Anda di halaman 1dari 18

PENGGOLONGAN

OBAT
A.A.AYU WIDYAWATI, S.Kep
Pertemuan II
Penggolongan obat :
Untuk memudahkan pengawasan, penggunaan & pemantauan
obat digolongkan sbb :

1. Penggolongan obat berdasarkan keamanan (Permenkes


NO:949/menkes/Per/VI/2000 tentang penggolongan obat :
a. Obat Bebas :
Obat golongan ini termasuk obat yang relative paling aman,
dapat diperoleh tanpa resep dokter, . Selain di apotik juga
dapat diperoleh di warung-warung.
Obat bebas dalam kemasannya ditandai dengan lingkaran
berwarna hijau.
Contohnya adalah : parasetamol, vitamin c, asetosal (aspirin),
antasida, dan OBH (obat batuk)
b. Obat Bebas Terbatas :
Obat golongan ini juga relative aman selama
pemakaiannya mengikuti aturan pakai yang ada.
Pada jaman Belanda, obat ini digolongkan sebagai
obat W (Waar schuwing) yang artinya peringatan.
Penandaan obat golongan ini adalah adanya
lingkaran berwarna biru dan 6 peringatan khusus.
Sebagaimana obat bebas, obat ini juga dapat

diperoleh tanpa resep dokter


Contohnya : obat flu kombinasi (tablet),
klortimaleas (CTM) dan Mebendazol.
c. Obat Keras:
Golongan ini pada masa penjajahan Belanda

disebut golongan G (gevaar lijk) yang artinya


berbahaya.
Disebut obat keras karena jika pemakai tidak

memperhatikan dosis, aturan pakai, dan peringatan


yang diberikan dapat menimbulkan efek
berbahaya.
Obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep dokter
di apotik dalam kemasannya di tandai dengan
lingkaran merah dengan huruf K di tengahnya.
Contohnya adalah amoksilin, asam mefenamat,
semua obat dalam bentuk infeksi.
d. Psikotropika :
Psikotropika atau dulu lebih dikenal dengan nama obat keras

tertentu, sebenarnya termasuk golongan obat keras, tetapi


bedanya dapat mempengaruhi aktifitas psikis.
Psikotropika dibagi menjadi :

 Golongan I = Sampai sekarang kegunaannya hanya di tujukan


untuk Ilmu pengetahuan dilarang diproduksi, dan digunakan
untuk pengobatan.
 Contohnya, lisergid acid diathylamine (LSD) dan metamfetamin.

- Golongan II, III, dan IV dapat digunakan untuk pengobatan


asalkan sudah di daftarkan. Namun, saat ini hanya sebagian dari
golongan IV saja yang terdaftar dan digunakan seperti :
diazepam , fenobarbital, lorasepam, dan klordiazepoksid.
e. Narkotika :
 Narkotika merupakan kelompok obat yang paling

berbahaya karena dapat menimbulkan addiksi


(ketergantungan).
 Obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep dokter
 Karena berbahaya, dalam peredaran , produksi dan

pemakaiannya narkotika diawasi secara ketat.


 Setiap Institusi yang menggunakan atau menjual

narkotika seperti apotik dan rumah sakit harus


melaporkan ke Depkes atau BPOM tentang
pembelian, penggunaan dan penjualannya.
 Disamping itu produksi, impor dan distribusinya

hanya dilaksanakan oleh BUMN yaitu kimia farma.


Dalam kemasannya narkotika ditandai dengan lingkaran
berwarna merah dengan dasar putih yang didalamnya
ada gambar palang medali berwarna merah.

Narkotika dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :


Golongan I : narkotika yang digunakan untuk

kepentingan penelitian ilmu pengetahuan, dan dilarang


diproduksi atau digunakan untuk pengobatan. Contohnya
: heroin dan kokain.
Golongan II dan III : Narkotika yang dapat digunakan

untuk pengobatan asalkan sudah memiliki ijin edar


(nomor registrasi). Contohnya adalah morfin, petidin,
kodein, doveri dan kodipron.
2. Berdasarkan cara atau jalur pemakaian
a. Obat luar :
Obat luar ialah obat yang pemakaiannya tidak melalui saluran
pencernaan (mulut).
• Termasuk Obat luar adalah : salep, injeksi, lotion, tetes hidung,
tetes telinga, suppositoria dan krim. Obat golongan ini jika
diserahkan oleh apotik kepada pasien selalu diberikan dengan
etiket berwarna biru.
b. Obat dalam :
Ialah semua obat yang penggunaannya melalui mulut, masuk
pada saluran pencernaan, bermuara pada lambung dan usus
halus.
Contohnya : obat-obatan yang berbentuk tablet, kapsul, dan
sirup.
Jika diserahkan oleh apotik kepada pasien selalu diberikan
dengan etiket berwarna putih.
3. Berdasarkan Sumber atau Asalnya.
a.Tanaman obat dapat bersumber dari akar, batang, daun
dan biji tanaman tertentu atau dari kandungan tanaman
seperti alkaloid, glikosida, resin, karbohidrat atau
protein.
b. Hewan dapat berupa hormone atau enzim, misalnya
insulin.
c. Mineral dapat berupa elemen2 organik atau bentuk
garamnya, misalnya aluminium hidroksida, magnesium
trisilat natrium karbonat dan garam ingris.
d. Sintesis, kebanyakan obat yang digunakan sekarang
bersumber dari semisintesis atau sintesis, kelebihan hasil
sintesis dibandingkan dengan yang alamiah adalah lebih
stabil, murni dan dapat diperoleh dalam jumlah banyak.
4. Berdasarkan efek yang ditimbulkan,
misalnya :
a. antiinfeksi.
b. anti jamur.
c. anti histamine.
d. anti hipertensi.
e. vaksin.
f. obat metabolic.
g. diagnosistik.
h. anti kanker.
5. Berdasarkan bentuk sediaan
a. Padat, meliputi ekstrak, serbuk, pil, tablet,
supositoria, kapsul, dan ovala.
b. Cair, meliputi sirup, larutan, suspensi,
liniment, lotion dan infuse.
c. Semi Padat meliputi salep, krim, gel dan
pasta.
d. Gas, yaitu aerosol, oksigen dan inhaler
6. Berdasarkan penamaan :
a. Obat generic.
b. Obat dengan nama dagang sesuai produksinya
seperti panadol, ponstan, amoksan.
c. Obat dengan nama kimia.
Contohnya : penamaan obat seperti asetosal
(genetic), asam asetil salisiat (nama kimia) dan
aspirin (nama dagang).
7. Penggolongan obat berdasarkan keamanan jika
diberikan selama kehamilan.
a. Katagori A : obat obat yang telah banyak
digunakan oleh wanita hamil tanpa disertai
kenaikan frekuensi malformasi janin atau pengaruh
buruk lainnya.
Misalnya : paracetamol, penisilin, eritromisin,
digoksin issoniazid dan asam folat.
b. Kategori B.
Obat obat yang pengalaman pemakaiannya pada
wanita hamil masih terbatas tetapi tidak terbukti
meningkatkan frekuensi malformasi atau pengaruh
buruk lainnya pada janin.
c. Katagori C.
Obat-obat yang dapat memberi pengaruh
buruk pada janin tanpa disertai malformasi
anatomi dan semata-mata karena efek
farmakologinya. Efek bersifat reversible.
Contoh : narkotik, fenotiazin, rifampisin,
aspirin, AINS dan diuretic.
d. Kategori D.
Obat-obat yang terbukti menyebabkan
meningkatkan kejadian malformasi janin pada
manusia atau menyebabkan kerusakan janin
yang bersifat ireversibel.
Misal : Androgen, fenitoin, pirimidon,
fenobarbiton, kinin, klonazepam, asam
valproat dan anabolic steroid.
e. Kategori X.
Kategori Obat yang terbukti mempunyai risiko
tinggi terjadinya pengaruh buruk yang menetap
(irreversible) pada janin jika diminum pada
masa kehamilan. Obat. Obat dalam kategori ini
merupakan kontraindikasi mutlak selama
kehamilan.
Misalnya : Isotretionin, dietilstilbestrol,
talidomid.
8. Penggolongan obat berdasarkan kelas terapi :
Umurnya digunakan dalam buku-buku seperti
DOEN. Formularium (daftar obat yang
digunakan oleh RS).
Contoh :
Analgetik, antipiretik, antiinflamasi ,non

steroid, antipirai.
 Anestetik.
 Antialergi.
 Antidotum dan obat lain untuk keracunan.
 dan sebagainya.
OM
SANTIH SANTIH
SANTIH
OM

Anda mungkin juga menyukai