KEPERAWATAN PRIMER
Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
2022/ 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami selaku penulis dapat menyusun makalah
ini yang berjudul "KEPERAWATAN PRIMER DASAR" tepat pada waktunya.
Banjarmasin, 13 September
2022
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB I..................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan.......................................................................................................................... 5
BAB II.................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN...................................................................................................................... 7
1.2................................................................................................................................... 7
E. Primary Heatly............................................................................................................ 10
BAB III................................................................................................................................. 19
PENUTUP............................................................................................................................ 19
A. Kesimpulan........................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Epidemiologi berasal dari perkataan Yunani, dimana epi- yang
berarti”permukaan, diatas, menimpa, atau tentang”, demos yang berarti ang berarti
”orang, populasi, ”orang, populasi, penduduk, penduduk, manusia manusia ” serta
ologi berarti berarti “ilmu tentang”. tentang”. Secara etimologis, etimologis,
epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk. Epidemiologi
lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit pada populasi populasi
manusia manusia tidak terjadi terjadi dan tersebar tersebar begitu saja secara acak.
Kedua, penyakit penyakit pada manusia manusia sesungguhnya sesungguhnya
mempunyai mempunyai faktor penyebab penyebab dan berdasarkan asumsi
tersebut, tersebut, epidemiologi epidemiologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari distribusi dan determinan determinan frekuensi penyakit dan status
kesehatan pada populasi manusia.
Definisi tersebut tersebut mengisyaratk syaratkan bahwa epidemiologi pada
dasarnya pada dasarnya merupakan ilmu empirik kuantitatif, yang banyak
melibatkan pengamatan dan pengukuran yang sistematik tentang frekuensi penyakit
dan sejumlah factor- faktor yang dipelajari hubungannya dengan penyakit. Tujuan
akhir riset epidemiologi yaitu mencegah kejadian penyakit, mengurangi dampak
penyakit dan meningkatkan status kesehatan status kesehatan manusia. Sasaran
epidemio Sasaran epidemiologi adalah populasi manusia, bukan adalah populasi
manusia, bukan indi!idu. ciri-ciri ini yang membedakan epidemiologi dari ilmu
kedokteran klinik dan ilmu-ilmu biomedik, yang lebih yang lebih memusatkan
perhatiann atkan perhatiannya kepada indi!idu, jaringan, atau organ. Epidemiologi
berguna untuk mengkaj untuk mengkaji dan menjelaskan dampak dan menjelaskan
dampak dari tindakan pengendalian kesehatan masyarakat, program pencegahan,
inter!ensi klinis dan pelayanan kesehatan terhadap penyakit atau mengkaji dan
menjelaskan faktor lain yang berdampak pada status kesehatan penduduk.
Epidemiologi penyakit juga penyakit juga dapat menyertakan menyertakan deskripsi
deskripsi keberadaannya di keberadaannya di dalam populasi dan populasi dan
faktor yang mengendalikan ada atau tidaknya penyakit tersebut.
Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, serta
bertambahnya penduduk dan masyarakat, maka perlu adanya perawat kesehatan
komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam hal pencegahan, pemeliharaan,
promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada
individu, keluarga, tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan
keperawatan komunitas. Keperawatan komunitas adalah pelayanan
keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan
pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai
mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Peran serta komunitas tersebut diartikan sebagai suatu proses di mana individu,
keluraga, dan komunitas bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri dengan
berperan sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatan berdasarkan asas
kebersamaan dan kemandirian. Bantuan diberikan oleh perawat komunitas karena
ketidak mampuan, ketidak tahuan, dan ketidak mauan masyarakat dalam mengenal
masalah kesehatan serta dengan menggunakan potensi lingkungan berusaha
memandirikan masyarakat. Namun pada kenyataannya belum semua tenaga
keperawatan komunitas mampu memerikan pelayanan sesuai dengan konsep. Hal
ini dapat disebabkan oleh pemahaman perawat komunitas yang belum sama
mengenai konsep dasar keperawatan komunitas dan peranannya dalam
keperawatan komunitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa peran perawat dalam epidemiologi?
