyak minum) : hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak
dan kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehingga untuk
mengimbangi klien lebih banyak minum.

2. Poliuria ( banyak kencing) : Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa
darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa
sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan
dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.
3. Polifagia (banyak makan) : Hal ini disebabkan karena glukosa tidak
sampai ke sel-sel mengalami starvisasi (lapar). Sehingga untuk
memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak

9
makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada
pembuluh darah.
a. Penurunan berat badan
b. Kesemutan, gatal
c. Pandangan kabur
d. Pruritus vulva pada wanita
e. Lemas, lekas Lelah, tenaga kurang.
4. Glukosa plasma puasa 5.1-6.9 mmol / l (92 -125 mg / dl) - Glukosa plasma
1 jam ≥ 10,0 mmol / l (180 mg / dl) mengikuti beban glukosa oral 75 g
(WHO, 2013)
5. Glukosa plasma 2 jam 8,5 - 11,0 mmol / l (153 -199 mg / dl) mengikuti
beban glukosa oral 75g ( WHO 2013)
Jika dilakukan skrinning strategi One-Step, ditandai dengan :
a) Puasa 92 mg/dL (5,1 mmol/L)
b) 1 jam 180 mg/dL (10 mmol/L)
c) 2 jam 153 mg/dL (8,5 mmol/L)
Strategi Two-Steps, ditandai dengan kriteria :

Carpenter/Coustan NDDG
Puasa 95 mg/dL (5,3mmol/L) >105 mg/dL (5,8 mmol/L)
1 jam 180 mg/dL (10 mmol/L) >190 mg/dL (10,6
mmol/L)
2 jam 155 mg/dL (8,6 mmol/L) >165 mg/dL (9,2 mmol/L)
3 jam 140 mg/dL (7,8 mmol/L) >145 mg/dL (8 mmol/L)
Tabel 2.4. Batasan yang direkomendasikan adalah >135 mg/dL (7,5
mmol/L), sejumlah ahli merekomendasikan > 130 mg/dL (7,2 mmol/L)
(Kurniawan, 2016).

2.5 Proses Perjalanan Penyakit

Faktor yang mempengaruhi terjadinya DMG adalah terjadinya insulin


fisiologis terutama pada masa akhir kehamilan sehingga tubuh melakukan
komprensasi dengan cara meningkatkan sekresi insulin. Namun kompensasi ini
kurang terjadi pada wanita DMG sehingga terjadi keadaan hiperglikemia. Faktor

10
yang melatarbelakangi adalah karena pengaruh genetic, hormone dan pola hidup
ibu pada masa kehamilannya.

Pada kehamilan terjadi peningkatan hormone estrogen, kortisol dan HPL


yang menyebabkan resistensi terhadap efek insulin dan terjadi perubahan kinetika
insulin  sehingga kadar gula naik yang dapat menyebabkan DMG. Akibatnya,
komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula tinggi, kadar
insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana
sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal, (menyebabkan
kemungkinan terjadinya komplikasi). Selain itu juga membuat pasokan gula darah
ke janin meningkat sehingga terjadi hiperinsulin, dan bayi besar.
Pada trimester 2 dan selanjutnya peningkatan hubungan fetomaternal akan
mengurangi sensitivitas insulin maternal. Resistensi insulin akan meningkat tiga
kali lipat dibandingkan dengan kondisi sebelum kehamilan terjadi. Hal ini akan
ditandai dengan adanya defek post receptor yang menurunkan kemampuan insulin
untuk memobilisasi GLUT4 dari dalam sel ke permukaan sel. Hal tersebut terjadi
karena adanya sekresi hormon-hormon yang terkait dengan kehamilan seperti
estrogen, progesterone, chorionic gonadotropin laktogen, prolactin, sehingga
dalam kondisi hamil terjadi peningkatan massa sel β pankreas dan peningkatan
kadar insulin. Biasanya pada kondisi hamil pankreas dapat memproduksi insulin
sekitar 3 kali jumlah normal untuk mengatasi efek hormon kehamilan pada
peningkatan kadar glukosa darah dan pembentukan sumber energi tubuh, namun
pada beberapa wanita tidak dapat meningkatkan produksi insulinnya sehingga
terjadi kondisi hiperglikemia kehamilan atau DMG (diabetes mellitus
gestasional).

Obesitas menyebabkan sel β ( yang mensekresi insulin dalam darah)


pancreas penghasil insulin hipertropi yang pada gilirannya akan kelelahan dan
jebol sehingga insulin menjadi berkurang produksinya sehingga bisa
menyebabkan kadar gula meningkat. Oleh karena itu, obesitas menjadi salah satu
pemicu terjadinya DMG.

11
2.6 Model Epidemiologi

Kehamilan Obesitas

Produksi hormon
Lingkungan Perubahan hormonal Insulin
& metabolisme

Kurang protein
kronik
Resistensi Insulin Kadar gula naik

Hipofungsi
Stress DMG
Kadar gula

Hormon
Kortisol DMG

Kadar
Komplikasi,
glukosa darah
Hiperinsulin, dan
bayi besar

12
BAB III

TINJAUAN KASUS
3.1 Contoh Kasus Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) pada Ibu Hamil
Seorang wanita berusia 36 tahun dikonsulkan dari Bagian juga dapat
meningkat pada pasien yang sebelumnya Ilmu Kebidanan dan Kandungan ke
Bagian Endokrin Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit dr. Saiful Anwar (RSSA) 4
hari setelah melahirkan dengan cara sectio caesaria, karena didapatkan kadar
glukosa darah yang tinggi. Pasien dikonsultasikan untuk memperoleh saran
penatalaksanaan lanjutan dari tingginya kadar glukosa darah pasien.

Dari anamnesa didapatkan pasien telah menjalani operasi SC 4 hari lalu


sebelumnya terindikasi kala 1 fase aktif dengan primi tua primer, usia lebih dari
35 tahun, riwayat KPD, dan high value baby. Selama kehamilan pasien rutin
melakukan pemeriksaan setiap bulan di bidan. Tidak didapati darah tinggi saat
kontrol ke bidan. Riwayat DM tidak diketahui oleh pasien, saat dilakukan
tindakan operasi baru diketahui glukosa darah 252.

Pasien tampak sakit sedang, kesaran penuh. Pemeriksaan fisik BB 74 Kg,


TB 156 cm, IMT 30,4, TD 130/80mmHg, nadi 94x/menit, dan pernafasan
20x/menit. Pasien tidak anemis maupun ikterik dan tidak ditemukan pembesaran
getah bening.

Sc dilakukan pada tanggal 1 maret 2021. Bayi lahir berjenis kelamin laki-
laki dengan BB 4350 g dan PB 51cm. Penilaian awal apgar score 7/9 dan tidak
didapatkan kelainan kongenital. Pemeriksaan lab pada bayi menunjukan kondisi
hipoglikemi (kadar gula darah 36mg/Dl)

Berdasarkan anamnesis , pemeriksaan fisik, hasil laboratorium dan ECG,


masalah yang terdapat pada pasien ini sangat kompleks karena kondisi
kehamilannya (usia tua, KPD, dan high value baby), adanya diabetes pada
kehamilan, serta permasalahan kesehatan jantung (heart failure stage C functional
class C II due to coronary artery disease dan old myocard infract inferior wall).
Pasien mendapat terapi diet 1700 kkal/hari, injeksi insulin long acting 0-6 iu
subcutan, captopril 6.25mg perolar setiap 8 jam, dan simvastatin 20 mg. Setalah

13
gula darah terkontrol pada perawatan hari ke 5 setelah oprasi pasien dipulangkan
dari rumah sakit.

3.2 Pembahasan Kasus Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) pada Ibu


Hamil

Kasus ini menyajikan DM dalam kehamilan yang baru teridentifikasi saat


persalinan. Seperti yang sudah dijelakan pada bab sebelumnya ibu hamil dengan
DMG cenderung melahirkan bayi dengan BB berlebih pada kasus ini yaitu bayi
lahir dengan BB 4.350 g.

Penyebab DM dalam kehamilan yang paling mungkin adalah human


placetal loctagen, dengan makin meningkatnya usia kehamilan, level hormon ini
semakin meningkat. Landasan teori menjelaskan DMG umumnya tampak pada
TM 2 atau awal TM 3, oleh karena itu muncul rekomendasi untuk skrining DMG
pada usia kehamilan 24-28 mgg.

Pada kasus ini kadar glukosa darah tinggi baru diketahui saat akan
melahirkan yaitu 252mg/dL. Hal ini dimungkinkan karena tidak didapati riwayat
keluarga dengan penyakit diabetes, keluhan banyak minum, sering kencing malam
hari dan penurunan BB tanpa sebab yang jelas. Sebelumnya pasien tidak pernah
melekaukan pemeriksaan gula darah dan saat kontrol kehamilan juga tidak
diperiksa. Kasus ini menunjukan pentingnya skrining pada pasien yang beresiko
sejak usia kehamilan 20 mgg dengan menggunakan tes toleransi glukosa oral.

s
 Agent : DMG
 Host ( Penjamu ) : ibu hamil tidak melakukan srining dini
 Lingkungan ( Environment ) : lingkungan yang memiliki riwayat DM
menurun

14
Dapat dilihat gambar menunjukan bahwa ibu yang tidak melakukan
skrining dini menjadi faktor penyebab yang menonjol pada kasus ini.

15
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diabetes mellitus gestasional adalah gangguan dari glukosa yang dipicu
oleh kehamilan, biasanya menghilang setelah melahirkan. Diabetes
mellitus gestasional didefinisikan sebagai intoleransi glukosa yang terjadi
atau diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah
penderita mendapat insulin atau diet saja. Diabetes gestasional terjadi pada
minggu ke 24 sampai ke 28 pada masa kehamilan. Kondisi ini adalah
kondisi sementara dimana kadar gula darah akan kembali normal setelah
melahirkan. Diabetes mellitus gestasional perlu penanganan yang serius,
karena dapat mempengaruhi perkembangan janin dan dapat mengancam
kehidupan janin kedepannya. Sehingga perlu diberikan asuhan kebidanan
secara professional terhadap ibu hamil dengan diabetes mellitus, supaya
tidak lagi terjadi berbagi komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan.

4.1 Saran
1. Untuk ibu hamil : Diharapkan untuk mengontrol pola makan selama
kehamilan dan diharapkan dapat mengurangi atau mencegah
komplikasi kehamilan yang mungkin akan terjadi.
2. Untuk tenaga kesehatan : Diharapkan untuk bisa mendeteksi dini ibu
yang mengidap diabetes gestasional dan memberikan pengobatan
segera mungkin agar tidak terjadi komplikasi yang lain.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, A. (2022). Epidemiologi Kejadian Tuberkulosis-Diabetes Mellitus (TB-


DM) di Kota Kediri. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, vol 11
No (3), 279-286. Retrieved februari 8, 2023, from
http://journals.stikim.ac.id/index.php/jikm
Bambang Sumiarto, S. B. (n.d.). Epidemiologi Vetiner Analitik . UGM press .
Heru Setiawan, Y. F. (2014). HUBUNGAN IBU HAMIL PENGIDAP
DIABETES MELLITUS DENGAN KELAHIRKAN BAYI
MAKROSOMIA DI RSAB HARAPAN KITA JAKARTA. Jurnal
Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 1, Nomor 2,, 101-105.
Retrieved februari 08, 2023
Herwindo Pudjo B, A. N. (2016, Februari). Keterlambatan Diagnosis Diabetes
Mellitus pada Kehamilan. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 29,
No. 3,, 281-285.
doi:http://dx.doi.org/10.21776/ub.jkb.2017.029.03.18
Meggeria Dyah Matrika Tito Putri, P. W. (n.d.). Gambaran Kondisi Ibu Hamul
dengan Diabetes Mellitus di RSD dr.Soebandi Jember Tahun 2013-
2017. 46-52. Retrieved Februari 08, 2023, from
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/6766/4965
Metris A. Pamolango, B. W. (2013, Agustus ). Hubungan Riwayat Diabetes
Mellitus pada Keluarga dengan Kejadian Diabetes Mellitus
Gestasional pada Ibu Hamil di PKM Bahu Kec.Malalayang Kota
Manado. Jurnal Keperawatan, Volume 1. Nomor 1., 1-6. Retrieved
Februari 08, 2023, from
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jkp/article/view/2203/176
1
Sari, M. H. (2021). Dasar-Dasar Epidemiologi. (Ronal Watrinthos, Ed.) Yayasan
Kita Menulis. Retrieved Februari 08, 2023, from
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=3yA5EAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA3&dq=Sari,
+M.+H.+N.,+Rasmaniar,+R.,+Ashriady,+A.,+Purnawinadi,+I.+G.,
+Razak,+R.,+Budiastuti,+A.,+...+%26+Wijayati,+S.+(2021).
+Dasar-Dasar+Epidemiologi.
+Yayasan+Kita+Menulis&ots=7cOZznI
Sari, N. W. (n.d.). Teori dan Aplikasi Epidemiologi Kesehatan. (A. Erit Rovendra,
Ed.) Retrieved februari 08, 2023, from
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=BWs8EAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA139&dq=Teori
+dan+Aplikasi+Epidemiologi+Kesehatan&ots=lmuqpmX8F-
&sig=ZHvDxNKMYNZyyCQWzIWCg0yO81E&redir_esc=y#v=
onepage&q=Teori%20dan%20Aplikasi%20Epidemiologi
%20Kesehatan&f=false

17
18

Anda mungkin juga menyukai