Anda di halaman 1dari 21

Tugas: Epidemiologi Perilaku

Sejarah Epidemiologi Perilaku

Disusun oleh:

Nama: Jenny Yari. M

NIM: J1A118170

Peminatan: Promosi Kesehatan

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan kita
banyak nikmat, namun hanya sedikit yang kita ingat. Hanya kepada Allah SWT. kita harapkan segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan judul Epidemiologi Perilaku. Shalawat serta salam tercurahkan
keharibaan Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa perubahan dari alam kebodohan ke alam
yang penuh ilmu pengetahuan seperti saat ini.

Terimakasih kepada selaku Dosen pengampuh mata kuliah Epidemiologi Perilaku, karena telah
memberikan waktu kepada penulis dalam proses pembuatan makalah ini. Tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah untuk menjelaskan lebih dalam lagi mengenai Epidemiologi Perilaku agar
memperluas pemahaman di kalangan Mahasiswa/i mengenai materi ini.

Penulis menyadari, masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, sehingga saran
dan masukan pembaca kami harapkan demi memperbaiki makalah ini, agar menjadi lebih baik lagi
kedepannya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Kendari, Agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 2
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 5
1.3 Tujuan............................................................................................................................. 5
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................... 6
2.1 Sejarah Epidemiologi Perilaku........................................................................................ 6
2.2 Batasan dan Ruang Lingkup Epidemiologi Perilaku................................................. 8
2.3 Definisi Epidemiologi.................................................................................................11
2.4 Definisi Perilaku..............................................................................................................12
2.5 Tahap-tahap Perkembangan Epidemiologi Perilaku...................................................14
2.6 Pendekatan Epidemiologi Perilaku.............................................................................16
2.7 Peranan Epidemiologi Perilaku...................................................................................18
BAB 3 PENUTUP............................................................................................................. 20
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 20
3.2 Saran............................................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Epidemiologi adalah sains inti kesehatan masyarakat.  Kesehatan masyarakat (public
health) adalah “sains dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan, melalui upaya-upaya yang terorganisasi dan pilihan yang
berpengetahuan, yang dilakukan oleh masyarakat, organisasi, baik pemerintah maupun
swasta, komunitas, dan individu-individu” (Winslow, 2020). Jadi kesehatan masyarakat tidak
hanya berarti sains, tetapi juga seni, dan upaya-upaya terorganisasi. Kesehatan masyarakat
tidak hanya bertujuan mencegah penyakit, tetapi juga memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan.
“Pilihan yang berpengetahuan” mengandung arti bahwa upaya kesehatan masyarakat
hendaknya berdasarkan bukti riset terbaik yang tersedia. Umumnya upaya kesehatan
masyarakat dirancang, direncanakan, diprogram, dan diimplementasikan pada level
kelompok, komunitas, atau populasi. Karena itu pembuatan kebijakan dan perencanaan
program merupakan strategi yang penting agar intervensi kesehatan masyarakat efektif.
Tetapi sebagaimana didefinisikan Winslow, kesehatan masyarakat bisa juga
diimplementasikan pada level individu, sepanjang upaya itu terorganisasi.
Definisi epidemiologi yang paling berguna dikemukakan oleh John M.Last.
Epidemiologi (epidemiology) adalah “ilmu tentang distribusi dan determinan keadaan dan
peristiwa yang terkait kesehatan pada populasi tertentu, dan penerapan ilmu itu untuk
mengendalikan masalah kesehatan” (Last, 2020). Epidemiologi mempelajari distribusi
kondisi kesehatan (penyakit dan berbagai akibatnya) pada populasi dan meneliti risiko atau
kausa yang berhubungan dengan kondisi-kondisi itu. Hasil studi epidemiologi dapat
digunakan untuk pembuatan kebijakan dan mengembangkan intervensi kesehatan masyarakat
yang berbasis bukti ilmiah, dengan cara mengidentifikasi kausa dari penyakit, determinan
status kesehatan populasi, dan menentukan sasaran intervensi kesehatan masyarakat. Era
epidemiologi modern dimulai sejak investigasi outbreak kolera yang dilakukan John
Snow di London. Pada tahun 1854 terjadi outbreak kolera yang berat di dekat Broad Street,
kawasan Soho, distrik London, Inggris. Dokter John Snow melalukan
investigasi outbreak, dan mengemukakan hipotesis bahwa air yang terkontaminasi, bukan
udara kotor menurut “teori miasma” yang pada masa itu diyakini benar, merupakan penyebab
menyebarnya kolera.

Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti
bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam
perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi,
sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit
pada manusia di dalam konteks lingkungannya. Epidemiologi, mencakup juga studi tentang
pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit
serta determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit tersebut.
Peranan epidemiologi, khususnya dalam konteks program Kesehatan dan Keluarga
Berencana adalah sebagai tool (alat) dan sebagai metode atau pendekatan. Demikian pula
pendekatan pemecahan masalah tersebut selalu dikaitkan dengan masalah, di mana atau
dalam lingkungan bagaimana penyebaran masalah serta bila mana masalah tersebut terjadi.
Kegunaan lain dari epidemiologi khususnya dalam program kesehatan adalah ukuran-ukuran
epidemiologi seperti prevalensi, point of prevalence dan sebagainya dapat digunakan dalam
perhitungan-perhitungan : prevalensi, kasus baru, case fatality rate dan sebagainya.
Epidemiologi merupakan salah satu bagian dari pengetahuan ilmu kesehatan masyarakat
yang menekankan perhatiannya terhadap keberadaan penyakit dan masalah kesehatan lainnya
dalam masyarakat. Epidemiologi menekankan upaya bagaimana distribusi penyakit dan
bagaimana berbagai faktor menjadi faktor penyebab penyakit tersebut.
Dalam melakukan peranannya, epidemiologi tidak dapat melepaskan diri dalam
keterkaitannya dengan bidang-bidang disiplin Kesmas lainnya seperti Administrasi
Kesehatan Masyarakat, Biostatistik, Kesehatan Lingkungan, dan Pendidikan Kesehatan/Ilmu
Perilaku. Misalnya, peranan epidemiologi dalam proses perencanaan kesehatan. Tampak
bahwa epidemiologi dapat dipergunakan dalam proses perencanaan yang meliputi identifikasi
masalah memilih prioritas, menyusun objektif, menerangkan kegiatan, koordinasi dan
evaluasi. Selain itu, dalam mempersiapkan suatu intervensi pendidikan kesehatan,
epidemiologi dapat dipergunakan dalam membuat suatu “Diagnosis Epidemiologi” dari
masalah yang memerlukan intervensi itu. Sebagai contoh peranannya sebagai alat diagnosis
keadaan kesehatan masyarakat, epidemiologi dapat memberikan gambaran atau diagnosis
tentang masalah yang berkaitan dengan kemiskinan (poverty) berupa malnutrisi,
overpopulasi, kesakitan ibu, rendahnya kesehatan infant, alcoholism, anemia, penyakit-
penyakit parasit dan kesehatan mental.
Beberapa dekade terakhir telah terlihat peningkatan perhatian terhadap kontribusi
perubahan perilaku terutama untuk meningkatkan kesehatan. Merokok, konsumsi alkohol
yang berlebihan, penyalahgunaan zat, kebiasaan makan yang tidak sehat, gaya hidup yang
tidak banyak bergerak, dan ketidak patuhan terhadap regimen pengobatan yang efektif
termasuk diantara perilaku yang membahayakan kesehatan yang diidentifikasi dan
ditargetkan untuk dapat dimodifikasi (Medicine, 2019).
Perilaku peningkatan kesehatan adalah outcome dari Health Promotion Model. Selain
menghasilkan peningkatan kesehatan, perilaku sehat mampu meningkatkan kemampuan
fungsional, dan kualitas hidup yang lebih baik di semua tahap perkembangan (Pender,
Murdaugh and Parsons, 2019). Fokus utama promosi kesehatan adalah membantu orang
membatasi perilaku tidak sehat dan menggantikannya dengan perilaku sehat (Glanz, Lewis
and Rimer, 2008).Perilaku kesehatan merupakan atribut pribadi seperti keyakinan, harapan,
motif, nilai, persepsi, dan elemen kognitif lainnya, karakteristik kepribadian, termasuk
keadaan dan sifat afektif dan emosional, dan pola perilaku, tindakan, dan kebiasaan terbuka
yang terkait dengan pemeliharaan kesehatan, pemulihan kesehatan, dan peningkatan
kesehatan (Glanz, Lewis and Rimer, 2019).
Epidemiologi perilaku meneliti hubungan antara perilaku dewasa (merokok, diet,
aktivitas jasmani, konsumsi alkohol, dan sebagainya) dan risiko terjadinya dan progresi
penyakit di usia dewasa Tetapi epidemiologi perilaku dapat juga menggunakan perspektif
sepanjang hayat. Sebagai contoh, epidemiologi perilaku meneliti efek jangka panjang pola
diet dan gaya hidup kurang gerakan jasmani di masa remaja dan risiko obesitas di usia
dewasa (Kuh dan Ben-Shlomo, 2019; Sallis et al., 2020; University of North-Carolina, 2021).