2. Apa itu keperawatan komunitas?
3. Bagaimana sejarah perkembangan keperawatan komunitas?
4. Apa saja prinsip dasar praktik keperawatan komunitas?
5. Bagaimana primary health care (PHC) di masa pandemic covid-19 dan new
normal life?
6. Apa saja teori dan model konsep keperawatan komunitas menurut Betty
Neuman, Orem, dan King’s?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa peran perawat dalam epidemiologi
2. Mengetahui apa itu keperawatan komunitas
3. Mengetahui bagaimana sejarah perkembangan keperawatan komunitas
4. Mengetauhi apa saja prinsip dasar praktik keperawatan komunitas
5. Mengetahui bagaimana primary health care (PHC) di masa pandemic covid-19
dan new normal life
6. Mengetahui apa saja teori dan model konsep keperawatan komunitas
menurut Betty Neuman, Orem, dan King’s
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Epidemiologi
1.1. Peran Perawat Dari Epidemiologi
Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor
penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka
epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat
berupa :
b. Menyiapkan data atau informasi untuk keperluan perencanaan program dengan
menilai status kesehatan masyarakat serta memberi gambaran tentang kelompok
penduduk yang terancam.
E. Primary Heatly
Pada masa pandemi COVID-19, upaya kesehatan masyarakat tetap
dilaksanakan dengan memperhatikan skala prioritas. Puskesmas tetap melaksanakan
pelayanan dasar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
dan dalam rangka pencapaian SPM kab/kota bidang kesehatan sebagaimana diatur
pada Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
dan Permenkes Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Selain itu,
pemerintah daerah dapat menambahkan pelayanan sesuai permasalahan kesehatan
lokal spesifik terutama dalam hal mengantisipasi terjadinya kejadian luar biasa (KLB) yang
pernah dialami daerah tersebut pada tahun sebelumnya di periode yang sama seperti malaria,
demam berdarah (DBD) dan lain sebagainya.
Pelaksanaan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang sudah terjadwal sebaiknya
dilihat kembali apakah tetap dapat dilaksanakan seperti biasa, dilaksanakan dengan metode
atau teknik yang berbeda, ditunda pelaksanaannya, atau sama sekali tidak dapat
dilaksanakan, tentunya dengan memperhatikan kaidah-kaidah Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) dan physical distancing guna memutus mata rantai penularan.
A. Promosi Kesehatan
Ruang lingkup Peran Promosi Kesehatan di Puskesmas dalam penanggulangan
COVID-19 adalah:
1. Melakukan kemitraan untuk mendapat dukungan dan menjalin kerjasama kegiatan
Puskesmas dalam pencegahan COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas. Sasaran
kemitraan diantaranya gugus tugas tingkat RW atau Relawan Desa, Ormas, TP
PKK, swasta, SBH, tokoh masyarakat, tokoh agama dan mitra potensial lainnya.
Puskemas perlu melakukan identifikasi status psikologis diri atau kondisi
masyarakat di wilayah kerjanya dalam menghadapi kondisi pandemi ini.
2. Melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi (KIS) dengan lintas sektor,
Ormas serta mitra potensial lainnya dalam optimalisasi kegiatan penanggulangan
COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas, termasuk sinkronisasi data terkait dengan
kelompok/individu berisiko antara data Puskesmas (PIS- PK dan pelayanan
perorangan) dan data dari gugus tugas tingkat RW dan/atau Relawan Desa.
3. Melakukan advokasi kepada penentu kebijakan untuk mendapatkan dukungan terhadap
optimalisasi kegiatan pencegahan COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas. Sasaran
advokasi dilakukan kepada Kepala Desa/Lurah, Ketua RW, Ketua RT, Ketua TP PKK
Kecamatan, Ketua TP PKK Desa/Kelurahan, Ketua Ormas, Pimpinan Perusahaan dll.
Langkah-langkah advokasi dijelaskan dalam lampiran Juknis ini.
4. Meningkatkan literasi serta kapasitas kader, toma, toga, dan kelompok peduli
kesehatan agar mendukung upaya penggerakan dan pemberdayaan keluarga dalam
pencegahan COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas. Peningkatan literasi serta kapasitas
dapat dilakukan melalui media daring seperti grup Whatsapp/ SMS/Video Call/telepon
atau melalui interaksi langsung dengan memperhatikan PPI dan physical distancing.
5. Melakukan pengorganisasian dan memobilisasi potensi/sumber daya masyarakat
untuk mengoptimalkan kegiatan Promkes dan pemberdayaan keluaga dalam
pencegahan COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas, termasuk melaksanakan Survei
Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang dilaksanakan
dengan tetap menerapkan prinsip PPI dan physical distancing. Puskesmas dapat
menggerakkan masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional
dalam pengendalian COVID19. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya asuhan
mandiri kesehatan tradisional melalui pemanfaatan Taman Obat Keluarga (TOGA)
dan akupresur, yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta
mengatasi beberapa gangguan kesehatan ringan seperti meningkatkan nafsu makan,
mengatasi susah tidur, mengatasi stres, dan mengurangi keinginan merokok. Lima
tips meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara kesehatan tradisional dapat dilihat
pada lampiran bagian UKM.
6. Membuat media promosi kesehatan lokal spesifik dengan berdasarkan kepada
protokol-protokol yang ada seperti cara pencegahan di level individu, keluarga dan
masyarakat, kelompok rentan dan apa yang harus dilakukannya dll. Media tersebut
disebarluaskan melalui media daring seperti grup Whatsapp atau secara langsung
seperti poster, stiker, spanduk, baliho, dll.
7. Melakukan KIE bersama kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, ormas, kelompok
peduli kesehatan, UKBM serta mitra potensial lainnya guna meningkatkan literasi
dan memberdayakan kelompok/individu/anggota keluarga agar mau melakukan
PHBS pencegahan COVID-19. Sangat penting untuk memberikan pemahaman
kepada masyarakat dan lintas sektor terkait bahwa pemutusan rantai penularan COVID-
19 adalah tanggung jawab bersama mulai dari masyarakat, tokoh masyarakat, lintas
sektor, bidang kesehatan dan Pemerintah mulai dari pemerintah daerah sampai
pemerintah Pusat.
8. Melakukan tata kelola manajemen kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan
COVID-19 (P1, P2 dan P3).
a. Primer
4) olah raga.
6) menggunakan masker,
b. Sekunder
1) Pengobatan di Rs
c. Tersier
a. Manusia
Model ini memandang manusia sebagai sistem terbuka yang berinteraksi
secara konstan dan dinamis seiring dengan adanya respon terhadap stresor baik
dari lingkungan internal maupun eksternal. Model ini juga memandang manusia
atau klien secara keseluruhan (holistik) yang terdiri atas faktor fisiologis,
psikologis, sosial budaya, perkembangan, dan spiritual yang berhubungan
secara dinamis dan tidak dapat dipisahpisahkan.
Sistem klien diartikan dalam struktur dasar dalam lingkaran konsentrik yang
saling berkaitan. Struktur dasar meliputi faktor dasar kelangsungan hidup yang
merupakan gambaran yang unik dari sistem klien, seperti range temperatur
normal, struktur genetik, pola respon, kekuatan dan kelemahan organ, struktur
ego, dan pengetahuan atau kebiasaan. Stresor yang ada akan sangat
memengaruhi kondisi klien, contoh ketika di suatu daerah terdapat banyak
agregat remaja awal (usia 12-13 tahun) sudah banyak yang merokok, karena
mencontoh orang dewasa. Mengingat bahaya merokok usia dini sangat besar,
maka perawat komunitas akan melakukan upaya pencegahan primer dengan
memberikan pendidikan kesehatan pada remaja tersebut dengan melibatkan
orang dewasa di sekitarnya. Ini menunjukkan komunitas membutuhkan informasi
dan dukungan untuk melakukan perilaku sehat untuk mengatasi stresor.
b. Kesehatan
Kemampuan komunitas mempertahankan keseimbangan terhadap stresor
yang ada dan mempertahankan keharmonisan antara bagian dan subbagian
keseluruhan komunitas. Model ini pun menjelaskan bahwa sehat merupakan
respons sistem terhadap stresor dilihat dalam satu lingkaran konsentris core (inti)
dengan tiga garis pertahanan, yaitu fleksibel, normal, dan resisten, dengan lima
variabel yang saling memengaruhi, yaitu fisiologi, psikologi, sosiobudaya,
spiritual dan perkembangan.
c. Lingkungan Lingkungan adalah seluruh faktor internal dan eksternal yang berada
di sekitar klien, dan memiliki hubungan yang harmonis dan seimbang. Anda
harus mengenal stresor yang berasal dari lingkungan intrapersonal, interpersonal
dan extrapersonal, berikut uraiannya.
1. Lingkungan intrapersonal, yaitu lingkungan yang ada dalam sistem klien.
Contoh, melihat sekelompok pelajar SMP tawuran, perawat tentu harus
mengkaji mengapa remaja berperilaku demikian, apakah remaja memiliki
kepribadian yang mudah marah, gangguan konsep dirinya, atau tidak
terpenuhinya kebutuhan remaja, sehingga marah menjadi kompensasi
dari gangguan kebutuhan tersebut.
2. Lingkungan interpersonal yang terjadi pada satu individu atau keluarga
atau lebih yang memiliki pengaruh pada sistem.
3. Lingkungan extrapersonal, yaitu di luar lingkup sistem, individu atau
keluarga, tetapi ikut memengaruhi sistem komunitas. Contoh, sosial
politik, mungkin remaja tawuran, karena ada sisipan unsur politik untuk
mengalihkan permasalahan yang sedang terjadi di wilayah tersebut.
d. Keperawatan
Model ini menjelaskan bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara
utuh untuk mempertahankan semua variabel yang memengaruhi respons klien
terhadap stresor. Melalui penggunaan model keperawatan ini, diharapkan dapat
membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mencapai dan
mempertahankan level maksimum dari total wellness. Perawat membantu
komunitas menjaga kestabilan dengan lingkungannya dengan melakukan
prevensi primer untuk garis pertahanan fleksibel, prevensi sekunder untuk garis
pertahanan normal, dan prevensi tersier untuk garis pertahanan resisten.
PENUTUP
A. Kesimpulan
ilmu pengetahuan epidemiologi digunakan CHN sebagai alat meneliti
danmengobservasi pada pekerjaan dan sebagai dasar untuk intervensi dan
evaluasiliteratur riset epidemiologi. Ilmu bedah didefinisikan sebagai salah satu
disiplin ilmu yang berkaitan dengan pengobatan dan penatalaksanaan berbagai
macam penyakit dengan cara pembedahan atau operasi. penyakit-penyakit yang
dikelompokkan sebagai penyakit yang dapat ditanganidengan pembedahan adalah:
penyakit infeksi, Kongenital, neoplasma,trauma/injuri/cedera. epidemiologi untuk
mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab masalahkesehatan dan
mengarahkan intervensi yang diperlukan maka epidemiologidiharapkan mempunyai
peranan dalam keperawatan bedah, baik pra maupun pascaoperasi dalam bidang
kesehatan masyarakat
Budiroro. B. 2007. Pengantar Epidemiologi edisi II. Semarang : Badan penerbit Undip
Mubarak, W., I., & Chayanti., N. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan
Teori.