Anda di halaman 1dari 48

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN

PADA NY.”E” G1P0000AB000 DENGAN HAEMOROID DI PMB


SUMARIYAH Amd.Keb

KABUPATEN MALANG

Disusun guna memenuhi tugas Praktik Klinik Kebidanan Fisisologis

Disusun oleh :

Dila Trisna Wiyati

NIM. P17311193026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN MALANG
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Fisiologis Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir
Judul Kegiatan : Laporan Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan
Pada Ny.”E” G1P0000Ab000 UK 32 Minggu Dengan Haemoroid Di Pmb
Sumariyah Amd.Keb

Pelaksanaa Kegiatan : 18 September 2022


Tempat Kegiatan : PMB Sumariyah Amd., Keb

Mahasiswa

Dila Trisna Wiyati


NIM. P17311193026

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Klinik

Ita Yuliani, S.ST., M.Keb Sumariyah, Amd.Keb


NIP. NIP.
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Fisiologis Asuhan Kebidanan pada Kehamilan di PMB Sumariyah.
Dalam penyusunan laporan ini, kami mendapatkan banyak bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Bapak Budi Susatia, S.Kp.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kementerian Kesehatan Malang.

2. Ibu Herawati Mansur, SST,.M.Pd,M.Psi, selaku Ketua Jurusan Kebidanan


Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang.

3. Ibu Dr. Heny Astutik, S.Kep.Ns., M.Kes selaku Ketua Program Studi
Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Malang.

4. Ibu Ita Yuliani, S.ST., M.Keb selaku dosen pembimbing di PMB

5. Ibu Sumariyah, Amd.Keb selaku Pembimbing Klinik di PMB

Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran terbentuknya laporan


kegiatan ini. Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan
kegiatan ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang sifatnya membangun, sangat kami harapkan demi
kesempurnaan Laporan Komprehensif ini.
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................2
1.3 Metode Pengumpulan............................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan............................................................................................2
BAB 2................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................3
2.1 Konsep Teori..........................................................................................................3
2.2 Konsep Manajemen Kebidanan Fisiologis ........................................................10
BAB 3..............................................................................................................................15
TINJAUAN KASUS.......................................................................................................15
3.1 Pengkajian (Pengumpulan Data Dasar)............................................................15
3.2 Identifikasi Diagnosis atau Masalah Aktual.......................................................16
3.3 Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial...................................................16
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera............................................................................16
3.5 Rencana Intervensi...............................................................................................16
3.6 Implementasi........................................................................................................16
3.7 Evaluasi.................................................................................................................16
BAB 4..............................................................................................................................17
PEMBAHASAN.............................................................................................................17
BAB 5..............................................................................................................................18
PENUTUP.......................................................................................................................18
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................18
5.2 Saran.....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19
LAMPIRAN...................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil


baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan
dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal. Kunjungan
antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin
semenjak wanita merasa dirinya hamil untuk mendapatlan pelayanan/asuhan
antenatal.

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang bersifat


preventif care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun
janin. Pelayanan antenatal merupakan upaya kesehatan perorangan yang
memperhatikan ketelitian dan kualitas pelayanan medis yang diberikan, agar dapat
melalui persalinan dengan sehat dan aman diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu,
sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan yang optimal.

Angka Kematian Ibu seharusnya dapat dicegah dengan mendeteksi secara dini
adanya resiko tinggi ataupun komplikasi pada masa kehamilan, dengan melakukan
kunjungan atau pemeriksaan kehamilan ke pelayanan kesehatan yang tersedia.
Adanya kematian ibu yang masih tinggi menunjukkan kualitas pelayanan kesehatan
maternal yang masih rendah termasuk pelayanan antenatal care (ANC) pada ibu
hamil.

Berdasarkan data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Kesehatan Ibu dan


Anak (KIA), capaian K1 dan K4 menggambarkan kualitas pelayanan kesehatan ibu
hamil, cakupan ibu hamil K1 Provinsi Jawa Timur pada tahun 2021 adalah 98,50 %.
Sedangkan cakupan K4 adalah 90,50 %. Angka cakupan K1 ini mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2020 yaitu K1: 97,70% sedangkan K4 mengalami
penurunan di bandingkan tahun 2020 yaitu K4: 90,94%. Provinsi Jawa Timur untuk
indikator K4 belum mencapai target, indikator K4 termasuk indikator SPM (Standar
Pelayanan Minimal), target adalah 100%, Data tahun 2021 ada kesenjangan antara
K1( 98,50 ) dan K4 ( 98,50 )(Profil Kesehatan Jawa Timur, 2021). Ini menunjukkan
bahwa pemanfaatan pelayanan antenatal di fasilitas pelayanan kesehatan masih belum
optimal, padahal pelayanan antenatal merupakan salah satu upaya yang dapat
dilakukan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB di Indonesia.

Karena adanya pandemic Covid-19 sehingga ada penurunan Capaian K1 di


Kabupaten/Kota sehingga diharapkankan untuk Kabupaten/Kota dibawah rata-rata
Propinsi agar meningkatkan pendataan dan pendampingan pada bumil di wilayah
kerjanya dengan melakukan Kunjungan Rumah dan di sarankan untuk ANC terpadu
ke Puskesmas agar penyakit penyerta pada ibu hamil dapat terdeteksi lebih awal dan
dapat kontak dengan petugas pada trimester I supaya ibu hamil mendapatkan
pelayanan yang berkualitas (Antenatal Care Terpadu) dan minimal 1 kali diperiksa
oleh dokter (Profil Kesehatan Jawa Timur, 2021).

Asuhan kebidanan kehamilan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas


pelayanan, yaitu dengan memberikan asuhan yang komprehensif pada ibu hamil,
bersalin, nifas, neonatus, dan keluarga berencana. Berdasarkan dari data tersebut
penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny.”E” GI P0000
Ab000 UK 32 minggu letak kepala, punggung kanan, T/H/I dengan keadaan ibu dan
janin baik di PMB Sumariyah.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan gambaran pengelolaan asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
secara komprehensif melalui pendekatan manajemen kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan anamnesa untuk mendapatkan data subejktif dengan
menggunakan komunikasi yang baik dan benar pada ibu hamil
b. Dapat melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk
mendapatkan data objektif secara lengkap dan tepat pada ibu hamil
c. Dapat menganalisa masalah berdasarkan- data yang telah diperoleh baik
data subyektif maupun data obyektif
d. Dapat merencanakan dan melakukan asuhan kebidanan yang tepat pada ibu
hamil.

1.3 Metode Pengumpulan Data


Penulisan laporan ini menggunakan metode studi kasus. Metode studi kasus
yang digunakan sebagai upaya pendekatan manajemen kebidanan yaitu metode
dengan perorganisasian, pemikiran, tindakan berkelanjutan, logis, dan
menguntungkan, baik bagi pasien meupun tenaga kesehatan. Manajemen kebidanan
merupakan bentuk pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan untuk pikiran dan tindakan urutan logis dan menguntungkan,
menguraikan perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan yang berdasarkan teori
ilmiah, penemuan, keterampilan, dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk
penampilan keputusan yang berfokus pada klien yang disebut sebagai 7 langkah
Varney yang diantaranya adalah

1. Pengumpulan data
2. Interpretasi data dasar
3. Mengidentifikasikan diagnosa atau masalah potensial.
4. Mengidentifikasikan dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan
secara segera.
5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh.
6. Melaksanakan perencanaan.
7. Evaluasi.
Dalam pendokumentasian dapat disedarhanakan dari 7 langkah varney
menjadi bentuk SOAP dan tidak menghapus unsur dari langkah tersebut diantaranya :
1. Subjektif (S)
Segala bentuk atau penyataan atau keluhan yang didapatkan dari pasien.
Langkah varney yang masuk dalam subjektif merupakan pengumpulan data.
2. Objektif (O)
Data yang dihasilkan berdasarkan hasil pemeriksaan dari tenaga kesehatan.
Langkah varney yang masuk dalam objektif merupakan pengumpulan data.
3. Analisa (A)
Kesimpulan dari data Subjektif dan Objektif. Langkah varney yang masuk
dalam Analisa merupakan interpretasi data dasar, mengidentifikasikan diagnosa
atau masalah potensial.
4. Penatalaksanaan (P)
Tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan diagnosa/Analisa. Langkah
varney yang masuk dalam Penatalaksanaan merupakan, merencanakan asuhan
yang menyeluruh, melaksanakan perencanaan, evaluasi.

1.4 Sistematika Penulisan


LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Metode Pengumpulan data
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Manajemen Kebidanan Kehamilan Fisiologis
2.2 Telaah Jurnal
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Data Subyektif
3.2 Pengkajian Data Obyektif
3.3 Assessment
3.4 Penatalaksanaan
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Teori


2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Lamanya kehamilan
mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih
dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur
(cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur.
Kehamilan antara 28 & 36 minggu disebut kehamilan premature (Rahmah., dkk.
2021).
Trimester 3 adalah tahap akhir kehamilan ketika bayi siap untuk dilahirkan.
Trimester 3 adalah 3 bulan terakhir kehamilan, atau 7-9 bulan. Dihitung
berdasarkan usia kehamilan per minggu, trimester ketiga berlangsung dari minggu
ke 28 hingga 40 kehamilan, tetapi seiring dengan mendekatnya tanggal lahir,
risiko dan komplikasi tertentu dari fase ini perlu diperhatikan (Yunida., dkk.
2022).