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan Sejarah Epidemiologi Perilaku!
2. Jelaskan Batasan dan Ruang Lingkup Epidemiologi Perilaku!
3. Apa yang dimaksud dengan Epidemiologi?
4. Apa yang dimaksud dengan Perilaku?
5. Jelaskan tahap-tahap Perkembangan Epidemiologi Perilaku!
6. Jelaskan Pendekatan Epidemiologi Perilaku!
7. Jelaskan Peranan Epidemiologi Perilaku!
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan Sejarah Epidemiologi Perilaku
2. Untuk menjelaskan Batasan dan Ruang Lingkup Epidemiologi Perilaku
3. Untuk menjelaskan Definisi Epidemiologi
4. Untuk menjelaskan Definisi Perilaku
5. Untuk Menjelaskan tahap-tahap Perkembangan Epidemiologi Perilaku
6. Untuk menjelaskan Pendekatan Epidemiologi Perilaku
7. Untuk menjelaskan Peranan Epidemiologi Perilaku
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Epidemiologi Perilaku


Epidemiologi Perilaku sudah cukup lama dikenal dalam dunia kesehatan dan
kedokteran. Terdapat beberapa tokoh penting yang berperan dalam sejarah perkembangan
epidemiologi perilaku di antaranya Hippocrates (460-377 BC), Galen (129-199), Thomas
Sydenham (1624-1689), Antonie van Leeiwenhoek (1632-1723), Robert Koch, Max van
Patternkofer, John Snow, (1813-1858), Percival Pott, James Lind, dan Dool dan Hill, 1950.
Banyak peristiwa penting bersejarah dalam perjalanan epidemiologi dari masa ke masa,
di antaranya sebagai berikut:
a. Pada tahun 1854 terjadi wabah kolera di daerah Golden Square Kota London. John
Snow, dokter kota London mempelajari wabah yang terjadi dengan membuat spot
map dari penderita diare. Keadaan ini dihubungkan dengan lokasi distribusi air dari 3
sumber air minum utama di daerah tersebut. John Snow menemukan lebih banyak
kasus di daerah yang dialiri oleh sumbeer pompa Broad Street dibandingkan dengan
pompa lainnya. Hasil pengamatannya memberi konsep bahwa kolera adalah water
borne disease.
b. Sekitar tahun 1939-1941 di Australia terjadi wabah Rubella. Pada tahun 1942,
MCAlister Greeg, seorang ahli mata mengamati adanya bayi yang lahir dengan
kelainan mata berupa katarak. Ia menyelidiki lebih lanjut dengan mengumpulkan
kasus lebih banyak seantero Australia. Akhirnya MCAlister Greeg dapat
menyimpulkan bahwa bayi dengan kelainan mata (dan beberapa kelainan kongenital
lainnya) berkaitan dengan ibu yang waktu hamil menderita rubella.
c. Pada tahun 1960-an terdapat lebih dari 30 negara di dunia ini di mana cacar
merajalela. Namun memasuki awal 1970-an penyakit tersebut menurun drastis.
Epidemiologi sebagai ilmu mengalamu perkembangan dari waktu ke waktu.
Perkembangan tersebut diantarnya sebagai berikut:
a. Tantangan zaman yaitu terjadi perubahan masalah dan perubahan pola penyakit. Pada
zaman John Snow, epidemiologi mengarahkan dirinya untuk masalah penyakit infeksi
dan wabah. Namun saat ini, telah terjadi perubahan pola penyakit ke arah penyakit
tidak menular, dan epidemiologi tidak hannya dihadapkan dengan masalah penyakit
semata tetap juga hal-hal lain baik yang berkaitan langsung ataupun tidak langsung
dengan penyakit/kesehatan, serta masalah non-kesehatan.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan lainnya. Pengetahuan klinik kedokteran berkembang
begitu pesat di samping perkembangan ilmu-ilmu lainnya seperti biostatistik
administrasi, dan ilmu perilaku (behavior sciene). Perkembangan ilmu ini juga
berpengaruh besar terhadap perkembangan epidemiologi.

