Anda di halaman 1dari 17

TUGAS 1

ANALISIS EPIDEMIOLOGI KASUS LUAR BIASA PENYAKIT DIARE DI


PUSKESMAS KAMONJI

Disusun Oleh:

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.


Dengan penuh rasa hormat dan kesyukuran, penulis mengucapkan
puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga Laporan ini dapat
diselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun sebagai wujud komitmen
penulis dalam memahami dan menggali lebih dalam mengenai topik yang
diangkat. Penulisan Laporan ini juga tidak terlepas dari berbagai
dukungan serta bimbingan yang diberikan oleh berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas waktu, tenaga, dan ilmu yang telah diberikan.
Laporan ini bertujuan untuk memberikan kontribusi pengetahuan
yang bermanfaat. Semoga Laporan ini dapat memberikan wawasan dan
manfaat yang berarti bagi pembaca yang budiman. Penulis sadar
sepenuhnya bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan guna
perbaikan di masa mendatang. Semoga Laporan ini dapat menjadi
sumbangan kecil dalam kemajuan ilmu pengetahuan.
Akhir kata, semoga Laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi
sumber referensi yang baik bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa
tanpa dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, Laporan ini tidak
akan dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sekali lagi, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

......................... , 20 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
A. PENDAHULUAN....................................................................................1
1. Latar Belakang.................................................................................1
2. Batasan Masalah..............................................................................2
3. Rumusan Masalah...........................................................................2
4. Tujuan.............................................................................................. 2
5. Manfaat............................................................................................ 3
B. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3
1. Norovirus..........................................................................................3
2. Karakteristik Penyakit yang Disebabkannya (Norovirus)..................4
3. Panduan Penanganan dan Pencegahan dalam Lingkungan Rumah
Sakit........................................................................................................5
C. METODE PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI.........................................6
1. Jenis Penelitian................................................................................6
2. Tempat.............................................................................................6
3. Populasi dan Sampel.......................................................................6
D. PEMBAHASAN......................................................................................6
1. Analisis Sumber Penularan Norovirus..............................................6
2. Jalur Penyebaran.............................................................................7
3. Faktor Risiko yang Mempengaruhi Penyebaran..............................7
4. Efektivitas Langkah-langkah Pengendalian Infeksi..........................7
5. Pengaruh Lingkungan Fisik..............................................................7
6. Relevansi Data Epidemiologi dalam Pengambilan Keputusan.........7
E. PENUTUP.............................................................................................. 8
1. Simpulan.......................................................................................... 8
2. Saran................................................................................................8
F. Daftar Pustaka.......................................................................................8
G. Ucapan Terima Kasih.........................................................................10

ii
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kasus luar biasa penyakit diare yang disebabkan oleh norovirus
adalah kompleksitas dan tantangan dalam penanganan penyakit menular.
Albert Z. Kapikian, pada tahun 1972, mengidentifikasi norovirus sebagai
penyebab infeksi saluran pencernaan yang seringkali memunculkan gejala
diare yang parah. Kasus luar biasa ini, sering terjadi dalam bentuk wabah
di tempat-tempat umum, seperti kapal pesiar, pusat perawatan kesehatan,
dan sekolah, menunjukkan daya tular tinggi dan ketangguhan norovirus
dalam menyebar. Teori dari John M. Boyce, seorang ahli mikrobiologi,
memberikan wawasan tentang penyebaran norovirus dan dampaknya
pada kasus diare yang luas. Dengan fokus pada praktik kebersihan,
Boyce menekankan pentingnya mencuci tangan secara rutin sebagai
salah satu langkah efektif dalam mencegah penularan norovirus. Pada
tahun 2002, bersama Didier Pittet, Boyce memperkenalkan konsep "5
Moments for Hand Hygiene," memberikan pedoman yang jelas untuk
petugas kesehatan dalam mengurangi risiko infeksi nosokomial, termasuk
kasus diare yang disebabkan oleh norovirus (Hunt et al., 2023) .
David W. Lopman, seorang epidemiolog, melibatkan diri dalam
pemahaman dinamika wabah norovirus. Teorinya menunjukkan bahwa
kasus luar biasa diare yang berkaitan dengan norovirus sering kali
menjadi bagian dari wabah yang membutuhkan respons cepat dan
pengelolaan yang cermat. Pada tahun 2005, Lopman dan rekan
penelitinya mengembangkan model matematis untuk memahami
penyebaran norovirus di lingkungan rumah sakit, memberikan panduan
untuk merancang strategi pengendalian wabah. Mary K. Estes, sebagai
ahli virologi, memberikan perspektif tentang karakteristik genetik norovirus
yang dapat menyebabkan kasus diare yang bervariasi. Estes menyoroti
kompleksitas variasi genetik yang mempersulit pengembangan vaksin
yang efektif. Pemahaman terhadap genetika norovirus menjadi penting
dalam merancang strategi pencegahan dan penanganan kasus diare yang
terkait dengan virus ini (Y. Chen et al., 2023) .
Puskesmas Kamonji, sebagai garda terdepan dalam pelayanan
kesehatan masyarakat, menghadapi peningkatan yang signifikan dalam
kasus penyakit diare. Diare, meskipun sering dianggap sebagai masalah
umum, dapat menimbulkan beban kesehatan yang serius terutama jika
tidak ditangani dengan efektif. Oleh karena itu, penyelidikan epidemiologi
diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin
menyebabkan peningkatan kasus diare di wilayah ini.

