Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PENDAHULUAN

“ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KARDIOVASKULER


PADA KEHAMILAN”

Di Susun Oleh:
Mahasiswa
Tingkat II B/Semester IV

Armeliati
2018.c.10a.0959

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu walaupun ada beberapa
halangan yang mengganggu proses pembuatan laporan pendahuluan asuhan
keperawatan ini, namun penulis dapat mengatasinya tentu atas campur tangan
Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis berharap LP Askep ini akan berguna bagi pembaca dan
mahasiswa terutama yang berada di STIKES Eka Harap tentang “Laporan
Pendahuluan Asuhan Keperawatan Gangguan Kardiovaskuler Pada
Kehamilan” sehingga diharapkan dengan mempelajari laporan pendahuluan
mahasiswa maupun lainnya mendapatkan tambahan pengetahuan.
Kami menyadari bahwa laporan pendahuluan asuhan keperawatan ini
mungkin terdapat kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari pembaca dan dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 20 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................5
2.1 Konsep Penyakit........................................................................................5
2.1.1 Definisi Gangguan Kardiovaskuler……………...…………………5
2.1.2 Anatomi Fisiologi……………………...……………………………5
2.1.3 Etiologi………………………………………….…………………..8
2.1.4 Klasifikasi…………………………………………………………..8
2.1.5 Patofisiologi ………….…………………………………………….9
2.1.6 Manifestasi Klinis (Tanda & Gejala)……………………………….9
2.1.7 Komplikasi…………………………………………….…………..10
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang………………………………..………….11
2.1.9 Penatalaksanaan Medis…………………………………..………..11
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan...........................................................13
2.3.1 Pengkajan Keperawatan……………………………………..……13
2.3.2 Diagnosa Keperawatan……………………………………………14
2.3.3 Rencana Keperawatan…………………………………………….14
2.3.4 Evaluasi Keperawatan………………………………………….....20
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................22
BAB 4 PEMBAHASAN…………………………….……………….………….47
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................49
4.1 Kesimpulan..............................................................................................49
4.2 Saran........................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................50
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian secara umum dan
merupakan penyebab tersering kematian pada kehamilan di negara berkembang.
Angka kejadian penyakit jantung dalam kehamilan meningkat jumlah serta tingkat
kompleksitasnya. Di negara maju 0,2 -4 % dari kehamilan mengalami komplikasi
penyakit jantung dan kasus hamil dengan penyakit jantung semakin meningkat. Di
Washington, Amerika Serikat, kehamilan dengan penyakit jantung kronik
meningkat 224%, kehamilan dengan penyakit jantung kongenital meningkat
218%, kehamilan dengan gagal jantung meningkat 173%, kehamilan dengan
penyakit jantung iskemik meningkat 240%, dan kehamilan denganhipertensi
pulmonal meningkat 727% pada periode tahun 1987 –2009.
Menurut data Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2010 –2013 penyebab
tersering kematian pada ibu hamil adalah perdarahan (31,85%), kedua hipertensi
(25,05%), ketiga infeksi (4,55%), dan penyebab kematian terendah adalah partus
lama (0,98%). Sementara itu, penyebab lainnya dari kematian ibu selama tahun
2010 –2013 yaitu sebesar 34,95% yang termasuk di dalamnya adalah penyakit
jantung.
Gambaran penyakit jantung dalam kehamilan berbeda di setiap negara. Di
negara barat risiko penyakit jantung dalam kehamilan meningkat bersamaan
dengan bertambahnya usia ibu pada kehamilan pertama dan tingginya faktor
risiko terjadinya penyakit jantung, seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas.
Hipertensi merupakan penyebab tersering terjadinya penyakit jantung dalam
kehamilan, terjadi sebanyak 6-8% dari seluruh kasus kehamilan dan berhubungan
erat dengan terjadinya gagal jantung.

1
2

Gagal jantung merupakan komplikasi terbanyak hamil dengan penyakit


jantung, yaitu sebanyak 173 (13,1%) dari 1321 kasus. Gagal jantung sering terjadi
pada usia 31 minggu kehamilan dengan insidensi tertinggi pada akhir trimester
kedua (34%) atau peripartum (31%) dan lebih sering menyebabkan kematian ibu
dan janin dibandingkan dengan hamil tanpa komplikasi gagal jantung. Kehamilan
dengan penyakit jantung membutuhkan upaya tim untuk menanganinya.
Diagnosis dan penanganan pada kejadian ini membutuhkan pemahaman mengenai
fisiologi kardiovaskuler selama kehamilan, kelahiran, dan masa nifas.
Keterlambatan diagnosis, penanganan yang salah, dan buruknya persiapan
kelahiran merupakan kendala utama wanita hamil dengan peyakit jantung
kongenital.Namun, dalam beberapa dekade terakhir ini, angka kematian ibu
maupun bayi saat melahirkan sudah mulai bisa ditekan.
Berdasarkan data penelitian yang dilakukan di negara maju, mortalitas
perinatal dan mortalitas maternal memberikan hasil yang lebih rendah
insidensinya pada persalinan perabdominam (caesarean-section) (1,6%), jika
dibandingkan dengan persalinan pervaginam (5%). Sehingga, pada beberapa
tahun terakhir ini, persalinan perabdominam (caesarean-section) lebih dianjurkan
terutama pada ibu hamil yang memiliki faktor risiko tinggi terhadap terjadinya
mortalitas maternal, salah satunya adalah ibu hamil dengan penyakit jantung.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah,maka dapat dirumuskan masalah yaitu :
Bagaimana penerapan Asuhan Keperawatan Pada ibu hamil dengan gangguan
kardiovaskuler.?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Dengan adanya makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam memahami
dan mengetahui materi tentang asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
gangguan pada kardiovaskuler
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang pengertian
Kardiovaskuler ataupun gangguan kardiovaskuler
3

2) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang etiologi


Kardiovaskuler
3) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang manifestasi
klinis Kardiovaskuler
4) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang anatomi
fisiologi Kardiovaskuler
5) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang klasifikasi
Kardiovaskuler
6) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang patofisiologi
Kardiovaskuler.
7) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang komplikasi
Kardiovaskuler
8) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang asuhan
keperawatan pada Kardiovaskuler
9) Mahasiswa mampu memahami ataupun membahas asuhan keperawatan
yang sudah di lakukan
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dalam laporan pendahuluan ini adalah :
1) Bagi Rumah sakit
Sebagai bahan masukan dalam upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan
dan pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang rawat inap dan dapat
dijadikan sebagai salah satu referensi dalam membuat pedoman asuhan
keperawatan.
2) Bagi Pendidikan
Sebagai salah satu referensi bagi pengajar maupun mahasiswa dalam
mempelajari asuhan keperawatan pada pasien hamil dengan gangguan
kardiovaskuler.
3) Bagi Pembaca/ Mahasiswa
Sebagai salah satu referensi dan membantu mahasiswa dalam memahami,
mengetahui dan menambah wawasan tentang angina pectoris serta asuhan
keperawatannya.
4

4) Bagi Penulis
Sebagai salah satu pengalaman berharga dan nyata yang didapat dari
lapangan praktik yang dilakukan sesuai dengan ilmu yang didapat serta
sebagai acuan dalam menghadapi kasus yang sama sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.
5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit


2.1.1 Definisi Gangguan Kardiovaskuler
Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian pada wanita
berusia 25 tahun sampai 44 tahun. Karena relatif sering terjadi pada wanita usia
subur, penyakit jantung mempersulit pada sekitar 1 persen kehamilan (Leveno,
Kenneth J, 2009). Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling
mempengaruhi karena kehamilan dapat memberatkan penyakit jantung yang
dideritanya. Penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim. Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri
terhadap segala perubahan sistem jantung dan pembuluh darah yang disebabkan
oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besarnya janin yang
dikandungnya sehingga dapat mengubah posisi jantung dan pembuluh darah
sehingga terjadi  perubahan dari kerja jantung.
Yang dapat mempengaruhi antara lain:
1) Pengaruh peningkatan hormone tubuh
2) Terjadi haemodelusi darah dengan puncaknya pada kehamilan 28-32
minggu
3) Kebutuhan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim
4) Kembalinya darah setelah placenta lahir karena kontraksi rahim dan
terhentinya terhentinya  peredaran darah placenta
5) Saat post partum sering terjadi infeksi.
2.1.2 Anatomi Fisiologi
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulasi darah yang terdiri dari
jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan
mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh yang di perlukan
dalam proses metabolisme tubuh. Sistem kardiovaskuler memerlukan banyak
mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespon aktivitas
tubuh. Salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas
jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak

5
6

di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi
memelihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.