2.2 Batasan dan Ruang Lingkup Epidemiologi Perilaku


2.2.1 Batasan Epidemiologi Perilaku
Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi
dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok menusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Dari batasan yang seperti ini, segera terlihat bahwa dalam pengertian
epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat pokok yakni:
1. Frekuensi masalah kesehatan
Frekuensi masalah kesehatan dini dimaksudkan untuk menunjuk kepada besarnya
masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia. Untuk dapat mengetahui
frekuensi suatu masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal pokok yang harus
dilakukan yakni menemukan masalah kesehatan yang dimaksud untuk kemudian
dilanjutkan dengan melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan
tersebut.
2. Penyebaran masalah kesehatan
Yang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini ialah menunujuk kepada
pengelompokkan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan
tertentu yang dimaksudkan banyak macamnya, yang dalam epidemiologi dibedakan
atas tiga macam yaknimenurut ciri-ciri manusia (man), menurut tempat (place), dan
menurut waktu (time)
3. Faktor-faktor yang memepengaruhi
Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi disini ialah menunujuk
kepada faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan
frekuensi, penyebaran dan ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah
kesehatan itu sendiri.
Untuk itu ada tiga langkah pokok yang lazim dilakukan yakni merumuskan hipotesa
tentang penyebab yang dimaksud, melakukan pengujian terhadap rumusan hipotesa yang
telah disusun dan setelah itu menarik kesimpulan terhadapnya. Dengan diketahuinya penybab
suatu masalah kesehatan, dapatlah disusun langkah-langkah penanggulangan selanjutnya dari
masalah kesehatan tersebut.
2.2.2 Ruang Lingkup Epidemiologi
Seperti berbagai cabang ilmu lainnya, epidemiologi juga mempunyai ruang lingkup
kegiatan tersendiri. Ruang lingkup yang dimaksud secara sederhana dapat dibedakan atas tiga
macam yakni:
a. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi
Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-penyakit
saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di
masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan,
pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan
demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara
keseluruhan.
b. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia
Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan
data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut
masalah penyakit, keluarga berencanaatau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis
dan diketahui penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak
lanjutnya.
c. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam
merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan
dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi
dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau
masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik,
maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.

2.3 Definisi Epidemiologi


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan mendorong
para tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap bebagai penyakit demi mengatasi kejadian
penderitaan dan kematian akibat penyakit yang timbul di masyarakat. Maka berkembang ilmu
yang disebut dengan epidemiologi. Istilah epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu epi
yang berarti diatas, demos yang berarti masyarakat dan logos yang berarti ilmu. Jadi
epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang terjadi didalam masyarakat.
Dalam melakukan penyelidikan secara epidemiologi perlu diketahui dasar-dasar pendekatan
lebih dulu, yeitu darimana penyelidikan tersebut akan dimulai.
Epidemiologi merupakan cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan
penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari
sebab timbulnya masalah. Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan fakto–faktor yang
menentukan keadaan yang berhubungan dengan kesehatan atau kejadian–kejadian pada
kelompok penduduk tertentu. Persamaan dari berbagai definisi adalah tentang kajian di
bidang kesehatan, sasaran atau target. Persamaan–persamaan prinsip ini adalah :
a. Epidemiologi selalau menyangkut studi dari kelompok manusia
b. Epidemiologi selalu membandingkan satu kelompok dengan kelompok lainnya
c. Epidemiologi menyangkut penduduk dalam kelompok yang sama, baik ang mempunyai
karakteristik dan tidak mempunyai karakteristik
Jika ditinjau dari asal kata (Bahasa Yunani) Epidemiologi berarti Ilmu yang mempelajari
tentang penduduk {EPI = pada/tentang ; DEMOS = penduduk ; LOGOS = ilmu}. Sedangkan
dalam pengertian modern pada saat ini EPIDEMIOLOGI adalah :“ Ilmu yang mempelajari
tentang Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran) masalah kesehatan pada sekelompok
orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor – factor yang Mempengaruhinya).”
Dari definisi tersebut di atas, dapat dilihat bahwa dalam pengertian epidemiologi
terdapat 3 hal Pokok yaitu :
1. Frekuensi masalah kesehatan

Frekuensi yang dimaksudkan disini menunjuk pada besarnya masalah kesehatan yang
terdapat pada sekelompok manusia/masyarakat. Untuk dapat mengetahui frekwensi suatu
masalah kesehatan dengan tepat, ada 2 hal yang harus dilakukan yaitu :

a. Menemukan masalah kesehatan yang dimaksud.

b. Melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut.

2. Distribusi ( Penyebaran ) masalah kesehatan


Yang dimaksud dengan Penyebaran/Distribusi masalah kesehatan adalah menunjuk
kepada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu
yang dimaksudkan dalam epidemiologi adalah :
a. Menurut Ciri – ciri Manusia ( MAN ) siapakah yang menjadi sasaran penyebaran
penyakit itu atau orang yang terkena penyakit.
b. Menurut Tempat ( PLACE ) , di mana penyebaran atau terjadinya penyakit.
c. Menurut Waktu ( TIME ) , kapan penyebaran atau terjadinya penyakit tersebut.
3. Determinan ( Faktor – faktor yang mempengaruhi )
Determinan adalah menunjuk kepada factor penyebab dari suatu penyakit / masalah
kesehatan baik yang menjelaskan Frekwensi, penyebaran ataupun yang menerangkan
penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Dalam hal ini ada 3 langkah yang lazim
dilakukan yaitu :
a. Merumuskan Hipotesa tentang penyebab yang dimaksud.
b. Melakukan pengujian terhadap rumusan Hipotesa yang telah disusun.
c. Menarik kesimpulan.

