Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN


KEHAMILAN (ARTENATAL CARE)

Dosen : Rimba Aprianti,S.kep.,Ners

Di Susun Oleh:
Nama : Rivaldo setyo prakoso
Nim : 2018.C.10A.0982

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020

i
PROPOSAL KEGIATAN
PROPOSAL

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN


KEHAMILAN (ARTENATAL CARE)

Disusun Dalam Rangka Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Maternitas II


Program Studi S1 Keperawatan

Di Susun Oleh:
Nama : Rivaldo setyo prakoso
Nim : 2018.C.10A.0982

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020

i
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN..................................................................................................
SAMPUL DALAM...............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................3
1.1 Latar Belakang........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan...................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................7
2.1 Pengertian Pemeriksaan Kehamilan........................................................7
2.2 Tujuan Pemeriksaan Kehamilan.............................................................7
2.3 Manfaat Pemeriksaan Kehamilan...........................................................8
2.4 Standar Minimal Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan............................9
2.5. Kunjungan Ibu Hamil........................................……………………….…......12
BAB 3 RENCANA KEGIATAN......................................................................14
3.1 Satuan Acara Penyuluhan.....................................................................14
DAFTAKAPUSTAKA…………………………………………………………20
LAMPIRAN
Leaflet

ii 3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal care (ANC),
petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan
intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin,dkk., 2002).
Berdasarkan data dan penelitian tentang kualitas penduduk indonesia 2011 tercatat
angka kematian ibu (AKI atau MMR) masih sebesar 228/100.000 kelahiran hidup.
Kementrian Kesehatan menargetkan, sampai tahun 2014 ini akan menurunkan
jumlah menjadi 118/100.000 kelahiran hidup dan tahun 2015 akan diupayakan
menjadi 102/100.000 kelahiran hidup. Depkes menargetkan angka kematian ibu
pada tahun 2010 sekitar 226 orang, dan pada tahun 2015 menjadi 102 orang
pertahun. Untuk mewujudkan hal ini, salah satu upaya terobosan dan terbukti
mampu meningkatkan keadaan ini masih jauh dari target harapan yaitu 75% atau
125/100.000 kelahiran hidup (Eko Sutriyanto, 2012). Tujuan pelayanan Antenatal
Care adalah: a)  Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan
bayi dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran
bayi. b) Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah ataupun
obstetri selama kehamilan. c) Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana
kesiagaan menghadapi komplikasi. d) Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui
dengan sukses, menjalankan puerperium normal, dan merawat anak secara fisik,
psikologi dan social (Kusmiyati, et al., 2008). Berdasarkan salah satu tujuan di
atas maka pelaksanaan ANC puskesmadan BPM diharapkan mampu melakukan
deteksi dini komplikasi sehingga bias mengurangi terjadimya kegawatan pada ibu
yang berujung pada kematian. Tingginya angka kematian ibu di Indonesia
kemungkinan terjadi pada ibu hamil yang berisiko tidak terdeteksi secara dini.
Untuk itu bidan harus mampu dan terampil memberikan pelayanan sesuai dengan
standart yang ditetapkan khususnya bidan desa sebagai ujung tombak, dengan

4
5

peran serta yang proaktif dari petugas supervise sebagai penyelia untuk bidan di
desa diharapkan percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia
serta meningkatkan cakupan : kunjungan pertama ibu hamil (K1), kunjungan ke
empat ibu hamil (K4), dan semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kerja
terlatih, semua komplikasi obstetric mendapat pelayanan rujukan yang adekuat,
semua perempuan dalam usia reproduksi mendapat akses pencegahan dan
penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman
(Linda, 2007).
Pelayanan antenatal berkualitas mempunyai kedudukan penting dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu dan perinatal, karena melalui pelayanan
antenatal yang profesional dan berkualitas, ibu hamil memperoleh pendidikan
tentang cara menjaga diri agar tetap sehat, mempersiapkan kelahiran bayi yang
sehat, serta meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang kemungkinan
adanya risiko atau terjadinya komplikasi dalam kehamilan, sehingga dapat dicapai
kesehatan yang optimal dalam menghadapi persalinan dan nifasnya (Wijayanti
YT, 2001). Penerapan standar pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat,
karena penilaian terhadap proses dari hasil pelayanan dapat dilakukan dengan
dasar yang jelas, sehingga masyarakat akan mempunyai kepercayaan yang lebih
mantap terhadap pelaksanaan pelayanan.  Standar pelayanan perlu dimiliki oleh
setiap pelaksana pelayanan karena fungsinya yang penting dalam pelaksanaan,
pemeliharaan dan penilaian kualitas pelayanan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan
masalah dalam proposal ini adalah “PENDIDIKAN KESEHATAN PADA IBU
HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN (ARTENATAL CARE)”.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari Pendidikan Kesehatan pada ibu hamil. Supaya Ibu
Hamil mampu memahami tentang pemeriksaan kehamilan( Artenal Care).
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui apa yang dimaksud dengan artenal care

5
6

1.3.2.2 Mengetahui tujuan dari artenal care


1.3.2.3 Mengetahui manfaat dari pemeriksaan kehamilan
1.3.2.4 Mengetahui standar minimal pelayanan pemeriksaan kehamilan
1.3.2.5 Kunjungan ibu hamil
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Murid-murid di SD NEGERI 2 MENTENG PALANGKA RAYA
Supaya ibu hamil dapat mengetahui tentang “Pemeriksaan Kehamilan( Artenal
Care).”
1.4.2 Bagi Pembaca/Mahasiswa
Mengedukasi pembaca agar lebih memahami “Pemeriksaan Kehamilan( Artenal
Care)”.
1.4.3 Bagi Penyuluh/Penulis
Diharapkan dapat menambah ilmu baru dalam keilmuwan kesehatan tentang
“Pemeriksaan Kehamilan( Artenal Care)”.Memperdalam pengetahuan tentang ibu hamil
dan sebagai referensi bagi pembaca.

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pemeriksaan Kehamilan


Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh
bidan atau dokter kepada ibu selama masa kehamilan untuk mengoptimalisasikan
kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan,
nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara
wajar (Manuaba, 1998).Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan
yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang
diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Pedoman
Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar, 2004 : 1). Pengawasan antenatal
adalah pengawasan sebelum persalinan terutama untuk ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2002 : 129).
Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap kegawatan yang ditemukan (Depkes RI, 2004 : 12). Pelayanan
atau asuhan merupakan cara untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
hamil dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal (Prawirohardjo, 2000 : 89).
Salah satu fungsi terpenting dari perawatan antenatal adalah untuk memberikan
saran dan informasi pada seorang wanita mengenai tempat kelahiran yang tepat
sesuai dengan kondisi dan status kesehatannya. Perawatan antenatal juga
merupakan suatu kesempatan untuk menginformasikan kepada para wanita
mengenai tanda – tanda bahaya dan gejala yang memerlukan bantuan segera dari
petugas kesehatan (WHO, 2004 : 8). Pemeriksaan antenatal seyogyanya dimulai
segera setelah diperkirakan terjadi kehamilan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan
dalam beberapa hari setelah terlambat menstruasi, terutama bagi wanita yang
menginginkan terminasi kehamilan, tetapi bagi semua wanita secara umum
sebaiknya jangan lebih dari saat terlambat menstruasi kedua kali.

2.2 Tujuan Pemeriksaan Kehamilan


Tujuan asuhan antenatal adalah:

7
8

1) Membantu kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh


kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama ibu hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan
pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
6) Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bagi bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal (Saifudin, dkk, 2002).

Perawatan antenatal mempunyai tujuan agar kehamilan dan persalinan berakhir


dengan:
1. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas tanpa
trauma fisik maupun mental yang merugikan.
2. Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental.
3. Ibu sanggup merawat dan memberi ASI kepada bayinya.
4. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga
berencana setelah kelahiran bayinya (Poedji Rochjati, 2003 : 41).
2.3 Manfaat Pemeriksaan Kehamillan
Manfaat Antenatal Care (ANC) sangat besar karena dapat mengetahui berbagai
resiko dan komplikasi kehamilan sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk
melakukan rujukan (Manuaba, 1998). Pemeriksaan antenatal juga memberikan
manfaat bagi ibu dan janin, antara lain:
1) Bagi ibu
a. Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan mengobati
secara dini komplikasi yang mempengaruhi kehamilan.
b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil
dalam menghadapi persalinan.

8
9

c. Meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan dan untuk dapat memberikan


ASI.
d. Memberikan konseling dalam memilih metode kontrasepsi (Manuaba, 1999).
2) Bagi janin
Manfaat untuk janin adalah memelihara kesehatan ibu sehingga mengurangi
persalinan prematur, BBLR, juga meningkatkan kesehatan bayi sebagai titik awal
kualitas suber daya manusia (Manuaba, 1999).

2.4 Standar Minimal Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan

Menurut Saifuddin (2002) pelayanan antenatal mencakup banyak hal namun


dalam penerapan operasional dikenal standar minimal “7T” yang terdiri dari :

1. Timbang berat badan


Selama kehamilan antara 0,3 – 0,5 kg per minggu. Bila dikaitkan dengan umur
kehamilan kenaikan berat badan selama hamil muda ± 1 kg, selanjutnya pada
trimester II dan III masing – masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan
pertambahan berat total adalah 9 – 12 kg. Bila ada kenaikan berat badan yang
berlebihan perlu dipikirkan kearah adanya resiko seperti bengkak, kehamilan
kembar, hidramnion, dan anak besar (Depkes, 1997).
2. Ukur tekanan darah
Selama hamil tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg.
Bila tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih dan atau
diastolik 15 mmHg atau lebih. Kelainan ini dapat berlanjut menjadi preeklamsia
dan eklamsia kalau tidak ditangani dengan tepat (Depkes, 1997).

3. Ukur tinggi fundus uteri

Ukuran tinggi fundus uteri normal adalah sebagai berikut:

12 Minggu : Tinggi fundus uteri 1 – 2 jari diatas symphysis.

9
10

16 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara symphysis–pusat.

20 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat.

24 Minggu : Tinggi fundus uteri setinggi pusat.

28 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari diatas pusat.

32 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat-Proc.xyphoideus.

36 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah Proc.xyphoideus.

40 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara Proc.xyphoideus-pusat


(Mochtar, 1998).

4. Pemberian imunisasi TT
Pemberian TT baru akan menimbulkan efek perlindungan apabila diberikan
sekurang-kurangnya dua kali dengan interval minimal 4 minggu. Kecuali jika
sebelumnya ibu pernah mendapat TT dua kali pada kehamilan yang lalu atau pada
masa calon pengantin maka TT cukup diberikan satu kali saja. Dosis pemberian
imunisasi TT yaitu 0,5 cc IM pada lengan atas. Adapun syarat pemberian
imunisasi TT adalah sebagai berikut :
1) Bila ibu belum pernah mendapat imunisasi TT atau meragukan diberikan II
sedini mungkin sebanyak dua kali dengan jarak minimal dua minggu.
2) Bila ibu pernah mendapat imunisasi TT dua kali, diberikan suntikan
ulang/boster satu kai pada kunjungan antenatal yang pertama (Depkes RI,
1997).
5. Pemberian tablet zat besi
Pada dasarnya pemberian tablet zat besi dimulai dengan pemberian satu tablet
sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4
320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug, minimal 90 tablet. Tablet besi
sebaiknya tidak diminum bersama kopi atau teh karena akan mengganggu
penyerapan (Saifuddin, 2002). Sebaiknya tablet besi diminum bersama air putih
ataupun air jeruk. Selain itu perlu diberitahukan juga bahwa ada kemungkinan
tinja menjadi berwarna hitam setelah ibu minum obat ini, hal tersebut adalah
normal (Depkes, 1997).

10
11

6. Tes terhadap penyakit menular seksual.


Selama kehamilan, ibu perlu dilakukan tes terhadap penyakit menular seksual
seperti HIV/AIDS, Gonorrhoe, Siphilis. Hal tersebut dikarenakan sangat
berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Apabila ditemukan penyakit –
penyakit menular seksual harus segera ditangani.

7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Persiapan rujukan perlu disiapkan karena kematian ibu dan bayi disebabkan
keterlambatan dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2002).
Perlu diingat juga bahwa pelayanan antenatal hanya dapat diberikan oleh tenaga
kesehatan profesional dan tidak dapat dilakukan oleh dukun bayi.

Standar Pelayanan antenatal mencakup banyak hal yakni terdiri dari :

a) Identifikasi ibu hamil


Mengenali dan memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya.
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini
dan secara teratur.
b) Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Memberikan pelayanan berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan.
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.
c) Palpasi Abdominal
Palpasi juga disebut periksa raba. Palpasi guna memperkirakan usia kehamilan,
pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dan bagian bawah janin
palpasi abdomen pada wanita hamil dilakukan mulai umur kehamilan 36 minggu
untuk kehamilan normal, dan umur kehamilan 28 minggu bila pada pemeriksaan
Mc. Donald ditemukan tinggi fundus uteri lebih tinggi dari seharusnya. Tinggi
fundus uteri dalam sentimeter (cm) yang normal harus sama dengan umur
kehamilan dalam minggu yang ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir.
Jika hasil pengukuran berbeda 1-2 cm, masih dapat ditoleransi, tetapi jika deviasi

11
12

lebih kecil 2 cm dari umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan


janin (Mandriwati, 2006 : 84).
Tinggi fundus uteri normal sebagai berikut :
24 minggu : Tinggi fundus uteri setinggi pusat.
28 minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari atas pusat
32 minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat – processus xyphoideus.
36 minggu :Tinggi fundus uteri 3 jari di bawah processus xyphoideus.
40 minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara processus xyphoideus – pusat.
d) Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan.
Menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan tindak lanjut
yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung. Bidan
melakukan tindakan penemuan, penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia
pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e) Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan


melakukan tindakan yang diperlakukan. Bidan menemukan secara dini setiap
kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenai tanda serta gejala
preeklamsia lainnya serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. Akibat
yang dapat ditimbulkan dari pemeriksaan kehamilan yang tidak sesuai dengan
standar minimal yaitu komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan
tidak dapat dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai. Komplikasi
obstetri itu antara lain: komplikasi obstetri langsung (perdarahan,
preeklamsi/eklamsi, kelainan letak, anak besar, kehamilan kembar, ketuban pecah
dini), komplikasi obstetri tidak langsung (sakit jantung, hepatitis, tuberkulosa,
anemia, diabetes melitus) dan komplikasi yang berhubungan dengan obstetri
(cedera akibat keclakaan kendaraan, keracuan, kebakaran).

2.5 Kunjungan Ibu Hamil Perbanyaklah Ibadah


Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan. Kunjungan
disini bukan hanya ibu hamil yang datang ke tempat pelayanan tetapi juga setiap

12
13

kontak dengan tenaga kesehatan dan diberikan pelayanan antenatal sesuai standar
baik di Posyandu, Polindes, atau kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan.
Kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya adalah sebanyak empat
kali yang dikenal dengan istilah K1, K2, K3, dan K4. Satu kali pada triwulan
pertama (sebelum 14 minggu), satu kali pada triwulan kedua (antara 14 – 28
minggu), dan dua kali pada triwulan ketiga (antara minggu 28 – 36 dan sesudah
minggu ke 36) (Depkes RI, 2004 : 47).
Adapun uraianya sebagai berikut :
1) K1 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada
trimester I (sebelum usia kehamilan 12 minggu) dengan jumlah kunjungan
minimal satu kali dan mendapatkan pelayanan 7T yaitu timbang berat badan,
ukur tekanan darah, imunisasi Tetanus Toxoid, periksa fundu uteri, pemberian
tablet tambah darah, tes PMS, dan temu wicara. K1 ini mempunyai peranan
penting dalam program kesehatan ibu dan anak yaitu sebagai indikator
pemantauan yang dipergunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan
antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat (Depkes
RI, 2001).
2) K2 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada
trimester II (usia kehamilan 12 – 28 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T
setelah melewati K1.
3) K3 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada
trimester III (usia kehamilan 28 – 36 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T
setelah melewati K1 dan K2.
4) K4 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada
trimester III (usia kehamilan >36 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T
setelah melewati K1, K2, dan K3.

13
BAB 3
RENCANA KEGIATAN

3.1 Satuan Acara Penyuluhan


3.1.1 Topik
“Pemeriksaan Kehamilan( Artenal Care)”
3.1.2 Sasaran
3.1.2.1 Program
Membantu Ibu hamil agar mengatahui tentang“Pemeriksaan
Kehamilan( Artenal Care)”
3.1.2.2 Penyuluhan
Membantu Upaya pencehan Dampak Negatif dari ketidaktahuan ibu hamil
tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan.
3.1.3 Tujuan
3.1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari Pendidikan Kesehatan pada ibu hamil. Supaya
Ibu Hamil mampu memahami tentang pemeriksaan kehamilan( Artenal
Care).

3.1.3.2 Tujuan Khusus


Adapun tujuan khusus dari Pendidikan Kesehatan :
3.1.3.2.1 Mengetahui apa yang di maksud dengan artenal care
3.1.3.2.2 Mengetahui tujuan pemeriksaan kehamilan
3.1.3.2.3 Mengetahui manfaat dari pemeriksaan kehamilan
3.1.3.2.4 Mengetahui standar minimal pemeriksaan kehamilan
3.1.3.2.5 Kujungan Ibu hamil
3.1.4 Materi
Adapun garis besar materi dalam pendidikan kesehatan adalah :
1. Pengertian pemeriksaan kehamilan( Artenal Care)
2. Tujuan pemeriksaan kehamilan
3. Manfaat Pemeriksaan kehamilan
4. Standar minimal pemeriksaan kehamilan
5. Kujungan ibu hamil

14
15

3.1.5 Metode
Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan pendidikan kesehatan
tentang pemeriksaan kehamilan ( Artenal Care) meliputi :
1. Ceramah
Ceramah adalah pesan yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-
petunjuk sementara ada audiens yang bertindak sebagai pendengar.
2. Tanya jawab
Metode tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan lalu memberikan jawaban ataupun
sebaliknya.
3.1.6 Media
Adapun media yang digunakan dalam kegiatan pendidikan kesehatan
tentang Pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil meliputi :
1. Leaflet
Leaflet merupakan bentuk publikasi singkat dalam bentuk selebaran yang
berisi informasi mengenai suatu hal atau peristiwa.

3.1.7 Waktu Pelaksanaan


1. Hari/Tanggal : Rabu, 1 Maret 2020
2. Pukul : 08.00 S/d Selesai
3. Alokasi Waktu : 30 menit
No Kegiatan Waktu Metode

1. Pembukaan : 1. Menjawab salam


1. Membuka kegiatan dengan 2. Mendengarkan dan
mengucapkan salam memperhatikan
2. Menjelaskan tujuan dari
tujuan penyuluhan 2 menit
3. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
4. Kontrak waktu penyampaian
materi

15
16

2. Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang :
Mengetahui apa pengertian
pemeriksaan kehamilan
1. Mengetahui tujuan
pemeriksaan kehamilan
2. Mengetahui manfaat 10 menit Mendengar,
pemeriksaan kehamilan memperhatikan,
3. Mengetahui standar minimal
pemeriksaan kehamilan
4. Kunjungan ibu hamil

3. Evaluasi :
Menanyakan pada peserta 6 menit
tentang materi yang telah
diberikan, dan meminta kembali Tanya Jawab
peserta untuk mengulang materi
yang telah disampaikan.

4. Terminasi : 1. Mendengarkan
1. Mengucapkan terimakasih 2. Menjawab salam 17
2 menit
atas perhatian peserta
2. Mengucapkan salam penutup

3.1.8 Tugas Pengorganisasian


1) Moderator : Rivaldo setyo prakoso
Moderator adalah orang yang bertindak sebagai penengah atau pemimpin
sidang (rapat, diskusi) yang menjadi pengarah pada acara pembicaraan atau
pendiskusian masalah.
Tugas :
1. Membuka acara penyuluhan

16
2. Memperkenalkan dosen pembimbing dan anggota kelompok
3. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
5. Mengatur jalannya diskusi
2) Penyaji : Rivaldo setyo prakoso
Penyaji adalah menyajikan materi diskusi kepada peserta dan
memberitahukan kepada moderator agar moderator dapat memberi arahan
selanjutnya kepada peserta-peserta diskusinya.
Tugas :
1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
3. Mengucapkan salam penutup
3) Fasilitator : Rivaldo setyo prakoso
Fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok orang, memahami
tujuan bersama mereka dan membantu mereka membuat rencana guna
mencapai tujuan tersebut tanpa mengambil posisi tertentu dalam diskusi.
Tugas :
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir
3. Membuat dan megedarkan absen peserta penyuluhan
4. Membagikan konsumsi
18

4) Simulator : Rivaldo setyo prakoso

Simulator adalah seseorang yang bertugas untuk menyimulasikan suatu


peralatan kepada audience.

Tugas :
1. Memperagakan macam-macam gerakan dari ayo minum air
5) Dokumentator : Rivaldo setyo prakoso

17
Dokumentator adalah orang yang mendokumentasikan suatu kegiatan yang
berkaitan dengan foto, pengumpulan data, dan menyimpan kumpulan
dokumen pada saat kegiatan berlangsung agar dapat disimpan sebagai arsip.
Tugas :
1. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan
kesehatan.
6) Notulen : Rivaldo setyo prakoso
Notulen adalah sebutan tentang perjalanan suatu kegiatan penyuluhan,
seminar, diskusi, atau sidang yang dimulai dari awal sampai akhir acara.
Ditulis oleh seorang Notulis yang mencatat seperti mencatat hal-hal penting.
Dan mencatat segala pertanyaan dari peserta kegiatan.
Tugas :
1. Mencatat poin-poin penting pada saat penyuluhan berlangsung.
2. Mencatat pertanyaan-pertanyaan dari audience dalam kegiatan
penyuluhan.

19
3.1.9 Denah Pelaksanaan
Setting Tempat :

18
Keterangan:

: Penyaji : Dokumentator

: Moderator : Simulator

: Fasilitator
: Notulen
: Peserta

19
DAFTAR PUSTAKA

Varney, Helen. 2007. Buju Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4.Jakarta: EGC
Abdul BS, Gulardi HW, Biran A, Djoko W, editor. Buku panduan praktis pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal. Ed. 1. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta: 2002.

Ariani DW, Astari MA, Anita H, Anastasia M, Bilal L, Eva S, et al. Pengetahuan, sikap, dan
perilaku pada ibu hamil nonprimigravida. Majalah Kedokteran Indonesia 2005; 10(55): 632-
38.

Douglas RG, stomme WB. Operative Obstetric. 3rd Ed. Appleton-Century Crofts. Newyork:
1976.

20

Anda mungkin juga menyukai