Anda di halaman 1dari 8

Angka kecukupan gizi (AKG) harian bayi usia 0-6 bulan

Kebutuhan zat gizi makro harian anak:

 Energi: 550 kkal


 Protein: 12 gram (gr)
 Lemak 34 gr
 Karbohidrat 58 gr

Kebutuhan zat gizi mikro harian anak:

Vitamin

 Vitamin A: 375 mikrogram (mcg)


 Vitamin D: 5 mcg
 Vitamin E: 4 miligram (mg)
 Vitamin K: 5 mcg

Mineral 

 Kalsium: 200 mg
 Fosfor: 100 mg
 Magnesium: 30 mg
 Natrium: 120 mg
 Kalium: 500 mg

Panduan makanan untuk bayi usia 0-6 bulan

Sebelum masuk ke usia balita, makanan sekaligus minuman yang baik diberikan untuk
memenuhi gizi anak usia 0-6 bulan adalah ASI. Ada berbagai manfaat lain yang bisa diperoleh
melalui pemberian ASI. Pertama, ASI biasanya lebih mudah diserap dan dicerna oleh tubuh bayi
ketimbang makanan dan minuman lainnya.

Kedua, ASI bisa membantu mencegah risiko serangan berbagai penyakit, sekaligus menurunkan
tingkat kematian karena penyakit tersebut. Misalnya penyakit infeksi seperti diare dan radang
paru. Bahkan, pemberian ASI yang optimal dapat mempercepat proses pemulihan ketika bayi
terserang penyakit.

Menariknya lagi, ASI dapat mempererat hubungan emosional antara ibu dan anak melalui
interaksi psikologisnya. Terlebih lagi, kolostrum atau cairan ASI berwarna bening kekuningan
yang baru keluar pertama kali ternyata kaya akan segudang nutrisi.

Mulai dari vitamin A, antibodi, hingga sel darah putih. Selanjutnya, ASI akan bertansisi menjadi
cairan ASI sesungguhnya dengan warna putih susu. Berikut komposisi zat gizi yang terkandung
di dalam ASI:
 Karbohidrat. Laktosa adalah jenis karbohidrat pada ASI yang dapat menyumbang
sekitar 42 persen total energi.
 Protein. ASI memiliki dua jenis protein, yakni whey sebanyak 60 persen dan kasein
sebanyak 40 persen.
 Lemak. ASI mengandung asam lemak esensial yaitu asam linoleat dan asam alfa-
linolenat. Keduanya merupakan zat pembangun senyawa AA (arachidonic acid) dan
DHA (docosahexaenoic acid). Asupan lemak akan menyumbang sekitar 40-50 persen
energi harian.
 Vitamin. Vitamin yang ada di dalam ASI mampu memenuhi semua kebutuhan harian
bayi. Termasuk vitamin larut lemak seperti A, D, E, dan K, serta larut air seperti B dan C.
 Mineral. Berbagai mineral yang terkandung di dalam ASI di antaranya zat besi, seng,
kalsium, tembaga, mangan, fluor, kromium, selenium, dan lainnya.

Cara memberikan ASI untuk bayi

Normalnya, bayi memperoleh ASI dengan cara menyusu langsung pada payudara ibu. Namun
sayangnya, tidak semua bayi dan ibu dapat melakukan hal tersebut setiap waktu. Pada beberapa
kasus, cara pemberian ASI bisa tidak melalui payudara langsung, sehingga ASI harus diperah
dan disimpan dengan tepat.

Cara tersebut biasanya dilakukan oleh ibu menyusui yang bekerja, atau ibu menyusui yang
persediaan ASI-nya sudah harus dikeluarkan, tapi bayi belum ingin menyusu. Alhasil, ibu
menyusui tersebut akan memompa ASI-nya untuk diberikan kepada bayinya saat sudah lapar.

Penting untuk diperhatikan, ASI yang sudah diperah tidak boleh disimpan sembarangan.

Cara menyimpan ASI perah

1. ASI yang sudah diperah dimasukkan ke dalam wadah steril (botol atau kantung
khusus ASI), kemudian diberi label bertuliskan tanggal dan waktu ASI diperah.
2. ASI perah disimpan ke dalam freezer atau lemari pendingin, tapi bukan diletakkan di
bagian pintu lemari pendingin.
3. Aturan suhu penyimpanan ASI sebagai berikut:
o ASI perah segar bisa bertahan di dalam freezer bersuhu -17 derajat Celcius, atau
lebih rendah selama 6 bulan atau lebih.
o ASI perah segar bisa bertahan di dalam freezer dan kulkas bersuhu rata-rata -10
derajat Celcius dengan waktu yang berbeda. Jika terdiri atas 2 pintu, ASI segar
akan awet selama 3-4 bulan. Namun untuk satu pintu, ASI segar hanya awet
selama 2 minggu.
o ASI perah segar bisa bertahan di dalam kulkas atau lemari pendingin bersuhu
rata-rata 5-10 derajat Celcius, selama 5-8 hari.
o ASI perah segar bisa bertahan di dalam suhu kamar (tanpa freezer atau kulkas)
bersuhu 27-28 derajat Celcius, selama 10 jam.
o ASI beku yang keluar dari freezer tidak boleh dibekukan kembali. Sementara jika
ASI beku dikeluarkan dari kulkas bisa dibekukan kembali selama 24 jam, dan di
suhu kamar selama 1 jam.
4. Periksa suhu freezer dan kulkas sebanyak 3 kali sehari.
5. Pastikan ASI yang telah disimpan tetap dalam kondisi dingin selama diperjalanan, bila
diperah dalam jarak yang jauh. Misalnya dari rumah ke kantor atau sebaliknya.

Cara mencairkan dan menghangatkan ASI perah

1. Pilih ASI perah dari yang disimpan paling awal terlebih dahulu.
2. Hindari mencairkan ASI perah pada suhu kamar. Sebagai gantinya, pindahkan ASI perah
beku di dalam kulkas (24 jam), letakkan di semangkuk air hangat, atau membasahi wadah
ASI perah dengan air dingin mengalir yang dilanjutkan dengan air hangat.
3. Hindari mencairkan ASI perah beku pada microwave atau di dalam air yang sangat
panas. Pasalnya, suhu terlalu panas justru dapat merusak kandungan gizi di dalamnya.
4. Kocok ASI yang sudah hangat dan mencair agar lemak handmilk dan foremilk menyatu
dengan baik.
5. Hindari membekukan kembali ASI perah yang sudah mencair.

Kebutuhan gizi bayi usia 7-11 bulan


Memasuki usia 6 bulan ke atas atau sampai awal usia balita, ASI bisa tetap diberikan untuk
memenuhi kebutuhan gizi hariannya. Akan tetapi, pemberian ASI sebaiknya disertai juga dengan
makanan padat. Pasalnya, di usia 6 bulan sampai awal usia balita, ASI tidak dapat sepenuhnya
lagi memenuhi kebutuhan gizi harian anak.

Oleh karena itu, diperlukan bantuan dari makanan dan minuman lainnya untuk mencukupi
kebutuhan karbohidrat, lemak, protein, serat, mineral, dan vitamin anak.

Angka kecukupan gizi (AKG) harian bayi usia 7-11 bulan

Kebutuhan zat gizi makro harian anak:

 Energi: 725 kkal


 Protein: 18 gr
 Lemak 36 gr
 Karbohidrat 82 gr
 Serat: 10 gr
 Air: 800 mililiter (ml)

Kebutuhan zat gizi mikro harian anak:

Vitamin 

 Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)


 Vitamin D: 5 mcg
 Vitamin E: 5 miligram (mg)
 Vitamin K: 10 mcg
Mineral 

 Kalsium: 250 mg
 Fosfor: 250 mg
 Magnesium: 55 mg
 Natrium: 200 mg
 Kalium: 700 mg
 Besi: 7 mg

Panduan makan harian usia 7-11 bulan

Di usianya yang semakin bertambah, kebutuhan anak akan berbagai zat gizi tentu semakin
meningkat. Ini karena ASI hanya dapat memenuhi sekitar 65-80 persen dari total kebutuhan
energi, dan sangat sedikit kandungan mikronutriennya.

Itu sebabnya, pemberian ASI saja tidak mampu memenuhi semua nutrisi harian anak. Untuk
melengkapinya, anak harus mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI)
sejak usianya 6 bulan. Proses pengenalan dan pemberiannya pun harus dilakukan secara
bertahap.

Mula-mula berikan makanan dalam bentuk lumat atau lembek terlebih dahulu, contohnya dalam
bentuk bubur. Di sini, anak akan belajar mengenali rasa dan tekstur makanan yang baru
dicobanya.

Selanjutnya setelah mulai terbiasa, Anda bisa mencoba memberikan makanan dalam bentuk agak
padat seperti nasi tim. Namun, pastikan teksturnya tetap lunak sehingga memudahkan anak saat
menggigit dan mengunyahnya.

Untuk waktu pemberian MP-ASI, bisa disesuaikan dengan jadwal makan harian sebanyak 3 kali
sehari. Bahkan bisa lebih tergantung seberapa banyak porsi pemberiannya.

Selain itu yang tak kalah penting, Anda harus memerhatikan komposisi MP-ASI. Pastikan jika
MP-ASI terdiri dari berbagai jenis makanan sehat sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi
harian bayi. Tujuannya agar anak tidak kekurangan nutrisi tertentu, serta tumbuh kembangnya
lebih optimal.

Berdasarkan Pedoman Gizi Seimbang dari Kementerian Kesehatan RI, komposisi bahan


makanan untuk MP-ASI dibagi menjadi dua kelompok, meliputi:

 MP-ASI lengkap, terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur, dan buah.
 MP-ASI sederhana, terdiri dari makanan pokok, lauk hewani atau nabati, dan sayur atau
buah.

Sedangkan kriteria MP-ASI yang baik yakni:


 Padat energi, protein, serta zat gizi mikro seperti zat besi, seng, kalsium, vitamin A,
vitamin C, dan folat.
 Tidak mengandung bumbu yang tajam, dan menggunakan gula, garam, penyedap rasa,
pewarna, maupun pengawet secukupnya saja.
 Mudah saat dimakan dan disukai oleh anak.

Harus dipahami betul bahwa pola makan dan pemilihan makanan di usia ini akan memengaruhi
selera makan si kecil hingga ia dewasa kelak. Maka itu, supaya ia tidak memilih-milih makanan,
Anda harus memberikannya aneka ragam makanan sejak dini.

Syarat MP-ASI yang baik

Menurut WHO, beberapa syarat MP-ASI yang baik meliputi:

 Diberikan pada waktu yang tepat, yakni ketika pemberian ASI saja sudah tidak mampu
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
 Aman, yakni MP-ASI harus disimpan dan diberikan kepada anak dengan tangan atau
perlengkapan makan yang bersih.
 Kaya akan gizi, yakni MP-ASI mampu mencukupi kebutuhan zat gizi makro dan
mikronutrien bayi dan balita.
 Teksturnya disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak.

Teori 4 kuadran

Salah satu syarat MP-ASI yang baik yakni kaya akan gizi. Maka itu, sebaiknya pastikan MP-ASI
yang Anda berikan pada si kecil mengandung 4 hal berikut:

 Karbohidrat, contohnya nasi, kentang, mie, roti, dan bihun.


 Protein, terutama sumber hewani. Contohnya daging, ayam, ikan, dan telur.
 Buah atau sayur
 Lemak, yang berasal dari minyak, santan, margarin, dan lain sebagainya.

Di usia 7-11 bulan ini, pemberian lemak penting guna menyumbang asam lemak esensial serta
mendukung penyerapan vitamin larut lemak. Di sisi lain, lemak juga bertugas untuk
meningkatkan kandungan energi pada makanan sekaligus menguatkan fungsi sensorik anak.

Anda bisa memberikan si kecil asupan lemak dengan menggunakan minyak sayur pada
makanannya. Misalnya, membuat menu MP-ASI yang ditumis menggunakan minyak.

Tak terkecuali pemberian zat besi, yang sama pentingnya bagi tumbuh kembang anak. Pasalnya,
zat besi mampu mendukung proses pembentukan otak, meliputi struktur serta fungsinya. Jika
asupan gizi zat besi pada bayi dan balita tidak mencukupi, dapat menimbulkan terjadinya
gangguan pada struktur dan fungsi otak.
Yang mungkin menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, sebaiknya memberikan menu tunggal
atau campuran pada MP-ASI anak pertama? Sebagai gambaran, menu MP-ASI tunggal adalah
menu yang hanya terdiri dari satu jenis makanan saja.

Contohnya hanya bubur saja, yang diberikan selama beberapa waktu berturut-turut. Sebaliknya,
menu campuran menggabungkan berbagai sumber bahan makanan dalam MP-ASI anak. Dalam
hal ini, ada baiknya untuk memberikan aneka variasi sumber makanan sebagai menu MP-ASI si
kecil.

Ini karena satu jenis makanan saja biasanya tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi
harian bayi dan balita. Dengan memakan aneka jenis makanan, maka kebutuhan gizi anak lebih
mudah dan cepat terpenuhi.

Seperti anjuran dari Kementerian Kesehatan RI melalui Pedoman Gizi Seimbang, MP-ASI anak
sebaiknya memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral.

Kebutuhan gizi balita usia 1-3 tahun


Jika memungkinkan, ASI sebaiknya diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau sebelum balita
untuk membantu mencukupi gizi hariannya. Pasalnya, ASI mengandung zat gizi penting yang
masih dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak, walaupun harus tetap didampingi dengan asupan
makanan lainnya.

Angka kecukupan gizi (AKG) harian balita usia 1-3 tahun

Kebutuhan zat gizi makro harian anak:

 Energi: 1125 kkal


 Protein: 26 gr
 Lemak 44 gr
 Karbohidrat 155 gr
 Serat: 16 gr
 Air: 1200 mililiter (ml)

Kebutuhan zat gizi mikro harian anak:

Vitamin 

 Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)


 Vitamin D: 15 mcg
 Vitamin E: 6 miligram (mg)
 Vitamin K: 15 mcg
Mineral 

 Kalsium: 650 mg
 Fosfor: 500 mg
 Magnesium: 60 mg
 Natrium: 1000 mg
 Kalium: 3000 mg
 Besi: 8 mg

Panduan makan harian usia 1-3 tahun

Setelah usia anak menginjak 1 tahun dan mulai terbiasa dengan makanan padat, Anda mulai bisa
memberikan makanan lainnya. Idealnya, makanan dengan bentuk dan tekstur yang biasanya
menjadi menu makan anggota keluarga.

Bukan hanya itu, Anda juga harus pintar-pintar dalam memvariasikan makanan si kecil. Tentu
saja memberikan variasi makanan ini bisa Anda lakukan dengan bertahap.

Mulailah untuk lebih sering memberikan anak balita anak sayur, buah-buahan, lauk pauk dari
sumber protein hewani dan nabati, hingga makanan pokok sumber kalori.

Dengan begitu, kebutuhan gizi harian anak balita akan lebih tercukupi dengan optimal berkat
beragam sumber makanan yang dimakannya. Demikian juga porsi makanan yang sebaiknya
ditingkatkan secara bertahap, tapi tetap seimbang dan tidak berlebihan.

Sebab kebutuhan zat gizi harian anak menginjak usia balita ini sudah mulai meningkat. Hal ini
dikarenakan masa pertumbuhan anak di usia ini terbilang cepat dan disertai dengan si kecil yang
semakin aktif.

Perilaku makan anak usia 1-3 tahun

Di masa ini, anak biasanya sudah bisa memilih makanannya sendiri. Bahkan ia telah punya menu
makanan favoritnya. Sayangnya, hal ini membuat anak terkadang suka memilih-milih makanan
alias picky eater.

Dalam beberapa kasus mungkin si kecil akan menolak makanan yang ia tak sukai. Nah, supaya
lebih mudah dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan gizi anak balita, Anda mesti memahami
perilaku makan yang mungkin ia lakukan di usia tersebut.

Usia 1-1,5 tahun

Anak akan terbiasa menggenggam dan melepaskan makanan dengan jari. Cara memegang
sendoknya juga belum benar, bahkan bisa memasukkan sendok ke mulut dengan posisi terbalik.
Anak juga biasanya belum terlalu mahir menggunakan gelas atau cangkir, sehingga kerap masih
berceceran. Umumnya, anak akan meminta makanan yang sama seperti dimakan orang tuanya.

Usia 1,5-2 tahun

Anak biasanya lebih senang makan dengan tangan, serta suka bereksperimen dengan berbagai
tekstur makanan. Di usia ini anak mulai mengerti mana makanan yang disukainya dan yang
tidak, sehingga cenderung lebih pemilih.

Usia 2-3 tahun

Karasteristik makan anak sudah lebih baik di usia ini. Anak cukup mahir memegang gelas,
mampu mengunyah makanan dalam jumlah banyak, serta memasukkan sendok ke mulut di
posisi yang tepat.

Meski begitu, sesekali mungkin masih banyak makanan yang tumpah dan mengalami tersedak.
Anak juga sudah mulai bisa memilih makanan yang ingin ia makan, serta lebih tertarik makan
sendiri ketimbang disuapi.

Tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi kebiasaan makan anak

Kalau anak sudah mulai bertingkah saat makan, berikut tindakan yang bisa Anda lakukan:

 Berikan makanan dalam porsi sedikit dulu.


 Perkenalkan makanan baru satu per satu.
 Sajikan beberapa jenis makanan baru agar anak bisa memilih.
 Mulai dengan makanan padat kemudian cair.
 Angkat makanan bila anak mulai memainkan atau membuang makanannya.
 Bersihkan mulut anak setelah selesai makanan.
 Ajak anak makan bersama anggota keluarga lainnya.

Anda mungkin juga menyukai