Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

PENYARINGAN/SCREENING

Di susun oleh :
1. Ahmad Fauzan (2113201041)
2. Adellina Wahyuningtias (2113201077)
3. Bobby Febrian (2113201001)
4. Malyano Joergi Voytila Jeo(2113201087)
5. Rangga Rakasiwi (2113201074)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2 C


UNIVERSITAS
WIDYAGAMA MAHAKAM SAMARINDA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Syalom puji syukur kami ucapkan kehadiat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat nya dan kasih- Nya kami dapat mengerjakan dan menyelsaikan
makalah ini dan bagi para pembaca di berikan kesehatan dan mujizat dari Tuhan
Yang Maha Esa, karena dengan Ia lah kita dapat hidup di dunia ini dengan
menikmati segala berkat-Nya. Kami dari kelompok 1 semester 2C Universitas
Widyagama Mahakam Samarinda, mendapatkan tugas makalah dengan tema
Penyaringan atau Screening.

Materi yang kami berikan dalam makalah ini merupakan hasil kerja sama
kami, tanpa berkeja sama makalah ini tidak akan selesai dikarenakan minim nya
waktu yang di berikan untuk mengerjakan makalah ini. Banyak kendala yang
kami lalui dalam pengerjaan makalah ini secara online,suka duka kami lewati
bersama, ada nya selisih paham di antara kami, dan juga susah nya berkomunikasi
secara online, tetapi puji Tuhan kami dapat menyelsaikan makalah ini dengan
sebaik baik nya dan juga tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu A.Suryatni Musrah
S,KM.,M.kes selaku Dosen Mata Kuliah Dasar Epidemiologi yang telah
memberikan tugas ini, sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang kami sebai penulis dan juga mengajarkan kami penting nya pengelolaan
waktu yang baik agar perkerjaan yang kami kerjakan dapat selesai dengan tepat
waktu. Dan juga dengan makalah ini semoga para pembaca dapat memahami dan
mengerti dengan materi yang kami berikan dengan baik dan juga menambah
wawasan pembaca mengenai penyaring atau screering epidemiologi.
Dalam makalah ini sudah kami kerjakan dengan teliti dan sesuai dengan
materi yang ibu berikan kepada kami kelompok 1. Yang mana isi dari materi kami
yaitu meliputi pengertian, tujuan dan sasaran, bentuk pelaksanaan, kriteria dalam
penyusunan program penyaringan, validitas,realibilitas, nilai ramal, penyaringan
bertingkat dan yield (derajat penyranginan). Sehingga kami sangat berharap
materi yang kami berikan ini sesuai dengan yang ibu harapkan.

1
Tiada mahluk yang sempurna di dunia ini termasuk kami sebagai penulis
yang tidak luput dari salah dan khilaf. Oleh karena itu,kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan dari pembaca. Harapan kami semoga
makalah ini dapat bermaanfaat dalam pengetahuan dan perkembangan ilmu
Kesehatan Masyarakat dan aplikasinya di masyarakat. Terima kasih.

Melak 5 Juni 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................1
DAFTAR ISI .................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................4
A. LATAR BELAKANG...............................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................7
C. TUJUAN....................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN................................................................................8
Penyaringan/Skreening..........................................................................8
Tujuan Dan Sasaran..............................................................................9
Bentuk Pelaksanaan Screening............................................................11
Kriteria Dalam Menyusun Program Screening...................................12
Valditas................................................................................................14
Reabilitas.............................................................................................16
Nilai Ramal.........................................................................................17
Penyaringan Bertingkat.......................................................................18
BAB III PENUTUP......................................................................................18
A. KESIMPULAN........................................................................................20
B. SARAN....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Epidemiologi dalam bahasa Yunani, Epidemiologi berarti Ilmu yang