2.4 Definisi Perilaku


Perilaku merupakan bagian dari aktivitas suatu organisme. Perilaku adalah apa yang
dilakukan organisme atau apa yang diamati oleh organisme lain. Perilaku juga merupakan
bagian dari fungsi organisme yang terlibat dalam suatu tindakan. Perilaku merupakan respon
atau reaksi terhadap stimulus (rangsang dari luar). Perilaku terjadi melalui proses respon,
sehingga teori ini sering disebut dengan teori ”S-O-R” atau Teori Organisme Stimulus
(Skinner, 1938). Perilaku organisme adalah segala sesuatu yang dilakukan termasuk perilaku
tertutup dan terbuka seperti berpikir dan merasakan (Pierce, W. David; Cheney, 2020).
Berdasarkan definisi tersebut, maka perilaku dibagi menjadi 2 yaitu (Kholid, 2021):
1) Covert behavior, merupakan perilaku tertutup yang terjadi jika respon terhadap stimulus
masih belum dapat diamati oleh orang lain secara jelas, atau masih terselubung.
2) Overt behavior, merupakan perilaku terbuka yang terjadi jika respon terhadap stimulus
sudah dapat diamati oleh orang lain, atau sudah berupa tindakan.
Saat ini, ilmu perilaku disebut behavior analysis. Behavior analysis adalah pendekatan
ilmu yang mempelajari perilaku organisme. Ketika suatu organisme mempelajari cara baru
berperilaku sebagai reaksi terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya, ini disebut
conditioning. Dua jenis conditioning disebut dengan responden dan operan. Refleks
melibatkan perilaku responden yang ditimbulkan oleh stimulus. Ketika stimulus (S) secara
otomatis memunculkan (à) respon stereotip (R) atau responden, hubungan S (à) R dinamakan
refleks.
Terdapat 2 jenis conditioning, yaitu (Pierce, W. David; Cheney, 2020):
1. Respondent conditioning, ini terjadi ketika stimulus netral dipasangkan dengan stimulus
yang tidak terkondisi. Contoh, pada refleks anjing, makanan yang ada di mulut
menghasilkan air liur sebagai perilaku responden. Berikutnya, bel berbunyi (stimulus
baru) tepat sebelum memberi makan anjing. Setelah bel berbunyi dan makanan
diletakkan, anjing mulai mengeluarkan air liur. Hubungan antara rangsangan makanan
dan air liur ini merupakan refleksi yang tidak terkondisi.
2. Operant conditioning, ini melibatkan pengaturan perilaku melalui konsekuensinya. B. F.
Skinner menyebut operant conditioning karena dalam situasi tertentu (SD), perilaku (R)
beroperasi pada lingkungan untuk menghasilkan efek atau konsekuensi (SR). contoh,
seorang bayi tersenyum saat digendong.
Perilaku kesehatan merupakan tindakan individu, kelompok, dan organisasi termasuk
perubahan sosial, pengembangan dan implementasi kebijakan, peningkatan keterampilan
koping, dan peningkatan kualitas hidup. Perilaku kesehatan juga didefinisikan sebagai atribut
pribadi seperti keyakinan, harapan, motif, nilai, persepsi, dan elemen kognitif lainnya,
karakteristik kepribadian, termasuk keadaan dan sifat afektif dan emosional, dan pola
perilaku, tindakan, dan kebiasaan terbuka yang terkait dengan pemeliharaan kesehatan,
pemulihan kesehatan, dan peningkatan kesehatan.
Casl dan Cobb mendefinisikan tiga kategori perilaku kesehatan (Glanz, Lewis and
Rimer, 2019):
1. Preventive health behavior, di mana setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang
meyakini dirinya sehat dengan tujuan mencegah atau mendeteksi penyakit dalam keadaan
asimtomatik. Menurut Casl and Cobb tahun 1966 preventive health behavior juga
dijelaskan sebagai aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang meyakini dirinya sehat,
untuk tujuan mencegah penyakit atau mendeteksinya dalam tahap tanpa gejala (Wacker,
1990).
2. Illness behavior, di mana setiap aktivitas yang dilakukan seseorang yang merasa dirinya
sakit, untuk menentukan keadaan kesehatan dan menemukan obat yang sesuai. Illness
behavior umumnya dianggap sebagai tindakan yang diambil seseorang setelah gejala
muncul dan dirasakan (Wacker, 2020):
3. Sick role behavior, di mana setiap aktivitas yang dilakukan seseorang yang menganggap
dirinya sakit, dengan tujuan untuk sembuh, termasuk menerima perawatan dari layanan
kesehatan.
Menurut Parsons, ada empat komponen sick role yaitu (Wacker, 2020):
a. Seseorang tidak bertanggung jawab atas penyakitnya
b. Penyakit memberi individu alasan yang sah untuk tidak berpartisipasi dalam tugas dan
kewajiban
c. Seseorang yang sakit diharapkan menyadari bahwa penyakit merupakan kondisi yang
tidak diinginkan dan mereka harus dimotivasi untuk sembuh.
d. Sembuh diasumsikan terkait dengan mencari bantuan layanan kesehatan
2.5 Tahap-tahap Perkembangan Epidemiologi Perilaku
Sejarah perkembangan epidemiologi mencatat, epidemiologi dikembangkan dari hasil
mengamati epidemi penyakit menular yang banyak terjadi di sekelompok individu atau
masyarakat yang akhirnya menjadi model studi. Pada dasarnya landasan epidemiologi selalu
meliputi terkait model penyakit, metode, serta pendekatannya. Pada zaman dahulu banyak
metode dan pendekatannya dilakukan dengan pencarian pada penyebab terjadinya berbagai
penyakit menular dan epidemi yang merugikan masyarakat secara luas karena belum
diketahuinya penyebab masalah kesehatan yang terjadi. Pengetahuan dan metode pendekatan
epidemiologi yang dilakukan zaman dahulu masih berguna untuk ahli epidemiologi dimasa
modern saat ini. Seperti halnya yang terjadi saat timbul wabah pandemi pada penyakit baru
yang muncul, metode pendekatan yang dilakukan para ahli epidemiologi juga menggunakan
pendekatan yang dilakukan pada masa lampau. Sehingga penting untuk mempelajari sejarah
perkembangan adalah untuk dapat mempelajari pengalaman ahli sebelumnya untuk dapat
digunakan dalam menentukan sumber dan upaya penyebaran penyakit.
Pada zaman dahulu, terjadi beberapa endemi yang terjadi pada masyarakat dan ketika
dianalisis penyebabnya ada yang berasal dari penyebab non infeksius. Sebagai contoh
penyakit yang disebabkan dari penyebab non infeksius adalah di tahun 1700 hasil
penyelidikan oleh James Lind pada penyakit skorbut yang diindikasi mengarah pada
kekurangan vitamin c, serta penyakit kekurangan gizi lainnya yang diakibatkan karena
kekurangan vitamin A dan vitamin D. Terdapat juga studi yang menghubungkan keracunan
timbal dengan beragam penyakit ringan, kolik, gout, keterbelakangan mental serta kerusakan
syaraf pada anak, pelukis serta pengrajin tembikar. Modern ini epidemiologi terbukti efektif
untuk mengetahui hubungan sebab akibat pada kasus noninfeksius seperti penyalahgunaan
obat, bunuh diri, kecelakaan lalu lintas, keracunan zat kimia, kanker serta penyakit jantung.
Saat ini epidemiologi penyakit kronis dan penyakit perilaku menjadi cabang ilmu
epidemiologi yang cepat berkembang pesat.

2.6 Pendekatan Epidemiologi Perilaku


Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi, frekuensi, transisi dan
determinan yang mempengaruhi kejadian penyakit dan masalah kesehatan lainnya serta cara-
cara menyelesaikan permasalahan tersebut. Epidemiologi perilaku (behavioral epidemiology)
mempelajari faktor perilaku dan gaya hidup (life-style) yang berhubungan dengan risiko
penyakit, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, dan penerapan pengetahuan untuk
mengembangkan intervensi yang efektif untuk mengubah perilaku.

Epidemiologi adalah cabang ilmu yang mempelajari distribusi dan penyebab suatu


penyakit yang ada dalam suatu masyarakat atau populasi. Epidemiologi klinis adalah suatu
pendekatan secara epidemiologi untuk melakukan dan menganalisis suatu observasi atau
kejadian dalam bidang kesehatan. Kejadian utama yang paling menarik untuk diperhatikan
adalah penyakit dan apa yang menjadi penyebab penyakit tersebut. Dengan demikian tujuan
dasar epidemiologi klinis adalah untuk mengembangkan cara observasi dan analisis klinis
sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang benar dan terpercaya.
Uji klinis adalah salah satu bentuk penelitian epidemiologi klinis yang secara khusus
meneliti suatu intervensi baik yang berupa suatu tindakan (misal jenis operasi A
dibandingkan dengan jenis operasi B) maupun pengobatan (obat Adibandingkan dengan obat
B). Uji klinis merupakan bagian yang sangat penting dalam bidang pengembangan obat
terutama dalam pengujian obat-obat baru. Dalam arti khusus yang dimaksud uji klinis adalah
uji klinis fase III atau lebih dikenal sebagai Randomized Clinical Trial atau Randomized
Controlled Trial (RCT). Dalam bahasa Indonesia kami menggunakan istilah Uji Klinis secara
Random atau UKR. Permasalahan dalam praktek kedokteran yang memerlukan
pendekatan epidemiologi klinis dapat disusun sebagai berikut:
1. Normal – Sakit. Apakah definisi normal dan sakit? Apakah seseorang dalam kondisi
sehat atau sakit?
2. Diagnosis. Seberapa jauh akurasi cara (tes) diagnostik untuk menentukan adanya
penyakit?
3. Frekuensi. Seberapa sering suatu penyakit berjangkit dalam populasi?
4. Risiko. Faktor risiko apakah yang memungkinkan meningkatnya kejadian suatu
penyakit?
5. Prognosis. Akibat apa yang mungkin terjadi karena menderita suatu penyakit?
6. Pengobatan. Bagaimana suatu cara pengobatan atau sebuah obat dapat mengubah
perjalanan suatu penyakit?
7. Penyebab. Keadaan apa yang menjadikan timbulnya suatu penyakit? Bagaimana
patogenesis suatu penyakit?
Pengertian penyakit (sakit dalam arti luas) meliputi keadaan sebagai berikut:
1. Death: kematian.1.
2. Disease: gabungan dari tanda dan gejala yang terlihat secara fisik dan hasil pemeriksaan
laboratorium yang menunjukkan adanya gangguan.
3. Disability: suatu gangguan fungsional yang mengakibatkan adanya ketidakmampuan
seseorang untuk hidup normal sehari-hari ataupun dalam pekerjaan.
4. Discomfort: perasaan yang tidak enak seperti sakit pusing mual, kabur, lelah, dan
sebagainya.
5. Dissatisfaction: gangguan emosi dan mental seperti takut, cemas, marah, depresi, sedih
dan lain-lain.