2.1.2 Perubahan Anatomi Fisiologis Kehamilan Trimester III


1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
Uterus mengalami pembesaran pada awal kehamilan karena pengaruh
hormon estrogen dan progesteron yang meningkat. Pada awal kehamilan
isthmus uterus memanjang dan hipertrofi sehingga teraba lunak (Hegar
sign). Posisi uterus pada kehamilan muda yaitu antefleksi (menghadap ke
depan) atau retrofleksi (menghadap ke belakang), sedangkan pada akhir 8
minggu uterus teraba 1-2 jari di atas simpisis. Uterus mengalami kontraksi
tanpa rasa nyeri atau disebut dengan Braxton Hicks (Rahmah., dkk. 2021).
b. Serviks
Vaskularisasi pada serviks terjadi peningkatan selama kehamilan
menyebabkan serviks teraba lunak dan terlihat berwarna biru. Glandula
servikalis memproduksi lebih banyak mucus yang diproduksi oleh kanalis
servikalis sehingga mengurangi resiko infeksi genetalia. Menjelang
persalinan estrogen dan relaksin hormon akan membuat serviks menjadi
lebih lunak. Sumbat mucus atau yang disebut dengan operculum
diproduksi oleh kelenjar serviks pada minggu ke-8 kehamilan. Sumbat
mucus akan sentiasa berada di serviks hingga persalinan yang ditandai
dengan dilatasi serviks merupakan salah satu tanda persalinan (Rahmah.,
dkk. 2021).
c. Vagina dan Vulva
Akibat dari pada vaskularisasi pada vagina dan vulva menyebabkan
keduanya tampak lebih merah dan agak kebiruan yang dikenal dengan
tanda chadwick. Diketahui pH a 3,5-6 yang diakibatkan oleh produksi
asam laktat oleh lactobacillus acidophilus. Kadar estrogen dan glukosa
yang tinggi selama kehamilan akan mendukung pertumbuhan candida dan
jamur yang menyebabkan terjadinya iritasi lokal dan produksi sekret yang
berwarna kuning (Rahmah., dkk. 2021).
d. Ovarium
Korpus luteum dapat ditemukan pada ovarium sampai terbentuknya pada
usia kehamilan enam belas Minggu. Hormon relaksin merupakan
imunoreaktif inhibin yang berada dalam sirkulasi darah ibu hamil.
Hormon ini berikan efek menenangkan sehingga dapat tumbuh dengan
baik hingga akhir kehamilan (Rahmah., dkk. 2021).
2. Payudara
Selama kehamilan payudara akan terlihat membesar dan tegang yang
diakibatkan oleh hormon somatotropin, estrogen dan progesteron tetapi belum
mampu memproduksi ASI. Hiperpigmentasi pada areola disebabkan oleh
pembentukan lemak payudara menjadi lebih banyak. Kolostrum mulai
diproduksi pada kehamilan diatas dua belas minggu. Fungsi laktasi pada
payudara disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen, progesteron, lactogen
plasental, dan prolaktin. Hormon-hormon tersebut berproliferasi jaringan
sehingga mengalami dilatasi pembuluh darah dan perubahan sekretorik pada
payudara. Ukuran payudara dapat mencapai 500 gram pada akhir kehamilan
(Rahmah., dkk. 2021).
3. Sistem Endokrin
Plasenta menghasilkan dua hormon spesifik yaitu hormon laktogenik
dan hormon relaksin. Hormon laktogenik berfungsi tingkatkan pertumbuhan
dan perkembangan payudara dan berperan dalam metabolisme lemak
maternal, sedangkan hormon relaksin memberikan efek relaksan pada jaringan
ikat. Sekresi hormon pada kelenjar hipofisis posterior menurun dan justru
sekresi hormon pada kelenjar endokrin meningkat. Hormon prolaktin juga
meningkat se kehamilan namun fungsinya masih dipengaruhi oleh plase
sehingga hormon prolaktin akan maksimal setelah plasenta dilahirkan dan
kadar estrogen menurun (Rahmah., dkk. 2021).
4. Sistem Kekebalan
Imunisasi merupakan cara preventif untuk mencegah penyakit dengan
cara meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Pada kehamilan, janin akan
mendapatkan kekebalan pasif dengan cara transplasenta, yang berarti
kekebalan yang diberikan oleh ibu kandungnya yang masuk melalui plasenta
kepada janin. Sedangkan kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang
diberikan dari luar dan dimasukkan ke dalam tubuh anak, pemberian
kekebalan pasif buatan ini diberikan kepada anak yang dilahirkan oleh ibu
yang mempunyai riwayat penyakit tertentu yang dapat menularkan kepada
janinnya seperti penyakit hepatitis (Rahmah., dkk. 2021).
5. Sistem Perkemihan
Penekanan intra abdomen terjadi pada kehamilan diakibatkan karena
terjadi penurunan tonus otot yang berada pada otot dasar panggul karena
peningkatan hormon progesteron dan juga penambahan isi uterus. Sehingga
pada awal kehamilan uterus menekan kandung kemih mengakibatkan ibu
merasa ingin sering kencing. Keadaan ini akan menghilang ketika uterus mulai
keluar dari rongga panggul pada trimester kedua (Rahmah., dkk. 2021).
Pada akhir kehamilan, keluhan yang sama juga akan dirasakan oleh ibu
hamil karena penekanan kandung kemih yang terjadi akibat mulai
menurunnya kepala janin ke PAP Selain keluhan sering kencing, ibu hamil
juga sering mengeluh poliuria. Poliuria terjadi akibat peningkatan sirkulasi
darah ginjal sehingga filtrasi di glomerulus meningkat 69%.
6. Sistem Pencernaan
Keluhan nause atau perasaan mual pada awal kehamilan disebabkan
oleh peningkatan hormon estrogen dan hormon HCG di dalam darah, tonus
otot traktus digestivus menurun yang disebabkan oleh kadar progesteron yang
tinggi dan kadar motalin yaitu peptida hormonal yang mempunyai efek
merangsang otot-otot polos sehingga makanan akan lama di lambung
menyebabkan ibu mengalami obstipasi pada akhir kehamilan (Rahmah., dkk.
2021).
Heart burn atau leksi asam lambung disebabkan oleh regurgitasi
(perasa pergerakan makanan ke atas kerongkongan) isi lambung bagian
bawah. Peningkatan hormone progesteron menyebabkan sfingter kardia atau
otot berbentuk cincin yang mencegah asam lambung naik, justru menyebabkan
motilitas lambung berkurang dan memperlambat pengosongan lambung.
7. Sistem Muckuloskeletal
Keadaan lordosis merupakan keadaan yang normal pada kehamilan.
Hal ini untuk menyesuaikan postur badan ibu dengan posisi anterior uterus
yang semakin membesar, posisi tulang punggung menjadi lordosis dapat
menggeser titik berat tubuh pada tungkai bawah. Uterus dan isinya yang
semakin membesar dan bertambah berat juga menjadi penyebab lordosis,
selain itu juga dipengaruhi oleh perubahan pada gravitasi bumi dan bentuk
tubuh (Rahmah., dkk. 2021).
8. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi Ibu selama kehamilan banyak dipengaruhi dengan adanya
sirkulasi plasenta. Volume plasma pada maternal meningkat pada 10 minggu
kehamilan. Pada kehamilan 16 minggu, terjadi hemodilusi. Setelah 24 minggu
kehamilan tekanan darah sedikit meningkat hingga menjelang persalinan.
Jumlah leukosit meningkat sekitar 5.000-12.000 mcl dan akan lebih tinggi
selama persalinan dan nifas yaitu sekitar 14.000-16.000 mcL, penyebab
peningkatan jumlah leukosit ini belum diketahui secara pasti (Rahmah., dkk.
2021).
9. Sistem Integumen
Peningkatan hormon estrogen dan progesteron, dan kadar Melanocyte
Stimulating Hormone (MSH) mengakibatkan perubahan deposit pigmen dan
hyperpigmentasi. Bagian-bagian dari tubuh yang sering mengalami
hiperpigmentasi antara lain striae gravidarum livide atau alba, areola mamae,
papila mamae, linea nigra, pipi (chloasma gravidarum), dan leher. Namun
semua perubahan hiperpigmentasi tersebut akan menghilang setelah persalinan
(Rahmah., dkk. 2021).
10. Metabolisme
Basal Metabolic Rate (BMR) ibu hamil akan mengalami peningkatan
mencapai 15-20%, hal ini kerap terjadi pada trimester akhir dan akan kembali
normal setelah hari ke-5 atau ke-6 pasca persalinan. Peningkatan BMR
disebabkan oleh kebutuhan oksigen pada janin, plasenta dan uterus serta
jantung ibu mengalami peningkatan, karena itu banyak ibu hamil yang
mengeluh mengalami lemah dan letih bahkan setelah melakukan aktivitas
yang ringan (Rahmah., dkk. 2021).
11. Sistem Pernafasan
Kebutuhan oksigen ibu hamil meningkat karena percepatan laju
metabolik dan kebutuhan oksigen pada jaringan uterus dan payudara. Janin
mendapatkan oksigen dan membuang karbondioksida melalui jalur pernafasan
ibu. Ibu yang sedang hamil akan bernafas lebih dalam tetapi frekuensi nafas
sedikit meningkat. Peningkatan pernafasan berkaitan dengan peningkatan
volume nafas yaitu sekitar 26% per menit atau dikenal dengan istilah
hiperventilasi kehamilan, yang mengakibatkan konsentrasi CO, di alveoli
menurun (Rahmah., dkk. 2021).
Kebutuhan O, meningkat karena terjadi tekanan pada uterus yang
membesar yang menjadi kompensasi tekanan uterus. Selain itu terjadinya
penurunan tekanan CO, juga menyebabkan ibu hamil sering mengeluh sesak
nafas sehingga berusaha untuk meningkatkan usaha nafas.
12. Sistem Persarafan
Selain perubahan neuro hormonal hypothalamic-hypofise, terjadi pula
perubahan fungsi sistem neurologi, seperti: (Rahmah., dkk. 2021).
a. Kompresi saraf panggul yang menyebabkan perubahan sensori di tungkai
bawah.
b. Lordosis dorso lumbal mengakibatkan nyeri pada saraf atau kompresi akar
saraf.
c. Parathesia yaitu rasa seperti terbakar atau gatal akibat gangguan sistem
saraf sensorik dan nyeri pada tangan yang menjalar ke siku.
d. Nyeri kepala ringan bahkan ingin pingsan ditemui pada awal kehamilan
karena terjadi ketidakstabilan vasomotor, hipotensi atau hipoglikemia.
e. Hipokalsemia juga dapat terjadi karena masalah pada neuro muskular,
keluhan yang dialami seperti kram otot.
f. Akroestesia yaitu gatal di tangan yang timbul akibat posisi bahu yang
membungkuk, hal ini berhubungan dengan tarikan pada segmen fleksus
brachialis.
2.1.3 Perkembangan Janin pada Trimester III
Menurut Yunida (2022) janin akhir kehamilan dapat merespon setiap bulan
terhadap rangsangan eksternal dari perkembangan bayi akhir kehamilan.
1. Perkembangan janin 7 bulan
Pada usia 7 bulan, bayi sudah tumbuh karena akumulasi lemak yang
menumpuk di dalam tubuh. Padahal, tubuh bisa menyimpan nutrisi seperti
kalsium dan zat besi. Pada awal semester ketiga ini, bayi dapat merespon
rangsangan dari luar karena pendengarannya sudah berfungsi secara optimal.
Tidak hanya suara bising tapi juga rasa sakit dan cahaya dari luar yang bisa
dirasakan, dan berat serta panjang bayi diperkirakan sekitar 35,5 cm dan 0,9-
1,8 kg.
2. Perkembangan janin 8 bulan
Serupa dengan perkembangan janin usia 7 bulan, perkembangan janin usia 8
bulan tercermin dari adanya penimbunan lemak tubuh yang meningkat.
Beratnya 2,2 kg dan mencapai 45,7 cm, dan otak serta sebagian besar organ
tubuh bayi berkembang pesat. Namun, paru-paru mungkin masih lebih belum
matang daripada organ lain, dan kekebalan bayi juga berkembang. Ini karena
akumulasi antibodi terus meningkat dan selama Anda hamil di trimester kedua,
rambut yang tumbuh di tubuh bayi Anda akan rontok di trimester kedua.
3. Perkembangan janin 9 bulan
Pada bulan ini, paru-paru bayi sudah berkembang sempurna dan alat
kelaminnya sudah berkembangs sempurna. Testis bayi terbungkus dalam
skrotum, labia mayora alat kelamin bayi berkembang sempurna tengkorak
kuat, kepala tertutup rambut tebal, dan kuku panjang. Tidak hanya itu, ia
bahkan dapat menunjukkan refleks berkedip, tutup mata, bereaksi terhadap
kontak eksternal, atau putar kepala Anda. Ukuran dan beratnya Juga masing-
masing mencapai 48,2-50,8 cm dan 2,5-3,l kg.
2.2 Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester III
Trimester III adalah periode yang paling mendebarkan dan yang paling
dinantikan. Ibu sangat senang karena akan segera kehadiran calon bayinya yang
walaupun belum dapat disentuh karena kehadirannya hanya dapat dirasakan melalui
gerakan dan denyut jantungnya didalam perut ibu. Trimester III adalah persiapan
menjadi orangtua dan fokus kepada bayinya yang akan segera lahir. Namun, sejumlah
kekhawatiran kembali mucul terhadap kehamilannya, seperti khawatir dengan proses
persalinan, nyeri persalinan, apakah bayinya akan lahir tanpa cacat, apakah dapat
melahirkan secara normal atau harus sesar, apakah organ vital bayinya akan dapat
berfungsi dengan baik, atau pun hal-hal lain yang mempengaruhinya. Sebagian wanita
mengeluh dengan body image yang dialaminya, karena proses dari kehamilannya
mengakibatkan Sebagian tubuhnya mengalami hiperpigmentasi, seperti hitam di leher,
di wajah, tampak seperti cakaran di perut, susah buang air besar, hingga susah untuk
tidur. Dengan demikan dibutuhkan dukungan dan perhatian yang sangat besar dari
pasangan, keluarga dan bidan (Rahmah., dkk. 2021).

Perubahan yang terjadi pada trimester III antara lain : (Wulandari., dkk. 2021).
1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5. Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
6. Semakin ingin menyudahi kehamilannya.
7. Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya
8. Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya.
9. Rasa tidak nyaman.
10. Perubahan emosional.
2.3 Ketidaknyamanan dalam kehamilan Trimester III
Ketidaknyamanan dalam kehamilan adalah serangkaian gejala yang dialami
secara umum yang dikaitkan dengan efek hormon kehamilan dan pembesaran
uterus.Kondisi ini tidak menimbulkan risiko serius pada ibu hamil, tetapi dapat
mempengaruhi kesenangan ibu terhadap kehamilan secara menyeluruh.
Ketidaknyamanan dalam Kehamilan Trimester III, yaitu:
a. Sering Buang Air Kecil pada malam hari (Nocturia)
Pada trimester III dengan kondisi rahim yang semakin besar maka kandung
kemih akan semakin tertekan dan menyebabkan wanita hamil akan semakin
sering untuk BAK. Ditambah dengan kepala bayi yang sudah mulai masuk ke
dalam rongga panggul akan semakin menekan kandung kemih dan meningkatkan
sensitifitas kandung kemih untuk berkemih.
Manajemen :
1. Jangan terlalu banyak minum pada malam hari sebelum tidur. Namun
waktu siang hari pemasukan cairan tidak perlu dikurangi.
2. Dijaga jangan sampai terjadi infeksi pada jalan perkemihan. Dianjurkan
untuk tetap memperhatikan vulva hygiene.
b. Insomnia
Pada trimester ketiga ibu yang sulit untuk tidur biasanya disebabkan
oleh kondisi uterus yang semakin besar dan sukar untuk mencari posisi yang
tepat untuk tidur. Gangguan tidur pada ibu hamil bisa berupa penurunan
presentase gelombang tidur yang lamban dan tidur REM (Rapid Eye
Moevement) yang mungkin meningkat pada stadium satu. Adapun penyebab
wanita hamil mengalami sulit tidur yaitu perubahan hormone, stress,
pergerakan janin yang berlebihan, posisi tidur yang tidak nyaman, sering
BAK, maupun sakit pinggang. Gangguan tidur dapat diatasi dengan minum air
atau susu hangat sebelum tidur.
c. Haemoroid
Tonus otot-otot usus akan menurun kerjanya karena terjadi
peningkatan dari hormon progesteron. Sehingga pencernaan akan sedikit
terganggu dan terjadi konstipasi. Terjadinya konstipasi yang diikuti dengan
meningkatnya takanan pada vena-vena di bawah tinggi uterus yang membesar.
Selain itu pada trimester III dengan bertambah besarnya rahim maka akan
menekan volume abdomen sehingga kemampuan usus untuk mencerna
menjadi turun dan menyebabkan konstipasi lalu hemoroid.
Manajemen :
Makan makanan yang berserat dan banyak minum.
d. Kram pada kaki
Menurut Ameneh Mansouri et all (2019) kram otot tungkai dapat
menyebabkan gangguan tidur. Tindakan pencegahan dan pengobatan harus
dipertimbangkan dalam perawatan prenatal.
Posisi ibu yang tidak berubah dalam beberapa waktu atau berjalan
yang cukup jauh dapat mengakibatkan kram. Selain itu dengan kondisi rahim
yang semakin membesar akan menekan pembuluh darah balik sehingga
menyumbat peredaran darah ke kaki.
Manajemen :
1. Posisi berubah beberapa waktu atau berjalan.
2. Perbanyak asupan kalsium. ( karena kurangnya asupan seperti kalsium
juga dapat menyebabkan ibu sering merasakan kram pada kaki.)
e. Sesak napas
Pada trimester III kondisi rahim yang semakin besar menyebabkan
terjadiya diafragma menjadi terangkat dan volume paru menjadi berkurang.
Sehingga sering kali wanita hamil mengalami sesak pada saat trimester III.
Manajemen :
1. Merentangkan tangan diatas kepala serta menarik napas panjang.
2. Memperbaiki posisi tidur bisa dengan tidur dengan posisi miring ke kiri
atau dengan memberikan ganjalan bantal pada punggung saat tidur miring.
f. Perut kembung
Hormon progeteron yang terus meningkat pada trimester III akan
menurunkan kerja otot-otot polos pada lambung dan usus. Sehingga
menyebabkan semakin lamanya proses pencernaan dan penumpukan makanan
di lambung dan usus dan terkadang sampai menyebabkan sembelit. Di usus
gas akan diproduksi sebagai bentuk aktifitas bakteri terhadap makanan yang
tidak dicerna sehingga menambah volume gas pada perut. Perut kembung
tidak hanya diakibatkan karena sembelit tetapi juga dapat terjadi karena
terjadinya penumpukan gas pada lambung dan usus hasil dari pemecahan
energi.
Manajemen :
1. Menghindari makanan yang mengandung gas.
2. Mengunyah makanan secara sempurna.
g. Nyeri punggung dan pinggang bagian bawah
Selama kehamilan, sambungan antara tulang pinggul mulai melunak
dan mengalami pergeseran sedikit. Hal ini persiapan untuk mempermudah
proses persalianan. Pertambahan ukuran dan berat rahim membuat titik
gravitasi berubah. Untuk mempertahankan keseimbangan tubuh, perut yang
membuncit akan menarik otot punggung lebih kencang. Tarikan inilah yang
menyebabkan ibu hamil dengan rahim yang membesar mengeluh pegal dan
nyeri pada punggung.
Manajemen :
1. Dianjurkan suatu body mechanisme yang benar
2. Latihan gerak pinggul pada senam hamil (pelvic rock)
3. Hindari pemakaian sepatu ber hak tinggi
4. Pada hamil multipara dianjurkan untuk memakai penyanggah perut
(maternity girdle)
5. Melakukan masase pada daerah punggung
Menurut Hany Kharisma et all (2017) untuk mengurangi nyeri pinggang
pada ibu hamil maka bidan perlu memberikan pelayanan kesehatan.
Pendidikan kesehatan tentang mekanisme tubuh yang benar selama
kehamilan berguna untuk mencegah nyeri punggung bawah pada ibu hamil
trimester 3.
h. Nyeri ulu hati
Hal ini dikarenakan pada trimester III tekanan pada intra abdominal
meningkat dan begitu pula progeteron mengakibatkan reduksi pada bagian
bawah spingter esophagus. Sedangkan pada bagian atas spingter esophagus
yang tidak terpengaruh oleh progesterone akan mengembalikan kembalinya
asam lambung ke bagian bawah esophagus.
Manajemen :
1. Memosisikan tidur ibu dalam posisi semi fowler.
2. Menghindari makan makanan yang merangsang meningkatnya asam
lambung.
i. Keputihan
Pada trimester III leokore dibentuk guna melindungi ibu dan bayi dari
ancaman infeksi dan disebabkan oleh hyperplasia dari mukosa vagina.
Keadaaan keputihan yang normal bila keputihannya berwarna putih, kental,
tidak berbau, dan tidak terasa gatal pada daerah genetalia.
Manajemen :
1. Menggunakan celana dalam dari bahan katun serta ganti celana dalam
minimal 2-3 kali sehari.
2. Tidak menggunakan sabun pada daerah kemaluan dan basuh dari arah
depan ke belakang serta keringkan dengan handuk atau tissu.
j. Kelelahan
Pada akhir kehamilan akan terjadi penurunan kecepatan basal
metabolisme. Yang mengakibatkan produksi panas dan energy pada tubuh
mengalami sedikit penurunan dan tubuh menjadi cepat lelah.
Manajemen :
1. Istirahat yang cukup.
2. Menghindari tugas rumah yang terlalu berat.
3. Mengkonsumsi cukup kalori
Menurut penelitian Mortavazi et all (2019) kelelahan pada ibu hamil
berhubungan dengan dukungan suami dan kesejahteraan perempuan dalam
pernikahan. Ibu hamil yang tidak mendapatkan dukungan dan kesejahteraan
dalam pernikahan akan lebih sering mengalami kelelahan.
k. Kaki Bengkak
Sekitar 75% wanita hamil pasti mengalami pembengkakan pada kaki
(edema) yang umumnya terjadi pada trimester akhir. Penyebabnya bisa karena
ibu terlalu banyak berdiri atau diam. Secara fisiologis, ibu menanggung beban
tambahan dan pembesaran rahim akibatnya terjadi penekanan pada vena cava
yang akan semakin memperlambat aliran darah balik pada pembuluh darah
vena. Sehingga terjadi gangguan pengeluaran cairan dari pembuluh darah ke
jaringan sekitarnya.gangguan tersebut dapat membuat kaki menjadi bengkak.
Manajemen :
1. Menghindari terlalu banyak berdiri.
2. Kaki di tinggikan (lebih tinggi daripada badan)
3. Hindari sepatu hak tinggi.
2.4 Tanda bahaya Kehamilan pada Trimester II
Tanda-tanda bahaya kehamilan, antara lain : (Rahmah., dkk. 2021).
b. Perdarahan Pervaginam
Bulan pertama kehamilan, bila pendarahan terajadi berarti ketidaknormalan pada
kehamilan ibu seperti darah yang keluar warna merah, pendarah banyak atau
pendarahan dengan nyeri akibat abortus, Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
dan molahitidosa, sedangkan pada kehamilan lanjut, pendarahan yang tidak
normal adalah darah yang keluar berwarna merah dalam jumlah banyak maupun
sedikit, terasa nyeri yang bisa disebabkan karena plasenta previa dan solusio
plasenta.
c. Sakit Kepala yang hebat
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan yang menunjukkan suatu masalah
yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak menghilang dengan
beristirahat. Kadang-kadang. sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah
gejala dari pre eklamsia.
d. Penglihatan kabur
Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adanya
perubahan visual (penglihatan) yang mendadak, misalnya pandangan kabur atau
ada bayangan.
e. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
Bengkak dapat menjadi masalah serius jika muncul pada wajah dan tangan, tidak
hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik lain. Hal ini dapat
merupakan pertanda dari anemia, gangguan fungsi ginjal, anemia, gangguan
fungsi ginjal, gagal jantung ataupun pre eklampsia.
f. Gerakan janin tidak terasa
lbu hamil mulai dapat merasa gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-18
minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya) dan 18-
20 minggu (primigravida, baru pertama kali hamil). Jika bayi tidur maka
gerakannya akan lemah, bayi harus bergerak paling sedikit tiga kali dalam
periode tiga jam, gerakan bayi akan lebih terasa jika ibu dalam kondisi berbaring
dan pada saat ibu makan serta minum dengan baik.
g. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang menetap dan tidak menghilang dengan beristirahat, hal ini
bisa bearti appendicitis (radang usus buntu), penyakit kehamilan ektopik
(kehamilan di luar kandungan) aborsi (keguguran) penyakit radang panggul,
persalinan preterm, gastritis (maag), penyakit kantong empedu, solusio plasenta,
penyakit menular seksual, Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau infeksi lain.

2.2 Konsep Manajemen Kebidanan Kehamilan Fisiologis


a. Data Subjektif
1) Biodata
Nama : Mengidentifikasi dan membantu dalam membentuk
rapport/laporan, mempererat hubungan antara bidan dan
pasien sehingga dapat meningkatkan rasa percaya pasien
terhadap bidan (Munthe dkk, 2019). Nama lengkap atau
panggilan digunakan untuk membedakan dengan pasien
lain serta untuk membina hubungan saling percaya.
Umur : Membantu mengidentifikasi kehamilan yang
memerlukan perhatian khusus seperti (kehamilan remaja
risiko persalinan sulit dengan disproporsi kepada
panggul, inersia uteri, tidak kuat mengejan, dan
perdarahan postpartum) dan usia tua (>35 tahun)
berisiko melahirkan janin dengan kelainan kongenital,
risiko diabetes gestasional, risiko hipertensi dalam
kehamilan, resiko kesulitan saat persalinan dan
perdarahan postpartum (Munthe dkk, 2019).
Suku dan Bangsa: Mengetahui kebudayaan dan perilaku /kebiasaan pasien,
apakah sesuai atau tidak dengan pola hidup sehat
(Munthe dkk, 2019). Kondisi adat istiadat dan budaya
dapat mempengaruhi perilaku kesehatan.
Agama : Memotivasi pasien dan suami dengan kata-kata yang
bersifat religius, terutama pada pasien dengan gangguan
psikologis (Munthe dkk, 2019). Memudahkan bidan
dalam memberikan asuhan pada pasien.
Pendidikan : Mempermudah dalam berkomunikasi sesuai tingkat
pendidikan dan suami (Munthe dkk, 2019). Pendidikan
yang ditanyakan yaitu sekolah terakhir digunakan dalam
memberikan pelayanan asuhan serta komunikasi yang
dilakukakan bidan terhadap pasien.

Pekerjaan : Mengetahui keadaan ekonomi pasien, sehingga saat


diberikan asuhan dapat disesuaikan dengan kondisi
ekonominya (Munthe dkk, 2019). Ditanyakan apakah
ibu bekerja atau tidak, serta mengetahui keadaan
ekonomi yang berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
fisik dan psikologis ibu.

Penghasilan : Mengetahui keadaan ekonomi klien yang dapat


memepengarui status kesehtan
Alamat : Mempermudah bidan dalam memberikan asuhan dan
menghubungi pasien dan suami (Munthe dkk, 2019).
2) Alasan Datang
Untuk mengetahui alasan ibu datang ke tempat pelayanan kesehatan
(Sutanto, 2018).
3) Keluhan Utama
Alasan pasien datang ke klinik, yang diungkapkan dengan kata-katanya
sendiri (dapat berhubungan dengan sistem tubuh). Keluhan yang sering terjadi
pada saat hamil adalah sering buang air kecil (TM I dan TMIII), Hemoroid
(TM II dan III), Keputihan (TM I, II, III), sembelit (TM II dan III), Kram kaki
(TM II dan III), sesak napas (TM II dan III), nyeri ligamentum rotundum (TM
II dan III), Pusing/sinkop (TM II dan III), sakit punggung (TM II dan III).
4) Riwayat Menstruasi
Data ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan dasar
dari organ reproduksi pasien. Data yang harus diperoleh dari riwayat
menstruasi antara lain : menarche, siklus teratur/tidak, dismenorea dan
gangguan menstruasi lainnya. Lamanya, banyaknya darah, warna, bau,
keluhan nyeri +/- = alat-alat kandungan (Munthe dkk, 2019).
5) Riwayat Pernikahan
Mengetahui usia saat pada saat menikah, status pernikahan (sah/tidak),
berapa lama/lama perkawinan (anak mahalkah), pernikahan yang keberapa
(Munthe dkk, 2019).
6) Riwayat Kesehatan
Apakah ibu dalam kondisi sakit serta adakah keluhan adakah penyakit
sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau memperberat oleh kehamilan
(jantung, paru, ginjal, hati, diabetes melistus), riwayat alergi obat/makanan
tertentu dan sebagainya ada/tidaknya riwayat operasi umum/lainnya maupun
operasi kandungan (miomektomi, sectio cesare dan sebagainya), penyakit
keturunan +/- (DM, kelainan genetik), penyakit menular +/- (TBC), dalam
keluarga apakah ada mempunyai riwayat keturunan kembar (Munthe dkk,
2019).

7) Riwayat Obstetri
Riwayat kehamilan anak berapa, ada masalah tidak dengan kehamilan
lalu. Riwayat persalinan spontan/buatan, aterm/prematur, kapan, lahir dimana,
ditolong siapa, ada masalah saat persalinan. Riwaya nifas adakah masalah
pada nifas, infeksi, perdarahan. Anak jenis kelamin, BB, hidup/mati, adakah
kecacatan, pemberian ASI, bagaimana kondisinya sekarang (Munthe dkk,
2019).
8) Riwayat Kehamilan Sekarang
Pada riwayat kehamilan sekarang, hal yang perlu dikaji adalah :
a) Gerakan Janin
Tanyakan mengenai gerakan janin yang dirasakan oleh ibu.
Apabila terdapat keraguan mengenai HPHT maka kaji gerakan janin
pertama dirasakan ibu sebagai catatan untuk membantu memperkirakan
usia kehamilan. Gerakan janin pertama kali dirasakan primigravida sekitar
usia kehamilan 18-20 minggu, sedangkan pada multigravida dapat
dirasakan sekitar usia kehamilan 16 minggu. Pada trimester III sedikitnya
10 gerakan dalam sehari, bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam
periode 3 jam (Rukiah dkk, 2014)

b) Tanda bahaya atau Penyulit


Mengkaji tentang tanda-tanda bahaya atau penyulit yang mungkin
dirasakan oleh ibu seperti keluar cairan per vaginam, gerakan janin tidak
terasa dan nyeri perut yang hebat (Rukiah dkk, 2014).

c) Keluhan umum
Mengetahui keadaan ibu saat datang, keluhan yang sering terjadi
pada saat hamil adalah sering buang air kecil, Hemoroid, Keputihan,
sembelit, Kram kaki, sesak napas, nyeri ligamentum rotundum, Pusing,
sakit punggung.
Selain itu ibu juga mendapatkan obat-obatan seperti vitamin dan
zat besi normalnya ibu akan mendapatka 90 tablet selama hamil.

(1) Pemeriksaan laboratorium pada trimester III antara lain pemeriksaan


Hb, reduksi, albumin.
(2) KIE yang didapatkan trimester III mengenai kesehatan ibu dan janin,
tanda-tanda persalinan, rencana persalinan, persiapan bayi,
pentingnya kolostrum, keuntungan ASI, kunjungan kehamilan  36
minggu, pentingnya persalinan di fasilitas kesehatan.
9) Riwayat KB
Mengetahui apakah pasien pernah menggunakan kontrasepsi, kapan,
dimana, oleh siapa, berapa lama pemakaian, adakah keluhan saat
menggunakan, kapan dilepas, dimana, oleh siapa dan alasan berhenti/ganti
kontrasepsi (Munthe dkk, 2019).
10) Riwayat Imunisasi TT
Imunisasi TT pada ibu hamil harus terlebih dahulu ditentukan status
kekebalan / imunisasinya. Ibu hamil yang belum pernah mendapatkan
imunisasi maka statusnya T0, jika telah mendapatkan interval minimal 4
minggu atau pada masa balitanya telah memperoleh imunisasi DPT sampai 3
kali maka statusnya adalah T2, bila telah mendapat dosis TT yang ke tiga
(interval minimal dari dosis ke 2) maka statusnya T3, status T4 didapat bila
telah mendapatkan 4 suntikan dosis (interval minimal 1 tahun dari dosis ke 4).
Terdapat beberapa cara penapisan (skrining) untuk mengetahui status TT
pada WUS awal yaitu, apabila data imunisasi saat bayi tercatat pada kartu
imunisasi atau buku KIA maka riawayat TT pada bayi dapat diperhitungkan,
bila hanya berdasarkan ingatakan maka penapisan dapat dimulai dengan
pertanyaan imunisasi saat BIAS untuk WUS yang lahir pada dan setelah tahun
1977 untuk yang lahir sebelum tahun 1977 langsung dimulai dengan
pertanyaan imunisasi saat catin dan hamil, dan misalnya WUS baru mendapat
imunisasi TT pada saat menjadi calon pengantin sebanyak 2 kali dengan
interval minimal 1 bulan maka status WUS disebut T2 (perhatikan interval
minimum yang dianjurkan).
11) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Pola Nutrisi
Dalam hal ini yang perlu ditanyakan adalah makan berapa kali
sehari, porsinya bagaimana, menunya apa saja, minum berapa gelas
sehari, dan apakah ada pantangan. Kebutuhan kalori ibu hamil trimester
III adalah 2500 kkal/hari. Tambahan energi trimester III meningkat
menjadi 300 kkal/hari, atau sama dengan mengkonsusmsi tambahan 100
gram daging ayam atau minum 2 gelas susu sapi cair. Idealnya kenaikan
BB sekitar 500 gr/minggu. Kebutuhan makan ibu hamil dengan BB
normal per hari 6 porsi, sayuran sayuran 3 mangkok, buah 4 potong, susu
2 gelas, daging ayam/ikan/telur 3 potong, lemak/minyak 5 sendok teh,
gula 2 sendok makan (Nugroho dkk, 2014).

b) Eliminasi
BAK : normalnya jernih, bau khas.BAB : normalnya kurang lebih
1x/hari, konsistensi lembek, warna kuning. Pola eliminasi yaitu BAK dan
BAB perlu ditanyakan pada klien untuk menyesuaikan dengan pola
pemenuhan nutrisinya, apakah intake sudah sesuai dengan output dan
untuk mengetahui apakah ada keluhan terkait BAB dan BAK selama
kehamilan.
c) Istirahat
Perlu menggali kebiasaan istirahat ibu supaya diketahui gangguan
yang mungkin muncul tentang pemenuhan kebutuhan istirahat ibu.
Beberapa hal yang ditanyakan adalah berapa lama ibu tidur di malam dan
siang hari (Sulistyawati, 2014).
d) Personal Hygiene
Kebersihan diri perlu dikaji karena mempengaruhi kesehatan klien
dan janin. Jika pasien memiliki masalah dalam kebersihan dirinya maka
bidan harus memberikan bimbingan mengenai cara perawatan kebersihan
diri sedini mungkin. Beberapa kebiasaan yang dapat ditanyakan adalah
frekuensi mandi, frekuensi mencuci rambut, frekuensi mengganti baju dan
pakaian dalam (Sulistyawati, 2014).
e) Pola Hubungan Seksual
Hal yang perlu di kaji adalah frekuensi dan gangguan saat
melakukan hubungan seks (Sulistyawati, 2014).
12) Keadaan Psikososial, Sosial, Spiritual dan Budaya
a) Respon ibu terhadap kehamilan ini
Dalam mengkaji data ini, dapat ditanyakan kepada klien mengenai
bagaimana perasaannya terhadap kehamilannyadan penerimaan terhadap
kehamilannya apakah merupakan kehamilan diinginkan atau tidak serta
apakah kehamilan ini didukung oleh keluarganya.
b) Respon keluarga terhadap kehamilan ini
Respons keluarga sangat penting untuk kenyamanan psikologis
ibu, adanya respons positif dari keluarga terhadap kehamilan akan
mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima perannya. Apabila
respon keluarga baik dapat mempermudah melibatkannya dalam asuhan
pada ibu, tetapi apabila sebaliknya maka harus didapatkan beberapa
alternatif solusi mengenai hal yang menyebabkan respon negatif dari
keluarga (Sulistyawati, 2014).
c) Budaya dan tradisi setempat
Mengkaji ada tidaknya pantangan terkait kebudayaan dalam hal
makanan atau kegiatan sehari-hari selama kehamilan, mengkajipernah
tidaknya melakukan pijat perut, meminum jamu-jamuan, dan meminum
obat diluar resep, serta dalam keluarga serumah ada atau tidak yang
merokok dan memelihara hewan (Astuti, 2017)
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Hasil kriteria pemeriksaan baik apabila pasien
memperlihatkan respon yang baik terhadap lingkungan
dan orang lain serta fisik tidak mengalami
ketergantungan dalam berjalan. Hasil pemeriksaan
lemah apabila pasien kurang atau tidak memberikan
respon yang baik dan pasien tidak mampu berjalan
sendiri (Sulistyawati, 2014).
Kesadaran : Tingkat kesadaran mulai dari keadaan composmentis
(keadaan mkasimal) sampai dengan koma (pasien dalam
keadaan tidak sadar) (Sulistyawati, 2014).
Tekanan Darah : Tekanan darah diukur setiap kali pemeriksaan
kehamilan. Tekanan darah ibu dikatakan meningkat
apabila tekanan sistol > 30 mmHg dan diastol >15
mmHg dari tekanan darah sebelumnya. Menurut WHO
batas normal tekanan darah sistolik berkisar 110  120
mmHg (Munthe dkk, 2019).
Nadi : Pada masa kehamilan akan terjadi peningkatan
frekuensi jantung sejak usia kehamilan 4 minggu sekitar
15  20 denyut permenit, kondisi ini memuncak pada
usia gestasi 28 minggu karena disebabkan peningkatan
curah jantung karena adanya peningkatan total volume
darah. Frekuensi nadi normal antara 60  90 x/menit
(Munthe dkk, 2019).
Suhu : Suhu tubuh meningkat dapat menyebabkan
peningkatan kebutuhan oksigen jaringan dan disertai
peningkatan frekuensi jantung pada ibu hamil
mengalami peningkatan suhu tubuh sampai 0,5C
dikarenakan adanya peningkatan hormon progesteron
yang disertai peningkatan metabolisme tubuh ibu hamil.
Nilai normal suhu tubuh berkisar antara 36C  37, 5C
(Munthe dkk, 2019).
Pernafasan : Pernafasan dikaji untuk mendeteksi secara dini adanya
penyakit yang berhubungan dengan pernafasan yang
berpotensi sebagai penyulit pada saat persalinan.
Umumnya frekuensi nafas yang normal yaitu 20  24
x/menit (Munthe dkk, 2019).
Berat Badan : Pengkajian dari sebelum hamil dan saat hamil untuk
mengetahui adanya peningkatan berat badan selama
kehamilan. Kenaikan berat badan normal ibu selama
hamil dihitung dari trimester I sampai trimester III yang
berkisar antara 9-13,5 kg dan kenaikan berat badan
setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,40,5 kg
dimulai dari trimester III (Munthe dkk, 2019).
Tinggi Badan : Mendeteksi faktor risiko terhadap kehamilan yang
sering berhubungan dengan keadaan kelainan rongga
panggul pada tinggi badan kurang dari 145 cm (Munthe
dkk, 2019).

LILA : Mengetahui adanya risiko kekurangan energi kronik


(KEK) pada wanita usia subur atau ibu hamil dan
menampis ibu hamil yang mempunyai resiko melahirkan
BBLR apabila batas ambang LILA < 23,5 cm (Munthe
dkk, 2019).

2) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Muka : Muka bengkak/oedema tanda eklampsi, terdapat
cloasma gravidarum atau tidak. Muka pucat tanda
anemia, perhatikan ekspresi ibu, kesakitan atau
meringis(Romauli, 2011).
Mata : Melihat konjungtiva merah muda atau tidak
menandakan ibu anemia atau tidak, sklera kuning atau
tidak menandakan adanya penyakit hepatitis pada ibu,
gangguan penglihatan menandakan ibu myopia atau
tidak, kelainan, kebersihan pada mata (Sulistyawati,
2014).
Mulut : Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda
dehidrasi, sariawan tanda ibu kurang vitamin
C(Romauli, 2011).
Gigi : Karies gigi menandakan ibu kekurangan kalsium. Saat
hamil terjadi karies yang berkaitan dengan emesis,
hyperemesis gravidarum (Romauli, 2011).
Leher : Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu
kekurangan iodium, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya kretinisme pada bayi dan bendungan vena
jugularis/tidak(Romauli, 2011).
Payudara : Melihat bentuknya, simetris/tidak, bentuk puting
payudara menonjol/masuk, ada tidaknya retraksi
(Rukiah dkk, 2014).
Abdomen : Memperhatikan ada tidaknya luka bekas operasi
trauma bekas operasi saesaria atau operasi besar seperti
myoma, perhatikan bentuk rahim memanjang atau
melebar (Rukiah dkk, 2014).
Genetalia : Dilihat ada tidaknya varices, perdarahan, luka, cairan
yang keluar, kelenjar bartholini apakah
membengkak/tidak, ada tidaknya benjolan/masa (Rukiah
dkk, 2014).
Anus : Tidak ada benjolan abnormal/pengeluran darah dari
anus. (Romauli, 2011).
Ekstremitas :Adanya varises sering terjadi karena kehamilan
berulang dan bersifat herediter, odem tungkai sebagai
tanda kemungkinan terjadinya preeklamsi (Manuba,
2012).
b) Palpasi
Leher : Periksa dan raba leher untuk mengetahui pembesaran
kelenjar tiroid dengan cara pasien menelan adakah masa
yang ikut serta adakah pembesaran kelenjar limfe.
Payudara : Palpasi daerah ketiak untuk mengetahui adakah
benjolan kelenjar getah bening dan Kolostrum, adakah
nyeri tekan serta adakah benjolan/massa.
Abdomen : Dengan cara leopold untuk mengetahui umur
kehamilan, bagian-bagian janin, letak janin, janin
tunggal atau tidak, sampai dimana bagian terdepan janin
masuk kedalam rongga panggul, adakah keseimbangan
antara ukuran kepala dan janin.
Pemeriksaan abdomen pada ibu hamil meliputi :
(1) Leopold I
Tujuan : Leopold 1 digunakan untuk mengetahui tinggi
fundus uteri untuk memperkirakan usia kehamilan,
menentukan bagian-bagian janin yang berada di
fundus uteri (Munthe dkk, 2019).
(a) Perkiraan TFU pada umur kehamilan
Menurut Munthe dkk (2019) adalah :
28 Minggu : 3 jari diatas pusat (26,7 cm di atas simfisis)
32 Minggu : setengah pusat – px (29,5-30 cm di atas
simfisis)
36 Minggu : tiga jari dibawah px (32 cm di atas
simfisis)
38 Minggu : tiga jari dibawah px (33cm di atas simfisis)
40 Minggu : setengah pusat – px (37,7 cm di atas
simfisis)
(b) Tanda Kepala : keras, bundar, melenting
(c) Tanda Bokong : lunak, kurang bundar, kurang melenting
Tujuan pemeriksaan TFU dengan Mc Donald ialah :
(a) Untuk mengetahui pembesaran uterus sesuai dengan usia
kehamilan.
(b) Untuk menghitung taksiran berat janin dengan teori Johnson-
Tausack, yaitu :
TBJ = (TFU – 12) x 155 (jika bagian terbawah janin belum
masuk PAP)
TBJ = (TFU – 11) x 155 (jika bagian terbawah janin sudah
masuk PAP)
(2) Leopold II
Tujuan : Leopold II digunakan untuk mengetahui bagian-
bagian janin yang berada pada pada bagian samping
kanan dan kiri uterus (Munthe dkk, 2019).

(3) Leopold III


Tujuan : Leopold III digunakan untuk menentukan presentasi
janin, menentukan apakah presentasi sudah masuk ke
pintu atas panggul (Munthe dkk, 2019).

(4) Leopold IV
Tujuan : Leopold IV digunakan untuk memastikan bagian
terbawah janin sudah masuk PAP, menentukan
seberapa jauh bagian terbawah janin sudah memasuki
PAP (Munthe dkk, 2019).

c) Auskultasi
Hitung bunyi denyut jantung janin dengan cara 3x tiap 5 detik
kemudian jumlahkan dan dikalikan 4 atau hitung selama 1 menit penuh
dan perhatikan iramanya, frekuensi DJJ normal pada janin ialah 120-160
x/menit (Munthe dkk, 2019).

d) Perkusi
Menganjurkan klien untuk duduk dan melakukan pemeriksaan
perkusi yaitu memeriksa refleks hammer kemudian dilakukan
pengetokan pada lutut bagian depan.

3) Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium Darah
(1) Pemeriksaan Hemoglobin
Dikatakan anemia jika kadar Hb < 11 gr/dl (pada trimester 1
dan 3), atau < 10,5 gr/dl (pada trimester 2) (Yuliani, 2017).

a) Pemeriksaan Laboratorium Urin


(1) Pemeriksaan Protein Urin
Pemeriksaan protein urin dibutuhkan oleh ibu hamil bila
dicurigai mengalami preeklamsi ringan atau berat, dari hasil
pemeriksaan ini dapat memeberikan asuhan kepada ibu hamil yang
ditunjukkan untuk mencegah timbulnya masalah potensial yaitu
terjadinya eklamsi. Cara mengetahui dengan metode dibakar, dilihat
warnanya kemudian ditetesi asam asetat 2-3 tetes, lalu lihat warnanya
lagi. Cara menilai hasil :

(a) Negatif : tidak ada kekeruhan


(b) Positif + : Kekeruhan ringan tanpa butiran (0,01- 0,05% protein)
(c) Positif ++ : Kekeruhan mudah dilihat dan dengan butiran (0,05-
0,2% protein)
(d) Positif +++ : Urin jelas keruh dan kekeruhan dengan
kepingan (0,2-0,5% protein)
(e) Positif ++++ : Urin sangat keruh dan kekeruhan dengan
gumpalan (> dari 0,5%) (Munthe dkk, 2019)
(1) Pemeriksaan Glukosa Urin
Untuk mengetahui kadar gluosa dalam urin, dilakukan pada
waktu kunjungan pertama kehamilan. Pemeriksaan reduksi yang
sering digunakan yaitu dengan metode fehling. Cara menilai hasil :

(a) Negatif : tetap biru atau sedikit kehijau-hijauan


(b) Positif + : hijau kekuning-kuningan dan keruh (0,5- 1% glukosa)
(a) Positif ++ : kuning keruh (1-1,5% glukosa)
(b) Positif +++ : jingga atau warna lumpur keruh (2-3,5%
glukosa)
(a) Positif ++++ : merah keruh (> dari3,5% glukosa) (Munthe
dkk, 2019)
a) Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG direkomendasikan

(1) Pada awal kehamilan (idealnya sebelumnya usia kehamilan 15


minggu) untuk menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak dan
jumlah janin, serta deteksi abnormalitas janin yang berat.
(2) Pada usia kehamilan sekitar 20 minggu untuk deteksi anomali janin.
(3) Pada trimester III untuk perencanaan persalinan (Kemenkes, 2018)
4) Penilaian Faktor Risiko pada Kehamilan
c. Assesment

Diagnosa : G_P_ _ _ _Ab_ _ _Uk . . . minggu, janin T/H/I, Letak kepala,


punggung kanan atau punggung kiri dengan keadaan ibu dan janin baik

d. Penatalaksanaan
a. Memberikan informasi kepada ibu tentang perubahan fisiologis dan
ketidaknyamanan umum yang terjadi pada masa kehamilan trimester II.
b. Mendiskusikan dengan ibu tentang kebutuhan nutrisi selama hamil trimester
II.
c. Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada trimester III seperti perdarahan, sakit
kepala yang hebat, oedema, sesak nafas, keputihan, demam tinggi, dan
gerakan janin kurang dari 10 kali dalam 24 jam.
d. Mendiskuskan kebutuhan untuk melakukan tes laboratorium atau tes
penunjang lain untuk menginfiormasikan dan membedakan antara berbagai
komplikasi yang mungkin timbul.
e. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang
Masalah :

1) Nyeri punggung
Tujuan : Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri punggung yang
dialaminya.
Kriteria Hasil : Nyeri punggung berkurang, aktifitas ibu tidak terganggu.
Intervensi :
a) Berikan penjelasan pada ibu penyebab nyeri.
R/ Nyeri punggung terjadi karena peregangan pusat gravitasi dan
perubahan postur tubuh akibat perubahan titik berat pada tubuh.
b) Anjurkan ibu menghindari pekerjaan berat.
R/ Pekerjaan yang berat dapat meningkatkan kontraksi otot sehingga
suplai darah berkurang dan merangsang reseptor nyeri.
c) Anjurkan ibu untuk tidak memakai sandal atau sepatu berhak tinggi.
R/ Hak tinggi akan menambah sikap ibu menjadi hiperlordosis dan
spinase otot-otot pinggang sehingga nyeri bertambah.
d) Anjurkan ibu mengompres air hangat pada bagian yang terasa nyeri.
R/ Kompres hangat akan meningkatkan vaskularisasi dari daerah
punggung sehingga nyeri berkurang.
e) Anjurkan ibu untuk memijat bagian yang terasa nyeri.
R/ Pijatan dapat meningkatkan relaksasi sehingga nyeri berkurang.
f) Anjurkan ibu untuk melakukan senam hamil secara teratur.
R/ Senam akan menguatkan otot dan memperlancar aliran darah.
2) Sesak nafas
Tujuan : Ibu mampu beradaptasi dengan adanya sesak napas
Kriteria Hasil: Respiration Rate normal (16 - 24 x/menit)
Intervensi :
a) Jelaskan penyebab terjadinya sesak nafas
R/ Diafragma akan mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama
kehamilan. Tekanan pada diafragma menimbulkan perasaan atau
kesadaran sulit bernafas.
b) Sarankan ibu untuk menjaga posisi saat duduk dan berdiri.
R/ Posisi duduk dan berdiri yang benar dapat mengurangi tekanan pada
diafragma.
c) Anjurkan ibu untuk tidur dengan bantal yang tinggi.
R/ Karena uterus membesar sehingga diafragma terangkat seitar 4 cm,
dengan bantal yang tinggi dapat mengurangi tekanan pada diafragma.
d) Anjurkan ibu untuk makan sedikit namun sering.
R/ Makan berlebihan menyebabkan lambung teregang sehingga
meningkatkan tekanan diafragma.
e) Anjurkan ibu untuk memakai pakaian yang longgar.
R/ Pakaian yang longgar mengurangi tekanan pada dada dan perut.

3) Hemoroid
Tujuan : Nyeri akibat hemoroid berkurang dan tidak
menimbulkan komplikasi
Kriteria Hasil : Hemoroid berkurang dan kebutuhan nutrisi terpenuhi
Intervensi :
1) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat.
R/ karsinogen dalam usus diikat oleh serat sehingga feses lebih cepat
bergerak dan mudah dikeluarkan, serat juga dapat mempertahankan kadar
air pada proses pencernaan sehingga saat absorbsi di dalam usus tidak
kekurangan air dan konsistensi tinja akan lunak.
2) Anjurkan ibu untuk banyak minum air.
R/ air merupakan pelarut penting yang dibutuhkan untuk pencernaan,
transportasi nutrien ke sel, dan pembuangan sampah tubuh.
3) Anjurkan ibu untuk berendam air hangat.
R/ Hangatnya air tidak hanya memberi kenyamanan, tetapi juga
memperlancar sirkulasi.
4) Anjurkan ibu untuk menghindari duduk terlalu lama atau memakai
pakaian yang terlalu ketat.
R/ duduk terlalu lama atau menggunakan pakaian terlalu ketat merupakan
faktor predisposisi terjadinya hemoroid.
4) Keputihan
Tujuan : Keputihan dalam keadaan fisiologis tidak berbau
berwarna maun menimbulkan rasa gatal
Kriteria hasil: Ibu dapat membedakan antara keputihan normal dan
tidak
Intervensi :
1) Berikan penjelasan pada ibu penyebab keputihan
R/ keputihan terjadi karena peningkatan pembentukan sel-sel, peningkatan
produksi lender akibat stimulasi hormonal pada leher Rahim. Karakteristik
keputihan normal yaitu, berwarna bening atau sedikit keruh (mirip susu),
encer atau sedikit kental, cairan keputihan tidakberbau dan tidak gatal.
2) Anjurkan ibu untuk menggunakan celana dalam yang tidak terlalu ketat
dan terbuat dari bahan katun, melakukan cara cebok yang benar, dan tidak
menggunakan sabun pembersih vagina.
R/ dengan mengetahui perawatan yang benar diharapkan terjadi keputihan
yang fisiologis yaiu tanpa ada bau, tidak berwarna kuning maupun hijau,
dan tidak disertai rasa gatal.
5) Kram pada tungkai
Tujuan : ibu dapat memahami penyebab dari kram pada tungkai
Kriteria hasil: ibu mampu beradaptasi serta memahami penyebab dari kram
Intervensi :
a) Jelaskan pada ibu tentang penyebab kram tungkai
R/ uterus yang membesar memberi tekanan pada pembuluh darah
panggul, sehingga mengganggu sirkulasi atau saraf, sementara saraf ini
melewati foramen obturator dalam perjalanan menuju ekstremitas bagian
bawah.
b) Anjrkan ibu untuk mengurangi penakanan yang lama pada kaki
R/ penekanan yang lama pada kaki dapat menghambat aliran darah.
c) Anjurkan ibu untuk memberikan pijatan pada daerah yang mengalami
kram.
R/ pijatan dapat meregangkan otot dan memperlancar aliran darah.
d) Anjurkan ibu untuk melakukan senam hamil secara teratur.
R/ senam hamil dapat memperlancar aliran darah dan suplai O2 ke
jaringan terpenuhi
e. Evaluasi

Evaluasi adalah melakukan evaluasi secara sistematis dan


berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan,
sesuai dengan perubahan perkembangan klien.

S : Ibu mengerti dengan penjelasan serta informasi yang telah diberikan dan ibu
dapat mengulangi informasi yang telah disampaikan.
O : Keadaan umum baik, tanda tanda vital dalam batas normal, posisi dan kondisi
janin baik.

A : G_P_ _ _ _Ab_ _ _Uk . . . minggu, janin T/H/I, Letak kepala, punggung


kanan atau punggung kiri dengan keadaan ibu dan janin baik.

P : Melakukan observasi tanda bahaya kehamilan, KIE persiapan persalinan dan


mendiskusikan waktu kunjungan ulang selanjutnya.
BAB 3
TINJAUAN KASUS

Tempat Pengkajian : PMB Sumariyah

Tanggal Pengkajian : 15 September 2022 pukul 19.00 WIB

Pengkaji : Dila Trisna Wiyati

3.1 Pengkajian
3.1.1 Subyektif
1. Identitas
Nama : Ny. E Nama Suami : Tn. F
Umur : 32 tahun Umur : 37 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Genitri RT02/RW01 Kedungrejo, Pakis Malang
No.Reg. :-
2. Alasan Datang
Ibu ingin memeriksakan kehamilannya
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengalami ambeien
4. Riwayat Kesehatan dulu dan sekarang
Ibu mengatakan, tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit menular (TBC,
HIV/AIDS, hepatitis), penyakit menurun (Diabetes Milletus, hipertensi), penyakit
sistemik (Jantung, Asma), dan penyakit lain seperti: anemia, malaria, IMS, epilepsy,
penyakit jiwa dan tidak memiliki alergi makanan.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang pernah menderita atau sedang
menderita penyakit menular, penyakit menurun dan penyakit sistemik. Di keluarganya
juga tidak ada riwayat keluarga kehamilan kembar, kelainan kongenital dan penyakit
herediter.
6. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
HPHT : 2 Februari 2022
Siklus : 28 hari
Lama : 6-7 hari
Banyak : 3-4 kali ganti pembalut
Keluhan : Tidak ada
TP : 22 November 2022
7. Riwayat Pernikahan
Ibu mengatakan menikah 1 kali dengan usia pertama kali menikah saat usia 29 tahun
dan lama pernikahan 3 tahun.
8. Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Anak Nifas

Ke UK Jns Pnlg Tmpt Kom J BB/TB T/G H/M Usia Kel. Laktas Kom
k Kong. i
1. H A M I L I N I

9. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. Trimester I
Ibu mengatakan saat trimester I ibu belum memeriksakan kehamilannya
dikarenakan belum ada waktu.
b. Trimester II
Ibu mengatakan selama trimester kedua kehamilannya, ibu sudah periksa ke
bidan sebanyak 1 kali dengan keluhan pilek. Diberikan terapi kalk, mamivid, dan
hufagrip. Nasihat yang diberikan berupa yaitu pemenuhan nutrisi, istirahat cukup
dan tidak diperkenankan kelelahan.
c. Trimester III
Ibu mengatakan selama trimester ketiga kehamilannya, ibu sudah periksa ke
bidan sebanyak 1 kali dengan keluhan ambeien. Diberikan terapi kalk, mamivid,
dan superhoid. Nasihat yang diberikan berupa yaitu pemenuhan nutrisi, istirahat
cukup dan tidak diperkenankan kelelahan.
10. Riwayat KB
Ibu belum pernah menggunakan KB apapun sebelum hamil, dan berencana
menggunakan KB suntik 1 bulan.
11. Pola pemenuhan kebutuhan dasar selama kehamilan
a. Nutrisi
- Makan : 2-3 kali sehari
Menu : nasi, sayur dan lauk (ikan, tahu tempe)
Porsi : 1 piring sedang
Keluhan : Tidak ada
- Minum : 8 gelas sehari
Minuman : Air putih
Keluhan : Tidak ada
b. Eliminasi
BAK : 7-8 kali sehari Keluhan : Tidak ada
BAB : 1 minggu 2-3 kali Keluhan : Ambeien
c. Aktivitas
Ibu bekerja di pagi hingga siang hari dan melakukan kegiatan rumah tangga setiap
harinya seperti membersihkan rumah, memasak dan dibantu oleh keluarganya,
serta tidak pernah melakukan aktivitas yang berat.
d. Istirahat
Tidur dalam sehari: 7 jam
Tidur siang : 1 jam
Tidur malam : 6 jam (jam 22-4 pagi)
e. Seksualitas
Ibu mengatakan masih melakukan hubungan seksual 1x seminggu.
f. Personal hygiene.
Mandi, gosok gigi dan mengganti pakaian 2-3 kali sehari, keramas 3-4 kali dalam
seminggu.
12. Pola Kebiasaan
a. Minum jamu : ibu tidak memiliki kebiasaan minum jamu
b. Minum obat : selama hamil ibu hanya minum obat yang diberikan oleh
bidan saat memeriksakan kehamilannya, berupa vitamin dan tablet tambah darah.
c. Minum-minuman beralkohol maupun psikotropika: ibu tidak memiliki kebiasaan
minum-minuman beralkohol maupun psikotropika.
d. Merokok : ibu tidak memiliki kebiasaan merokok
e. Lain-lain : tidak ada
13. Psikologis, sosial, spiritual, budaya
a. Psikologi
Ibu merasa cemas dan khawatir dengan ambeien yang dialaminya karena takut
mempengaruhi janinnya serta ibu cemas dengan proses persalinannya,
dikarenakan ini merupakan kehamilan pertamanya
b. Sosial
- Respon ibu dan keluarga sangat menantikan kehamilan serta persalinannya
dengan selalu mendukung ibu dalam kehamilan ini.
- Hubungan ibu dengan pasangan dan keluarga lainnya baik dan dekat.
- Anggota keluarga dirumah yang sering membantu ibu dalam pekerjaan sehari-
harinya adalah orang tuanya dan untik financial ibu dibantu dari suami dan
keluarga suami.
- Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami yang terlebih dahulu
berdiskusi dengan keluarga.
- Rencana tempat persalinan: Bidan Sumariyah
- Rencana rujukan bila terjadi kegawatan: Mutiara Bunda
- Calon pendonor darah: Kakak laki-laki
- Transportasi yang akan digunakan saat hendak bersalin atau dalam keadaan
darurat: Mobil pribadi
- Pendamping persalinan: Suami dan keluarga
c. Ekonomi
Ibu dan suami telah menyiapkan dana untuk persalinannya (non BPJS).
d. Budaya
Dalam keluarga ibu tidak terdapat budaya pantang memakan sesuatu tertentu saat
kehamilan ataupun budaya yang merugikan dalam proses kehamilannya, di
keluarga ibu biasa melakukan adat seperti neloni dan mitoni.

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV :
Tekanan darah : 122/87 mmHg
Nadi : 85 kali/menit `
Pernafasan : 21 kali/menit
Suhu : 36,5 oC
BB sebelum hamil : 45 kg
BB saat ini : 51,5 kg
TB : 155 cm
IMT : 21 (Normal)
Lila : 28 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : Tidak pucat, tiak oedema dan tidak terdapat cloasma
b. Mata : Konjungtiva merah muda (tidak anemia), sklera putih
(tidak ikterik), pandangan tidak kabur
c. Mulut : Tidak terdapat gigi berlubang
d. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, bendungan vena jugularis
dan pembesaran kelenjar limfe.
e. Dada : Terdapat hiperpigmentasi areola, tidak terdapat benjolan abnormal,
puting susu menonjol, dan kolostrum belum keluar
f. Axilla : Tidak terdapat benjolan abnormal, dan tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe.
g. Abdomen :
- Inspeksi : Tidak terdapat bekas luka operasi, tidak terdapat strie albikan
dan terdapat linea nigra.
- Palpasi
Leopold 1 : Tinggi fundus uteri 20 cm, teraba lunak, bulat (bokong)
Leopold II :Teraba keras memanjang seperti papan pada sebelah kanan
ibu, dan teraba bagian kecil di sebelah kiri ibu.
Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (kepala), belum masuk pintu
atas panggul (PAP).
Leopoold IV : Kepala belum masuk pintu atas panggul (PAP)
- Auskultasi :
DJJ :133 x/menit
- TFU : 20 cm
- TBJ : (TFU-12) x 155= (20-12) x 155 = 8 x 155 = 1.240 gram
- Kontraksi/his : tidak ada
h. Genetalia : Bersih, tidak terdapat flour albus, tidak oedema dan tidak terdapat
varises
i. Anus : Terdapat haemoroid
j. Ekstremitas : Tidak terdapat oedema dan varises, reflek patela (+/+)
3. Pemeriksaan Penunjang
Hb :-
HbsAg :-
HIV :-
KSPR :2

3.2 Identifikasi Diagnosis


Diagnosa: Ny. “E” G1 P0000 Ab000 UK 32 minggu, T/H/I, Letak kepala, punggung
kanan dengan keadaan ibu dan janin baik.

Masalah: Ibu mengalami haemoroid


3.3 Identifikasi Masalah Aktual
Tidak ada diagnosa dan masalah potensial.
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak ada kebutuhan dan penanganan segera
3.5 Rencana Intervensi
1. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, TD: 122/87
mmHg, tinggi fundus uteri (TFU) 20cm setinggi pusat, Djj 133 x/menit.
Rasionalisasi : Jika ibu mengerti keadaannya, ibu bisa lebih kooperatif terhadap
tindakan yang akan diberikan oleh bidan
2. Diskusikan atau beri KIE tentang penyebab ketidaknyamanan yang dialami oleh
ibu yaitu ambeien atau haemoroid.
Rasionalisasi : Dengan mengetahui penyebab dari ketidaknyamanan hemoroid,
maka ibu dapat merasa lebih tenang dan bisa beradaptasi dengan keadaan
dirinya.
- Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat.
Rasionalisasi : karsinogen dalam usus diikat oleh serat sehingga feses lebih
cepat bergerak dan mudah dikeluarkan, serat juga dapat mempertahankan
kadar air pada proses pencernaan sehingga saat absorbsi di dalam usus tidak
kekurangan air dan konsistensi tinja akan lunak.
- Anjurkan ibu untuk banyak minum air.
Rasionalisasi : air merupakan pelarut penting yang dibutuhkan untuk
pencernaan, transportasi nutrien ke sel, dan pembuangan sampah tubuh.
- Anjurkan ibu untuk berendam air hangat.
Rasionalisasi : hangatnya air tidak hanya memberi kenyamanan, tetapi juga
memperlancar sirkulasi.
- Anjurkan ibu untuk menghindari duduk terlalu lama atau memakai pakaian
yang terlalu ketat.
Rasionalisasi : duduk terlalu lama atau menggunakan pakaian terlalu ketat
merupakan faktor predisposisi terjadinya haemoroid.
3. Pastikan ibu mengerti tentang tanda bahaya pada kehamilan, agar ibu bisa lebih
hati-hati terhadap janinnya.
Rasionalisasi : pada trimester III dengan bertambah besarnya rahim maka akan
menekan volume abdomen sehingga kemampuan usus untuk mencerna menjadi
turun dan menyebabkan konstipasi lalu hemoroid.
4. Diskusikan dengan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan eliminasi
Rasionalisasi : Kebutuhan nutrisi ibu selama hamil lebih tinggi dibandingkan
gizi ibu sebelum hamil, begitu juga saat usia kehamilan bertambah maka makin
tinggi pula jumlah zat gizi yang dibutuhkan. Asupan gizi yang optimal yang
disesuaikan dengan usia kehamilan diperlukan untuk mencapai kehamilan yang
sehat.
5. Diskusikan dengan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat tidur dan mobilisasi
atau aktifitas ibu hamil.
Rasionalisasi : Ibu selama hamil memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur
yang dibutuhkan sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam di siang hari.
Aktivitas ibu dapat dilakukan secara bertahap, memberikan jarak antara aktivitas
dan istirahat.
6. Berikan jadwal pemeriksaan ibu hamil 1 bulan lagi yaitu pada tanggal 15
Oktober 2022 atau jika terdapat keluhan.
Rasionalisasi: Mendeteksi secara dini terjadinya komplikasi pada masa
kehamilan.
3.6 Implementasi
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, TD:
122/87mmHg, tinggi fundus uteri (TFU) 20cm setinggi pusat, Djj 133 x/menit.
2. Mendiskusikan atau memberi KIE tentang penyebab ketidaknyamanan yang
dialami oleh ibu yaitu haemoroid.
3. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan, agar ibu bisa lebih
hati-hati terhadap janinnya
4. Mendiskusikan dengan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan eliminasi.
5. Mendiskusikan dengan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat tidur dan
mobilisasi atau aktifitas ibu nifas
6. Memberikan terapi obat kalk untuk membantu memenuhi kebutuhan kalsium
dalam tubuh, mamivid untuk membantu memenuhi kebutuhan multivitamin dan
mineral pada wanita hamil, superhoid untuk meredakan rasa nyeri dan gatal akibat
wasir atau ambeien.
7. Memberikan jadwal pemeriksaan ibu hamil 1 bulan lagi yaitu pada tanggal 15
Oktober 2022 atau jika terdapat keluhan.

3.7 Evaluasi
Tanggal : 15 september 2022
Pukul : 19.30 WIB
Dx : G1 P0000 Ab000.
1. Ibu mengerti hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan. Ibu juga merasa senang
dan merasa tenang karena hasil pemeriksaan normal.
2. Ibu memahami bahwa hemoroid atau ambeien terjadi mungkin dari faktor
kurangnya asupan nutrisi seperti makanan yang berserat dan kurangnya minum.
3. Ibu paham dan bersedia memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai porsi makan dan
minum yang tepat untuk ibu hamil
4. Ibu paham dan bersedia untuk berusaha memenuhi kebutuhan istirahat tidurnya
dan bersedia untuk melakukan aktivitas secara bertahap.
5. Ibu mengonsumsi vitamin untuk membantu kebutuhan nutrisi ibu hamil dan
memakai obat untuk .
6. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang anc 1 bulan lagi pada tanggal 15
Oktober 2022 atau melakukan pemeriksaan jika ada keluhan lagi.
7. Melakukan dokumentasi.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Fase Kehamilan
Antenatal Care merupakan kunjungan ibu hamil ke bidan atau ke dokter sedini
mungkin semenjak merasa hamil untuk mendapatkan pelayanan atau asuhan antenatal.
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan untuk mencegah adanya komplikasi obstetri
bila mungkin dan memastikan adanya komplikasi dideteksi sedini mungkin serta
ditangani secara memadai. Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar (Munthe, 2019).
Pada pengkajian data didapatkan bahwa Ny.”E” berusia 32 tahun. Pada riwayat
menstruasi didapatkan data bahwa HPHT ibu pada tanggal 15 Februari 2022 dengan
tafsiran persalinan tanggal 22 November 2022.
Data objektif adalah informasi yang dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan dan
pengamatan melalui serangkaian upaya sistematik dan terfokus (Damayanti, 2014).
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan pada Ny.E pada pengukuran tinggi badan
didapatkan tinggi badan ibu 155 cm, berat badan sebelum hamil 45, berat badan sekarang
51.5 kg, LILA 28 cm, IMT 21 tergolong normal. Menurut Nurjasmi (2016) pengukuran
tinggi badan diukur pertama kunjungan untuk menapis adanya faktor resiko pada ibu
hamil. Tinggi ibu hamil <145cm meningkatkan resiko untuk terjadinya CPD. Kenaikan
berat badan ibu 6,5 kg dengan usia kehamilan ibu 32 minggu. Kenaikan berat badan
normal ibu selama hamil dihitung dari trimester I sampai trimester III yang berkisar
antara 9-13,5 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu tergolong normal adalah 0,4-0,5
kg dimulai dari trimester III (Munthe, 2019).
Pemeriksaan fisik dilakukan dan tidak ditemukan kelainan. Berdasarkan data
subjektif dan objektif tersebut maka dapat ditarik analisa Ny. “E” G1 P0000 Ab000 UK
32 minggu, T/H/I, Letak kepala, punggung kanan dengan keadaan ibu dan janin baik,
dengan kehamilan fisiologis. Dari perencanaan yang telah disusun telah sesuai dengan
standar pelayanan kehamilan diantaranya pengukuran tekanan darah, pemeriksaan TFU,
serta pemberian konseling dan penjelasan. Keberhasilan asuhan ini juga didukung dengan
kecukupan waktu untuk melakukan pemeriksaan sampai dengan penatalaksanaaan dan
pasien yang kooperatif.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari pengkajian data subjektif dan objektif diperoleh diagnosa Ny. “E” G1 P0000
Ab000 UK 32 minggu, T/H/I, Letak kepala, punggung kanan dengan keadaan ibu dan
janin baik, bagian terendah belum masuk PAP. Ibu mengalami hemoroid dan ibu dengan
kehamilan resiko rendah. Asuhan kebidanan yang diberikan disesuaikan dengan
kebutuhan dan masalah yang dihadapi, serta dievaluasi setiap satu minggu sekali dan
semua asuhan telah di dokumentasikan berdasarkan langlah varney.
Setelah dilakukan pengkajian, maka dilakukan intervensi kebutuhan segera sesuai
kebutuhan pasien. Lalu dilakukan implementasi dan intervensi yang direncanakan, dari
hasil implementasi ibu memahami dan mengerti. Evaluasinya ibu dapat memahami
bagaimana mengatasi kebutuhan yang dibutuhkan sesuai usia kehamilannya.

5.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan khususnya seorang bidan harus memahami bagaimana
melakukan asuhan kebidanan kehamilan secara komprehensif. Sehingga dapat sesuai
dengan standar operasional pedoman ANC.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Sri. 2017. Buku Ajar Kebidanan Antenatal Care. Jakarta: Erlangga.
Kementerian Kesehatan RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta.
Manuaba I. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC.
Munthe, Juliana, dkk. (2019). Asuhan Kebidanan Berkesinambungan (Continuity Of
Care). Jakarta : TIM.
Nugroho, Taufan, dkk. 2014. Buku Ajar Obstetri dan Mahasiswa Kebidanan.
Yogyakarta: NuhuMedika.
Rahmah, Siti., dkk. 2021. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Banda Aceh: Syiah Kuala
University Press.
Romauli, Suryati. 2011. Asuhan Kebidanan I: Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Sulistyawati, Ari (2014). Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta :
Salemba Medika.
Sutanto AV, Fitriana Y. (2018). Asuhan pada Kehamilan. Jogyakarta : Pustaka baru
press.
Wulandari, Catur L., dkk. 2021. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Bandung: Media
Sains Indonesia.
Yuliani, dkk. 2017. Buku Ajar Aplikasi Asuhan Kebidanan Ter-Update. Jakarta :
Trans Info Media.
Yunida, Sri., dkk. 2022. Kontrasepsi Dan Antenatal Care. Malang: Literasi Nusantara
Abadi.

Anda mungkin juga menyukai