mempelajari tentang penduduk. (EPI = pada/tentang ; DEMOS = penduduk ;
LOGOS = ilmu). Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan
determinan penyakit dan/atau status kesehatan pada populasi, serta penerapannya
untuk pengendalian masalah-masalah kesehatan. Dalam pengertian modern,
epidemiologi yaitu ilmu yang memperlajari tentang frekuensi dan distribusi
(persebaran) masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta
determinannya. Epidemiologi juga merupakan landasan bagi kesehatan
masyarakat untuk mengambil keputusan dalam pelayanan kesehatan.
Epidemiologi memiliki peran penting seperti mengidentifikasi berbagai faktor
penyebab maupun faktor resiko yang berhubungan dengan suatu penyakit dan
masalah kesehatan lain nya. ilmu epidemiologi mampu mendeskripsikan besarnya
masalah atau penyakit serta persebarannya dalam lingkungan masyarakat atau
suatu wilayah penduduk.
Masalah kesehatan yang terjadi atau penyakit yang ada pada manusia
memiliki faktor penyebab dan faktor pencegahan yang dapat di identifikasi
melalui suatu pengamatan yang sistematik yang berdasarkan pada 3 komponen
epidemiologi yaitu frekuensi masalah kesehatan,distribusi masalah kesehatan dan
determinan masalah kesehatan. Epidemiologi di kembangkan dalam berbagai

4
bidang sehingga ruang lingkup nya sangat luas seperti epidemiologi penyakit
menular, epidemiologi penyakit tidak menular, epidemiologi penyakit klinik,
epidemiologi kependudukan, epidemiologi pengelolaan pelayanan
kesehatan,epidemiologi lingkungan, epidemiologi kesehatan kerja, epidemiologi
kesehatan jiwa,epidemiologi gizi, epidemiologi perilaku, epidemiologi molekuler,
epidemologi genetik, farmakoepidemiologi dan epidemiologi. Pada zaman
modern pada saat ini banyak orang yang tidak mengetahui apa itu epidemiologi ,
kegunaan nya apa dan sebagai nya.
Seperti pandemi pada saat ini, orang milenial atau orang yang kurang
berpendidikan pasti mereka berpikir hanya dokter dan perawat yang berperan
dalam mengatasi pandemi pada saat ini, tetapi seorang kesehatan masyarakat juga
memiliki peranan penting dalam pandemi. Tetapi beda nya kesehatan masyarakat
lebih ke dalam upaya promotif dan perevenif, dan membantu mencari asal usul
virus ( pada saat ini yaitu covid 19) dan juga mencari cara supaya mencegah
persebaran virus tersbut. Dan itu lah penerapan ilmu epidemiologi ini,
epidemiologi memiliki banyak tujuan dan manfaat yang mana saling berkatian
dengan bidang kedokteran atau kesehatan dalam suatu pelayanan. Tujuan dan
manfaad epidemiologi yaitu menerangkan besar nya masalah kesehatan dan
persebaran nya dengan memberikan gambaran tentang persebaran suatu masalah
kesehatan, mengidentifikasi penyebab masalah kesehatan, menjelaskan interaksi
faktor-faktor agent, host, dan environmentyang menggambarkan riwayat alamiah
penyakit, mengurangi kelompok penduduk yang dalam risiko dan yang dalam
risiko tinggi terhadapap kelompok penduduk yang tidak memiliki risiko,
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta keberhasilan kegiatan, membantu
pekerjaan administrasi kesehatan yakni pada planning, monitoring, dan evalution,
menerangkan keadaan masalah kesehatan aoakah termasuk dalam epidemik,
pandemik, endemik atau sporadik.
Dari banyak nya manfaat dan tujuan epidemiologi di atas maka
epidemiologi merupakan suatu cabang ilmu yang sangat penting dalam dunia
kesehatan. Di kasus covid 19 ini status nya sudah di tetapkan sebagai pandemik
yang mana pandemik adalah suatu masalah kesehatan yang melanda hampir