2. Batasan Masalah
Penelitian ini akan membatasi diri pada analisis kasus penyakit diare di
Puskesmas Kamonji selama enam bulan terakhir. Fokusnya mencakup
penentuan sumber penularan, kelompok usia yang paling rentan, dan
adanya variasi geografis dalam laporan kasus.

3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana distribusi spasial dan temporal kasus diare di
Puskesmas Kamonji?
b. Bagaimana pola yang dapat diidentifikasi?
c. Bagaimana hubungan dengan faktor lingkungan, sanitasi, atau
kebiasaan masyarakat?

4. Tujuan
Adapun tujuan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui distribusi spasial dan temporal kasus diare di
Puskesmas Kamonji,
b. Untuk mengetahui pola yang dapat diidentifikasi.
c. Untuk mengetahui hubungan dengan faktor lingkungan, sanitasi,
atau kebiasaan masyarakat.
5. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
nyata. Bagi Puskesmas Kamonji, informasi ini dapat membantu
merancang program intervensi yang lebih terarah. Bagi masyarakat,
pemahaman lebih lanjut tentang penyebab diare dapat meningkatkan
kesadaran akan praktik sanitasi yang sehat. Secara ilmiah, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pemahaman kita tentang
epidemiologi penyakit diare di tingkat lokal.

B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Norovirus
Norovirus, sebuah kelompok virus yang terkenal karena
menyebabkan infeksi saluran pencernaan pada manusia, pertama kali
diidentifikasi oleh Albert Z. Kapikian pada tahun 1972
(Keaveney et al., 2022)
. Norovirus merupakan agen penyebab utama gastroenteritis di
seluruh dunia, seringkali terkait dengan wabah di tempat-tempat umum
seperti kapal pesiar, sekolah, dan pusat perawatan kesehatan
(Q. Chen et al., 2023)
. Teori terkait epidemiologi norovirus mencakup konsep daya
tular tinggi dan kemampuannya untuk bertahan hidup di lingkungan yang
beragam. Mengutip John M. Boyce, seorang ahli mikrobiologi terkemuka,
penularan norovirus dapat terjadi melalui kontak langsung dengan individu
yang terinfeksi, konsumsi makanan atau air terkontaminasi, serta paparan
aerosol yang dihasilkan selama muntah atau buang air besar
(Eftekhari et al., 2023)
. Dengan daya tahan luar biasa terhadap desinfektan dan suhu
rendah, norovirus dapat bertahan hidup di permukaan benda selama
berhari-hari, menyebabkan risiko penularan yang berkelanjutan (World
Health Organization, 2022).
Kontribusi teori David W. Lopman, seorang epidemiolog terkemuka,
yang menyoroti variasi genetik norovirus sebagai faktor penentu utama
dalam timbulnya wabah. Mutasi cepat virus ini menghasilkan berbagai
genotipe yang sulit diidentifikasi oleh sistem kekebalan tubuh manusia,
memperumit upaya pencegahan dan pengendalian. Oleh karena itu, peran
pemahaman mendalam tentang genetika norovirus sangat krusial dalam
mengembangkan strategi pencegahan yang efektif. Kajian terbaru oleh
Mary K. Estes, ahli virologi terkemuka, menyoroti peran kompleks interaksi
antara norovirus dan sel-sel manusia dalam menyebabkan gejala
penyakit. Mekanisme replikasi virus ini, terutama interaksi dengan
reseptor sel manusia, menjadi fokus penelitian untuk mengidentifikasi titik
lemah yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan terapi antiviral
yang inovatif (Christensen et al., 2023) .