Jantung mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel
kanan, dan ventrikel kiri. Atrium adalah ruangan sebelah atas jantung dan
berdinding tipis, sedangkan ventrikel adalah ruangan sebelah bawah jantung dan
mempunyai dinding lebih tebal karena harus memompa darah ke seluruh tubuh.
Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah yang kaya
oksigen dari paru-paru dan mengalirkan darah tersebut ke paru-paru. Ventrikel
kanan berfungsii menerima darah dari atrium kanan dan memompakannya ke
paru-paru. Ventrikel kiri berfungsi untuk memompakan darah yang kaya oksigen
ke seluruh tubuh.
Jantung juga terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan terluar yang merupakan
selaput pembungkus disebut epikardium. Lapisan tengah merupakan lapisan inti
dari jantung terdiri dari otot-otot jantung yang disebut miokardium dan lapisan
terluar yang terdiri jaringan endotel disebut endokardium.
1. Siklus Jantung 
Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung selama
peredaran darah. Gerakan jantung terdiri dari 2 jenis yaitu kontraksi
7

(sistolik) dan relaksasi (diastolik). Sistolik merupakan sepertiga dari siklus


jantung. Kontraksi dari kedua atrium terjadi secara serentak yang disebut
sistolik atrial dan relaksasinya disebut diastolik atrial. Lama kontraksi
ventrikel ± 0,3 detik dan tahap relaksasinya selama 0,5 detik. Kontraksi
kedua atrium pendek, sedangkan kontraksi ventrikel lebih lama dan lebih
kuat. Daya dorong ventrikel kiri harus lebih kuat karena harus mendorong
darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan darah sistemik.
Meskipun veentrikel kanan juga memompakan darah yang sama tapi
tugasnya hanya mengalirkan darah ke sekitar paru-paru ketika tekanannya
lebih rendah.
2. Curah Jantung
Curah jantung merupkan volume darah yang di pompa tiap ventrikel per
menit. Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang dipompakan
oleh ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama besarnya. Bila tidak demikian
akan terjadi penimbunan darah di tempat tertentu. Jumlah darah yang
dipompakan pada setiap kali sistolik disebut volume sekuncup. Dengan
demikian curah jantung = volume sekuncup x frekuensi denyut jantung per
menit. Umumnya pada tiap sistolik ventrikel tidak terjadi pengosongan
total ventrikel, hanya sebagian dari isi ventrikel yang dikeluarkan. Jumlah
darah yang tertinggal ini dinamakan volume residu. Besar curah jantung
seseorang tidak selalu sama, bergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah
jantung orang dewasa pada keadaan istirahat lebih kurang lima liter dan
dapat meningkat atau menurun dalam berbagai keadaan.
3. Denyut Jantung dan Daya Pompa Jantung
Pada saat jantung normal dalam keadaan istirahat, maka pengaruh sistem
parasimpatis dominan dalam mempertahankan kesepatan denyut jantung
sekitar 60 hingga 80 denyut per menit. Kecepatan denyut jantung dalam
keadaan sehat dipengaruhi oleh pekerjaan, tekanan darah, emosi, cara
hidup dan umur. Pada waktu banyak pergerakan, kebutuhan oksigen
meningkat dan pengeluaran karbondioksida juga meningkat sehingga
kecepatan jantung bisa mencapai 150 x/menit dengan daya pompa 20-25
liter/menit. Pada keadaan normal jumlah darah yang dipompakan oleh
8

ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama sehingga tidak terjadi penimbunan.
Apabila pengembalian dari vena tidak seimbang dan ventrikel gagal
mengimbanginya dengan daya pompa jantung maka vena dekat jantung
jadi membengkak berisi darah sehingga tekanan dalam vena baik dalam
jangka waktu lama, bisa menjadi edema.
2.1.3 Etiologi
Etiologi kelainan jantung dapat berupa kelainan primer maupun sekunder.
1. Kelainan Primer, kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital,
bentuk kelainan katub, iskemik dan cardiomiopat
2. Kelainan Sekunder, kelainan sekunder berupa penyakit lain, seperti
hipertensi, anemia berat, hipervolumia, perbesaran rahim, dll.
2.1.4 Klasifikasi
Berikut adalah penjelesan dari klasifikasi penyakit jantung.
1. Diagnosis Normal Jantung normal merupakan kondisi dimana jantung
bekerja secara normal untuk memompa darah dan menyuplai oksigen
keseluruh tubuh.
2. Diagnosis Hypertensive Heart Disease (HHD) Hypertensive heart disease
(HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit
jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH),
aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis,
yang disebabkan kerana peningkatan tekanan darah, baik secara langsung
maupun tidak langsung (theHeart.org, 2014).
3. Diagnosis Congestive Heart Failure (CHF) Congestive Heart Failure
(CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung 7 mengalami kegagalan dalam
memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien
dan oksigen. Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi)
guna menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh
atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal. Jantung hanya
mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot
jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat (Udjianti,
2010).
9

4. Diagnosis Angina Pectoris Angina pectoris adalah istilah medis untuk


nyeri dada atau ketidaknyamanan akibat penyakit jantung koroner. Hal itu
terjadi ketika otot jantung tidak mendapat darah sebanyak yang
dibutuhkan. Hal ini biasanya terjadi karena satu atau lebih arteri jantung
menyempit atau tersumbat, biasa juga disebut iskemia (American Heart
Association, 2016)
2.1.5 Patofisiologi ( Pathway)
Perkembangan penyakit jantung dimulai dari penyumbatan pembuluh
jantung
oleh plak pada pembuluh darah. Penyumbatan pembuluh darah pada awalnya
disebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL (low-density lipoprotein) darah
berlebihan dan menumpuk pada dinding arteri sehingga aliran darah terganggu
dan juga dapat merusak pembuluh darah (Al fajar, 2015). Penyumbatan pada
pembuluh darah juga dapat disebabkan oleh penumpukan lemak disertai klot
trombosit yang diakibatkan kerusakan dalam pembuluh darah. Kerusakan pada
awalnya berupa plak fibrosa pembuluh darah, namun selanjutnya dapat
menyebabkan ulserasi dan pendaeahan di bagian dalam pembuluh darah yang
menyebabkan klot darah. Pada akhirnya, dampak akut sekaligus fatal dari
penyakit jantung berupa serangan jantung (Naga, 2012).
Pada umumnya penyakit jantung juga merupakan ketidakseimbangan antara
penyedian dan kebutuhan oksigen miokardium. Penyedian oksigen miokardium
bisa menurun atau kebutuhan oksigen miokardium bisa meningkat melebihi batas
cadangan perfusi koroner peningkatan kebutuhan oksigen miokardium harus
dipenuhi dengan peningkatan aliran darah. gangguan suplai darah arteri koroner
dianggap berbahaya bila terjadi penyumbatan sebesar 70% atau lebih pada
pangkal atau cabang utama arteri koroner Penyempitan.
2.1.6 Manifestasi Klinis (Tanda & Gejala)
Gejala-gejala seperti kelelahan, dan sesak nafas ringan dan tanda-tanda
klinik seperti desah sistolik, suara jantung ketiga, dan edema bisa jadi tanda-tanda
penyakit jantung merupakan hal fisiologik selama kehamilan. Diperlukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk menetapkan penyakit jantung jika ada
sembarangan gejala dan tanda berikut, sesak nafas yang cukup berat buat
10

mengganggu kegiatan, ortopnea progresif, sesak nafas malam hari yang


paroksimal, nyeri dada seperti angina menyertai setiap kegiatan fisik atau stress,
emosional, desah sistolik yang lebih dari III, IV (diastolic, prediastolik atau terus-
menerus),  pembesaran jantung yang nyata, aritmia berat, sianosis, dan pelebaran
ujung-ujung jari (clubbing).

1) Cepat merasa lelah


2) Jantungnya berdebar-debar
3) Sesak nafas apalagi disertai sianosis (kebiruan)
4) Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda
5) Mengeluh tentang bertambah besarnya Rahim yang tidak sesuai
6) Dyspnea atau ortopnea progresif
7) Batuk malam hari
8) Hemoptysis
9) Sinkop
10) Nyeri dada
11) Sianosis
12) Jari gada
13) Distensi menetap vena jugularis
14) Murmur sistolik derajat 3/3 atau lebih
15) Murmur diastolik
16) Kardiomegali
17) Aritmia persisten
18) Bunyi jantung kedua terpisah menetap
2.1.7 Komplikasi
1. Penyakit jantung pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim dalam bentuk:
1. Dapat terjadi keguguran
2. Persalinan prematuritas atau berat lahir rendah
3. Kematian perinatal yang makin meningkat
4. Pertumbuhan dan perkembangan bayi mengalami hambatan
intelegensia atau fisik
11

2. Sudden death ; terjadi akibat kelelahan jantung yang memompa darah


terus menerus dengan frekuensi yang tidak stabil dan diperberat oleh
nekrosis otot jantung yang makin meluas.

2.1.8 Pemeriksaan Penunjang


1. Elektrokardiografi (EKG). Mengetahui gambaran aktivitas listrik jantung,
mendeteksi pembesaran ruang jantung, dan gangguan irama jantung.
2. Foto Rontgen dada. Dapat melihat pembesaran jantung dan melihat
kondisi paru-paru.
3. EKG Treadmill. Berfungsi untuk melakukan pemantauan jantung
mengukur terhadap aktivitas fisik yang dijalani.
4. Ekokardiografi. Ekokardiografi merupakan USG jantung yang
memproduksi gambar jantung menggunakan gelombang suara.
Ekokardiografi dapat melihat pergerakkan jantung, struktur jantung, katup
jantung, dan aliran darah dalam jantung. Ekokardiografi, layaknya
pemeriksaan USG, dilakukan dengan menempelkan alat (probe) melalui
dinding luar dada, lalu akan menampilkan hasil gambar ke monitor. Selain
melalui dinding dada, probe dapat dimasukan melalui mulut ke dalam
kerongkongan (esofagus) dengan tujuan melihat jantung lebih dekat lagi,
tes ini disebut transesophageal echocardiogram (TEE).
5. Kateterisasi jantung. Dilakukan dengan menyuntikan zat warna (kontras)
ke dalam pembuluh darah koroner dan dilakukan foto Rontgen. Untuk
menyuntikkan zat warna, akan dimasukan selang kecil (kateter) melalui
pembuluh darah arteri di lengan atau tungkai. Pemeriksaan ini dilakukan
untuk melihat pembuluh darah koroner secara rinci, mengukur tekanan
rongga jantung, dan evaluasi fungsi jantung.
6. MRI jantung. Pemeriksaan yang menggunakan medan magnet dan
gelombang radio untuk melihat gambaran jantung dan katupnya secara
rinci, untuk mengetahui tingkat keparahan dari penyakit katup jantung.
2.1.9 Penatalaksanaan Medis
12

Tujuan penatalaksanaan medis adalah memperkecil kerusakan jantung


sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya komplikasi. Adapun
penatalaksanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Tirah baring, posisi semi fowler.
2. Monitor EKG
3. Infus D5% 10– 12 tetes / menit
4. Oksigen 2 – 4 liter / menit
5. Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 – 50 mg
6. Obat sedatif : diazepam 2 – 5 mg
7. Bowel care : laksadin
8. Antikoagulan : heparin tiap 4 – 6 jam / infus
9. Diet rendah kalori dan mudah dicerna
10. Psikoterapi untuk mengurangi cemas
13

2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan


2.2.1 Pengkajan Keperawatan
 Aktivitas/ istirahat
Gejala : Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan
Terbangun bila nyeri dada
Tanda : Dispnea saat kerja
 Sirkulasi
Gejala : Riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan
Tanda : Takikardia, disritmia
Kulit/ membran mukosa lembab, dingin, adanya vasokonstriksi
 Makanan/ cairan
Gejala : Mual, nyeri ulu hati/ epigastrium saat makan
Diet tinggi kolesterol/lemak, kafein, minuman keras
Tanda : Distensi gaster
 Integritas ego
Gejala : Stresor kerja, keluarga
Tanda : Ketakutan, mudah marah
 Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher,
bahu dan ekstremitas atas kiri.
Kualitas ringan sampai sedang, tekanan berat, tertekan, terjepit, terbakar.
Durasi : biasanya kurang dari 15 menit, kadang-kadang lebih dari 30 menit
(rata-rata 3 menit)
Tanda : Wajah berkerut, gelisah. Respons otomatis, contoh takikardi,
perubahan tekanan darah.
 Pernapasan
Gejala : Dispnea saat kerja, riwayat merokok
Tanda : Meningkat pada frekuensi / irama dan gangguan kedalaman.
 Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke
Penggunaan/ kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi atau obat yang
dijual bebas.
14

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokardium.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan inotropik
(iskemia miokard transien/memanjang)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan serangan iskemia otot jantung,
berkurangnya curah jantung.
4. Ansietas berhubungan dengan respon patofisiologis dan ancaman terhadap
status kesehatan.
5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

2.2.3 Rencana Keperawatan


1.      NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN ISKEMIK
MIOKARDIUM

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien


berkurang/ teratasi

Kriteria hasil : Pasien menyatakan/menunjukan nyeri hilang, pasien 


melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi durasi dan beratnya.

INTERVENSI RASIONAL

Anjurkan pasien untuk memberitahu Nyeri dan penurunan curah jantung


perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dpat merangsang sistem saraf simpatis
dada. untuk mengeluarkan sejumlah besar
nor epineprin, yang meningkatkan
agregasi trombosit dan mengeluarkan
trombokxane A2.Nyeri tidak bisa
ditahan menyebabkan respon
vasovagal, menurunkan TD dan
frekuensi jantung.
Identifikasi terjadinya faktor pencetus, Membantu membedakan nyeri dada
bila ada: frekuensi, durasi,  intensitas dini dan alat evaluasi kemungkinan
dan lokasi nyeri. kemajuan menjadi angina tidak stabil
15

(angina stabil biasanya berakhir 3


sampai 5 menit sementara angina
tidak stabil lebih lama dan dapat
berakhir lebih dari 45 menit.
Evaluasi laporan nyeri pada rahang, Nyeri jantung dapat menyebar contoh
leher, bahu, tangan atau lengan nyeri sering lebih ke permukaan
(khusunya pada sisi kiri. dipersarafi oleh tingkat saraf spinal
yang sama.
Letakkan pasien pada istirahat total Menurunka kebutuhan oksigen
selama episode angina. miokard untuk meminimalkan resiko
cidera jaringan atau nekrosis.
Tinggikan kepala tempat tidur bila Memudahkan pertukaran gas untuk
pasien napas pendek menurunkan hipoksia dan napas
pendek berulang
Pantau kecepatan atau irama jantung Pasien angina tidak stabil mengalami
peningkatan disritmia yang
mengancam hidup secara akut, yang
terjadi pada respon terhadap iskemia
dan atau stress
Panatau tanda vital tiap 5 menit selama TD dapat meningkat secara dini
serangan angina sehubungan dengan rangsangan
simpatis, kemudian turun bila curah
jantung dipengaruhi.
Pertahankan tenang , lingkungan Stres mental atau emosi meningkatkan
nyaman, batasi pengunjung bila perlu kerja miokard
Berikan makanan lembut. Biarkan Menurunkan kerja miokard
pasien istirahat selama 1 jam setelah sehubungan dengan kerja pencernaan,
makan manurunkan risiko serangan angina
Kolaborasi: Nitrigliserin mempunyai standar
untuk pengobatan dan mencegah nyeri
Berikan antiangina sesuai indikasi:
angina selam lebih dari 100 tahun
nitrogliserin: sublingual

2.      PENURUNAN CURAH JANTUNG BERHUBUNGAN DGN


PERUBAHAN INOTROPIK (ISKEMIA MIOKARD
16

TRANSIEN/MEMANJANG)

Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan terjadi


peningkatan curah jantung.

Kriteria hasil: Pasien melaporkan penurunan episode dipsnea, angina dan


disritmia menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas, klien berpartisipasi pada
perilaku atau aktivitas yang menurunkan kerja jantung.

INTERVENSI RASIONAL

Pantau tanda vital, contoh frekuensi Takikardi dapat terjadi karena nyeri,
jantung, tekanan darah. cemas, hipoksemia, dan menurunnya
curah jantung. Perubahan juga terjadi
pada TD (hipertensi atau hipotensi)
karena respon jantung
Evaluasi status mental, catat terjadinya Menurunkan perfusi otak dapat
bingung, disorientasi. menghasilkan perubahan sensorium.
Catat warna kulit dan adanya kualitas Sirkulasi perifer menurun bila curah
nadi jantung turun, membuat kulit pucat
dan warna abu-abu (tergantung
tingkat hipoksia) dan menurunya
kekuatan nadi perifer
Mempertahankan tirah baring pada Menurunkan konsumsi oksigen atau
posisi nyaman selama episode akut kebutuhan menurunkan kerja miokard
dan risiko dekompensasi
Berikan periode istirahat adekuat. Penghematan energy, menurunkan
Bantu dalam atau melakukan aktivitas kerja jantung.
perawatan diri, sesuai indikasi
Pantau dan catat efek atau kerugian Efek yang diinginkan untuk
respon obat, catat TD, frekuaensi menurunkan kebutuhan oksigen
jantung dan irama (khususnya bila miokard dengan menurunkan stress
memberikan kombinasi antagonis ventricular. Obat dengan kandungan
kalsium, betabloker, dan nitras) inotropik negative dapat menurunkan
perfusi terhadap iskemik miokardium.
Kombinasi nitras dan penyekat beta
17

dapat memberi efek terkumpul pada


curah jantung.
Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala Angina hanya gejalab patologis yang
GJK disebabkan oleh iskemia
miokard.penyakit yang emepengaruhi
fungsi jantung emnjadi dekompensasi.
Kolaborasi : Meskipun berbeda pada bentuk
kerjanya, penyekat saluran kalsium
Berikan obat sesuai indikasi : penyekat
berperan penting dalam mencegah dan
saluran kalsium, contoh ditiazem
menghilangkan iskemia pencetus
(cardizem); nifedipin (procardia);
spasme arteri koroner dan
verapamil(calan).
menurunkan tahanan vaskuler,
sehingga menurunkan TD dan kerja
jantung.
Penyakit beta, contoh atenolol Obat ini menurunkan kerja jantung
(tenormin); nadolol (corgard); dengan menurunkan frekuensi jantung
propanolol (inderal); esmolal dan TD sistolik.
(brebivbloc).
3.      INTOLERANSI AKTIFITAS BERHUBUNGAN DENGAN
SERANGAN ISKEMIA OTOT JANTUNG, BERKURANGNYA CURAH
JANTUNG.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat


berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan.

Kriteria hasil : Pasien melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang


dapat diukur, pasien menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi
fisiologis.

INTERVENSI RASIONAL

Kaji respons klien terhadap aktivitas, Menyebutkan parameter membantu


perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 dalam mengkaji respons fisiologi
kali per menit di atas frekuensi terhadap stress aktivitas dan, bila ada
istirahat; peningkatan TD yang nyata merupakan indikator dari kelebihan
selama/sesudah aktivitas; dispnea atau kerja yang berkaitan dengan tingkat
18

nyeri dada; keletihan dan kelemahan aktivitas.


yang berlebihan; diaphoresis; pusing
atau pingsan.
Instruksikan pasien tentang teknik Teknik menghemat energi
penghematan energi. mengurangi penggunaan energy, juga
membantu keseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen.
Berikan dorongan untuk melakukan Kemajuan aktivitas bertahap
aktivitas/perawatan diri bertahap jika mencegah peningkatan kerja jantung
dapat ditoleransi. Berikan bantuan tiba-tiba. Memberikan bantuan hanya
sesuai kebutuhan. sebatas kebutuhan akan mendorong
kemandirian dalam melakukan
aktivitas.
4.      ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN RESPON
PATOFISIOLOGIS DAN ANCAMAN TERHADAP STATUS
KESEHATAN.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ansietas pasien


turun sampai tingkat yang dapat diatasi.

Kriteria hasil : Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat
sesuai, pasien menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan pemecahan
masalah, pasien melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat
diatasi.

INTERVENSI RASIONAL

Jelaskan tujuan tes dan prosedur, Menurunkan cemas dan takut


contoh tes stress. terhadap diagnose dan prognosis.
Tingkatkan ekspresi perasaan dan Perasaan tidak ekspresikan dapat
takut,contoh menolak, depresi, dan menimbulkan kekacauan internal dan
marah. efek gambaran diri.
Dorong keluarga dan teman untuk Meyakinkan pasien bahwa peran
menganggap pasien sebelumnya. dalam keluarga dan kerja tidak
berubah.
Kolaborasi : berikan sedative, Mungkin diperlukan untuk membantu
19

tranquilizer sesuai indikasi pasien rileks sampai secara fisik


mampu untuk membuat strategi
koping adekuat.
5.      KURANG PENGETAHUAN (KEBUTUHAN BELAJAR)
MENGENAI KODISI, KEBUTUHAN PENGOBATAN BERHUBUNGAN
DENGAN KURANGNYA INFORMASI.

Tujuan  : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan


pasien bertambah.

Kriteria hasil  : Pasien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan


pengobatan, berpartisipasi dalam program pengobatan serta melakukan
perubahan pola hidup.

INTERVENSI RASIONAL

Kaji ulang patofisiologi kondisi. Pasien dengan angina membutuhkan


Tekankan perlyunya mencegah belajar mengapa hal itu terjadi dan
serangan angina. apakah dapat dikontrol. Ini adalah
focus manajemen terapeutik supaya
menurunkan infark miokard.
Dorong untuk menghindari Dapat menurunkan insiden /beratnya
faktor/situasi yang sebagai pencetus episode iskemik.
episode angina, contoh: stress
emosional, kerja fisik, makan terlalu
banyak/berat, terpajan pada suhu
lingkungan yang ekstrem
Kaji pentingnya control berat badan, Pengetahuan faktor resiko penting
menghentikan merokok, perubahan memberikan pasien kesempatan untuk
diet dan olahraga. membuat perubahan kebutuhan.
Tunjukan/dorong pasien untuk Membiarkan pasien untuk
memantau nadi sendiri selama mengidentifikasi aktivitas yang dapat
aktivitas, jadwal/aktivitas sederhana, dimodifikasi untuk menghindari stress
hindari regangan. jantung dan tetap dibawah ambang
angina.
Diskusikan langkah yang diambil bila Menyiapkan pasien pada kejadian
20

terjadi serangan angina, contoh untuk menghilangkan takut yang


menghentikan aktivitas, pemberian mungkin tidak tahu apa yang harus
obat bila perlu, penggunaan teknik dilakukan bila terjadi serangan.
relaksasi.
Kaji ulang obat yang diresepkan untuk Angina adalah kondisi rumit yang
mengontrol/mencegah serangan sering memerlukan penggunaan
angina. banyak obat untuk menurunkan kerja
jantung, memperbaiki sirkulasi
koroner, dan mengontrol terjadinya
serangan.
Tekankan pentingnya mengecek Obat yang dijual bebas mempunyai
dengan dokter kapan menggunakan potensi penyimpangan.
obat-obat yang dijual bebas.

2.2.4 Evaluasi Keperawatan


1. Pasien bebas dari nyeri.
2. Peningkatan curah jantung
a. EKG dan kadar enzim jantung normal
b. Bebas dari tanda dan gejala infark miokardium akut
3. Pasien dapat mengontrol aktivitas yang dapat memicu serangan angina
4. Menunjukan penurunan kecemasan
a. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya
b. Mematuhi semua aturan medis
c. Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap
atau sifatnya berubah
d. Menghindari tinggal sendiri saat terjadi episode nyeri
5 Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukan tanda-tanda bebas
dari komplikasi
a. Menjelaskan proses terjadinya angina
b. Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikas
21

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Armeliati


NIM : 2018.C.10a.0959
Ruang Praktek : Ruang Matahari
Tanggal Praktek : Senin, 01 April 2020
Tanggal & Jam Pengkajian : Senin, 01 April 2020 & 13.25 WIB

3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. N
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : Strata 1
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jln. Mahir Mahar XI No.10
TGL MRS : 31 Maret 2020
Diagnosa Medis : Angina Pectoris

3.1.2 RIWAYAT KESEHATAN/PERAWATAN


1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri dada
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 31/03/2020, sejak pukul 15.20 WIB klien mengeluh nyeri dada
lalu dibawa ke RSUD Harapan Indah Palangka Raya. Di IGD langsung
ditangani pukul 17.29 WIB dan diberikan penanganan serta diberikan terapi
infus NaCl 0,9% 7 tpm dan terpasang oksigen Nasal Canul 2L/m. Setelah

22
22

mendapat penangan dari dokter ,klien dianjurkan oleh dokter untuk rawat
inap dan untuk mendapatkan perawatan intensif agar cepat pulih.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dan tidak pernah operasi
sebelumnya.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga.

GENOGRAM KELUARGA:

KETERANGAN:
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Hubungan keluarga
= Menikah
= Tinggal serumah
= Pasien
23

1. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan Umum
Pasien sakit sedang, tampak lemah dan berbaring ditempat tidur dengan
posisi fowler, terpasang infus NaCl 0,9% 7 tpm pada tangan kanan,
terpasang oksigen nasal canul 2 lpm.
2) Status Mental
a. Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
b. Ekspresi Wajah : Meringis
c. Bentuk Badan : Endomorph
d. Cara Berbaring/Bergerak : Terbatas/ Semi fowler
e. Berbicara : Lancar
f. Suasana Hati : Gelisah
g. Penampilan : Kurang rapi
h. Fungsi Kognitif:
 Orientasi Waktu : Pasien dapat membedakan waktu pagi,
siang, sore dan malam
 Orientasi Orang : Pasien dapat mengenali keluarganya dan
petugas kesehatan
 Orientasi Tempat : Pasien dapat mengetahui dirinya berada di
RS
i. Halusinasi : Tidak Ada
j. Proses Berpikir : Tidak Ada
k. Insight : Baik
l. Mekanisme Pertahanan Diri : Adaptif
Keluhan Lainnya : Tidak Ada
3) Tanda-tanda Vital
a. Suhu/T : 36,7oC Axilla
b. Nadi/HR : 89x/menit
c. Pernapasan/RR : 22x/menit
d. Tekanan Darah/BP : 110/70 mmHg
24

4) Pernapasan (Breathing)
Bentuk Dada : Simetris
Kebiasaan Merokok : Tidak Ada
 Batuk : Ada ,sejak tanggal 31 April 2019
 Batuk darah : Tidak Ada
 Sputum : Tidak Ada
 Sianosis : Tidak Ada
 Nyeri Dada : Tidak Ada
 Dyspnea nyeri dada  Orthopnea  Lainnya: Tidak Ada
 Sesak Nafas  Saat inspirasi  Saat aktivitas  Saat istirahat
Type Pernapasan :  Dada  Perut  Dada dan Perut
 Kusmaul  Cheyne-stokes  Biot
 Lainnya: Tidak Ada
Irama Pernapasan :  Teratur  Tidak Teratur
Suara Napas :  Vesikuler  Bronchovesikuler
 Bronchial  Trakeal
Suara Napas Tambahan :  Wheezing  Rochi kering
 Ronchi basah  Lainnya: Tidak Ada
Keluhan Lainnya : Bernafas tersenggal-senggal
Masalah Keperawatan : Pola nafas tidak efektif

5) Cardiovasculer (Bleeding)
 Nyeri dada  Kram kaki  Pucat
 Pusing/sinkop  Clubing finger  Sianosis
 Sakit kepala  Palpitasi  Pingsan
 Capillary refill time  > 2 detik  < 2 detik
 Oedema:  Wajah  Ekstrimitas atas
 Anasarka  Ekstrimitas bawah
 Asites
 Ictus Cordis  Terlihat  Tidak Terlihat
Vena Jugularis  Tidak Meningkat  Meningkat
Suara Jantung  Normal, S2 > S1: Lub-Dub
25

 Ada Kelainan
Keluhan Lainnya: Nyeri dada saat batuk
Masalah Keperawatan: Nyeri akut
6) Persyarafan (Brain)
Nilai GCS : E : 4 membuka mata spontan
V : 5 komunikasi verbal baik
M : 6 mengikuti perintah
Total Nilai GCS : 15
Kesadaran:  Compos Menthis  Somnolent  Delirium
 Apatis  Soporus  Coma
Pupil :  Isokor  Anisokor
 Midriasis  Meiosis
Reflek Cahaya:  Kanan  Positif  Negatif
 Kiri  Positif  Negatif
 Nyeri, lokasi .....................
 Vertigo  Gelisah  Aphasia  Kesemutan
 Bingung  Disarthria  Kejang  Tremor
 Pelo
Uji Syaraf Kranial:
Nervus Kranial I : Pasien dapat membedakan bau-bauan
Nervus Kranial II : Pasien dapat melihat dengan baik
Nervus Kranial III : Pasien dapat membuka kelopak mata
Nervus Kranial IV : Pasien dapat menggerakkan kedua matanya
Nervus Kranial V : Pasien dapat merasakan sentuhan
Nervus Kranial VI : Pasien dapat menggerakkan kedua matanya ke kiri
dan ke kanan
Nervus Kranial VII : Pasien dapat merasakan asam,manis,asin,pahit
Nervus Kranial VIII : Pasien dapat mendengarkan kata yang dibicarakan
Nervus Kranial IX : Pasien dapat menelan
Nervus Kranial X : Pasien dapat mengunyah dengan baik
Nervus Kranial XI : Pasien dapat menggerakkan leher
Nervus Kranial XII : Pasien dapat menjulurkan lidah
26

Uji Koordinasi:
Ekstrimitas Atas : Jari ke jari  Positif  Negatif
Jari ke hidung  Positif  Negatif
Ekstrimitas Bawah : Tumit ke jempol kaki  Positif  Negatif
Uji Kestabilan Tubuh :  Positif  Negatif
Refleks:
Bisep :  Kanan Skala: +1  Kiri Skala: 4
Trisep :  Kanan Skala: +1  Kiri Skala: 4
Brakioradialis :
Patella :  Kanan Skala: +1  Kiri Skala: +2
Akhiles :  Kanan Skala: +1  Kiri Skala: +2
Babinski :  Kanan Skala: +1  Kiri Skala: +2
Refleks Lainnya: Tidak Ada
Keluhan Lainya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Hambatan Mobilitas Fisik
7) Eliminasi Uri (Bladder)
Produksi Urine : 600 ml 2-3 x/hari
Warna : Kuning
Bau : Khas amoniak
 Tidak ada masalah/lancar  Menetes  Inkotinen
 Oliguri  Nyeri  Retensi
 Poliuri  Panas  Hematuri
 Dysuri  Nocturi
 Kateter  Cystostomi
Keluhan Lainnya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan: Tidak Ada
8) Eliminasi Alvi (Bowel)
Mulut dan Faring
Bibir : Kering
Gigi : Bersih dan Lengkap
Gusi : Tidak Ada caries
Lidah : Tidak ada jamur di lidah
27

Mukosa : Tidak ada pembengkakan


Tonsil : Tidak Ada pembengkakan
Rectum : Tidak Ada lesi/gangguan
Hemoroid : Tidak Ada
BAB : 2x/hari Warna:Hitam Konsistensi: Padat
 Tidak ada masalah  Diare  Konstipasi  Kembung
 Feses berdarah  Melena  Obat pencahar  Lavement
Bising Usus: 6x/menit
Nyeri Tekan: Tidak Ada
Benjolan: Tidak Ada
Keluhan Lainnya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah
9) Tulang – Otot – Integumen (Bone)
 Kemampuan pergerakan sendi  Bebas  Terbatas
 Parese, lokasi : Tidak Ada
 Paralise, lokasi : Tidak Ada
 Hemiparese, lokasi : Tidak Ada
 Krepitasi, lokasi : Tidak Ada
 Nyeri, lokasi : Tidak Ada
 Kekakuan, lokasi : Tidak Ada
 Flasiditas, lokasi : Tidak Ada
 Spastisitas, lokasi : Tidak Ada
 Ukuran otot:  Simetris
 Atropi  Hipertropi
 Kontraktur  Malposisi
Uji Kekuatan Otot:  Ekstrimitas atas 5 5

 Ekstrimitas bawah 5 5
 Deformitas tulang, lokasi : Tidak Ada
 Peradangan, lokasi : Tidak Ada
 Perlukaan, lokasi : Tidak Ada
 Patah tulang, lokasi : Tidak Ada
28

Tulang belakang:  Normal  Skoliosis


 Kifosis  Lordosis
10) Kulit-kulit Rambut
Riwayat alergi  Obat : Tidak Ada
 Makanan : Tidak Ada
 Kosmetik : Tidak Ada
 Lainnya : Tidak Ada
Suhu kulit  Hangat  Panas  Dingin
Warna kulit  Normal  Sianosis/biru  Ikterik/kuning
 Putih/pucat  Coklat tua/hyperpigmentasi
Turgor  Baik  Cukup  Kurang
Tekstur  Halus  Kasar
Lesi  Macula, lokasi : Tidak Ada
 Pustula, lokasi : Tidak Ada
 Nodula, lokasi : Tidak Ada
 Vesikula, lokasi : Tidak Ada
 Papula, lokasi : Tidak Ada
 Ulcus, lokasi : Tidak Ada
Jaringan parut : Tidak Ada
Tekstur Rambut : Tidak Ada
Distribusi Rambut: Tidak Ada
Bentuk kuku :  Simetris  Irreguler
 Clubbing  Lainnya: Tidak Ada
Masalah Keperawatan: Tidak ada Masalah
11) Sistem Penginderaan
a. Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan :  Berkurang  Kabur
 Ganda  Buta/gelap
Gerakan bola mata :  Bergerak normal  Diam
 Bergerak spontan/nistagmus

Visus : Mata Kanan (VOD): 6/6


29

Mata Kiri (VOS): 6/6


Sclera :  Normal/putih  Kuning/ikterus  Merah/hifema
Konjunctiva :  Merah muda  Pucat/anemic
Kornea :  Bening  Keruh
Alat bantu :  Kacamata  Lensa kontak  Lainnya
Nyeri : Tidak Ada
Keluhan Lainnya : Tidak Ada
b. Telinga/Pendengaran: Normal
Fungsi Pendengaran:  Berkurang  Berdengung  Tuli
c. Hidung/Penciuman : Normal
Bentuk :  Simetris  Asimetris
 Lesi : Tidak Ada
 Patensi : Tidak Ada
 Obstruksi : Tidak Ada
 Nyeri tekan sinus: Tidak Ada
 Transluminasi : Tidak Ada
Cavum Nasal: Warna: Tidak ada sekresi Integritas :-
Septum Nasal:  Deviasi  Perforasi  Perdarahan
Sekresi, warna : Tidak ada sekresi
 Polip  Kanan  Kiri  Kanan dan Kiri
Masalah Keperawatan: Tidak Ada
12) Leher dan Kelenjar Limfe
Massa  Ya  Tidak
Jaringan Parut  Ya  Tidak
Kelenjar Limfe  Teraba  Tidak teraba
Kelenjar Tiroid  Teraba  Tidak teraba
Mobilitas Leher  Bebas  Terbatas
13) Sistem Reproduksi
a. Reproduksi Pria
Kemerahan, lokasi
Gatal-gatal, lokasi
Gland penis, lokasi
30

Maetus Uretra
Discharge, warna
Scrotum
Hernia
Kelainan
b. Reproduksi Wanita
Kemerahan, lokasi : Tidak Ada
Gatal-gatal, lokasi : Tidak Ada
Perdarahan : Tidak Ada
Flour Albus : Tidak Ada
Clitoris : Tidak Ada
Labis : Tidak Ada
Uretra : Tidak Ada
Kebersihan :  Baik  Cukup  Kurang
Kehamilan :-
Tafsiran Partus :-
Keluhan Lain: Tidak Ada
Payudara :
Simetris  Asimetris
 Sear  Lesi
 Pembengkakan  Nyeri tekan
Puting :
 Menonjol  Datar  Lecet  Mastitis
Warna Aerola
ASI  Lancar  Sedikit  Tidak keluar
Keluhan Lain : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
31

1. POLA FUNGSI KESEHATAN


1) Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit:
Pasien mengetahui penyakit yang dialami sekarang
2) Nutrisida Metabolisme
TB : 160 cm
BB 63 63
BB sekarang : 63 Kg = = =24,60
TB(m) ² (1,6) ² 2,56
BB sebelum sakit: 63 Kg 24 = BB sedang 18-25

Diet:
 Biasa  Cair  Saring  Lunak
Diet Khusus:
 Rendah garam  Rendah kalori  TKTP
 Rendah lemak  Rendah purin  Lainnya: Tidak Ada
 Mual
 Muntah............kali/hari
Kesukaran menelan  Ya  Tidak
Rasa haus
Keluhan Lainnya: Tidak Ada
Pola Makan Sehari-hari Sesudah Sakit Sebelum Sakit
Frekuensi/hari 3x1 sehari 3x1 sehari
Porsi 1 porsi 1 porsi
Nafsu makan Baik Baik
Nasi lunak,sayur, lauk,
Jenis makanan Nasi, sayur, lauk, buah
buah
Jenis minuman Air putih Air putih dan teh
Jumlah minuman/cc/24 jam 600 cc/jam 1500 cc/jam
Kebiasaan makan Pagi, siang, malam Siang, sore,malam
Keluhan/masalah Tidak Ada Tidak Ada

Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan

3) Pola istirahat dan tidur:


Sebelum sakit : Siang = 1-2 jam
32

Malam = 6-7 jam


Sesudah sakit : Siang = 1 jam
Malam = 6-8 jam
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
4) Kognitif:
Klien dan keluarganya sudah mengetahui penyakitnya setelah diberikan
penjelasan oleh dokter dan tenaga kesehatan
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
5) Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri,
peran):
Gambaran diri : Pasien mengenal dirinya secara utuh
Ideal diri : Pasien berharap cepat sembuh
Identitas diri : Pasien mengatakan saya seorang Ibu
Harga diri : Pasien menerima keadaan nya sekarang
Peran diri : Pasien mengatakan saya seorang Ibu
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
6) Aktivitas Sehari-hari
Sebelum sakit pasien beraktivitas mandiri namun sesudah sakit sebagian
aktivitas dibanu oleh keluarga
Masalah Keperawatan: Intoleransi aktivitas
7) Koping-Toleransi terhadap stress
Pasien merasa terganggu dengan keadaannya,ia berharap lekas sembuh
,apabila ada masalah pasien biasanya bercerita kepada keluarga.
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
8) Nilai Pola Keyakinan
Pasien meyakini agamanya sendiridan percaya pada perwatan intensif yang
diberikan pihak rumah sakit
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan

2. SOSIAL-SPIRITUAL
33

1) Kemampuan berkomunikasi
Secara verbal, pasien dapat berkomunikasi dengan baik dengan bahasa yang
dapat dimengerti.
2) Bahasa sehari-hari
Bahasa indonesia.
3) Hubungan dengan keluarga
Baik dan harmonis.
4) Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain
Baik.pasien dapat menegenal baik teman,petugas kesehatan, dan orang lain.
5) Orang berarti/terdekat
Anak ,suami dan keluarga.
6) Kebiasaan menggunakan waktu luang
Berkumpul dengan keluarga
7) Kegiatan beribadah
8) Pasien selalu berdoa saat sakit

3. DATA PENUNJANG (RADIOLOGIS, LABORATORIUM,


PENUNJANG LAINNYA)
1. Tabel pemeriksaan laboratorium dan radiologi
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Senin, 31 Maret 2019

WBC 9,29 x 10^3/uL 4,00 – 10,00 x 10^3/uL

RBC 4,73 x 10^6/uL 3,50 – 5,50 x 10^6uL

HGB 14,1 g/dL 11,0 – 16,0 gr/dL

PLT 259 x 10^3/uL 150 – 400 x 10^3/uL

Ureum 24 mg/dL 21-53

Creatinin 0,73 mg/dL 0,7-1,5


34

4. PENATALAKSANAAN MEDIS
Nama Obat Dosis Obat Indikasi
Mengatur jumlah air dalam
Infus NaCl 0,9% 7 tpm / menit
tubuh
Untuk membuang cairan atau
garam berlebih di dalam
tubuh melalui urine dan
Injeksi furosemid 1-0-0 gram/ Intravena
meredakan pembengkakan
yang disebabkan oleh gagal
jantung
Menurunkan sekresi asam
Injeksi ranitidin 2x50 gram / Intravena lambung berlebih
Untuk mengontrol gula darah
PO. Metformin 3x500 gram tinggi
Untuk mencegah peristiwa
PO. Brilinta 2x1 gram trombotik

Palangka Raya, 02 April 2020


Mahasiswa

Armeliati
NIM: 2018.C.10a.0959
35

3.1.3 TABEL ANALISA DATA

DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN MASALAH


DATA OBYEKTIF PENYEBAB
1. DS :
- Pasien mengatakan Hambatan dalam upaya nafas Pola Nafas Tidak
sesak nafas efektif
DO : RR Meningkat
- Pasien terlihat sesak
nafas Sesak nafas
- Batuk sejak tanggal 31
maret 2020 malam Pola Nafas Tidak efektif
- Pasien terlihat bernafas
tersenggal-senggal
- Iramadan frekuensi
pernafasan tidak teratur
- Terpasang infus NaCl
0,9% 7 tpm
- Terpasang oksigen
nasal canul 2 L/menit
- RR 22x/mnt
- TTV : TD : 150 /90
m
mHg
S :
36, 2 °C
N : 87x/mnt
RR : 22x/mnt
2. DS :
- Pasien mengatakan Suplai O2 kejantung Nyeri akut
nyeri dada berkurang
DO :
- Pasien tampak lemah Nyeri secara verbal
36

- Pasien tampak nyeri


dada saat batuk Nyeri dengan skala 3
- Pasien tampak gelisah
dan meringis Nyeri akut
- Skala nyeri 3
- TTV : TD :170 / 80
MmHg
RR : 22 x /mnt
S : 36,7 °C
N : 89 x/m
37

PRIORITAS MASALAH

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Hambatan upaya nafas.


2. Nyeri akut berhubungan dengan Suplai O2 ke jantung berkurang.
38

RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny.N
Ruang Rawat : Matahari
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi 1. Observasi pola nafas ,irama 1. Memberikan posisi nyaman
selama 2x8 jam diharapkan dan frekuensi ,dan keluhan pada pasien.
pasien menunjukan pola nafas pasien. 2. Mencegah jalan nafas yang
yang efektif dengan kriteria hasil 2. Observasi TTV tersumbat
1. Pasien tidak menunjukan 3. Berikan posisi semi fowler 3. Menyediakan jalan nafas
adanya kesulitan dalam 4. Berikan O2 yang adekuat
bernafas 5. Ajarkan tekhnik nafas dalam 4. Menentukan pemberian terapi
2. Irama dan frekuensi teratur 6. Kolaborasi dengan tim medis yang tepat pada klien.
3. Tidak sesak nafas lagi lainnya dalam pemberian
4. RR dalam batas normal (RR terapi
18 x/mnt)
5. Tidak ada suara nafas
tambahan
2. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan 1) Observasi TTV 1. Memberikan posisi nyaman
keperawatan sselama 2 x 8 jam 2) Berikan posisi semi fowler pada pasien.
diharapkan nyeri dada yang 3) Kaji tingkat skala nyeri 2. Skala nyeri yang dirasakan
dirasakan berkurang dengan 4) Kolaborasi dengan tim medis berkurang
kriteria hasil : lainnya dalam pemberian 3. Menentukan pemberian terapi
39

1. Tanda-tanda vital normal. terapi yang tepat pada klien


2. Pasien menunjukkan ekspresi
wajah rileks
3. Pasien tidak mengeluh
kesakitan
4. Skala nyeri berkurang dari 3-2
40

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Nama Pasien : Ny.N
Ruang Rawat : Matahari
Implementasi Evaluasi (SOAP) TTD Perawat
Hari/Tanggal/Jam
1. Pola Nafas Tidak Efektif: 1. Observasi pola nafas ,irama dan S : Pasien mengatakan masih sesak nafas
Senin,01/04/20 frekuensi ,dan keluhan pasien O:
09.30 WIB - pola nafas ,irama dan frekuensi ,dan
11.10 WIB 2. Mengobservasi TTV keluhan pasien belum normal
11.35 WIB 3. Memberikan posisi semi-fowler - Di berikan O2 2 L/mnt
untuk pasien - Posisi pasien dalam posisi semi fowler
11.40 WIB 4. Memberikan O2 - TTV dalam batas normal Armeliati
12.05 WIB 5. Mengajarkan teknik nafas dalam - TTV = TD : 150/70
13.15 WIB 6. Berkolaborasi dengan tim medis mmHg
lainnya dalam pemberian terapi RR : 22x/mnt
- Infus NaCl 0,9% 7 tpm / menit S : 36,°C
- Injeksi furosemid 1-0-0 gram/ N : 87x/mnt
Intravena A : Masalah belum teratasi
- PO. Metformin 3x500 gram P : Lanjutkan intervensi 1,2,4,6
2. Nyeri Akut 1. Mengobservasi TTV S : Pasien mengatakan masih nyeri dada
Senin,01/04/20 O:
09.30 WIB - Pasien terlihat lemas
41

09.40 WIB 2. Memberikan posisi semi-fowler - Pasien tampak meringis nyeri dada saat
untuk pasien batuk dengan skala nyeri 3
10:25 WIB 3. Mengobservasi tingkat skala - Posisi pasien dalam posisi semi fowler Armeliati
13.35 WIB nyeri - TTV : TD :140 / 80 mmHg
4. Berkolaborasi dengan tim medis RR : 20 x /mnt
lainnya dalam pemberian terapi S : 36,2 °C
- Infus NaCl 0,9% 7 tpm / menit N : 83 x/m
- Injeksi furosemid 1-0-0 gram/ A : Masalah belum teratasi
Intravena P : Lanjutkan intervensi 1,3,4
42

3.5 CATATAN PERKEMBANGAN


3.5.1 Catatan Perkembangan 1
No Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal/Jam Evaluasi
1. Pola Nafas Tidak Efektif Senin, 01 April 2020 S: Pasien mengatakan sesak nafas ,irama dan
Jam: 14.00 WIB frekuensi sedikit berkurang
O:
- Pasien tampak berbaring ditempat tidur
- TTV:
TD: 140/90 mmHg
N: 85x/menit
RR: 20x/menit
S: 36,6oC
Senin, 01 April 2020 A: Masalah teratasi sebagian
Jam: 18.00 WIB P: Lanjutkan intervensi 1,4,6
43

No Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal/Jam Evaluasi (SOAP)


2. Nyeri Akut Senin, 01 April 2020 S:
Jam: 14.00 WIB Pasien mengatakan nyeri dada sedikit
berkurang
O:
- Pasien tampak lemah
- Skala nyeri berkurang dengan skala nyeri 2
- TTV:
TD: 140/90 mmHg
N: 85x/menit
Senin, 01 April 2019 RR: 20x/menit
Jam: 18.00 WIB S: 36,6oC
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1,3,4
44

3.5.2 Catatan Perkembangan 2


No Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal/Jam Evaluasi (SOAP)
1. Pola Nafas Tidak Efektif Selasa, 02 April 2020 S: Pasien mengatakan irama, frekuensi dan sesak
Jam: 14.00 WIB nafas mulai hilang
O:
- Pasien tampak berbaring ditempat tidur
- Tidak terpasang Oksigen Nasal canul
- TTV:
TD: 130/70 mmHg
N: 78x/menit
RR: 20x/menit
Selasa, 02 April 2020 S: 36,7oC
Jam: 18.00 WIB A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
45

No Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal/Jam Evaluasi


2. Nyeri Akut Selasa, 02 April 2020 S: Pasien mengatakan nyeri dada sudah tidak
Jam: 14.00 WIB terasa sakit lagi
O:
- Pasien tampak berbaring ditempat tidur
- Skala nyeri berkurang dengan skala nyeri 0
A: Masalah teratasi
Selasa, 02 April 2020 P: Intervensi dihentikan
Jam: 18.00 WIB
46

BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam pembahasan mengenai asuhan keperawatan pada klien Ny,N dengan


Angina Pectoris di Ruang Jantung Pada tanggal 01 April 2020 melalui
pendekatan studi kasus didapatkan beberapa kesenjangan antara teori dan
kenyataan di lapangan, pembahasan dibahas melalui lagkah-langkah keperawatan
sebagai berikut:

4.1 Pengkajian
Pada riwayat kesehatan dahulu ditemukan data bahwa Ny.N tidak memiliki
riwayat penyakit jantung,. Pada pengkajian riwayat kesehatan keluarga tidak
ditemukan riwayat penyakit
Pada riwayat kesehatan sekarang ditemukan data nyeri pada bagian dada
sebelah kanan dan menjalar hingga ke punggung. Hal ini sejalan dengan teori
Wantiyah, (2010) yang mengatakan bahwa pada riwayat kesehatan sekarang
ditemukan data nyeri pada bagian dada yang menjalar ke punggung dan lengan
tangan kiri dan nyeri seperti rasa terhimpit. Dalam kasus Ny.N ditemukan bahwa
penyebab nyeri adalah aktivitas banyak dan dapat berkurang dengan istirahat
sesuai dengan manifestasi menurut teori Wantiyah, (2010) yang mengatakan
biasanya angina timbul saat melakukan kegiatan fisik dan serangan ini akan hilang
bila penderita mengehntikan kegiatan fisik tersebut dan beristirahat.
Pada pemeriksaan fisik Ny.N ditemukan data pemeriksaan fisik keadaan
umum sedang, kesadaran composmentis, tekanan darah (110/70mmHg). Suhu
(36,7 derajat celcius), nadi 89x/i (normal), pernapasan 22x/i. Hal ini sejalan
dengan teori Wantiyah, (2010) yang mengatakan bahwa, keadaan umum pasien
sedang, kesadaran composmentis, respirasi meningkat, suhu tubuh dapat
normal/meningkat, tekanan darah dapat normal/meningkat ataupun menurun.
Pada pemeriksaan Nampak Ny.N kurang rapi serta di dapatkan data Ny.N
sering merasa pusing, berdenyut pada saat waktu tidur dan terbangun, ekspresi
wajah meringis, hal ini sejalan dengan teori Wantiyah, (2010) yang mengatakan
bahwa pada pemeriksaan fisik kepala didapatkan data kepala pusing, berdenyut
selama waktu tidur dan waktu terbangun. Kedua mata lengkap, simetris, palpebra
normal, sklera ikterik, konjungtiva anemis, dan pupil isokor.

47
47

Pada pemeriksaan fisik leher didapatkan data Tn. S Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada distensi vena jugularis, hal ini tidak sejalan dengan teori
Wantiyah, (2010) yang mengatakan terdapat distensi vena jugularis.
Pemeriksaan dada (paru-paru) pada Ny.S didapatkan data klien
menggunakan otot pernapasan dada dan perut, suara nafas vesikular, hal ini
sejalan dengan teori Wantiyah, (2010). Pemeriksaan jantung ditemukan data bunyi
jantung S1 dan S2 normal (Lub-Dub), tidak ada suara jantung tambahan.
Pemeriksaan fisik pada abdomen ditemukan data bahwa abdomen tidak
membesar, tidak terdapat massa, sedangkan di teori terdapat data nyeri/rasa
terbakar pada daerah ulu hati.
Pemeriksaan fisik ektremitas Ny.N terdapat data ektremitas dingin, terdapat
edema perifer, kelemahan atau kelelahan, dan pucat, hal ini sesuai dengan teori
Wantiyah, (2010).
Pada Pemeriksaan respon psikologis, Ny.N tampak gelisah,cemas saja
sesuai dengan teori Wantiyah (2010) tetapi tidak sampai dengan depresi, menarik
diri, kontak mata kurang, menyangkal dengan sakitnya.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
Nyeri akut berhubungan dengan suplai O2 ke jantung berkurang
4.3 Perencanaan
Acuan Penulis dalam tahap perencanaan adalah berdasarkan teori Nanda
NIC-NOC tahun 2008

4.4 Implementasi
Setelah perencanaan penulis mengacu pada tahap implementasi. Pada tahap
ini penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanan yang
telah disusun sebelumnyaBanyak faktor yang mendukung terlaksananya
implementasi keperawatan diantaranya: peran keluarga yang mendukung,
tersedianya alat-alat serta adanya bimbingan dari perawat ruangan, CI ruangan,
Pembimbing akademik, serta adanya peran dokter yang menentukan diagnosa
menurut medis
4.5 Evaluasi
48

Dari hasil diagnosa didapatkan ternnyata ada beberapa kesenjangan antar


teori dan kenyataan dilapangan, hal ini dapat dilihat dari perbandingan antara
diagnosa teori dan diagnosa yang ada dilapangan.

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena
kehamilan dapat memberatkan penyakit jantung yang dideritanya. Penyakit
jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri terhadap segala perubahan sistem
jantung dan pembuluh darah yang disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan
diafragma oleh besarnya janin yang dikandungnya sehingga dapat mengubah
posisi jantung dan pembuluh darah sehingga terjadi  perubahan dari kerja jantung.
5.2 Saran

5.1.1 Bagi Mahasiswa

Diharapkan untuk menambah ilmu dan pengetahuan bagi mahasiswa


dalam mempelajari asuhan keperawatan pada pasien dengan Gangguan
Kardiovaskuler Serta sebagai acuan atau referensi mahasiswa dalam
penulisan laporan pendahuluan asuhan keperawatan selanjutnya.
5.1.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan sebagai sumber bacaan di perpustakaan STIKes Eka Harap


Palangka Raya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan perawatan di
masa yang akan datang serta sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa
dalam penguasaan terhadap ilmu keperawatan mulai dari proses
keperawatan sampai pendokumentasiaan.
49

DAFTAR PUSTAKA

49
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana asuhan keperawatan : pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien.,edisi 3. Jakarta: EGC.
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosa keperawatan NANDA: definisi dan
klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC.
Leveno, Kenneth J. (2009). Obstetri williams edisi 21. Jakarta : EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan
keluarga berencana . Jakarta : EGC.
Raybura, William F. (2001). Obstetri dan ginekologi. Jakarta : Widya
Medika.
Drs. Syaufuddin, A.Mk . 2014 . Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa
Keperawatan Edisi 3 .Jakarta : EGC
Sudoyo, Aru W. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna
Publishing.
Udjianti, Juni Wajan . 2015 . Keperawatan Kardiovaskular . Jakarta :
Salemba Medika.
Wajan. 2015. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Medika Salemba
50
51

Anda mungkin juga menyukai