5
semua populasi atau pun hampir seluruh daerah. Sebagaimana yang kita tahu
bahwa di indonesia hampir seluruh wilayah indonesia sudah terjangkit covid 19.
Kita juga mengetahu bahwa faktor penyebab masalah kesehatan nya yaitu virus
yang berasal dari negara Cina dan indonesia juga sudah memberikan vaksin
kepada masyarakat indonesia. Walaupun belum semua masyarakat sudah di
vaksin tapi setidak nya mengurangi persebaran dan meningkatnya kasus covid 19.
Pada awal covid 19 pemerintah indonesia menerapkan lockdown di susul
dengan psbb dan ppkm yang mana kebijakan tersebut untuk memutuskan rantai
persebaran covid 19, dan hal tersebut tebukti berhasil, kasus covid 19 tidak
separah seperti pada awal masuk nya covid 19 ke indonesia. Pemerintah indonesia
juga menerapkan wajib masker kapada masyarakat ketika ingin berpergian keluar
rumah dan membatasi seluruh kegiatan sampai penerbangan di tutup. Sudah
banyak peran epidemiologi dalam masa pandemik pada saat ini, dan terlepas dari
pada itu pemerintah juga memberlakukan pemeriksaan suhu badan ketika ingin
mengakses atau berpergian ke tempat umum, apabila suhu badan di atas 36 derajat
maka seseorang tersebut wajib untuk swab ataupun tes antigen agar mengetahui
apakah orang tersebut terkena covid 19 atau tidak. Hal tersebut betujuan agar
menjaga tempat selalu higenis dan ketika orang tersebut sudah terkena covid 19
maka akan cepat di tangani sehingga tidak terjadi komplikasi yang lebih parah dan
tidak menjadi sumber persebaran covid 19.
Tetapi sekarang kasus covid 19 masih tetap saja ada dan selalu muncul
varian terbaru nya sehingga pada NAKES memiliki tanggung jawab yang besar
agar kasus covid 19 di indonesia dapat berakhir dan indonesia bisa bebas dari
pandemik. Perlu nya kepedulian dan percaya dalam mengatasi masalah covid 19.
Banyak masyarakat yang tidak peduli dengan diri nya dan orang lain, bahkan ada
kondisi di mana seseorang terindikasi terkena covid 19 tetapi dia tidak ingin
karangtina dengan berbagai alasan, yang mana bagi dia “mati sudah di tangan
Tuhan”, tetapi secara tidak langsung dia juga menular kan penyakit tersebut
kepada orang yang sehat, sehingga persebaran covid 19 tidak ada habis nya.
Contoh lain seperti hal sederhana yaitu menggunakan masker ketika sedang
berada di luar rumah, tetapi banyak juga masyarakat indonesia yang enggan

6
menggunakan masker. Kepercayaan masyarakat juga berperan penting dalam
kasus covid 19 , yang mana masyarkat indonesia banyak yang tidak percaya
kepada pemerintah, dan enggan mengikuti kebijakan kebijakan yang telah di buat
pemerintah. Seperti pengadaan vaksin, banyak masyarakat yang tidak percaya
vaksin dari indonesia sehingga kita tidak bisa memaksimalkan program yang di
lakukan oleh pemerintah dalam upaya memberantas covid 19.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Penyaringan atau Screening dalam epidemiologi ?
2. Apa saja tujuan dan sasaran Penyaringan atau Screening dalam
epidemiomologi ?
3. Apa saja bentuk pelaksanaan Penyaringan atau Screening dalam
epidemiologi ?
4. Apa saja kriteria dalam penyusunan program penyaringan atau Screening
dalam epidemiologi ?
5. Bagaimana validitas, realibilitas, nilai ramal,penyaringan bertingkat, dan
yield (derajat penyaringan) ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa defenisi/pengertian dari penyaringan atau screening
dalam epidemiologi.
2. Untuk mengetahui apa tujuan dan sasaran dalam penyaringan atau
screening epidemiologi.
3. Untuk mengetahui apa saja bentuk pelaksanaan penyaringan atau
screening epidemiologi.
4. Untuk mengetahui apa saja kriteria dalam penyusunan program
penyaringan atau screening epidemiologi.
5. Untuk mengetahui validasi, realibilitas, nilai ramal, penyaringan
bertingkat, dan yield (derajat penyaringan).

7
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENYARINGAN/SCREENING
Dalam kesehatan masyarakat pendekatan yang dilakukan yaitu lebih
kepada usaha promotif dan preventif. Upaya promotif merupakan sarana untuk
meningkatan derajat kesehatan masyarakat agar masyarakat yang sehat dapat
selalu sehat dan terhindar dari berbagai penyakit atau masalah kesehatan. Upaya
preventif merupakan suatu upayayang di lakukan untuk menghindari berbagai
masalah kesehatan atau penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat atau
kelompok. Dalam upaya pendekatan promotif dan preventif, tidak lepas dari
seuatu stategi epidemiologi yaitu penyaringan atau screening.
Screening epidemologi adalah suatu program untuk mengidentifikasi
penyakit yang secara klinis belum jelas, melalui suatu tes atau pemeriksaan
dengan prosedur tertentu yang tepat sehingga dapat membedakan antara orang
yang mungkin menderita suatu penyakit dengan orang yang mungkin tidak
menderita suatu penyakit. Menurut kamus epidemiologi, screening merupakan
sebuah proses mengidentifikasi kecacatan dengan menggunakan suatu tes,
pengujian atau prosedur lainnya yang dapat di gunakan dengan cepat. Uji
screening memisakan orang yang terlihat sehat yang mungkin menderita penyakit
dari orang yang kemungkinan sehat atau sakit. Penyaringan ini merupakan suatu
usaha untuk mendeteksi penderita penyakit tertentu tanpa gejala dalam lingkungan
masyarkat atau suatu kelompok tertentu dengan melakukan suatu tes/pemeriksaan
yang secara singkat dan sederhana sehingga dapat memisahkan mereka yang sehat

8
terhadapat mereka yang kemungkinan besar menderita suatu penyakit atau mereka
yang di anggapp positif yang selanjutnya akan di proses melalui diagnosis.
Dengan screening maka dapat membantu menciptakan lingkungan yang
kondusif dan dapat menghentikan laju perkembangan suatu masalah kesehatan
atau penyakit di lingkungan masyarakat. Seperti pada kasus pada saat ini yaitu
covid 19 pada tenaga kesehatan sudah melakukan screening (memisahkan orang
yang terlihat sehat dan orang yang sudah terpapar oleh virus), dan hal tersebut di
lakukan agar pandemi di indonesia dapat berakhir.

B. TUJUAN DAN SASARAN


Di negara-negara maju, program screening telah banyak di lakukan untuk
beberapa penyakit seperti kanker payudara dengan mammography dan
thermography, kangker leher rahim dengan pap smear, dan hipertensi dengan
pemeriksaan tekanan darah dan masih banyak lainnya.
Penyaringan atau screening adalah upaya terorganisasi pada masyarakat
yang tampak sehat untuk mendeteksi kelainan atau faktor risiko yang tidak di
sadari keberadaan nya .
Tujuan di lakukan nya penyaringan yaitu:
1. Untuk mengetahui siapa saja orang yang menderita suatu penyakit atau
masalah kesehatan sedini mungkin sehinga dapat di peroleh informasi dan
pengobatan lebih lanjut.
2. Untuk mencegah perluasan atau persebaran penyakit yang sedang terjadi
di masyarakat.
3. Untuk mendidik dan membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri
sedini mungkin tanpa menunggu sudah jatuh sakit.
4. Untuk mendidik dan memberikan gambaran kepada petugas kesehatan
tentang sifat penyakit dan selalu waspada dan melakukan pengamatan
terhadap gejala dini.
5. Untuk mendapatkan keterangan epidemiologis yang berguna bagi klinis
dan penelitian.

9
Tujuan dari penyaringan tentu saja berlandaskan upaya promotif dan
preventif agar masyarakat atau suatu kelompok bisa selalu sehat dan terhindar dari
suatu penyakit atau masalah kesehatan dan bisa lebih menghemat biaya dari pada
harus ke dokter apabila sudah jatuh sakit. Dalam kasus covid 19 penularan dapat
terjadi melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut saat bersin atau batuk. Bahkan
saat berbicara air liur juga terkadang ikut keluar sehingga dapat menyebabkan
tertular nya virus covid 19 kepada orang lain. Maka di lakukan lah penyaringan
untuk mengetahui orang sehat dan orang yang sakit agar orang yang sehat selalu
menjaga diri dengan menerapkan protokol yang sudah di tetapkan oleh
pemerintah yaitu 5M mencuci tangan, menggunakan masker,menjaga jarak
menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas dan interaksi, sehingga dapat
terhindar dari covid 19 dan secara tidak langsung kita juga ikut serta dalam
pemberantasan pandemi covid 19 di indonesia. Begitu juga dengan orang yang
sakit, seseorang yang memiliki gejala virus corona harus segera karang tina
mandiri atau isolasi mandiri agar tidak menularkan virus kepada orang yang sehat.
Lalu ada juga orang yang tidak memiliki gejala virus covid 19, tetapi dia antibody
nya sedang lemah yang di akibatkan kelelahan atau pun penyakit lain nya
sehingga berisiko memudahkan suatu masalah kesehatan atau penyakit dapat
masuk kedalam tubuh sehingga penularan akan terus berlanjut. Sebaik nya pada
orang yang sehat tetapi memiliki resiko terkena masalah kesehatan maka orang
tersebut juga wajib isolasi mandiri sampai diri nya pulih seperti seharusnya dan
persebaran masalah kesehatan tidak meluas.
Contoh lain nya, suatu penyakit bisa meluas melalui trasnpusi darah.
Secara teoritis berbagai kuman dan penyakit dapat ikut serta berpindah dalam
proses transfusi darah itu adalah :
1. Virus : hepatitis , human immunodeficiency virus (HIV),CMV,HERPER
Virus dan lain lain
2. Parasit: microvilariea, toxoplasma,babesia microti,plasmodium
vivax,malarea
3. Bakteri: brucella abortus, treponema pallidum,salmonella typhosa,boorelia
burgdoferi

10
Kemungkinan penularan penyakit lewat darah di pengaruhi oleh berbagai faktor
yang terjadi dalam transfusi darah. Banyak kemungkinan yang terjadi ketika kita
ingin melakukan transfusi darah, jika dilakukan tidak dengan prosedur yang baik
maka orang yang sehat bisa saja terkena penyakit. Hal tersebut yang mendorong
perlunya penyaringan, yang mana antara lain:
1. Darah merupakan media sangat baik dalam kehidupan kuman
2. Tidak dapat di percaya bahwa seorang pendonor yang sehat fisik tidak
mengandung kuman atau penyakit menular. Berbagai kuman bisa bisa
berada dalam darah namun tidak menyebabkan seseorang pendonor
terlihat sakit ( antibody pendonor kuat).
3. Seorang penerima darah tidak hanya terpapar oleh satu pendonor saja
tetapi lebih dari satu pendonor. Rasio pemakaian darah sekitar 3 unit per
orang, artinya untuk penerima rata-rata menerima 3 unit atau tiga orang
pendonor.

Sasaran screening ada 3 yaitu :


1. Orang yang sehat, tidak memiliki risiko masalah kesehatan
2. Orang yang sehat, memiliki risiko masalah kesehatan
3. Orang yang sakit yang sudah terkena suatu penyakit atau masalah
kesehatan

C. BENTUK PELAKSANAAN
Keberhasilan strategi screening sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan
nya. Ada beberapa jenis screening yang di bagi berdasarkan tujuan nya yaitu:
1. Screening massal
Kegiatan penyaringan yang di lakukan untuk keseluruhan populasi.
Screening jenis ini dilakukan tanpa mempertimbakan populasi berisiko.
Hal ini bertujuan menjaring sebanyak mungkin kasus tanpa gejala. Tetapi
untuk melaksanakan screening massal di butuhkan biaya dan tenaga medis

11
yang banyak sehingga menjadi pertimbangan utama sebelum
dilaksanakan.

2. Screening multiple
Kegiatan penyaringan bertingkat yang dilakukan dengan menggunakan
beberapa jenis tes secara serentak dan dapat pula di lakukan untuk lebih
dari satu penyakit
3. Screening yang di targetkan
Kegiatan penyaringan yang di lakukan untuk kelompok populasi yang di
targetkan . Tes ini di lakukan secara selektif maupun tidak, yang sasaran
nya di tujukan terutama kepada mereka yang berisiko tinggi. Screening
secara spesifik dilakukan terhadap orang-orang yang mempunyai risiko
atau di kemudian hari dapat meningkatkan risiko di kemudian hari, dan
dapat meningkatkan resiko terkena penyakit seperti corona virus.Uji
screening secara spesifik dilakukan dengan mempertimbangkan faktor
umur, jenis kelamin atau pekerjaan, dan lain lain.

4. Screening temuan kasus


Penyaringan yang di lakukan pada kelompok populasi tertentu yang telah
di temukan kasus atau masalah penyakit. Yang mana kasus atau masalah
kesehatan tersebut di perkirakan mempunyai sifat risiko tinggi pada
kelompok populasi tertentu.

KRITERIA DALAM MENYUSUN PROGRAM PENYARINGAN


Dalam penyaringan epidemiologi ada beberapa hal yang harus di
perhatikan agar program penyaringan dapat di katakan berhasil yaitu sebagai
berikut:
1. Penyakit yang dituju harus merupakan masalah kesehatan yang
berarti. Kesehatan tidak hanya berkaitan dengan keadaan fisik. Bicara
kesehatan berarti juga menyangkut masalah mental, spiritual dan

12
sosial.kesehatan itu bukan sekedar untuk menciptakan orang sehat tapi
menciptakan orang yang produktif.

2. Tersedianya obat yang potensial dan memungkinkan pengobatan


bagi mereka yang dinyatakan menderita.jadi obat yang di berikan sangat
sehat sesuai dengan penyakit seseorang agar bisa sembuh dari gejala
penyakit tersebut dan obat yang dikasih sesuai ketentuan kesehatan jadi
tidak sembarangan di salah gunakan oleh penderita.

3. Tersedianya fasilitas dan biaya untuk diagnosis pasti dan


pengobatan. Jadi di setiap instansi kesehatan di rumah sakit
Di sediakan fasilitas seperti kamar,toilet,makanan untuk penderita dan lain
lain untuk kebutuhan pasien, baru di rumah sakit ada namanya biaya
kesehatan seperti biaya pengobatan dan fasilitas pasien yang di rumah sakit
ada yang gratis di bayar dari perusahaan khusus orang perusahaan, ada juga
dari pemerintah seperti pengguna KIS dan lain, dan ada juga yang bayar
sendiri.

4. Penyakit lama dan dapat diketahui melalui pemeriksaan/tes


khusus. Jadi di instansi kesehatan seperti di RSUD, puskesmas, posyandu
dan lain2 itu pasti di periksa dari berat badan, tinggi badan secara fisik dan
pemeriksaan khusus kebanyakan di rumah sakit agar mengetahui apa saja
penyakit yang di derita pasien dan apa aja gejalanya.

5. Pemeriksaan screening memenuhi syarat untuk tingkat


sensitivitas dan spesifisitas. Jadi dalam pemeriksaan screening itu di hitung
siapa saja positif kena penyakit(ada penyakit nya) dan siapa saja yang
negatif kena penyakit(tidak ada penyakit) itu harus di perhatian karena itu
sangat penting jangan sampai misalnya orang yang tidak ada penyakit kita
kasih obat sembarang baru menyuntikkan orang sembarang.

13
6. Teknik dan cara pemeriksaan harus dapat diterima masyarakat
secara umum. Jadi dalam Pemeriksaan harus mempunyai tata cara khusus
biasa buat dokter dan perawat,seperti harus sopan, sabar, menghormati dan
menghargai pendapat pasien jadi pasien terasa nyaman,dan dapat menerima
orang kesehatan untuk memeriksannya.

7. Sifat perjalanan penyakit diketahui dengan pasti. jadi penyakit penderita


harus di periksa secara detail apa,siapa, bagaimana,apa saja, kenapa, agar
mengetahui penyakit pada pasien sudah pasti terjangkit penyakit tersebut.

8. Ada suatu nilai standar yang disepakati tentang mereka yang menderita.
Jadi dalam kesehatan ada yang namanya hak dan kewajiban pasien jadi
tidak bebas atau sembarang dan harus mematuhi peraturan dan tata tertib
rumah sakit atau instansi kesehatan yang lain.

9. Biaya yang digunakan harus seimbang dengan resiko biaya bila tanpa
screening. Jadi biaya pasien di rawat di rumah sakit harus sesuai dengan
kebutuhan dan sarana pasien apalagi tanpa di pemeriksaan atau mendeteksi
penyakit pasien.

10. Harus dimungkinkan untuk diadakan follow up, dan kemungkinan


pencarian penderita secara berkesinambungan. Jadi pasien atau penderita
yang mempunyai penyakit yang lumayan berbahaya harus tindaklanjuti agar
pasien tersebut tidak mengalami bahaya bagi kesehatannya dan harus periksa
agar mengetahui perkembangan kesehatan nya pasien tersebut apakah
sembuh atau masih ada terjangkit penyakit tersebut.

KRITERIA EVALUASI SCREENING


1. Validitas
Validitas adalah kemampuan daripada tes penyaringan untuk memisahkan mereka
yang betul-betul sakit dan mereka yang betul-betul sehat. Atau validasi juga bisa

14
di artikan sebagai kemampuan untuk untuk memberikan indikasi individu yang
benar benar sakit dan yang benar benar sehat dengan kata besar kemungkinan
untuk menempakan setiap individu dalam keadaan sebenar nya.
Validitas memiliki beberappa komponen untuk menjadi tolak ukur dalam tes
scneering yaitu sebagia berikut:
1. Sensitivitas
Merupakan kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi individu dengan
tepat dan hasil tes positif dan benar sakit. Nilai sensitif menunjukan besar
nya presentase seseorang yang sakit melalu tes screening.
2. Spesifisitas
Merupakan kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi individu dengan
tepat ,dengan hasil negatif dan benar tidak sakit. Nilai spesifisitas
menunjukan besar nya presentasi orang yang sehat melalui tes screening
3. Negatif palsu
Menunjukan besar nya presentase mereka yang sakit tetapi tidak terjaring
oleh tes screening sehingga hasil tes menunjukan negatif.
4. Positif palsu
Menunjukan besarnya presentase mereka yang sehat tetapi tes penyaringan
di nyatakan positif.
Tingkat sensitivitas dan spesifisitas suatu tes screening dapat tentukan dengan
lebih dahulu melakukan studi kepada seluruh anggota populasi yang alami tes
kemudian di lanjutkan dengan pemeriksaan klinis lebih baik.

Tebel silang hasil screening dengan hasil pemeriksaan diagnosis klinis


Hasil Tes Hasil Pemeriksaan Klinis Jumlah
Screening Positif Negaitf
Positif a b a+b
Negatif c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d

15
a
 Sensitifitas =
a+c
x 100%
d
 Spesifitas =
b+d
x 100%
c
 Negatif palsu
a+c
x 100%
b
 Positif palsu
b+d
x 100%

2 . Realiabilitas
Realiabilitas adalah kemampuan tes memberikan hasil yang sama/ konsisten bila
tes diterapkan lebih dari satu kali pada sasaran (objek) yang sama dan pada
kondisi yang sama pula. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
tingkat reliabilitas suatu tes screening :
1. Stabilitas alat tes atau regensia yang digunakan, serta fluktuasi dari nilai yang
akan diukur (Variasi biologis)
2. variabilitas orang yang di periksa
3. Variabilitas pemeriksaan , dapat berupa variasi internal, yaitu variasi berung-
ulang oleh orang yang sama , dan variasi eksternal yaitu variasiyang terjadi bila
satu sediaan di lakukan pemeriksaan oleh beberapa orang

Hasil tes Penduduk yang sakit Penduduk yang tidak


sakit
Positif True Positive (TP)= sakit False Positive (FP)=tidak
dan hasil tes positif sakit

16
dan hasil tes positif
Negatif False Negative (FN)= True Negative (TN)=
sakit dan hasil tes negatif tidak sakit
dan hasil tes negatif

Sensitifitas = TP
TP + FN
Spesifisitas= TN
TN + FP
Usaha yang dapar di lakukan untuk mengurangi berbagai variasi yaitu:
1. Alat ukur,bahan pemeriksaan seperti reagen, serta cara pemeriksaan perlu
distandarisasi terlebih dahulu
2. Tim pengamat atau pemeriksaan perlu latihan yang intensif untuk
meningkatkan keterampilan dan pemeriksaan
3. Penentu kriteria penyakit atau kasus screening yang jelas
4. Pemberian penjelasan yang jelas kepada orang yang di periksa
5. Pemeriksaan di lakukan dengan cepat
6. Pengamat yang cermat pada setiap nilai hasil pengamatan

3. Nilai ramal (predictive value)


Nilai ramal adalah besarnya kemungkinan dengan menggunakan nilai
sensitivitas dan spesifisitas serta prevalensi terhadap proporsi penduduk yang
menderita.
• Nilai ramal ada dua :
1. Nilai ramal positif (positive predictive value) besarnya proporsi mereka
dengan tes positif juga menderita penyakit (dengan diagnosa positif).

17
2. Nilai ramal negatif (negative predictive value )besarnya proporsi mereka
yang dinyatakan negatif dan ternyata tidak menderita penyakit.
Nilai ramal positif sangat dipengaruhi oleh besarnya prevalensi penyakit dalam
masyarakat dimana makin tinggi prevalensi maka semakin tinggi pula nilai ramal
positif
• Juga dipengaruhi oleh nilai spesifisitas tes

Nilai ramal positif= true positive


true positive + false positive

Nilai ramal negative= true negative


true negative + false negative

4. Yield (derajat penyaringan);


• Derajat penyaringan adalah besarnya kemungkinan untuk menjaring
(menemukan) melalui tes penyaringan mereka yang sebenarnya menderita, tetapi
tanpa gejala sehingga bagi mereka dapat dilakukan diagnosis pasti serta
pengobatan dini.
Hasil ini di tentukan oleh:
1. Sensitivitas alat screening, bila alat yang digunakan memiliki sensitivitas
yang rendah akan di hasilkan banyak negatif semu, yang berarti banyak
penderita yang tidak terdiagnosis sehingga yield yang di peroleh rendah
2. Prevalesi penyakityang tidak tampak, semakin tinggi prevalensi penyakit
tanpa gejala di masyarakt akan meningkatkan yield
3. Screening yang dilakukan sebelum nya,maka yield akan rendah karena
banyak yang telah terdiagnosis sebelumnya
4. Kesadaran masyarakat

18
5. Penyaringan bertingkat
Adalah bentuk penyaringan yang dilakukan dengan menggunakan duajenis
tes terhadap satu penyakit tertentu
• Dapat dilakukan dengan dua bentuk :
1. Bentuk seri
Screening yang dilakukan dua kali dan hasil nya di nyatakan positif jika hasil
kedua penyaringan tersebut positif. Bentuk screening seri akan mengahsilkan
positif paslu yang rendah .
2.Bentuk pararel

Screening yang di lakukan dua kali penyaringan dan hasilnya di nyatakan positif
jika salah satu hasil penyaringan adalah positif . Bentuk pararel akan
menghasilkan positif palsu meningkat

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Epidemiologi dapat digunakan dan segala bidang ilmu kesehatan dan lebih
mendasar untuk penyeimbangan suatu permasalahan kesehatan baik individu
maupun masyarakat. Sehingga ilmu epidemiologi sangat melekat dengan
kehidupan masyarakat dan tidak dapat di pisahkan dalam bidang kesehatan.
Dalam mengatasi suatu penyakit perlu nya pendekatan promotif dan preventif
agar mencegah terjadi nya persebaran suatu penyakit atau masalah kesehatan lain
nya yang dapat berupa virus, bakteri atau pun penyakit. Dan dalam upaya
pencegahan harus lah di lakukan program screening agar pada NAKES bisa
membedakan antara orang yang sehat, orang yang sehat tatapi memiliki resiko
sakit, dan orang yang sakit. Hal tersebut bertujuan untuk supaya orang yang sakit
lebih cepat mengetahui apa yang dia derita (penyakit) dan supaya mendapatkan
kan penanganan dengan cepat sebelum parah. Dan untuk orang yang sehat, agar
dia bisa menjaga kesehatan nya agar tidak jatuh sakit.
B. Saran
Mengacu dari masalah diatas, perlu benar-benar diterapkan adanya epidemiologi
skrinning dalam setiap permasalahan baik secara individu ataupun masyarakat
agar mendapat hasil yang baik dan maksimal. Seperti contoh kasus pada saat ini
yaitu covid 19, screening tidak 100% berjalan sempurna, tetap saja ada golongan
masyarakat yang tidak ingin memeriksakan kesehatan nya. dan banyak juga
masyarakat yang tidak percaya. Sehingga sulit untuk mengehentikan persebaran
penyakit. Seharus nya masyarakat mau untuk berkerja sama dan mau untuk
mengikuti tes screening.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Beaglehole, R dkk. 1997. Dasar-Dasar Epidemiologi : Gadjah Mada


University Press.
2. Handayani, Wuri Ratna. 2020. Epidemiologi,Yogyakarta : Deepublish
3. Ismah, Zata.2018.Bahan Ajar Dasar Epidemiologi.Medan : Universitas
Islam Negeri Medan.
4. Lapau, Buchari dan Alib Birwin.2017. Prinsip dan Metode Epidemiologi.
Jakarta : Kencana.
5. Nangi, Moh.Guntur dkk.2019. Dasar Epidemiologi.Sleman : Deepublish
6. Sidabutar, Sondang.2020. Buku Ajar Epidemiologi.Ponorogo : Forum
Ilmiah Kesehatan.
7. Susilawati dan Nurhasanah Bachtiar.2018.Biologi Dasar Terintegrasi :
Pekanbaru Kreasi Edukasi
8. http://e-medis.blogspot.com/2013/06/screening-dalam-epidemiologi.html?
m=1
9. https://kesmas-08.blogspot.com/2011/03/screening-penyaringan.html?m=1
10. https://bahan-ajar.esaunggul.ac.id/kms233/wp-content/uploads/sites/
1080/2019/11/PPT-UEU-Dasar-dasar-Epidemiologi-Pertemuan-14.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai