Anda di halaman 1dari 8

NAMA : RATNA DWI JUNIATININGRUM

NIM : 11.078
TINGKAT : II B
MATA KULIAH : NEONATUS BAYI DAN ANAK BALITA
DOSEN PENGAMPU :ENDAH WIJAYANTI,SSiT

Rencana Asuhan pada bayi  2-6 minggu


Asuhan yang akan diberikan bidan pada bayi 6 mingu pertama antara lain :
1. Dalam Pemberian ASI
Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI.
Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-
masalah umum terjadi.
Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :
1.      Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.
2.      Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.
Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan :
a)        Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
            Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusu
dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting,
dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat
memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi.
Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah
lahir.
b)        Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum
yang timbul.
            Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar. Perawatan payudara dilakukan
sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah
mulai dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci
tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan minimal satu kali dalam
sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun pada puting
susunya.
c)        Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
            Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting. Semakin
sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini
disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan
hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak
terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui.
Posisi menyusui dapat dilakukan dengan :
-          Posisi berbaring miring
Posisi ini baik dilakukan pada saat pertama kali atau ibu dalam keadaan lelah atau nyeri.
-          Posisi duduk
            Pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk dimaksudkan untuk memberikan topangan
pada/ sandaran pada punggung ibu dalam posisi tegak lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya.
Posisi ini dapat dilakukan dengan bersila di atas tempat tidur atau lantai, ataupun duduk di kursi
-          Posisi ibu tidur telentang
Seperti halnya pada saat dilakukan inisiasi menyusu dini, maka posisi ini juga dapat
dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada di atas dada ibu diantara payudara ibu.
Tanda-tanda bayi bahwa telah berada pada posisi yang baik pada payudara antara lain:
a.       Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu
b.       Mulut dan dagu bayi berdekatan dengan payudara
c.       Areola tidak akan tampak jelas
d.      Bayi akan melakukan hisapan lamban dan dalam, dan menelan ASInya
e.       Bayi terlihat senang dan tenang
f.       Ibu tidak akan merasa nyeri pada daerah payudaranya.

d)       Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
            Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang
baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama 24 jam
penuh.
             Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik, fisiologis,
psikologis, edukatif, ekonomi maupun medis.
§  Aspek fisik
Kedekatan ibu dengaSn bayinya dapat mempermudah bayi menyusu setiap saat, tanpa
terjadwal (nir-jadwal). Dengan demikian, semakin sering bayi menyusu maka ASI segera keluar.
§  Aspek fisiologis
Bila ibu selalu dekat dengan bayinya, maka bayi lebih sering disusui. Sehingga bayi
mendapat nutrisi alami dan kecukupan ASI. Refleks oksitosin yang ditimbulkan dari proses
menyusui akan membantu involusio uteri dan produksi ASI akan dipacu oleh refleks prolaktin.
Selain itu, berbagai penelitian menyatakan bahwa dengan ASI eksklusif dapat menjarangkan
kehamilan atau dapat digunakan sebagai KB alami.
§  Aspek psikologis
Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi atau proses lekat (early
infant mother bounding). Hal ini disebabkan oleh adanya sentuhan badaniah ibu dan bayi.
Kehangatan tubuh ibu memberikan stimulasi mental yang diperlukan bayi, sehingga
mempengaruhi kelanjutan perkembangan psikologis bayi. Ibu yang dapat memberikan ASI
secara eksklusif, merupakan kepuasan tersendiri.
§  Aspek edukatif
Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal cara merawat bayi dan
merawat dirinya sendiri pasca melahirkan. Pada saat inilah, dorongan suami dan keluarga sangat
dibutuhkan oleh ibu.
§  Aspek ekonomi
Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu maupun keluarga, tetapi juga
untuk rumah sakit maupun pemerintah. Hal ini merupakan suatu penghematan dalam pembelian
susu buatan dan peralatan lain yang dibutuhkan.
§  Aspek medis
Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Selain itu, ibu
dapat melihat perubahan fisik atau perilaku bayinya yang menyimpang dengan cepat. Sehingga
dapat segera menanyakan kepada petugas kesehatan sekiranya ada hal-hal yang dianggap tidak
wajar.
e)        Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi disusui sesuai dengan
keinginannya (on demand). Bayi dapat menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat
mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam 2
jam. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya.
f)         Memberikan kolustrum dan ASI saja.
ASI dan kolustrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi. Kandungan dan komposisi
ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing. ASI dari ibu yang
melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang
melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai dengan kebutuhan bayi cukup bulan juga.
g)        Menghindari susu botol dan “dot empeng”.
Pemberian susu dengan botol dan kempengan dapat membuat bayi bingung puting dan
menolak menyusu atau hisapan bayi kurang baik. Hal ini disebabkan, mekanisme menghisap dari
puting susu ibu dengan botol jauh berbeda.
2.        Pengukuran BB
Di ukur tiap 2 hari sekali atau dapat lebih sering
Bayi ditimbang dalam keadaan telanjang, biasanya sebelum bayi dimandikan
Pada minggu pertama kelahiran bayi terjadi kehilangan berat badan sebanyak 10% krn :
                        a. Pengeluaran mekonium
                        b. Pengeluaran energi
                        c. Asupan kalori yang masih relatif rendah

3.        Kontrol Suhu


Suhu akan lebih akurat pengukurannya apabila diperiksa di rectal. Pada jam-jam pertama
kelahiran suhu bayi baru lahir diukur setiap setengah jam sampai pengukuran 2 kali berturut –
turut  suhu bayi menunjukkan  36.5 C 24 jam pertama setiap 4 jam, kemudian hari berikutnya 2
kali sehari bila tidak ada komplikasi. Pengukuran dilakukan sebelum bayi ditelanjanggi

4.        Perawatan Tali Pusat


Suatu tindakan atau penanganan lanjut pada neonatus untuk mencegah infeksi dan
membantu supaya luka tali pusat cepat kering
Tujuan perawatan tali pusat :
-          Mencegah infeksi
-          Mempercepat pengeringan
-          Mempercepat terlepasnya tali pusat (puput)

Indikasi :
-          Pada BBL setelah tali pusat dipotong
-          Jika tali pusat kotor
-          Jika tali pusat terkena air kencing, kotoran bayi
-          Dilakukan setelah tali pusat dipotong sampai tali pusat terlepas
-          Dilakukan minimal 2 kali sehari
-          Hal–hal yang harus diperhatikan dalam perawatn tali pusat :
-          Perawatan tali pusat dilakukan setiap habis mandi , basah karena BAB/BAK
-          Daerah tali pusat harus keadaan bersih dan kering
-          Tali pusat tidak boleh diberikan ramuan-ramuan tradisional
-          Perhatikan adannya kemerahan ,berlendir atau perdarahan : Tanda-tanda infeksi
Langkah-langkah perawatan pusar bayi adalah :
        Bersihkan area pusar dengan bola kapas lembut yang telah dicelupkan air matang.
Lakukan dengan lembut, tidak perlu menggosok atau mendorong pusar. Kemudian
keringkan dengan handuk lembut.
        Ganti pembalut pusar bayi dengan kain kasa baru. Tidak perlu panik melihat tetesan
darah yang kemudian menghitam, terutama di minggu pertamanya. Pada saat ini, pusar
bayi yang baru lahir biasanya masih tampak seperti luka.
        Kenakan popok dengan cara melipat bagian atasnya menjauhi pusar untuk menghindari
rembesan urin mengenai pusar.
Beberapa hal yang perlu diingat saat merawat pusar bayi, antara lain :
        Jaga kebersihan area pusar dan sekitarnya, serta upayakan selalu dalam keadaan kering.
        Gunakan kapas baru pada setiap basuhan.
        Agar tali pusar lebih cepat lepas, gunakan kain kasa pada bagian pusar yang terus
dibalut sehingga mendapat udara cukup.
        Saat membersihkan, pastikan suhu kamar tidak terlalu dingin.
        Agar praktis, kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang longgar.
        Lakukan acara bersih-bersih ini 1-2 kali sehari.
        Jika kulit di area sekitar pusar si kecil memerah dan panas seperti terbakar, segera
kunjungi dokter. Bisa jadi ada infeksi yang disebabkan jamur atau al lain. Kalau
penyebabnya memang benar-benar infeksi, biasanya akan diberi sedikit betadine
5.        Memandikan Bayi
         
            Memandikan bayi adalah membersihkan bayi dari kotoran untuk mencegah bayi terkena
infeksi.

Indikasi :
-          Pada bayi normal 6 jam setelah bayi lahir
-          Bayi yg kotor
-          Bayi yg suhu tubuhnya normal
-          Bayi yg tidak terkena infeksi kulit

Tujuan :
-          Agar bayi tetap bersih, maka ia harus dimandikan setiap pagi dan sore
-          Mandi dapat melancarkan sirkulasi darah serta pernafasan
-          Dapat mencegah bayi dari infeksi

Kontra indikasi :
-          Bayi hipotermi
-          Bayi yg terkena infeksi kulit
-          Bayi prematur
-          Bayi aspiksia

6.        Penyuluhan Sebelum pada Orang Tua

            Pendidikan dan penyuluhan pada orang tua :


-          Mengajarkan pada orang tua  cara memandikan
-          Perawatan tali pusat
-          Pergantian popok

            Pemulangan yang normal kesehatannya  dipulangkan bersamaan dengan ibunya , dokter
memeriksa bayi  dan memberikan surat keterangan pulang, tanggal dimana bayi dapat kunjungan
ulang

7.        Mempromosikan vaksinasi


            Imunisasi adalah usaha memberikan kekbalan pada bayi dan anak dengan memasukkan
vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tetentu.
Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukkan zat anti yang dimasukkan
ke dalam tubuh melalui suntikan ataupun peroral
            Tujuan Imunisasi adalah agar tumbuh kembang terhadap penyakit tertentu, kekbalan
tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
-          Terdapat tingginya kadar antibody pada saat dilakukan imunisasi
-          Potensi anti gen yang disuntikan.
-          Waktu antara pemberian imunisasi
Contoh imunisasi melalui suntikan seperti :
a, Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)            Imunisasi ini digunakan untuk mencegah
penyakit TBC yang berat, imunisasi ini merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang
telah dilemahkan. Frekuensi pemberiannya 1 kali pada umur 0-11 bulan namun pada umumnya
diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan. Cara pemberiannya melalui intradermal dengan dosis
0,05 cc. Efek sampingnya dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi Limfadenitis
regional dan reaksi panas.
b. Imunisasi DPT ( Diphteri,Pertusis, dan tetanus)
            Imunisasi ini digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit Dipteri. Merupakan vaksin
yang mengandung racun kuman diphteri yang telah dihilangkan sifat racunnya, akan tetapi masih
dapat merangsang pembentukkan zat anti ( toksoid). Frekuensi pemberian yaitu 3 kali dengan
maksud pemberian pertama tahap pengenalan terhadap vaksin untuk mengaktifkan organ tubuh
membuat zat aktif, pemberian kedua dan ketiga dimaksudkan untuk terbentuknya zat aktif yang
cukup. Waktu pemberian antara umur 2-11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara Pemberian
melalui intramuscular dengan dosis 0,5 cc. Efek samping yang ringan pembengkakan dan nyeri
pada tempat penyuntikan serta demam. Efek samping berat menangis hebat kurang lebih 4 jam,
kesadaran menurun, kejang, ensephalopati, dan shock.
c.Imunisasi campak
            Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena
penyakit ini sangat menular. vaksin ini mengandung virus yang dilemahkan. Frekuensi
pemberian 1x. waktu pemberian pada umur 9-11 bulan. Cara pemberian melalui subcutan dengan
dosis 0,5 cc efek samping terjadi ruam pada tempat suntikan dan panas.
d. Hepatitis B
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis. Vaksin ini mengandung
HbsAG dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian 3x. waktu pemberian umur 0-11 bulan dengan
interval 4 minggu. Cara pemberian intramuscular dengan dosis 0,5 cc.
e. Imunisasi MMR (measles,Mumps, dan rubella)
            Imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit campak (measles) gondong, parotis
epidemika (mumps) dan rubella (campak jerman). Antigen yang dipakai adalah virus campak
strain Edmonson yang dilemahkan, virus rubella strain RA27/3 dan virus gondong tidak
dianjurkan pada bayi dibawah umur 1 tahun karena dikhawatirkan terjadi interverensi dengan
antibody maternal yang masih ada. Khusus pada daerah endemic sebaiknya diberikan imunisasi
campak yang monovalen dahulu pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan dan boster dapat dil;akukan
MMR pada usia 15-18 bulan.
f. Imunisasi tiphus abdominalis
            Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit tifus abdominalis. Di
Indonesia terdapat 3 jenis vaksin tifus abdominalis diantaranya:
-          kuman yang dimatikan, diberikan untuk bayi 6-12 bulan dengan dosis 0,1 ml, 1-2 tahun 0,2
ml, 2-12 tahun diberikan sebanyak 2x dengan interval 4 minggu.
-          kuman yang dilemahkan (vivotif, berna), dapat diberikan dalam bentuk kapsul enteric coated
sebelum makan pada hari ke-1, 2 dan 5 pada anak usia 6 tahun.
-          antigen kapsular Vi polysaccaharide (Typhim Vi, Pasteur Meriux) diberikan pada usia 2
tahun dan dapat diulang tiap 2 tahun.
g. Imunisasi varicella
            Imunisasi ini digunakan untuk mencegah penyakit varicella (cacar air) vaksin ini
mengandung virus hidup varicella zoozter strain OKA yang dilemahkan, pemberiannya tunggal
pada usia 12 tahun didaerah tropic dan bila usia 13 tahun dapat diberikan 2x suntikan interval 4-8
minggu.
h. Imunisasi hepatitis A
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis A. diberikan pada
usia 2 tahun untuk pemberian awal menggunakan vaksin havrix (isinya virus hepatitis A strain
M75 yang inactivated aktif) dengan 2 suntikan interval 4 minggu dan boster 6 bulan kemudian.
i. Imunisasi HiB ( Haemophilus Influenzae Tipe B)
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe B
mengandung vaksin berbentuk polisakarida murdi (PRP: purified capsular polysaccharide)
kuman H. influenza tipe B antigen dalam vaksiun tersebut dapat dikonjugasi dengan protein lain
seperti toxoid tetanus (PRP-T), toxoid dipteri (PRP-D atau PRPCR50) atau dengan kuman
monongococus (PRP-OMPC) pemberian awal PRP-T dilakukan 3x suntikan interval 2 bulan.
Suntikan PRP-OMPC dilakukan 2x suntikan interval 2 bulan kemudian bosternya diberikan pada
usia 18 bulan.
j. Imunisasi polio
            Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat
menyebabkan kemlumpuhan pada anak kandungan vaksinnya virus yang dilemahkan frekuensi
pemberian 4x waktunya pada umur 0-11 bulan dengan interval 4 minggu cara pemberian melalui
oral.
            Di Negara Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah
sebagaimana yang telah ditentukan oleh WHO yaitu BCG, DPT, Campak , polio dan ditambah
lagi dengan imunisasi hepatitis B.

Kebutuhan bayi 6 minggu pertama


Kebutuhan-kebutuhan bayi pada 6 minggu pertama antara lain :
-          Minum
           Kebutuhan cairan pada tiap bayi berbeda. Pada umumnya cairan   yang diberikan pada
hari pertama 60 ml/kg BB dan setiap hari ditambah sehingga pada hari ke-14 dicapai 200 ml/Kg
BB sehari . ASI adalah cairan terbaik dalam memenuhi nutrisi dan cairan bayi baru lahir , bayi
disusui segera setelah lahir , menyusui bayi dapat dilakukan  setiap 4 jam atau sesuai dengan
keinginan bayi ( lebih dianjurkan) pada payudara kiri dan kanan secara bergantian. Bila
memerlukan susu tambahan maka perlu mempertimbangkan  : jumlah yg tepat, hygiene dan
steril, serta susu harus hangat.

-          Eliminasi
           Bayi berkemih  7 -10 kali sehari. BAB paling tidak 1 kali sehari, Feses yang pertama
adalah mekonium , feses peralihan  berwarna kuning gelap berangsur kuning normal. Feases bayi
yang diberi ASI  : lunak berwarna kuning, tidak berbentuk dan tidak berbau. Feses bayi yg diberi
susu formula : lebih keras, berwarna kuning, hijau pucat dan berbau.

-          Tidur
           Pada malam hari kira-kira tidur 8 – 10 jam/hari. Bayi lebih banyak tidur 60 %.

-          Kebersihan Kulit


           Setiap kali popok basah / kotor daerah pantat dan lipat paha di basuh dan dikeringkan
Dapat di berikan vaselin , minyak telon atau lation. Bayi dimandikan 1- 2kali sehari , sebaiknya
dimandikan sebelum disusui.
            Tujuan memandikan bayi adalah membersihkan kulit tubuh bayi, merangsang peredaran
darah  bayi, mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat  dan dapat memberikan rasa nyaman dan
segar.

Hal –hal yg harus diperhatikan pada saat memandikan bayi antara lain :
-          Kedaaan umum bayi baik
-          Usahakan bayi tidak kedinginan
-          Semua peralatan yang diperlukan harus dapat berada dekat bidan sehingga mudah dicapai
-          Waktu penggunaan sampho atau sabun jangan sampai kena mata
-          Suhu air sesuai dengan suhu tubuh
-          Waktu memandikan bayi  baru lahir adalah 6 jam setelah bayi lahir
-          Handuk dipakai untuk bayi  tidak digunakan untuk anggota keluarga lain.
-          Keamanan
         Kuku dan jari tangan
Kuku panjang dapat menyebabkan luka garukan pada kulit bayi yang sangat sensitif terutama di
wajah : infeksi
                        Kuku sebaiknya dipotong atau diberi sarung tangan
         Pakaian
Pakai dapat menjadi pembawa kuman, pakaian dan selimut harus dicuci dahulu lalu distrika,
pakai baru harus dapat dicuci dahulu

Mencegah kecelakaan :
1.      jangan sekali-kali meninggalkan bayi tanpa ada yg menunggu
2.      Jangan sekali-kali meninggalkan bayi dalam air, atau di tempat tidur, kursi atau meja
3.      Hindari pemberian apapun pada mulut bayi selain ASI, dapat tersedak
4.      Baringkan bayi pada alas yg keras pada punggung dan sisi badannya

Tanda-tanda bahaya :

1.      pernapasan : sulit atau lebih dari 60 kali permenit


2.      Kehangatan : terlalu panas (> 38 C) atau terlalu dingin (< 36 C)
3.      Warna : Kuning (terutama dalam 24 jam pertama), biru atau pucat
4.      Pemberian makanan : hisapan lemah, mengantuk berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja
lembek, hijau tua, lendir dan ada darah pada tinja
5.      Tali pusat : merah bengkak, keluar cairan bauk busuk berdarah
6.      Infeksi : suhu meningkat, merah membengkak, keuar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit
7.      Tinja/kemih : tidak BAB dalam 3 hari, tidak berkemih dalam 24 jam
8.      Aktivitas : mengigil, atau tangis yg tidak biasa, rewel lemas, terlalu mengantuk, lunglai , dan
kejang

Anda mungkin juga menyukai