Anda di halaman 1dari 16

BAB IX

GIZI BAYI
Awal masa kehidupan bisa dikatakan sebagai masa-masa penting di mana
pertumbuhan anak berkembang dengan sangat pesat. Itu sebabnya, nutrisi pada
anak harus diperhatikan dan dipenuhi dengan baik, termasuk aturan pemberian
makanan yang tidak boleh sembarangan. Harus memenuhi kebutuhan gizi bayi setiap
harinya, agar si bayi tidak mengalami kekurangan gzi yang akan berdapah tidak baik
untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Sebelum menginjak usia balita, air susu ibu (ASI) memegang peranan yang sangat
penting merupakan makanan utama untuk memenuhi gizi bayi di enam bulan
pertamanya atau disebut sebagai ASI eksklusif. Namun hebatnya, kebutuhan gizi
harian bayi dapat terpenuhi dengan baik meski hanya dari ASI saja. Jadi sebisa
mungkin, pastikan bayi mendapatkan ASI eksklusifnya selama enam bulan penuh
tanpa pemberian tambahan makanan dan minuman lainnya.
Pada ASI ada dua jenis tekstur yang mesti diketahui oleh ibu yang sedang menyusui
bayinya untuk itu dapat dibagi menjadi dua macam yaitu;
 Hindmilk adalah ASI dengan tekstur kental yang biasanya keluar saat akhir
menyusu. Semakin banyak jumlah hindmilk yang diperah, akan semakin
banyak pula kandungan lemak di dalam ASI.
 foremilk yang menandakan kandungan lemak di dalam susu.
Sementara foremilk adalah ASI yang keluar di awal menyusu. Foremilk yang
ada di dalam ASI menandakan kandungan lemak yang rendah.
ASI memang sudah ‘dirancang’ sebagai makanan terbaik untuk bayi yang berusia di
bawah enam bulan. Hanya dengan menyusu ASI saja, kebutuhan gizi harian bayi
sebelum usia enam bukan sebenarnya telah terpenuhi dengan baik.

ANGKA KECUKUPAN GIZI (AKG) HARIAN BAYI USIA 0-6 BULAN


Kebutuhan zat gizi makro harian bayi:
 Energi: 550 kkal
 Protein: 12 gram (gr)
 Lemak: 34 gr
 Karbohidrat: 58 gr
Kebutuhan zat gizi mikro harian bayi:
Vitamin
 Vitamin A: 375 mikrogram (mcg)
 Vitamin D: 5 mcg
 Vitamin E: 4 miligram (mg)
 Vitamin K: 5 mcg
Mineral 
 Kalsium: 200 mg
 Fosfor: 100 mg
 Magnesium: 30 mg
 Natrium: 120 mg
 Kalium: 500 mg

PANDUAN MAKANAN UNTUK BAYI USIA 0-6 BULAN


Sebelum masuk pada usia 7 bulan , secara makanan sekaligus minuman yang baik
diberikan untuk memenuhi gizi bayi bulan adalah ASI. Ada berbagai manfaat lain
yang bisa diperoleh melalui pemberian ASI.
1. ASI biasanya lebih mudah diserap dan dicerna oleh tubuh bayi ketimbang
makanan dan minuman lainnya.
2. ASI bisa membantu mencegah risiko serangan berbagai penyakit, sekaligus
menurunkan tingkat kematian karena penyakit tersebut.
3. Bahkan, pemberian ASI yang optimal dapat mempercepat proses pemulihan
ketika bayi terserang penyakit.
4. Kabar baiknya lagi, manfaat ASI dapat mempererat hubungan emosional
antara ibu dan anak melalui interaksi psikologisnya.
5. Selain itu, kolostrum atau cairan ASI berwarna bening kekuningan yang baru
keluar pertama kali ternyata kaya akan segudang nutrisi.
6. Kandungan kolostrum untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi meliputi vitamin
A, antibodi, hingga sel darah putih. Selanjutnya, ASI akan bertansisi menjadi
cairan ASI sesungguhnya dengan warna putih susu.
Di dalam Asi ada beberapa komposisi zat gizi yang terkandung yang dibutuh bayi
pada saat menyusu pada ibunya diantaranya:
 Karbohidrat, zat yang ada di dalam kandungan ASI yaitu laktosa. Laktosa,
merupakan jenis karbohidrat pada ASI yang dapat menyumbang sekitar 42
persen total energi.
 Protein, pada ASI memiliki dua jenis protein. Kedua protein yang ada pada
ASI yakni whey sebanyak 60 persen dan kasein sebanyak 40 persen.
 Lemak, ASI mengandung asam lemak esensial yaitu asam linoleat dan asam
alfa-linolenat. Keduanya merupakan zat pembangun senyawa AA
(arachidonic acid) dan DHA (docosahexaenoic acid). Asupan lemak akan
menyumbang sekitar 40-50 persen kebutuhan gizi energi harian bayi.
 Vitamin, yang ada di dalam ASI mampu memenuhi semua kebutuhan gizi
harian bayi. Kandungan vitamin pada ASI meliputi vitamin larut lemak seperti
A, D, E, dan K serta larut air seperti B dan C.
 Mineral ASI juga kaya akan beragam zat gizi mineral untuk bayi. Berbagai
mineral yang terkandung di dalam ASI di antaranya zat besi, seng, kalsium,
tembaga, mangan, fluor, kromium, selenium, dan lainnya.

CARA MEMBERIKAN ASI UNTUK BAYI


Secara normalnya, bayi dapat memperoleh ASI dengan baik  harus menyusu
langsung pada payudara ibu  setiap 2-3 jam sekali pada bayi baru lahir. Karena bayi
yang baru lahir frekuensi tidurnya masih tinggi. Bila dia pipis atau lapar baru bangun,
tapi tidak boleh dibiarkan harus dibangunkan dengan cara mengaruk-garuk telapak
kakinya agar terbagun. Frekuensi pemberian ASI akan berubah seiring bertambahnya
usia bayi. Namun sayangnya, tidak semua bayi dan ibu dapat melakukan hal tersebut
setiap waktu dengan baik.
Pada beberapa kasus, cara pemberian ASI bisa tidak melalui payudara langsung
sehingga ASI harus diperah dan disimpan dengan tepat. Cara tersebut biasanya
dilakukan oleh ibu menyusui yang bekerja. Ibu menyusui yang persediaan ASI-nya
sudah harus dikeluarkan tapi bayi belum ingin menyusu juga bisa memompa
dengan pompa elektrik maupun manual. Ibu menyusui tersebut akan memompa ASI-
nya untuk diberikan kepada bayinya saat sudah lapar. Penting untuk diperhatikan
bahwa ASI yang sudah diperah tidak boleh disimpan sembarangan.

CARA MENYIMPAN ASI PERAH


Berikut panduan menyimpan ASI perah:
1. ASI yang sudah diperah dimasukkan ke dalam wadah steril (botol atau kantung
khusus ASI), kemudian diberi label bertuliskan tanggal dan waktu ASI diperah.
2. ASI perah disimpan ke dalam freezer atau lemari pendingin, tapi bukan diletakkan di
bagian pintu lemari pendingin.
3. Aturan suhu penyimpanan ASI sebagai berikut:
 ASI perah segar bisa bertahan di dalam freezer bersuhu -17 derajat Celcius atau
lebih rendah selama 6 bulan atau lebih.
 ASI perah segar bisa bertahan di dalam freezer dan kulkas bersuhu rata-rata -10
derajat Celcius dengan waktu yang berbeda. ASI segar akan awet selama 3-4
bulan bila berada di dalam freezer dan kulkas dua pintu dan bisa awet selama 2
minggu untuk freezer dan kulkas satu pintu.
 ASI perah segar bisa bertahan di dalam kulkas atau lemari pendingin bersuhu
rata-rata 5-10 derajat Celcius selama 5-8 hari.
 ASI perah segar bisa bertahan di dalam suhu kamar (tanpa freezer atau kulkas)
bersuhu 27-28 derajat Celcius selama 10 jam.
 ASI beku yang keluar dari freezer tidak boleh dibekukan kembali. Sementara jika
ASI beku dikeluarkan dari kulkas bisa dibekukan kembali selama 24 jam dan di
suhu kamar selama 1 jam.
4. Periksa suhu freezer dan kulkas sebanyak 3 kali sehari.
5. Pastikan ASI yang telah disimpan tetap dalam kondisi dingin selama diperjalanan bila
diperah dalam jarak yang jauh, misalnya dari rumah ke kantor atau sebaliknya.

CARA MENCAIRKAN DAN MENGHANGATKAN ASI PERAH


Berikut cara mencairkan dan menghangatkan ASI perah:
1. Pilih ASI perah dari yang disimpan paling awal terlebih dahulu.
2. Hindari mencairkan ASI perah pada suhu kamar.
3. Anda bisa memindahkan ASI perah beku di dalam kulkas (24 jam), letakkan
di semangkuk air hangat atau basahi wadah ASI perah dengan air dingin
mengalir yang dilanjutkan dengan air hangat.
4. Hindari mencairkan ASI perah beku pada microwave atau di dalam air yang
sangat panas karena dapat merusak kandungan gizi di dalamnya.
5. Kocok ASI yang sudah hangat dan mencair agar
lemak handmilk dan foremilk menyatu dengan baik.
6. Hindari membekukan kembali ASI perah yang sudah mencair.

KEBUTUHAN GIZI BAYI USIA 7-11 BULAN


Memasuki usia bayi enam bulan ke atas atau sampai dua tahun, ASI bisa tetap
diberikan untuk memenuhi kebutuhan gizi hariannya. Akan tetapi, pemberian ASI
sebaiknya disertai juga dengan makanan padat. Pasalnya, di usia 6 bulan sampai awal
usia balita, ASI tidak dapat sepenuhnya lagi memenuhi kebutuhan gizi harian anak.
Oleh karena itu, diperlukan bantuan dari makanan dan minuman lainnya untuk
mencukupi kebutuhan zat gizi karbohidrat, lemak, protein, serat, mineral, dan vitamin
untuk bayi.
ANGKA KECUKUPAN GIZI (AKG) HARIAN BAYI USIA 7-12 BULAN
Kebutuhan zat gizi makro harian bayi:
 Energi: 725 kkal
 Protein: 18 gr
 Lemak 36 gr
 Karbohidrat 82 gr
 Serat: 10 gr
 Air: 800 mililiter (ml)
Kebutuhan zat gizi mikro harian bayi:
Vitamin 
 Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)
 Vitamin D: 5 mcg
 Vitamin E: 5 miligram (mg)
 Vitamin K: 10 mcg
Mineral 
 Kalsium: 250 mg
 Fosfor: 250 mg
 Magnesium: 55 mg
 Natrium: 200 mg
 Kalium: 700 mg
 Besi: 7 mg

PANDUAN MAKAN HARIAN USIA 7-12 BULAN


Di usianya yang semakin bertambah, kebutuhan bayi akan berbagai zat gizi tentu
semakin meningkat. Ini karena ASI hanya dapat memenuhi sekitar 65-80 persen dari
total kebutuhan energi dan sangat sedikit kandungan mikronutriennya. Itu sebabnya,
pemberian ASI saja tidak mampu memenuhi semua kebutuhan zat gizi harian bayi.
Untuk melengkapi kebutuhan gizi tersebut, bayi harus mulai diperkenalkan
dengan makanan pendamping ASI (MPASI) sejak usianya 6 bulan.
Proses pengenalan dan pemberian MPASI untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi juga
harus dilakukan secara bertahap.Mula-mula Anda bisa berikan makanan dalam
bentuk lumat atau lembek terlebih dahulu kepada bayi, contohnya dalam bentuk
bubur. Di sini, bayi akan belajar mengenali rasa dan tekstur makanan yang baru
dicobanya. Selanjutnya setelah mulai terbiasa, Anda bisa mencoba memberikan
makanan dalam bentuk agak padat seperti nasi tim.

Cara membuat nasi tim;


Bahan, beras 3 genggam, sayur (ambil daunnya saja secukupnya dan boleh
divariasi), lauk pauk (ikan ,telur, hati, ayam atau daging dimasak terlebih
dahulu). Air secukupnya. Masak beras dulu sampai lunak, baru masukkan sayur
dan lauk, tambahkan sedikit garam dan gula agar nasi tim berasa lebih enak.

Namun, pastikan teksturnya tetap lunak sehingga memudahkan bayi saat menggigit
dan mengunyahnya. Untuk waktu pemberian MPASI guna mencukupi zat gizi harian
bayi, bisa disesuaikan dengan jadwal makan harian sebanyak 3 kali sehari. Bahkan,
pemberian MPASI untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi bisa lebih tergantung
seberapa banyak porsi pemberiannya. Pastikan juga komposisi MPASI terdiri dari
berbagai jenis makanan sehat sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi harian bayi.
Tujuannya agar bayi tidak kekurangan zat gizi tertentu serta pertumbuhan dan
perkembangan tubuhnya lebih optimal.

Berdasarkan Pedoman Gizi Seimbang dari Kementerian Kesehatan RI, komposisi


bahan makanan untuk MPASI dibagi menjadi dua kelompok, meliputi:
 MPASI lengkap, terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur,
dan buah.
 MPASI sederhana, terdiri dari makanan pokok, lauk hewani atau nabati, dan
sayur atau buah.
Sementara kriteria MPASI yang baik untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi,
yakni:
 Padat energi, protein, serta zat gizi mikro seperti zat besi, seng, kalsium,
vitamin A, vitamin C, dan folat.
 Tidak mengandung bumbu yang tajam, dan menggunakan gula, garam,
penyedap rasa, pewarna, maupun pengawet secukupnya saja.
 Mudah saat dimakan dan disukai oleh anak.

SYARAT MPASI YANG BAIK


Menurut WHO, beberapa syarat MPASI yang baik meliputi:
 Diberikan pada waktu yang tepat, yakni ketika pemberian ASI saja sudah
tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
 Aman, yakni MP-ASI harus disimpan dan diberikan kepada anak dengan
tangan atau perlengkapan makan yang bersih.
 Kaya akan gizi, yakni MP-ASI mampu mencukupi kebutuhan zat gizi makro
dan mikronutrien bayi dan balita.
 Teksturnya disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak.

Teori 4 kuadran
Salah satu syarat MPASI yang baik yakni kaya akan gizi. Maka itu, sebaiknya
pastikan MP-ASI yang Anda berikan pada si kecil mengandung 4 hal berikut:
 Karbohidrat, contohnya nasi, kentang, mie, roti, dan bihun
 Protein, terutama sumber hewani. Contohnya daging, ayam, ikan, dan telur
 Buah atau sayur
 Lemak, yang berasal dari minyak, santan, margarin, dan lain sebagainya

Di usia 7-12 bulan ini, pemberian lemak penting guna menyumbang asam lemak
esensial serta mendukung penyerapan vitamin larut lemak sebagai asupan gizi bayi.
Di sisi lain, lemak juga bertugas untuk meningkatkan kandungan energi pada
makanan sekaligus menguatkan fungsi sensorik bayi. Anda bisa memberikan bayi
asupan zat gizi lemak dengan menggunakan minyak sayur pada makanannya,
misalnya membuat menu MPASI yang ditumis menggunakan minyak. Tak terkecuali
pemberian zat besi yang sama pentingnya bagi asupan gizi dan tumbuh kembang
bayi. Pasalnya, zat besi mampu mendukung proses pembentukan otak, meliputi
struktur serta fungsinya.
Jika asupan gizi zat besi pada bayi dan balita tidak mencukupi dapat menimbulkan
terjadinya gangguan pada struktur dan fungsi otak. Yang mungkin menjadi
pertanyaan selanjutnya adalah, sebaiknya memberikan menu tunggal atau campuran
pada MPASI pertama bayi. Sebagai gambaran, menu MPASI tunggal adalah menu
yang hanya terdiri dari satu jenis makanan saja, contohnya hanya bubur yang
diberikan selama beberapa waktu berturut-turut.
Sebaliknya, menu campuran menggabungkan berbagai sumber bahan makanan dalam
MPASI bayi guna memenuhi kebutuhan gizi harian. Dalam upaya untuk mencukupi
gizi harian bayi, ada baiknya untuk memberikan variasi sumber makanan sebagai
menu MPASI si kecil. Ini karena satu jenis makanan saja biasanya tidak akan cukup
untuk memenuhi kebutuhan gizi harian bayi dan balita. Dengan memakan aneka jenis
makanan, maka kebutuhan gizi bayi lebih mudah dan cepat terpenuhi. Seperti anjuran
dari Kementerian Kesehatan RI melalui Pedoman Gizi Seimbang, MPASI bayi
sebaiknya memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan
mineral.

KEBUTUHAN GIZI BAYI USIA 13-24 BULAN


Menginjak usia tahun pertama sampai kedua, porsi dan frekuensi makan bayi banyak
mengalami perkembangan. Bahkan, kemampuan makan bayi juga sudah lebih baik
demi memenuhi kebutuhan gizi hariannya.
ANGKA KECUKUPAN GIZI (AKG) HARIAN BAYI USIA 13-24 BULAN
Kebutuhan zat gizi makro harian bayi:
 Energi: 1125 kkal
 Protein: 26 gr
 Lemak 44 gr
 Karbohidrat 155 gr
 Serat: 16 gr
 Air: 1200 mililiter (ml)
Kebutuhan zat gizi mikro harian bayi:
Vitamin 
 Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)
 Vitamin D: 15 mcg
 Vitamin E: 6 miligram (mg)
 Vitamin K: 15 mcg
Mineral 
 Kalsium: 650 mg
 Fosfor: 500 mg
 Magnesium: 60 mg
 Natrium: 1000 mg
 Kalium: 3000 mg
 Besi: 8 mg

PANDUAN MAKAN HARIAN USIA 13-24 BULAN


Setelah di usia sebelumnya bayi masih makan makanan lumat, dicincang halus,
dicincang kasar, hingga finger food, kini tidak lagi. Pada usia 1 tahun ini, buah hati
Anda telah mampu makan makanan keluarga. Frekuensi bayi dalam makan makanan
padat guna memenuhi kebutuhan gizi hariannya bisa berkisar 3-4 kali untuk makanan
utama. Sementara untuk asupan gizi dari makanan selingan atau camilan, bayi
mampu melahap sekitar 1-2 porsi per hari. Menariknya lagi, porsi makan bayi di usia
1-2 tahun ini sudah lebih banyak. Buah hati Anda yang berusia 1-2 tahun umumnya
mampu makan kurang lebih ¾-1 mangkuk penuh ukuran 250 mililiter (ml). 
Di sisi lain, perkembangan makan bayi di usia ini biasanya dapat beradaptasi dengan
segala macam tekstur makanan, tetapi belum mampu mengunyah dengan lancar.
Selain itu, sajian makanan keluarga untuk si kecil pun mulai bisa dimakannya. Harus
dipahami betul bahwa pola makan dan pemilihan makanan di usia ini akan
memengaruhi selera makan si kecil hingga ia dewasa kelak. Maka itu, supaya ia
tidak memilih-milih makanan, Anda harus memberikannya aneka ragam makanan
sejak dini. Jadi, sekarang Anda tak perlu bingung lagi bagaimana harus memenuhi
kebutuhan gizi harian bagi bayi usia 0-2 tahun.

MENYAPIH ANAK
Menyapih anak adalah waktu di mana anak mulai berpindah ke makanan padat dari
yang tadinya ASI saja. Ini merupakan sebuah proses –dilakukan secara bertahap-
sampai anak benar-benar berhenti menyusu ASI dari payudara ibu, biasanya sampai
anak berusia 2 tahun. Pada umumnya, waktu ideal untuk mulai menyapih anak adalah
saat berusia 6 bulan. Namun, ini bisa lebih cepat maupun lebih lambat karena
perkembangan tiap anak tentunya berbeda dan tidak bisa disamakan. Hal ini adalah
normal sehingga Anda tidak perlu khawatir.
Setelah bayi sudah bisa menerima makanan padat pada usia 6 bulan, Anda masih
tetap bisa memberikan ASI pada bayi sampai usia dua tahun, seperti yang
direkomendasikan oleh WHO. Kapan bayi benar-benar berhenti ASI, ini semua
tergantung keputusan Anda dan keinginan bayi sendiri. Bayi yang disapih lebih
dini (pada usia kurang dari 6 bulan) biasanya akan lebih cepat berhenti menyusu ASI
dibandingkan bayi yang disapih lebih lambat (pada usia lebih dari 6 bulan).

TANDA-TANDA BAYI SUDAH SIAP UNTUK DISAPIH


Menyapih anak mungkin bukan keputusan yang mudah. Proses ini membutuhkan
kesabaran. Anda juga harus melihat kemampuan anak, apakah anak sudah siap untuk
disapih atau belum. Namun, Anda jangan terlalu khawatir karena anak ternyata dapat
memberikan petunjuk kapan ia siap untuk mulai proses penyapihan.
Nah, berikut ini merupakan tanda-tanda bayi siap untuk disapih:
 Bayi mulai tampak tidak tertarik saat menyusu di payudara ibu
 Bayi tetap rewel walaupun sudah diberi ASI
 Bayi menyusui dalam waktu yang lebih pendek daripada biasanya
 Bayi mudah terganggu saat sedang menyusu
 Bayi “bermain” dengan payudara ibu, seperti menarik dan menggigit payudara
ibu
 Bayi menyusu di payudara ibu tapi tidak mengisapnya sehingga ASI tidak
keluar. Anak mungkin tetap menyusu di payudara ibu tapi hanya untuk
mencari kenyamanan.

CARA MENYAPIH ANAK AGAR LEBIH MUDAH


Bagaimanapun, bayi yang berusia lebih dari 6 bulan harus mulai menerima makanan
padat selain ASI. Mengapa? Karena ASI saja tidak bisa memenuhi kebutuhan nutrisi
yang diperlukan bayi untuk pertumbuhannya setelah usianya satu tahun. Jadi,
sebelum usia ini sebaiknya bayi sudah diperkenalkan dengan makanan padat.
Namun, untuk memulai suatu perubahan tentu tidak mudah, begitu pula pada bayi.
Anda mungkin bisa melakukan cara-cara di bawah ini untuk membuat perubahan dari
ASI saja ke makanan padat lebih mudah dilakukan.
 Coba mulai tawarkan botol susu daripada menyusu di payudara ibu. Botol
susu ini bisa diisi dengan ASI atau susu formula. Anda bisa mengoleskan
beberapa tetes ASI di bibir atau lidah bayi sebelum ia menyusu di botol agar ia
bisa menerima botol susu dengan mudah. Mengurangi frekuensi menyusu di
payudara ibu selama beberapa minggu dapat membantu bayi menyesuaikan diri
dengan perubahan secara perlahan.
 Persingkat waktu menyusui. Anda mungkin bisa mulai membatasi berapa
lama bayi menyusu di payudara ibu, dari yang biasanya 10 menit bisa
dipersingkat menjadi 5 menit saja. Kemudian, Anda bisa mengganti pemberian
ASI yang lebih sedikit tersebut dengan susu formula atau bubur bayi.
 Tunda waktu anak menyusui. Menunda waktu anak menyusui dapat
mengurangi frekuensi anak menyusui dalam sehari. Jika usia anak Anda lebih
tua, Anda mungkin bisa mengalihkan perhatiannya dengan aktivitas lain saat ia
ingin menyusu, atau Anda juga bisa menawarkan susu formula atau makanan
lain. Jika anak ingin menyusu di sore hari, Anda bisa menjelaskan kepadanya
bahwa ia harus menunggu sampai menjelang tidur untuk menyusu di payudara
ibu.

MASA BALITA

Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Disertai dengan perubahan yang
memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kwalitas tinggi. Akan
tetapi, balita termasuk kelompok lawan gizi, mereka mudah menderita kelainan gizi
karena kekurangan makanan yang dibutuhkan. (sediaoetama 2000) Masalah gizi
balita yang harus dihadapi Indonesia pada saat ini adalah masalah gizi kurang dan
masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya
persediaan pangan, sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang gizi dan kesehatan, sedang Masalah gizi lebih disebabkan oleh
kemajuan ekonomi pada masyarakat disertai dengan kurangnya pengetahuan gizi dan
kesehatan. Pada masa ini ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat. Disertai dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang
jumlahnya lebih banyak dengan kwalitas tinggi. Gizi merupakan salah satu penentu
kwalitas sumber daya manusia. Akibat kekurangan gizi akan menyebabkan beberapa
efek serius seperti kegagalan pertumbuhan fisik serta tidak optimalnya perkembangan
dan kecerdasan. Akibat lain adalah terjadinya penurunan produktifitas, menurunnya
daya tahan tubuh terhadap penyakit yang akan meningkatkan resiko kesakitan dan
kematian. Gizi yang baik sangat diperlukan untuk proses tumbuh kembang bagi anak-
anak yang normal ditinjau dari segi umur, anak balita yaitu anak yang berumur di
bawah lima tahun, merupakan anak yang sedang dalam masa tumbuh kembang
adalah merupakan golongan yang paling rawan terhadap kekurangan kalori protein.

KEBUTUHAN GIZI BALITA

Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya energi energi dan
protein. Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama kurang lebih 100-120
kkal/ kg berat badan. Untuk tiap 3 bulan pertambahan umur, kebutuhan energi turun
kurang lebih 10 kkal/ kg berat badan. Energi dalam tubuh diperoleh terutama dari zat
gizi karbohidrat, lemak dan juga protein. Protein dalam tubuh merupakan sumber
asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun, yaitu untuk
pertumbuhan dan pembentukan protein dalam serum, mengganti sel-sel yang rusak,
memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh, serta sebagai sumber energi.
Lemak merupakan sumber kalori berkonsentrasi tinggi, selain itu lemak juga
mempunyai 3 fungsi, diantaranya sebagai sumber lemak esensial, sebagai zat pelarut
vitamin A, D, E, K, serta dapat memberi rasa sedap dalam makanan. Kebutuhan
karbohidrat yang dianjurkan adalah 60-70% dari total energi. Sumber karbohidrat
dapat diperoleh dari beras, jagung, singkong, tepung-tepungan, gula, dan serat
makanan. Serat makanan sangat penting untuk menjaga kesehatan alat pencernaan.
Vitamin dan mineral pada masa balita sangat diperlukan untuk mengatur
keseimbangan kerja tubuh dan kesehatan secara keseluruhan. Kebutuhan akan
vitamin dan mineral jauh lebih kecil dari pada protein, lemak, dan karbohidrat.
Ada beberapa hal yang perl dihindari bagi anak agar makannya tidak berkurang,
seperti membatasi makanan yang kurang menguntungkan, seperti coklat, permen,
kue-kue manis karena dapat membuat kenyang sehingga nafsu makan berkurang.
Menghindari makanan yang merangsang seperti pedas dan terlalu panas, menciptakan
suasana makan yang tentram dan menyenangkan, memilih makanan dengan nilai gizi
tinggi, memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan, tidak memaksa anak
untuk makan serta tidak menghidangkan porsi makanan terlalu banyak.
Usia balita dapat kita bedakan menjadi 2 golongan,

 pertama adalah balita usia 1-3 tahun. Jenis makanan yang paling disukai anak
balita di usia ini biasanya adalah makanan yang manis-manis, seperti cokelat,
permen, es krim, dll. Pada anak usia ini sebaiknya makanan yang banyak
mengandung gula dibatasi, agar gigi susunya tidak rusak atau berlubang
(caries). Pada usia, biasanya anak sangat rentan terhadap gangguan gizi,
seperti kekurangan vitamin A, zat besi, kalori dan protein. Kekurangan
vitamin A dapat mengakibatkan gangguan fungsi pada mata, sedangkan
kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan
dan kecerdasan anak.
 Kedua adalah anak usia 4-6 tahun. Pada usia ini, anak-anak masih rentan
terhadap gangguan penyakit gizi dan infeksi. Sehingga pemberian makanan
yang bergizi tetap menjadi perhatian orang tua, para pembimbing dan
pendidik di sekolah. Pendidikan tentang nilai gizi makanan, tidak ada
salahnya mulai diajarkan pada mereka. Dan ini saat yang tepat untuk
menganjurkan yang baik-baik pada anak, karena periode ini anak sudah dapat
mengingat sesuatu yang dilihat dan didengar dari orang tua dan lingkungan
sekitarnya. Sehingga akhirnya anak dapat memilih menyukai makanan yang
bergizi.

Cara Menilai Respon Bayi Terhadap Makanana.

Respon jangka pendek

1. Disukai atau tidak. Anak tampak puas dan senang.


2. Toleransi. Cocok untuk saluran cerna bila tidak menimbulkan
gangguan saluran cerna, muntah, kembung, diare.
3. Efek samping. Makanan tidak cocok apabila menimbulkan gejala
alergi, asma, eksim, urtikaria

Respon jangka panjang

1. Secara keadaan fisik anak aktif, lincah, riang, cerdas, tidak pucat,
tidak lemah.
2. Secara antropometri. Bertambah usia bertambah ukuran berat
badan, tinggi badan dan lingkar kepala.

Anda mungkin juga menyukai