Anda di halaman 1dari 16

K.

LAMPIRAN
Lampiran 1
MATERI
2.1 Pengertian ASI Eksklusif

ASI eksklusif yaitu pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada
bayi berumur 0-6 bulan. Makanan tambahan yang dimaksudkan seperti pisang, bubur,
nasi, pepaya, biskuit, atau yang lainnya. Sedangkan minuman tambahan yang
dimaksudkan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dsb. ASI dalam jumlah
cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi
selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi
bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.
Menyusui dilakukan kapanpun bayi meminta atau sesuai kebutuhan bayi (ondemand),
sesering yang bayi mau, siang dan malam. Tidak menggunakan botol susu maupun
empeng. Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak
bersama anak dapat dilakukan agar anak tetap mendapatkan asi eksklusif.

2.2 Manfaat ASI Eksklusif


1. Pentingnya ASI
Pemberian ASI eksklusif berarti memberikan hanya ASI saja. Ini berarti, bayi
tidak diberi air putih, teh, minuman ramuan, cairan lain, maupun makanan selama 6
bulan pertama usianya. ASI memiliki keunggulan sebagai berikut.
a. ASI adalah makanan terbaik dan bergizi sempurna bagi bayi
b. ASI membuat bayi tumbuh sehat, kuat dan cerdas
c. ASI gratis, tersedia setiap saat
d. ASI suhunya tepat bagi bayi
e. ASI aman dan bersih krn langsung dari payudara ibu
f. ASI menguatkan kasih sayang antara ibu dan bayi
g. ASI sebagai alat kontrasepsi alamiah.
2. Manfaat pada Ibu
a. Membantu mengendalikan perdarahan setelah persalinan = Penghisapan puting
susu merangsang kontraksi rahim ibu
b. Mendekatkan hubungan ibu dan bayi (psikologis) = Dengan kontak kulit
c. Mengoptimalkan produksi ASI = Penghisapan puting susu merangsang produksi
ASI lebih banyak
d. Nyaman dan ekonomis bagi ibu = Alami dan gratis karena dari ibu buat bayinya
e. Sebagai salah satu metode Keluarga Berencana
3. Manfaat pada Bayi
a. Nutrien/zat gizi cukup dan sesuai untuk bayi
b. Menciptakan rasa aman dan nyaman ketika bersama ibu
c. Mengandung zat protektif (antibodi) yang terkandung dalam kolostrum sehingga
meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi = bayi menjadi lebih kuat dan dan
mampu mengurangi kemungkinan resiko terserang virus maupun bakteri.
d. Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan yang baik
e. Membuat berat badan bayi ideal = Hal ini disebabkan karena ASI lebih sedikit
merangsang produksi hormon pembentuk lemak (hormon insulin) dibanding susu
formula. Selain itu, bayi yang diberi ASI juga akan memiliki kadar leptin lebih
tinggi. Leptin merupakan hormon yang berperan penting terhadap timbulnya rasa
kenyang dan metabolisme lemak.
f. Mengurangi kejadian gigi keropos
g. Mencegah diare pada bayi
h. Meningkatkan kecerdasan bayi = dalam penelitian sudah terbukti bahwa asam
lemak yang terkandung dalam dalam air susu ibu mampu meningkatkan IQ
seorang anak.
2.3 Ukuran lambung bayi
Ukuran lambung bayi pada usia :
a. 1-2 hari sebesar buah ceri atau kelereng (5-7 ml)
Pada usia ini dinding lambungnya tidak bisa melar untuk menampung lebih banyak
cairan. Oleh karena itu, bayi baru lahir hanya membutuhkan kolostrum (ASI yang
pertama kali keluar) yang kualitas dan kuantitasnya sangat baik untuk memenuhi
kebutuhan bayi.
b. 3-4 hari sebesar buah duku atau kacang walnut (22-27 ml)
c. 1 minggu sebesar buah rambutan atau aprikot (45-60 ml)
d. 1 bulan sebesar telur (80-150 ml)

2.4 Tanda bayi cukup ASI


a. Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI 8 kali
pada 2-3 minggu pertama, posisi dan perlekatan benar bayi menyusu selama minimal
10-15 menit pada tiap payudara.
b. Bayi menyusu dengan kuat (rakus), kemudian melemah dan tertidur pulas.
c. Perhatikan gerakan dagu bayi. Ini adalah salah satu cara instan untuk mengetahui
apakah si bayi meminum ASI atau hanya melakukan gerakan menghisap tanpa
mendapatkan ASI. Ketika ia menyusu, lihatlah bagian di antara leher dengan dagu.
Ketika ia menghisap, dagunya akan bergerak turun naik. Setelah beberapa kali turun
naik, dagu akan terlihat turun lebih jauh ke bawah beberapa saat sebelum kembali lagi
ke posisi semula. Jeda inilah yang menandakan bahwa ia meminum ASI.
d. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai menyusu.
e. Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi menelan ASI.
f. Bayi kelihatannya puas dan rileks. Mulut bayi akan terlepas sendiri dari puting setelah
bayi merasa puas menyusu. Sewaktu-waktu merasa lapar bangun dan tidur dengan
cukup.
g. Segera tertidur dengan nyenyak karena ASI dapat memicu tubuh bayi memproduksi
hormon endorfin yang dapat merangsang bayi tertidur.
h. Payudara ibu terasa lembut setiap kali selesai menyusui.
i. Sesudah menyusu tidak memberikan reaksi apabila dirangsang atau disentuh pipinya ,
bayi tidak mencari arah sentuhan.
j. Bayi buang air kecil 1 hingga 2 kali per hari dalam 12-24 jam pertama kehidupan
k. Urin bayi sangat pekat dalam beberapa hari pertama, yaitu terlihat endapan merah
bata yang merupakan kristal asam urat (Brick dust)
l. Bayi buang air kecil 6 hingga 8 kali per hari setelah 5 hari. Warna seni biasanya
tidak berwarna kuning pucat (jernih/kuning muda).
m. Mekonium keluar dalam 24 jam pertama pasca kelahiran. Mekonium akan menipis
menjadi hijau kecoklatan atau hijau kekuningan dalam 3 hingga 6 hari. Lebih dari 6
hari, tinja bayi sudah terbentuk (cair, bau, asam, dan bergas). Bayi yang meminum
ASI eksklusif memiliki pup berwarna kuning cerah “berbiji” dan lebih encer.
Tanda bayi cukup ASI adalah pup minimal 1 kali dalam sehari.
n. Warna bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal.
o. Bayi tumbuh dengan baik dengan kriteria:
1) Setelah 2 minggu (10-14 hari) setelah kelahiran berat badan lahir tercapai
kembali.
2) Bayi tidak mengalami dehidrasi dengan kriteria: kulit lembab dan kenyal,
turgor kulit negatif.
3) Penurunan BB bayi selama 2 minggu tidak melebihi 10% BB waktu lahir di usia
5-6 bulan BB=2x BBL. Usia 1 tahun BB=3x BBL. Usia 2 tahun BB=4x BBL.
Selanjutnya mengalami kenaikan 2 kg/tahun (sesuai dengan kurve dalam KMS).
Kenaikan BB setidaknya 750-1000 gram/bulan dalam 3 bulan pertamanya dan
600 gram/bulan pada 3 bulan kedua.
4) BB usia 3 bulan + 20% BBL = BB Usia 1 tahun + 50% BBL.
5) Tinggi badan (TB) bayi sesuai dengan grafik pertumbuhan.
6) Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan rentang
usianya).

2.5 Cara Pemberian ASI Eksklusif


ASI eksklusif mencapai puncaknya pada 3-4 bulan pertama. Periode awal postpartum,
hampir setengah dari ibu yang disurvei memberikan ASI kurang dari delapan kali sehari,
saran pemberian ASI adalah 8-12 kali per hari. Saran memberikan ASI yaitu 10-15 menit
setiap sisi payudara (20-30 menit secara kumulatif), hampir setengah melaporkan bahwa
durasi pemberian ASI <10 menit dan sebagian bayi menyusui selama <20 menit.
Pemberian ASI eksklusif dianjurkan selama enam bulan dan setelah enam bulan bayi
mulai diperkenalkan dengan makanan padat. ASI dapat diberikan hingga bayi berusia dua
tahun atau bahkan lebih dari dua tahun. Merekomendasikan empat hal penting dalam
pemberian makanan bayi dan anak, yaitu:
1. Memberikan ASI kepada bayi segera selama 30 menit setelah bayi lahir.
2. Memberikan ASI saja sampai bayi berusia enam bulan (ASI eksklusif).
3. Memberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak bayi berusia 6-24 bulan.
4. Meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan.
Orang tua mengandalkan tenaga profesional dalam mencari informasi yang mengenai
pemberian ASI. Fisiologi laktasi manusia sangat kompleks, namun menyusui yang efektif
tidak ditentukan oleh frekuensi, durasi, interval, dan makanan tambahan. Hal ini
dipengaruhi oleh interaksi antara 4 elemen utama yaitu, karakteristik tubuh ibu
memproduksi ASI, cara anak menyusui hingga payudara kosong, interaksi bayi untuk
menyusu secara langsung melalui payudara, dan bayi menyusu melalui payudara yang
lebih dominan atau lebih banyak memproduksi ASI.
Memberikan ASI pada bayi dapat dilakukan langsung melalui kontak langsung antara
mulut dengan payudara, namun dapat juga melalui sendok dengan memanfaatkan ASI
perah. Memerah ASI dapat dilakukan dengan tangan bila payudara dalam keadaan lunak.
Memerah dengan tangan adalah cara yang paling baik dan hanya sedikit memerlukan alat
sehingga ibu bekerja dapat dengan mudah memerah ASI di mana saja dan kapan saja
(Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, 2016). Ibu yang
memerah harus melakukannya di tempat yang bersih dan dalam kondisi santai untuk
memastikan reflek oksitosin berfungsi dengan baik. Ibu bekerja dianjurkan untuk
memerah di tempat kerja dua sampai tiga kali atau sekitar tiga jam sekali, karena produksi
ASI mungkin akan berkurang bila ibu tidak memerah ASI. ASI yang dikeluarkan dapat
disimpan untuk beberapa saat dengan syarat :
1. ASI dengan suhu ruangan 27-32 °C dapat bertahan 1-2 jam.
2. ASI dengan suhu ruangan 19-25 °C dapat bertahan 4-8 jam.
3. ASI di lemari es dengan suhu 0-4 °C dapat bertahan 1-2 hari.
4. ASI di lemari pendingin satu pintu dapat bertahan dua bulan.
5. ASI di lemari pendingin dua pintu dapat bertahan 3-4 bulan (IDAI, 2013)

2.6 Upaya Meningkatkan Produksi ASI


1. Perawatan pada umur kehamilan 3 bulan
Periksa puting susu untuk mengetahui apakah puting susu datar atau masuk
kedalam dengan cara memijat dasar puting susu secara perlahan. Puting susu yang
normal akan menonjol keluar. Apabila puting susu tetap datar atau masuk kembali ke
dalam payudara, sejak hamil 3 bulan harus dilakukan perbaikan agar bisa menonjol.
Caranya adalah dengan menggunakan kedua jari telunjuk atau ibu jari. Daerah di
sekitar puting susu diurut ke arah berlawanan menuju ke dasar payudara sampai
semua daerah payudara. Hal ini dilakukan sehari dua kali selama 6 menit.
2. Perawatan pada umur kehamilan 6-9 bulan
a. Kedua telapak tangan dibasahi dengan minyak kelapa.
b. Puting susu sampai aerola mammae (daerah sekitar puting dengan warna lebih
gelap) dikompres dengan minyak kelapa selama 2-3 menit. Tujuannya untuk
memperlunak kotoran atau kerak yang menempel pada puting susu sehingga
mudah dibersihkan. Jangan membersihkan dengan alkohol atau yang lainnya
yang bersifat iritasi karena dapat menyebabkan puting susu lecet.
c. Kedua puting susu dipegang lalu ditarik dan diputar ke arah dalam dan ke arah
luar (searah dan berlawanan jarum jam).
d. Pangkal payudara dipegang dengan kedua tangan. Lalu, diurut ke arah puting
susu sebanyak 30 kali sehari.
e. Pijat kedua aerola mammae hingga keluar 1-2 tetes.
f. Kedua puting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan handuk kering dan bersih.
3. Perawatan payudara pasca bersalin
Namun bila ada masalah pada bentuk puting ibu, sudah bisa dilakukan
manipulasi seperti menggunakan penarik puting (nipple puller) agar membantu proses
menyusui. Apapun kondisi puting ibu, bayi tetap bisa menyusu. Payudara dibersihkan
hanya dengan air. Jika ada pembengkakan atau payudara penuh bisa dilakukan pijat
payudara dan kompres hangat pada payudara.
4. Gizi ibu menyusui & piring busuiku
Kebutuhan gizi ibu menyusui meningkat dibandingkan dengan tidak menyusui
dan masa kehamilan. Ibu dalam 6 bulan pertama menyusui membutuhkan tambahan
energi sebesar 500 kalori/hari untuk menghasilkan jumlah susu normal. sehingga total
kebutuhan energi selama menyusui akan meningkat menjadi 2400 kkal per hari yang
akan digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu itu sendiri, yang
dalam pelaksanaannya dapat dibagi menjadi 6 kali makan (3x makan utama dan 3x
makan selingan) sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang yang dianjurkan.
Gizi seimbang mengandung 3 zat gizi utama yaitu:
a. Zat tenaga (yang terdiri dari karbohidrat dan lemak)
1) Karbohidrat: Nasi, ubi, kentang, singkong, bihun, mie, roti, makaroni dan
jagung
2) Lemak:
a) Omega 3 : ikan tuna, kakap, tongkol, lemuru, tenggiri, sarden dan
cakalang
b) Omega 6 : minyak kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari
3) DHA merupakan asam lemak omega 3 yang penting dan dibutuhkan oleh
bayi untuk perkembangan otak. Anda dapat memperkaya DHA dalam ASI
dengan mengkonsumsi ikan 2-3 kali per minggu.
b. Zat pembangun (yang terdiri dari protein)
1) Protein Hewani: Ikan, daging, telur, unggas, susu dan hasil olahannya
2) Protein Nabati: Tahu, tempe, kacang-kacangan dan hasil olahannya (susu
kedelai)
c. Zat pengatur (yang terdiri dari vitamin dan mineral)
1) Vitamin dan Mineral :Buah-buahan dan sayur-sayuran.

Isi piring makan ibu menyusui sebaiknya terdiri dari makanan pokok,
lauk-pauk, sayuran, dan buah-buahan.Setengah isi piring ibu berisi makanan pokok
dan lauk-pauk, dan setengah lainnya berisi sayuran dan buah-buahan. Contoh Menu
Makan Ibu Menyusui dalam 1 porsi

PAGI SIANG MALAM


1. Susu 1. Nasi 1. Nasi
2. Nasi 2. Ayam Goreng 2. Telur Dadar
3. Tempe Goreng 3. Tahu Goreng 3. Tahu bacem
4. Ikan Asin 4. Sayur Lodeh 4. Tumis kacang
5. Selingan (10.00) 5. Selingan (16.00) panjang, pepaya
Bubur kacang semangka, Kolak
hijau,jeruk pisang
2.7 Cara Memerah dan Menyimpan ASI
1. Cara memerah ASI dengan tangan (manual)
a. Cari tempat yang nyaman, aman, dan pribadi agar ibu tidak terganggu selama
memerah ASI.
b. Mencuci tangan hingga bersih.
c. Lakukan perangsangan hormon oksitosin agar ASI mengalir selancar jika bayi
menyusu langsung. Caranya, ibu santai sambil melihat foto bayi, mendengarkan
suara bayi, membayangkan bayi, melakukan kompres hangat pada payudara, serta
melakukan pijatan ringan berbentuk lingkaran sekitar areola atau pijatan di
tengkuk dan punggung ibu seperti menunduk sedikit.
d. Duduk dengan nyaman dan tangan memegang wadah (gelas bermulut lebar atau
mangkuk yang telah dibersihkan dengan air panas) dekat payudara.
e. Meletakkan ibu jari di atas areola sisi atas, telunjuk di bawah areola sisi bawah,
berseberangan dengan ibu jari. Jari telunjuk bersama 3 jari lainnya menyangga
seperti mangkuk.
f. Mengeluarkan ASI. dimulai dengan gerakan ibu jari dan telunjuk menuju dinding
dada. Hindari menekan terlalu dalam agar tidak menyumbat saluran ASI.
Gerakan ini diikuti dengan memerah payudara ke arah puting.
g. Lakukan gerakan yang sama mengelilingi areola.
h. Hindari memeras atau menarik puting.
i. Memerah satu payudara minimum 3-5 menit hingga aliran melambat, lalu
memerah payudara yang lain dan mengulangi memerah keduanya. Dapat
memakai tiap tangan untuk tiap payudara dan menukarnya jika lelah.
j. Memerah ASI secara memadai membutuhkan total waktu 20-30 menit.

1. 2.
3.
2. Cara memerah ASI dengan pompa (pumping)
Ada berbagai jenis pompa ASI di pasaran, yaitu pompa ASI manual, pompa
ASI dengan baterai, dan pompa ASI elektrik. Pompa ASI manual ada yang berbentuk
silinder maupun yang ditekan atau dipencet.
Berikut cara memerah ASI dengan alat pompa:
a. Ikuti pedoman penggunaan dari produsen pompa ASI.
b. Selalu cuci tangan setiap akan memompa.
c. Siapkan semua alat memerah ASI, jaga kebersihannya. Semua bagian yang
bersentuhan dengan ASI harus dicuci dengan air panas setiap kali habis dipakai.
d. Banyak pompa dibuat dengan ukuran sungkup bervariasi untuk mengakomodasi
puting yang lebih besar. Ibu harus menggunakan lingkaran dasar sungkup yang
cocok dengan puting. Selama pemompaan, pinggir lingkaran dasar sungkup harus
berada di luar puting dan areola. Puting harus bergerak maju-mundur selama
pemompaan, tidak dicubit, dipencet, dilukai, atau digosok. Lingkaran dasar
sungkup sekitar 21-40 mm.
e. Pompa yang isapan dan putaran atau siklusnya dapat diatur, dipasang dengan
putaran paling cepat dan isapan paling rendah. Ketika ASI mulai keluar, isapan
dapat ditinggikan dan putaran direndahkan mendekati isapan fisiologis bayi.
f. Untuk mempertahankan produksi ASI, pemompaan harus dilakukan sampai ASI
dikeluarkan semua, sekitar 15-20 menit.
g. Hentikan pemompaan ASI jika aliran ASI sudah berhenti untuk menghindari
trauma pada payudara.
3. Cara menyimpan ASI
Air susu ibu adalah cairan segar dengan banyak antioksidan, antibakteri,
prebiotik dan sel-sel pertahanan tubuh. Meskipun beberapa nutrisi akan berubah
dengan penyimpanan, tetapi bukti ilmiah menunjukkan bahwa penyimpanan ASI
aman dan tetap dapat mempertahankan nutrisi penting bagi bayi ketika bayi tidak
dapat menyusui langsung. Air susu ibu yang disimpan tetap jauh lebih unggul
daripada susu formula.
Cara penyimpanan ASI adalah:
a. ASI disimpan dalam wadah atau botol terbuat dari gelas dengan tutup yang rapat
(botol kecil bekas selai/minuman bervitamin/berenergi) atau kantong ASI yang
didesain khusus untuk penyimpanan dalam freezer.
b. Tempat penyimpanan ASI dibersihkan dulu dengan air panas sebelum digunakan.
c. Menyimpan sekitar 60-120 ml per botol atau per kantong sangat disarankan untuk
mengurangi sisa ASI.
d. Beri label pada tiap botol bertuliskan tanggal dan jam pemerahan ASI.
e. ASI yang diperah pada saat yang bersamaan dari kedua payudara dapat disimpan
dalam wadah yang sama.
f. ASI yang disimpan lebih awal diberikan lebih dulu pada bayi (first in, first out).
4. Wadah penyimpanan ASI
Wadah yang dianjurkan adalah kaca dan plastik keras (polypropylene) karena
lebih stabil untuk menyimpan nutrisi ASI yang larut dalam air, nutrisi larut lemak
tidak mudah melekat pada kaca atau plastik keras, menjaga konsentrasi IgA, menjaga
jumlah sel darah putih hidup dalam ASI dan lebih mudah penanganannya.
Wadah kaca plastik fleksibel atau polyethylene bag tidak direkomendasikan
untuk penyimpanan ASI karena lebih banyak sel yang akan hilang karena pecah
(lisis), penurunan IgA sebanyak 60% dan risiko terjadinya kebocoran selama
penyimpanan dan penanganan ASI.
Wadah botol yang mengandung bisphenol A, yang terdapat pada beberapa
botol bayi plastik juga harus dihindari karena bukti ilmiah terhadap gangguan
endokrin.
5. Tempat penyimpanan ASI dan lama simpan
ASI yang disimpan di kulkas lebih besar kandungan antiinfeksi-nya dibanding
ASI yang beku dari freezer. Mengubah suhu ASI harus bertahap. Memasukkan ASI
ke dalam kulkas dulu untuk merendahkan suhunya, baru dipindahkan ke dalam
freezer. ASI dengan jumlah bakteri yang lebih sedikit akan berkembang lebih sedikit
bakteri saat penyimpanan dan memiliki kadar protein yang lebih tinggi dibandingkan
dengan ASI yang mengandung banyak bakteri. Namun demikian, wadah ASI cukup
dicuci dengan sabun dan air hangat. Jika tidak tersedia sabun, maka air mendidih
lebih dianjurkan. Proses sterilisasi tidak perlu rutin dilakukan pada wadah ASI
atau alat
pompa karena tidak ada ASI yang steril, bahkan dengan cara pemerahan yang amat
hati-hati sekalipun dan dalam ASI terdapat anti-infeksi. Namun penting untuk
memastikan semua peralatan bersih dan kering, termasuk tangan ibu.
Jumlah ASI yang disimpan dalam tiap botolnya idealnya adalah sama dengan
porsi 1 kali minum bayi. Menyimpan sekitar 60-120 ml per botol (porsi 1 kali minum)
sangat disarankan untuk mengurangi sisa ASI. Beri label pada tiap botol bertuliskan
tanggal dan jam pemerahan ASI. ASI yang diperah pada saat yang bersamaan dari
kedua payudara dapat disimpan dalam wadah yang sama. ASI yang disimpan lebih
awal diberikan lebih dulu pada bayi (first in, first out).
Tabel Pedoman Penyimpanan ASI

Tempat Penyimpanan Suhu Rekomendasi lama penyimpanan

Suhu ruang 16-29°C - 3-4 jam optimal


(rerata 25°C) - 6-8 jam dapat diterima jika
kondisi benar-benar bersih

Cooler box 4-15°C 24 jam

Kulkas (refrigerator) <4°C - 72 jam optimal (simpan di sisi


paling dalam, jangan di pintu
kulkas)
- 5-8 hari dapat diterima jika
kondisi benar-benar bersih

Freezer kulkas 1 pintu -15°C 2 minggu

Freezer kulkas 2 pintu <-18°C 3-6 bulan

Deep Freezer <-20°C 6-12 bulan

6. Cara menghangatkan ASI


a. Rendam atau aliri botol atau kantong berisi ASI dengan air panas. ASI cukup
dihangatkan sehangat suhu tubuh kita.
b. Perlahan kocok ASI untuk membantu mencampur bagian kental dan cair dan
meratakan suhunya.
c. Jangan menggunakan microwave untuk menghangatkan ASI karena akan
merusak protein dalam ASI.
2.8 Perbandingan ASI dan Susu Formula untuk bayi 0-6 bulan

ASI Eksklusif Susu formula

Mudah dicerna dan diserap Perlu waktu lebih lama untuk mencerna

Pertumbuhan gigi bayi yang diberi ASI Mengalami perlambatan pertumbuhan gigi
Eksklusif mengalami percepatan yaitu pada saat usia >7 bulan
pertumbuhan gigi yaitu pada saat usia 4-7
bulan

Praktis dan efisien Membutuhkan persiapan meracik susu


formula dan memakan waktu

Menghasilkan antibodi Tidak menghasilkan antibodi

Tidak mengeluarkan biaya Biaya yang dikeluarkan banyak dikarenakan


harga susu formula yang mahal

Menurunkan angka kejadian alergi, diare Dapat mengganggu pencernaan bayi,


dan obesitas pada anak menyebabkan karies gigi
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Dhian, dkk. 2015. Superbook for Supermom. Jakarta: FMedia.


Handy, Fransisca. 2015. A-Z Perawatan Bayi. Jakarta: Pustaka Bunda Grup Puspa Swara.
Hanindita, Meta. 2016. Mommyclopedia Panduan Lengkap Merawat Bayi 0-1 Tahun.
Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
H. Syah, Tina Siska. 2016. Cerdas Mengasuh Anak Usia 0-2 Tahun: Stiletto Book.
Jogja: Stiletto Indie Book.
Irmawati. 2015. Bayi dan Balita Sehat & Cerdas. Jakarta: Elex Media Komputindo
Juliastuti. 2021. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Bandung: Media Sains Indonesia
Molika, Ewa. 2015. 275 Tanya Jawab Seputar Kehamilan & Melahirkan. Jakarta: Vicosta
Publishing
Pohan, Rostina Afrida. 2022. Pengantar Asuhan Kebidanan Kehamilan, Persalinan, Nifas,
dan Bayi Baru Lahir. Padang Sidempuan: Inovasi Pratama Internasional (IPI).
Rini, Susilo, dan Feti Kumala. 2017. Panduan Asuhan Nifas & Evidence Based Practice.
Yogyakarta; Deepublish.
Sulastri. 2020. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Batu: Literasi Nusantara.
Wahyuningsih, Heni. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta: PPSDMK
Kementerian Kesehatan RI.
Windiyati, S. Arismawati. 2017. Evaluasi Antara Pemberian ASI Secara Eksklusif dan
Pemberian Susu Formula Pada Bayi 0-6 Bulan dengan Percepatan Pertumbuhan Gigi
Pertama Kali Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak
Kota Tahun 2017. Jurnal Kebidanan Volume 7 Nomor 2. ISSN 2252-8121.
Priharyanti Wulandari, Arifianto, dkk. 2018. Pemberian ASI eksklusif pada Perawat.
Semarang

Anda mungkin juga menyukai