Disusun Oleh :
KELAS 2 B MERPATI
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM VI/TANJUNGPURA BANJARMASIN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“ANTANALCARE,BBLR,DAN FAKTOR RISIKO BBLR.”
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata KEPERAWATAN ANAK .Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang antanalcare,bblr,dan faktor risiko bblr .
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Baidah S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen
mata kuliah keperawatan anak yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari,makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna .Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
BBLR merupakan salah satu penyebab kematian pada bulan pertama kelahiran seorang
bayi. Kejadian BBLR menyebabkan berbagai dampak kesehatan masyarakat baik dimasa bayi
dilahirkan maupun dimasa perkembangannya di waktu yang akan datang (Jayant, 2011). BBLR
akan meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian bayi, BBLR merupakan individu
manusia yang karena berat badan, usia kehamilan dan faktor penyebab kelahirannya kurang
Karakteristik ibu yang mempunyai pengaruh terhadap kejadian BBLR adalah riwayat
persalinan (umur ibu), faktor biomedis (psikis dan usia kehamilan), serta sosial ekonomi
(pendidikan ibu). Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir rendah, ibu yang hamil di
bawah umur 20 tahun dan di atas 35 tahun berisiko 2-4 kali lebih tinggi melahirkan BBLR.
(Ahmad,2015). Ibu yang mempunyai paritas lebih dari 4 berisiko 2-4 kali lebih besar untuk
melahirkan BBLR, dan ibu yang usia kandungannya kurang dari 37 minggu memiliki resiko
kemungkinan 11,40 kali untuk melahirkan BBLR. (Dian, 2013). Ibu yang mempunyai
pendidikan rendah erat kaitannya dengan pengetahuan yang rendah mengenai pelayanan
antenatal akan berisiko 3,34 kali lebih tinggi untuk melahirkan BBLR, sikap yang kurang baik
terhadap pelayanan antenatal akan berisiko 8,62 kali lebih tinggi untuk melahirkan BBLR
karena tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam member respon terhadap
1.3 Tujuan
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................3
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................................................5
2.1 Antenal care..............................................................................................................................5
2.1.1. Definisi...............................................................................................................................5
2.1.2. Tujuan Dari Antenal Care...............................................................................................5
2.1.3. Strandar Pelayanan.........................................................................................................5
2.1.4. Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan........................................................................6
2.1.5. Perubahan Fisiologi Pada Ibu Hamil.............................................................................7
2.2 Fungsi Bermain Pada Anak....................................................................................................8
2.3 Karakteristik Bermain...............................................................................................................8
2.4 Pedoman Keamanan Bermain pada Anak............................................................................8
2.5 kecenderungan Sifat pada Anak............................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Depkes RI(1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta
menghasilkan bayi yang sehat.
Menurut Rustam Muchtar (1998) adalah :Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal
mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas,
sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
B.Faktor Psiologis
Faktor Psikologis yang turut mempengaruhi kehamilan biasanya terdiri dari :
Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan
janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat
lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.
Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan status
kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan
memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih
percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa
nifas.
Usia terbaik seorang wanita untuk hamil yaitu di dalam rentang 20-
Usia ibu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun merupakan
risiko tinggi kehamilan. Organ reproduksi pada wanita usia <20 tahun
belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat
merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan
janin. Keadaan tersebut akan semakin menyulitkan bila ditambah
dengan tekanan (stres) psikologis, sosial, ekonomi, sehingga
memudahkan terjadinya kegugran, persalinan prematur, berat badan
lahir rendah (BBLR), kelainan bawaan, infeksi, anemia kehamilan,
keracunan kehamilan,dan kematian ibu yang tinggi
3. Jarak kehamilan
Jarak kehamilan adalah sela antara persalinan yang lalu dengan
kehamilan berikutnya. Jarak kehamilan yang pendek mengurangi
cadangan nutrisi ibu sehingga akan menurunkan berat badan janin.
Jarak kehamilan dan persalinan yang terlalu dekat dapat menyebabkan
BBLRJarak kehamilan kurang dari 2 tahun berisiko karena secara fisik
alat-alat reproduksinya belum kembali normal, rahim dan kesehatan ibu
belum pulih dengan baik. Keadaan tersebut perlu diwaspadain
dikarenakan kemungkinan janin dapat mengalami pertumbuhan kurang
baik, persalinan dan perdarahan. Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
menyebabkan kelemahan dan kelelahan otot rahim, sehingga rahim
belum siap menerima implantasi
4. Paritas
mencapai batas vasibilitas dan telah dilahirkan (hidup atau mati), tanpa
berikut:
lahir
5. Hipertensi
lahir prematur tidak memiliki cukup waktu dalam rahim ibu untuk tumbuh
dan menambah berat badan. Padahal, sebagian besar dari berat badan
b. Faktor Kehamilan
2. Kehamilan ganda
kehamilan ganda suplai darah ke janin harus terbagi dua atau lebih
3. Pendarahan antepartum
oksigen dan nutrisi janin tidak terpenuhi. Oleh sebab itu, janin yang
4. Pre-eklamsia/eklamasi
tekanan darah sistolik >160 mmHg atau diastolik >110 mmHg dengan
proteinuria >1 g/l adalah definisi yang dapat diterima. Eklamsia juga
(fase laten). Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh
1. Kelainan kongenital
purpura trombositopenik.
2. Infeksi
d. Faktor kebiasaan
1. Pekerjaan
seimbang dan istirahat yang cukup, maka kebutuhan gizi untuk janin
tidak tercukupi dengan baik, sehingga berat badan bayi yang akan
dilahirkan kecil.
2. Merokok
BAB III
6. Babinski Reflex.
Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari – jari mencengkram ketika
bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan normal.
Hilang di usia 4 bulan.
7. Swallowing Reflex
adalah refleks gerakan menelan benda – benda yang didekatkan ke
mulut, memungkinkan bayi memasukkan makanan ada secara permainan
tapi berubah sesuai pengalaman.
8. Breathing Reflex,
9. Refleks gerakan seperti menghirup dan menghembuskan nafas secara
berulang – ulang , fungsi : menyediakan O2 dan membuang CO2,
permanen dalam kehidupan
11. Refleks Tonic Neck, Disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia satu
bulan dan akan menghilang pada sekitar usia 5 bln. Saat kepala bayi digerakkan
kesamping, lengan pada sisi tersebut akan lurus dan lengan yang berlawanan
akan menekuk ( kadang – kadang pergerakan akan sangat halus atau lemah ).
Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek ini
terus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan mengalami
gangguan pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian, refleks tonick neck
merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akan
menyediakan bayi untuk mencapai gerak sadar.
12. Refleks Tonic labyrinthine / labirin, Pada posisi telentang, reflex ini dapat
diamati dengan mengangkat bayi beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang
diangkat akan bertahan sesaat kemudian jatuh. Refleks ini akan hilang pada usia
6 bulan.
14. Refelks Berjalan dan melangkah ( stepping ) Jika ibu atau seseorang
menggendong bayi dengan posisi berdiri dan telapak kakinya menyentuh
permukaan yang keras, ibu / orang tersebut akan melihat refleks berjalan, yaitu
gerakan kaki seperti melangkah ke depan. Jika tulang keringnya menyentuh
sesuatu, ia akan mengangkat kakinya seperti akan melangkahi benda tersebut.
Refleks berjalan ini akan dan berbeda dengan gerakkan berjalan normall, yang ia
kuasai beberapa bulan berikutnya. Menurun setelah 1 minggu dan akan lenyap
sekitar 2 bulan.
15. Refleks Yawning, Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar,
iasanya kemudian dan berlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran. Refleks
plantar ini dapat periksa dengan menggosokkan sesuatu di telapak kakinya,
maka jari – jari kakinya akan melekuk secara erat.
16. Refleks Swimming, Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam
ang berisi air, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan
berenang. Refleks ini akan menghilang. Pada usia 4 - 6 bulan yang berfungsi
untuk membantu bayi bertahan jika bayi tenggelam ini pun bayi akan mulai
mengayuh dan menendang seperti berenang
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bermain disimpulkan sebagai kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan kerja pada orang
dewasa yang dapat menurunkan stress anak, belajar berkomunikasi dengan
lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar mengenal dunia dan
meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.
Anak bermain pada dasarnya agar ia memperoleh kesenangan, sehingga tidak
akan merasa jenuh. Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi merupakan
kebutuhan anak seperti halnya makan, perawatan, dan cinta kasih. Fungsi
utama bermain adalah merangsang perkembangan kesadaran diri,
perkembangan moral dan bermain sebagai terapi (Soetjiningsih, 1995).
DAFTAR PUSTAKA
UNJ