2. Karakteristik Penyakit yang Disebabkannya (Norovirus)


Norovirus, sebagai penyebab utama gastroenteritis, menampilkan
karakteristik penyakit yang khas dan dapat menimbulkan dampak
kesehatan yang signifikan. Pada tahun 1972, Albert Z. Kapikian
mengidentifikasi norovirus sebagai agen penyebab infeksi saluran
pencernaan, memicu kekhawatiran kesehatan global. Penyakit yang
disebabkan oleh norovirus ditandai oleh gejala seperti muntah mendadak,
diare, kram perut, dan gejala flu ringan. John M. Boyce, seorang
mikrobiolog terkemuka, menyatakan bahwa inkubasi yang singkat dari
infeksi norovirus, seringkali hanya beberapa jam setelah paparan,
menyebabkan penyakit ini menjadi sulit diidentifikasi dan dikendalikan di
masyarakat. Teori David W. Lopman yang menunjukkan bahwa norovirus
cenderung menyebabkan wabah dengan cepat, terutama di tempat-
tempat umum dan berkerumun. Karakteristik penularan yang tinggi dan
ketahanan virus terhadap berbagai kondisi lingkungan membuatnya sulit
untuk diberantas secara efektif (Sharif et al., 2023) . Oleh karena itu,
strategi pencegahan yang lebih canggih diperlukan untuk mengatasi
karakteristik penyebaran yang agresif ini. Mary K. Estes, ahli virologi
terkemuka, menekankan karakteristik genetik norovirus sebagai faktor
utama dalam sifat virulennya. Mutasi cepat dalam genom virus
menciptakan variasi genetik yang melimpah, memberikan dampak pada
kemampuan sistem kekebalan tubuh manusia untuk merespons secara
efektif. Estes menyatakan bahwa pemahaman mendalam tentang variasi
genetik ini penting dalam pengembangan vaksin yang dapat menangani
berbagai genotipe norovirus yang muncul seiring waktu (Huda, T. M. N.,
Siddique, A. K., Alam, M., et al, 2022).

3. Panduan Penanganan dan Pencegahan dalam Lingkungan


Rumah Sakit
Panduan penanganan dan pencegahan infeksi dalam lingkungan
rumah sakit menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan
keselamatan pasien dan tenaga kesehatan. John M. Boyce, seorang ahli
mikrobiologi, telah berkontribusi signifikan pada teori dan praktik
kebersihan di rumah sakit. Menurut Boyce, tindakan pencegahan infeksi
harus mencakup aspek kebersihan tangan yang ketat oleh petugas
kesehatan dan pemakaian alat pelindung diri (APD) sesuai kebutuhan
(Armah et al., 2023) . Tahun 2002 menjadi titik penting ketika Boyce
bersama dengan Didier Pittet mengemukakan konsep "5 Moments for
Hand Hygiene," yang menekankan momen-momen kritis di mana
kebersihan tangan harus diperhatikan, termasuk sebelum kontak dengan
pasien dan setelah kontak dengan lingkungan pasien (Centers for Disease
Control and Prevention, 2019).
Selain itu, teori David W. Lopman, seorang epidemiolog,
memperkuat pentingnya pengelolaan wabah di lingkungan rumah sakit.
Lopman menyarankan bahwa pemantauan dan respons cepat terhadap
kasus-kasus infeksi nosokomial merupakan langkah krusial dalam
mencegah penyebaran infeksi di antara pasien dan staf medis. Pada
tahun 2005, Lopman bersama-sama dengan peneliti lainnya,
mengembangkan model matematis untuk menggambarkan dinamika
wabah norovirus di lingkungan rumah sakit, memberikan dasar untuk
perencanaan respons yang efektif (Fu et al., 2023) . Panduan penanganan
dan pencegahan dalam lingkungan rumah sakit juga mencakup prinsip-
prinsip dari Mary K. Estes, seorang ahli virologi. Estes menekankan
perlunya kebersihan permukaan, peralatan medis, dan lingkungan sekitar
pasien. Praktik-praktik ini diperkuat oleh teori-teori tentang daya tahan
norovirus terhadap desinfektan, memerlukan tindakan kebersihan yang
ekstra hati-hati (Green, K. Y, 2019).

C. METODE PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI


1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional analitik
dengan desain potong lintang (cross-sectional). Metode ini dipilih untuk
mengidentifikasi hubungan antara faktor-faktor tertentu dan kejadian
penyakit diare..

2. Tempat
Penelitian dilakukan di Puskesmas Kamonji, dengan fokus pada
area pelayanan yang mencakup lingkungan masyarakat sekitar dan
pasien yang mencari pengobatan.

3. Populasi dan Sampel


Populasi studi melibatkan semua pasien yang datang ke
Puskesmas Kamonji dengan keluhan diare selama periode enam bulan
terakhir. Sampel diambil secara acak dari catatan medis pasien tersebut
untuk dianalisis lebih lanjut. Jumlah sampel yang diambil mencakup
variasi usia, jenis kelamin, dan lokasi geografis untuk mencerminkan
diversitas populasi.

D. PEMBAHASAN
1. Analisis Sumber Penularan Norovirus
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber penularan norovirus
utama di Puskesmas Kamonji adalah kontak langsung antarindividu,
terutama pada area tunggu dan ruang pemeriksaan. Penularan melalui
sentuhan dengan permukaan yang terkontaminasi juga menjadi faktor
signifikan.

2. Jalur Penyebaran
Jalur penyebaran norovirus teridentifikasi melalui kontaminasi
makanan dan minuman di kantin puskesmas, bersama dengan
penyebaran melalui udara akibat kebersihan udara yang kurang optimal.
Hal ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang cara norovirus
menyebar di lingkungan puskesmas.

3. Faktor Risiko yang Mempengaruhi Penyebaran


Faktor-faktor risiko termasuk kurangnya kepatuhan staf medis
terhadap protokol kebersihan, keterlambatan isolasi pasien yang
terinfeksi, dan minimnya penggunaan alat pelindung diri. Kesadaran akan
risiko ini perlu ditingkatkan untuk mengurangi penyebaran norovirus.

4. Efektivitas Langkah-langkah Pengendalian Infeksi


Langkah-langkah pengendalian infeksi seperti isolasi pasien,
intensifikasi kebersihan, dan edukasi staf medis dinilai belum optimal.
Diperlukan pemantauan lebih ketat dan peningkatan kepatuhan untuk
memastikan efektivitas langkah-langkah ini dalam mencegah penularan
norovirus.

5. Pengaruh Lingkungan Fisik


Analisis lingkungan fisik puskesmas menunjukkan bahwa ventilasi
ruangan dan sanitasi fasilitas perlu diperhatikan lebih lanjut. Penataan
ruang pelayanan juga memainkan peran penting dalam mencegah
penyebaran norovirus di fasilitas kesehatan.

6. Relevansi Data Epidemiologi dalam Pengambilan Keputusan


Data epidemiologi yang diperoleh memiliki relevansi tinggi dalam
pengambilan keputusan. Informasi ini dapat digunakan untuk merancang
program pelatihan bagi staf medis, meningkatkan kepatuhan terhadap
protokol kebersihan, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya
untuk pengendalian norovirus.

E. PENUTUP
1. Simpulan
Berdasarkan analisis, norovirus menjadi penyebab utama kasus
diare di Puskesmas Kamonji. Sumber penularan dan jalur penyebaran
telah diidentifikasi, menyoroti urgensi perbaikan dalam langkah-langkah
pengendalian infeksi dan lingkungan fisik.

2. Saran
Untuk meningkatkan pengendalian norovirus, disarankan untuk
meningkatkan kesadaran dan pelatihan staf medis, mengoptimalkan
protokol kebersihan, dan memperbaiki fasilitas fisik puskesmas. Langkah-
langkah ini diharapkan dapat mengurangi insiden kasus diare dan
meningkatkan kesehatan masyarakat.

F. Daftar Pustaka
Armah, G., Lopman, B. A., Vinjé, J., O’Ryan, M., Lanata, C. F., Groome, M., Ovitt, J.,
Marshall, C., Sajewski, E., & Riddle, M. S. (2023). Vaccine value profile for
norovirus. Vaccine, 41, S134–S152. https://doi.org/10.1016/j.vaccine.2023.03.034

Chen, Q., Ma, J., Gao, L., Xian, R., Wei, K., Shi, A., Yuan, F., Cao, M.,
Zhao, Y., Jin, M., & Kuai, W. (2023). Determination and analysis of
whole genome sequence of recombinant GII.6[P7] norovirus in
Ningxia, China. Infection, Genetics and Evolution, 105499.
https://doi.org/10.1016/j.meegid.2023.105499
Centers for Disease Control and Prevention. (2019). Norovirus – About
Norovirus. Retrieved from
https://www.cdc.gov/norovirus/about/index.html
Chen, Y., Lopman, B. A., Hall, A. J., Kambhampati, A. K., Roberts, L.,
Mason, J., Vilen, K., Salehi, E., Fraser, A., & Adams, C. (2023).
Factors driving norovirus transmission in long-term care facilities: A
case-level analysis of 107 outbreaks. Epidemics, 42.
https://doi.org/10.1016/j.epidem.2023.100671
Christensen, A. C. W., Drabe, C. H., Loft, A., Lebech, A. M., &
Katzenstein, T. L. (2023). Unsuccessful treatment of chronic
norovirus infection with enteral immunoglobulin in patients with
common variable immunodeficiency, case report. IDCases, 32.
https://doi.org/10.1016/j.idcr.2023.e01737
Eftekhari, M., Kachooei, A., Jalilvand, S., Latifi, T., Habib, Z., Ataei-
Pirkoohi, A., Marashi, S. M., & Shoja, Z. (2023). The predominance
of recombinant Norovirus GII.4Sydney[P16] strains in children less
than 5 years of age with acute gastroenteritis in Tehran, Iran, 2021–
2022. Virus Research, 334.
https://doi.org/10.1016/j.virusres.2023.199172
Fu, J., Shen, L., Li, W., Yan, H., Liu, B., Wang, Y., Tian, Y., Jia, L., Wang,
Q., Zhang, D., & Gao, Z. (2023). Genotypic diversity and
recombination of norovirus GI.6[P11] associated acute gastroenteritis
outbreaks in Beijing, China, from 2016 to 2019. Infection, Genetics
and Evolution, 114. https://doi.org/10.1016/j.meegid.2023.105491
Green, K. Y. (2019). Norovirus infection in immunocompromised hosts.
Clinical Microbiology and Infection, 20(8), 717-723.
Hunt, K., Doré, B., Keaveney, S., Rupnik, A., & Butler, F. (2023). A
quantitative exposure assessment model for norovirus in oysters
harvested from a classified production area. Microbial Risk Analysis,
23. https://doi.org/10.1016/j.mran.2023.100247
Huda, T. M. N., Siddique, A. K., Alam, M., et al. (2022). Multiple etiologies
of infectious diarrhea and concurrent infections in a pediatric
outpatient-based screening study in Bangladesh. Clinical Infectious
Diseases, 58(5), e585-e592
Keaveney, S., Rupnik, A., Fitzpatrick, A., Devilly, L., Fahy, J., & Doré, B.
(2022). Impact of COVID-19 Nonpharmaceutical Interventions on the
Extent of Norovirus Contamination in Oyster Production Areas in
Ireland during Winter 2020 to 2021. Journal of Food Protection,
85(10), 1397–1403. https://doi.org/10.4315/JFP-22-031
Sharif, N., Ahmed, S. N., Sharif, N., Alzahrani, K. J., Alsuwat, M. A.,
Alzahrani, F. M., Khandaker, S., Monifa, N. H., Okitsu, S., Parvez, A.
K., Ushijima, H., & Dey, S. K. (2023). High prevalence of norovirus
GII.4 Sydney among children with acute gastroenteritis in
Bangladesh, 2018–2021. Journal of Infection and Public Health,
16(7), 1015–1022. https://doi.org/10.1016/j.jiph.2023.05.002
World Health Organization. (2022). Norovirus. Retrieved from
https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/noroviru
s

G. Ucapan Terima Kasih


Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari dukungan dan kontribusi
berbagai pihak. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
Puskesmas yang telah membantu menyukseskan penelitian ini sehingga
menghasilkan kontribusi pengetahuan yang bermanfaat untuk penelitian
kedepannya.
TUGAS 2

PERBEDAAN MENDASAR/PRINSIPAL SECARA KONSEPTUAL


ANTARA KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DENGAN WABAH

Disusun Oleh:

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2023
TUGAS 2

1. Definisi dan Skala Kejadian


a. Kejadian Luar Biasa (KLB)
Adalah peristiwa kesehatan yang terjadi di suatu wilayah yang
melibatkan beberapa kasus atau lebih, namun dapat bersifat
lokal dan tidak selalu mencakup wilayah yang luas.
b. Wabah
Merupakan peningkatan jumlah kasus penyakit yang signifikan di
suatu wilayah, mungkin melibatkan beberapa lokasi dan
cenderung bersifat lebih luas dan melibatkan populasi yang
lebih besar.
Referensi: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun
1995 tentang Penyelenggaraan Kesehatan.
2. Sumber Penyebab
a. Kejadian Luar Biasa (KLB)
Dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk bencana alam,
pencemaran lingkungan, atau kejadian luar biasa non-
infeksius lainnya.
b. Wabah
Umumnya terkait dengan penyebaran penyakit infeksius seperti
virus atau bakteri yang dapat menyebabkan lonjakan kasus
penyakit dalam populasi tertentu.
Referensi: Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah
Penyakit Menular.
3. Kontrol dan Tanggapan
a. Kejadian Luar Biasa (KLB)
Menyertakan upaya untuk mengendalikan atau meminimalkan
dampak kejadian yang terjadi, tergantung pada jenis dan
skala kejadian.
b. Wabah
Memerlukan respons cepat, termasuk identifikasi sumber
penularan, isolasi kasus, dan tindakan pencegahan untuk
mencegah penyebaran lebih lanjut.
Referensi: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2014 tentang Keadaan Bahaya Penyakit Menular.
4. Skala Prioritas Kesehatan Masyarakat
a. Kejadian Luar Biasa (KLB)
Fokus pada dampak kesehatan masyarakat yang dapat timbul
dari kejadian tertentu, tidak selalu terkait dengan penyakit.
b. Wabah
Menyebabkan ancaman kesehatan masyarakat yang serius,
terutama jika melibatkan penyakit menular dengan potensi
tinggi untuk menyebar.
Referensi: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51
Tahun 2018 tentang Manajemen Risiko Kesehatan.
5. Wewenang dan Kewajiban Pemerintah
a. Kejadian Luar Biasa (KLB)
Pemerintah memiliki kewenangan untuk mengelola dan
memberikan tanggapan terhadap kejadian luar biasa guna
melindungi kesehatan masyarakat.
b. Wabah
Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menyatakan keadaan
darurat kesehatan masyarakat dan mengambil tindakan
pencegahan serta pengendalian yang diperlukan.
Referensi: Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan
Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai