Disusun oleh
NURLAELA
Kepada
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak hanya saat hamil, kebutuhan nutrisi yang masuk kedalam tubuh perlu
diperhatikan oleh seorang ibu. Salah satu fase dimana kebutuhan nutrisi juga penting
diperhatikan adalah ketika sedang menyusui. Tidak hanya dalam segi makanan yang perlu
diperhatikan, tapi juga dari segi kecukupan hidrasi harian sang ibu. Ibu menyusui harus
mengonsumsi lebih banyak air mineral dibandingkan orang pada umumnya demi
memperlancar produksi ASI. Minum air mineral juga dapat membantu memenuhi kebutuhan
kalsium yang merupakan salah satu nutrisi utama dalam produksi ASI [5]. Sayangnya, banyak
ibu menyusui yang melupakan betapa pentingnya peran air putih dalam proses
menyusui.ASI menyediakan protein, lemak, karbohidrat, dan nutrisi dalam porsi yang
sempurna untuk tumbuh kembang anak. Untuk diketahui bahwa ASI terdiri dari 90 persen
air. Itu berarti bahwa penting untuk tetap terhidrasi agar tubuh menghasilkan ASI yang sehat
dengan suplai melimpah
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
3. Pemenuhan kebutuhan
Indikasi yang perlu diperhatikan untuk mencegah dehidrasi adalah rasa haus. Ya,
tubuh sebenarnya memiliki mekanismenya sendiri agar tidak kekurangan cairan. Ketika
tubuh memerlukan cairan, maka tubuh akan mengirimkan sinyal pada lewat rasa haus.
Cobalah untuk minum cukup air sebelum tubuh merasa haus. Rasa haus yang Ibu
rasakan setelah menyusui dipicu oleh oksitosin, hormon yang diproduksi tubuh selama
menyusui. Secara alamiah, hormon ini memicu rasa haus untuk mendorong Ibu
mengonsumsi lebih banyak cairan. Selain rasa haus, perhatikan pula warna air kemih
Ibu. Jika warnanya kuning kecokelatan itu berarti Ibu sudah mengalami dehidrasi. Warna
air kemih yang sehat adalah kuning pucat cenderung jernih.
Ibu menyusui memang memerlukan lebih banyak asupan kalori. Meski demikian
bukan berarti Ibu dapat dengan bebas memilih makanan dan minuman, termasuk yang
tinggi gula atau kalori. Pastikan kalori yang diasup berasal dari makanan yang padat gizi.
Para ahli menyarankan ibu menyusui untuk membatasi minuman ini:
a. Minuman bersoda dan tinggi gula. Kandungan gula yang tinggi dalam minuman ini
bisa mengurangi kapasitas tubuh dalam menahan cairan. Bahkan jika berlebihan
dapat menyebabkan dehidrasi dan membebani kerja ginjal. Ngidam minuman
manis? Ibu bisa mengatasinya dengan menambahkan potongan buah ke dalam air
yang Anda minum. Ingat, satu kaleng soda mengandung 9,5 sendok teh gula.
b. Minuman yang mengandung kafein. Kandungan kafein dalam minuman (maupun
makanan) yang Ibu konsumsi dapat dirasakan oleh bayi melalui ASI. Kafein ini dapat
mempengaruhi mood dan tidur bayi. Selain itu, kafein juga dikenal memiliki efek
diuretik. Jika dikonsumsi berlebihan bisa menyebabkan tubuh kekurangan cairan
atau dehidrasi.
c. Alkohol. Konsumsi alkohol dapat mengganggu letdown reflex. Ini adalah kondisi saat
ASI mengalir deras yang dipicu oleh produksi hormon prolaktin dan oksitosin akibat
stimulasi saraf saat bayi mengisap payudara.
Jadi, asupan cairan ibu menyusui memang perlu dijaga agar Ibu tidak mengalami
dehidrasi. Rekomendasi untuk minum 16 gelas sehari hanyalah sebagai panduan umum.
Tiap ibu bisa saja memiliki kebutuhan cairan yang berbeda, tergantung gaya hidup Ibu
juga. Misalnya jika Anda berolahraga di luar ruang, tentu kebutuhan cairan akan lebih
dari rekomendasi tersebut. Yang utama, Ibu tetap memperhatikan petunjuk yang
diperlihatkan oleh tubuh, yaitu rasa haus dan warna urin.
4. Tanda ibu mengalami kekurangan cairan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selain air mineral, asupan cairan ibu menyusui bisa didapat dari banyak
sumber. Salah satunya dari minuman olahan dan makanan berkuah.
Kita bisa menambahkan buah-buahan atau herbal dalam minuman. Dengan begini
kita tidak cuma membatasi asupan dari air mineral. Beberapa minuman yang
dianjurkan seperti susu rendah lemak, jus buah atau sayur, teh hijau, teh hitam, dan
sup. Boleh jika Ibu sesekali ingin minum kopi berkafein atau minuman tinggi gula,
tapi batasi konsumsinya sekitar satu atau dua kali per hari. Konsumsi cukup cairan
memang membantu menjaga produksi ASI, namun yang paling penting membuat
kita sehat dan selalu terhidrasi
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://nutrisiuntukbangsa.org/blog-writing-competition/
Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil dan Menyusui - Nutrisi Untuk Bangsa (sarihusada.co.id)
Buku Gizi dalam Kesehatan Reproduksi (hal 37-40) Karya Erna Francin Paath, S. Sos dkk.
Biancuzzo, M. 2003. Breastfeeding the newborn : clinical strategies for nurses. St Louis, Mosby
Company.
Departemen Kesehatan R.I. 2005. Manajemen Laktasi: Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas
Kesehatan di Puskesmas, Dit Gizi Masyarakat-Depkes RI : Jakarta.
Suraatmaja, S.1997. Aspek Gizi Air Susu Ibu. Dalam: ASI Petunjuk UntukTenagaKesehatan. Editor:
Soetjiningsih. Jakarta: EGC, 1997;2:16.
Tjekyan, S. 2003. Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Beberapa Puskesmas di kota Palembang.
Jurnal Kedokteran Kesehatan FK Universitas Sriwijaya: 925-926