2.7 Peranan Epidemiologi Perilaku


Dari batasan dan ruang lingkup pengertiannya , maka epidemiologi sebagai kumpulan
metode pengamatan yang mencakup berbagai bidang ilmu juga mempunyai manfaat yang
cukup luas, terutama dalam ilmu kesehatan masyarakat maupun ilmu kedokteran pada
umumnya. Meskipun demikian manfaat utama epidemiologi pada hakekatnya secara garis
besarnya dapat epidemiologi pada hakekatnya secara garis besarnya dapat dikelompokkan
antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengenali dan memahami penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Sesuai
dengan batasannya ,maka epidemiologi bermanfaat untuk dapat menguraikan dan
memahami proses terjadinya dan penyebarannya penyakit dan masalah kesehatan,
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Untuk melengkapi ‘body of knowledge’ dan ‘riwayat ilmiah penyakit’. Suatu
pengamatan epidemiologis hendaknya selalu merupakan upaya ‘penelitian’ yang hasilnya
diharapkan akan dapat lebih melengkapi ‘ riwayat alamiah penyakit’ yang sekaligus juga
merupakan ‘body of knowledge’ dari penyakit atau masalah kesehatan yang
bersangkutan.
3. Untuk dapat diaplikasikan dalam upaya pengendalian dan penanggulangan penyakit
atau maslah kesehatan. Segala upaya untuk selalu lebih melengkapi pemahaman kita
tentang ‘riwayat alamiah penyakit’ tidak lain maksudnya adalah agar kita dapat
menemukan jalan keluar dalam upaya menanggulangi masalah penyakit tadi.
Peranannya dalam pemecahan masalah kesehatan di masyarakat Meninjau dari
penjelasan tentang pengertian epidemiologi, serta ruang lingkupnya, seorang ahli
epidemiologi atau epidemiolog memiliki peran-peran penting dalam kesehatan masyarakat.
Ada beberapa peranan epidemiolog dalam kesehatan masyarakat, diantaranya adalah:
1. Mencari / mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan
atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha mencari data untuk
penanggulangan serta cara pencegahannya.
2. Menyiapkan data / informasi untuk keperluan program kesehatan dengan menilai status
kesehatan dalam masyarakat serta memberikan gambaran tentang kelompok penduduk
yang terancam.
3. Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan
4. Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara mengatasinya,
baik penyakit perorangan ( tetapi dianalisis dalam kelompok ) maupun kejadian luar biasa
( KLB ) / wabah dalam masyarakat.
Epidemiologi juga memiliki manfaat penting dalam menyelesaikan masalah kesehatan
masyarakat yaitu memberikan gambaran (deskripsi) tentang penyebaran (distribusi), besar
dan luasnya masalah kesehatan dan lainnya ,menjelaskan interaksi faktor-faktor agent, host
and environment ,menguraikan kelompok Penduduk yang dalam risiko dan risiko tinggi
terhadap kelompok Penduduk yang tidak mempunyai Risiko,mengevaluasi efektivitas dan
efisiensi serta keberhasilan kegiatan , membantu pekerjaan administratif kesehatan yaitu
planning (perencanaan) ,monitoring (pengamatan) ,dan evaluation (evaluasi) , menerangkan
penyebab masalah kesehatan sehingga dapat disusun langkah-langkah penanggulangannya,
Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit, Dapat menerangkan keadaan
suatu masalah kesehatan yaitu: Epidemi, Pandemi, Endemi, dan Sporadik.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1.Sejarah Epidemiologi Perilaku sudah cukup lama dikenal dalam dunia kesehatan dan
kedokteran. Terdapat beberapa tokoh penting yang berperan dalam sejarah perkembangan
epidemiologi perilaku di antaranya Hippocrates (460-377 BC), Galen (129-199), Thomas
Sydenham (1624-1689), Antonie van Leeiwenhoek (1632-1723), Robert Koch, Max van
Patternkofer, John Snow, (1813-1858), Percival Pott, James Lind, dan Dool dan Hill,
1950.
2. Batasan Epidemiologi Perilaku diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok menusia serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
3. Epidemiologi merupakan cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan
penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari
sebab timbulnya masalah. Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan fakto–faktor
yang menentukan keadaan yang berhubungan dengan kesehatan atau kejadian–kejadian
pada kelompok penduduk tertentu.
4. Perilaku merupakan bagian dari aktivitas suatu organisme. Perilaku adalah apa yang
dilakukan organisme atau apa yang diamati oleh organisme lain. Perilaku juga merupakan
bagian dari fungsi organisme yang terlibat dalam suatu tindakan. Perilaku merupakan
respon atau reaksi terhadap stimulus (rangsang dari luar).
5. Sejarah perkembangan epidemiologi mencatat, epidemiologi dikembangkan dari hasil
mengamati epidemi penyakit menular yang banyak terjadi di sekelompok individu atau
masyarakat yang akhirnya menjadi model studi. Pada dasarnya landasan epidemiologi
selalu meliputi terkait model penyakit, metode, serta pendekatannya. Pada zaman dahulu
banyak metode dan pendekatannya dilakukan dengan pencarian pada penyebab terjadinya
berbagai penyakit menular dan epidemi yang merugikan masyarakat secara luas karena
belum diketahuinya penyebab masalah kesehatan yang terjadi. Pengetahuan dan metode
pendekatan epidemiologi yang dilakukan zaman dahulu masih berguna untuk ahli
epidemiologi dimasa modern saat ini. Seperti halnya yang terjadi saat timbul wabah
pandemi pada penyakit baru yang muncul, metode pendekatan yang dilakukan para ahli
epidemiologi juga menggunakan pendekatan yang dilakukan pada masa lampau.
Sehingga penting untuk mempelajari sejarah perkembangan adalah untuk dapat
mempelajari pengalaman ahli sebelumnya untuk dapat digunakan dalam menentukan
sumber dan upaya penyebaran penyakit.
6. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi, frekuensi, transisi dan
determinan yang mempengaruhi kejadian penyakit dan masalah kesehatan lainnya serta
cara-cara menyelesaikan permasalahan tersebut. Epidemiologi perilaku (behavioral
epidemiology) mempelajari faktor perilaku dan gaya hidup (life-style) yang berhubungan
dengan risiko penyakit, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, dan penerapan
pengetahuan untuk mengembangkan intervensi yang efektif untuk mengubah perilaku.
7. Dari batasan dan ruang lingkup pengertiannya , maka epidemiologi sebagai kumpulan
metode pengamatan yang mencakup berbagai bidang ilmu juga mempunyai manfaat yang
cukup luas, terutama dalam ilmu kesehatan masyarakat maupun ilmu kedokteran pada
umumnya.

3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, para pembaca maupun saya sendiri mampu
memahami epidemiologi perilaku jauh lebih baik lagi. Dan semoga kritik maupun saran
mengenai makalah ini mampu disampaikan dengan baik guna perbaikan yang lebih baik
kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Azrul, A.2019. Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Binarupa Aksara.


2. Bustan MN. 2022. Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta.
3. Bustan,M.N.2019.Pengantar Epidemiologi Edisi Revisi.Jakarta:PT Rineka Cipta
4. Budiarto, E.2021. Pengantar Epidemiologi, Jakarta, EGC.
5. B. Burt Gerstman. Epidemiology Kept Simple. California. 2022. Willwy Liss.
6. Entjang I. 2019. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, Penerbit Alumni
7. Gerstman, B. Burt. 2020. Epidemiology Kept Simple: An Introduction to
Traditional and Modern Epidemiology, 3rd Edition. Wiley –Liss
8. Rohtman, KJ. 2020. Modern Epidemiology 3rd Edition. Lippincott Williams &
Wilkins
9. Sardjana; Nisa. 2019. Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta:UIN Press.
10. Sutrisno, B. 2020. Pengantar Metode Epidemiologi. Jakarta. Dian Rakyat.
11. Timrmeck, Thomas. 2021.Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2.Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta
12. Morton, Richard, dkk epidemiologi dan biostatistik panduan edisi 5, 2020, buku
penerbit kedokteran egc, Jakarta.
13. Murti, B.2021. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah
Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai