Anda di halaman 1dari 28

PENGGOLONGAN OBAT,

PENGELOLAAN OBAT DAN


ETIKA PEMBERIAN OBAT

Dosen Pengampu : Ns. Eliza, S.Pd, M.Kep


PENGGOLONGAN OBAT
Untuk memudahkan pengawasan, penggunaan dan
pemantauan, obat digolongkan sebagai berikut :
1. Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan
2. Berdasarkan Cara Atau Jalur Pemakaian
3. Berdasarkan Sumber Atau Asalnya
4. Berdasarkan Efek Yang Ditimbulkan,
5. Berdasarkan Bentuk Sediaan
6. Berdasarkan Penamaan
7. Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan Jika
Diberikan Selama Kehamilan
8. Penggolongan Obat Berdasarkan Kelas Terapi
Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan

Sesuai Permenkes No.


917/MENKES/PER/X/1993 Tentang Daftar Wajib
Obat Jadi, bahwa yang dimaksud dengan
golongan obat adalah penggolongan yang
dimaksudkan untuk peningkatan keamanan
dan ketetapan penggunaan serta pengamanan
distribusi yang terdiri dari :
1. Obat Bebas,
2. Obat Bebas Terbatas,
3. Obat Wajib Apotek,
4. Obat Keras,
5. Psikotropika dan Narkotika.
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep
dokter. Obat Bebas dalam kemasannya ditandai dengan
lingkaran berwarna hijau.
• Contohnya : 1. Parasetamol,
2.Vitamin-C,
3.Antasida
4. Obat Batuk Hitam (OBH).
CONTOH OBAT BEBAS
2. Obat Bebas Terbatas

Obat golongan ini juga relatif aman selama pemakaiannya


mengikuti aturan pakai yang ada. Penandaan obat
golongan ini adalah adanya lingkaran berwarna biru dan 6
peringatan khusus. Sebagaimana Obat Bebas, obat ini juga
dapat diperoleh tanpa resep dokter di apotek, toko obat
atau di warung-warung. Contohnya obat flu kombinasi
(tablet), CTM, dan Mebendazol.
CONTOH OBAT BEBAS
TERBATAS
3. Obat Wajib Apotek (OWA)

Menurut Keputusan Mentri Kesehatan Nomor : 347/


MenKes/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib Apotek yaitu obat keras
yang dapat diserahkan oleh Apoteker kepada pasien di Apotek
tanpa resep dokter. Obat yang termasuk dalam obat wajib apotek
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
a. Empat obat wajib apotek menjadi obat bebas terbatas yaitu:
1. Aminofilin dalam bentuk supositoria menjadi obat bebas
terbatas.
2. Bromheksin menjadi obat bebas terbatas
3. Heksetidin sebagai obat luar untuk mulut dan tenggorokan
dengan kadar sama atau kurang dari 0,1% menjadi obat bebas
terbatas.
4. Mebebndazol menjadi obat bebas terbatas.
b. Satu obat wajib apotek menjadi obat bebas yaitu:
1. Tolnaftat sebagai obat luar untuk infeksi jamur lokal dengan
kadar sama atau kurang dari 1% menjadi obat bebas.
CONTOH OBAT WAJIB APOTEK
(OWA)
4. Obat Keras

Disebut golongan G (gevaarlijk) yang artinya


berbahaya.
Obat keras adalah obat yang hanya bisa diperoleh
dengan resep dokter. Kemasan obat ditandai
dengan lingkaran yang di dalamnya terdapat
huruf K berwarna merah yang menyentuh tepi
lingkaran yang berwarna hitam. Contoh obat ini
adalah Amoksilin, Asam Mefenamat, semua obat
dalam bentuk injeksi, dan semua obat baru.
CONTOH OBAT KERAS
5. Obat Narkotika

Narkotika merupakan kelompok obat yang paling


berbahaya karena dapat menimbulkan addiksi
(ketergantungan). Obat ini hanya dapat diperoleh dengan
resep dokter. Karena berbahaya, dalam peredaran,
produksi, dan pemakaiannya narkotika diawasi secara
ketat. Kemasan obat golongan ini ditandai dengan
lingkaran yang di dalamnya terdapat palang (+) berwarna
merah.
.
Obat Golongan Narkotika
• Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang
narkotika, adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan I, II
dan III
Golongan I, II dan III untuk
Golongan Obat Narkotika
1. Golongan I
Tidak digunakan dalam terapi, tapi hanya untuk ilmu
pengetahuan. Potensi ketergantungan sangat tinggi. contoh:
tanaman Papaver somniferum (opium), koka dan ganja, heroin
2. Golongan II
Dapat digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan.
Potensi ketergantungan sangat tinggi. contoh: metadon,
morfin, opium, petidin
3. Golongan III
Banyak digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan.
Potensi ketergantungan ringan contoh: kodein
CONTOH OBAT NARKOTIKA
6. Obat Psikotropika
• Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku (Undang-undang Psikotropika nomor 5 tahun 1997
pasal 1). Psikotropika sebenarnya termasuk golongan obat keras, tetapi
bedanya dapat mempengaruhi aktivitas psikis.
Psikotropika dibagi menjadi :
1. Golongan I, sampai sekarang kegunaannya
hanya ditujukan untuk ilmu pengetahuan,
dilarang diproduksi, dan digunakan untuk
pengobatan.
Contohnya : Metilen Dioksi Metamfetamin,
Lisergid Acid Diathylamine (LSD), dan
Metamfetamin.

2. Golongan II, dapat digunakan dalam terapi dan


ilmu pengetahuan. Potensi sidrom
ketergantungan kuat. Contoh: Amfetamin,
Metamfetamin (Shabu-shabu)
3. Golongan III, banyak digunakan dalam
terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi sidrom
ketergantungan sedang. Contoh:
Pentobarbital 

4. Gologan IV dapat digunakan untuk


pengobatan asalkan sudah didaftarkan.
Namun, kenyataannya saat ini hanya sebagian
dari golongan IV saja yang terdaftar dan
digunakan, seperti Diazepam, Fenobarbital,
Lorasepam, dan Klordiazepoksid.
Berdasarkan Cara Atau Jalur Pemakaian

a. Obat Luar b. Obat Dalam

Obat Luar ialah obat Ialah semua obat yang


yang pemakaiannya tidak penggunaannya melalui
melalui saluran pencernaan mulut, masuk pada saluran
(mulut). Termasuk obat luar pencernaan, bermuara pada
adalah salep, injeksi, lotion, lambung, dan usus halus.
tetes hidung, tetes telinga, Contohnya obat-obat yang
dan krim.. berbentuk tablet, kapsul, dan
sirup.
Berdasarkan Sumber Atau Asalnya

a. Tanaman
Obat dapat bersumber dari akar, batang, daun, dan biji
tanaman tertentu atau dari kandungan tanaman seperti
alkaloid, glikosida, resin, karbohidrat atau protein.

b. Hewan
Dapat berupa hormon atau enzim, misalnya insulin.
c.Mineral

.
Dapat berupa elemen-elemen organik atau bentuk
garamnya, misalnya alumunium hidroksida,
magnesium trisilat, natrium karbonat, dan garam
inggris.

d. Obat semi sintetik adalah obat hasil sintesis


dengan bahan dasar dari alam
Cotoh : kodein dari morfin,
e. Obat sintetik murni adalah obat dari hasil sintesis
yang bahan dasar tidak berkhasiat namun setelah
disintesis memiliki efek farmakologi tertentu
Contoh : obat antihistamin, diuretik, analgetik-
antipiretik, dsb.
Berdasarkan Bentuk
Sediaan

a. Padat, meliputi ekstrak, serbuk, pil, tablet,


suppositoria, kapsul, dan ovula.
b.Cair, meliputi sirup, larutan, suspensi,
linimen, lotion, dan infus.
c. Semi padat, meliputi salep, krim, gel, dan
pasta.
d.Gas, yaitu aerososl, oksigen, dan inhaler.
Berdasarkan Penamaan

a. Obat Generik adalah obat yang dinamai sesuai dengan


kandungan zat aktif yang dimiliki
Contoh : Amoxicilin, ciprofloxacin, asam mefenamat
b. Obat dengan nama dagang, obat diberi nama sesuai
keinginan dari produsennya, seperti panadol, ponstan,
amoksan, dan adalat.
c. Obat dengan nama kimia. Penamaan ini jarang digunakan
dalam praktek sehari-hari karena sulit dihafalkan dan
disebutkan, nama itu hanya untuk di buku-buku untuk
menjamin tidak keliru dengan zat lain.
Contoh penamaan obat seperti : asetosal (generik), asam
asetil salisilat (nama kimia), dan aspirin (nama dagang).
Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan Jika Diberikan Selama

Kehamilan

a. Kategori A
Obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita
hamil tanpa disertai kenaikan frekuensi malformasi janin
atau pengaruh buruk lainnya. Misalnya Parasetamol,
Penisilin, Eritromisin, Digoksin, Isoniazid, dan Asam
Folat.
b. Kategori B
Obat-obat yang pengalaman pemakaiannya pada wanita
hamil masih terbatas, tetapi tidak terbukti meningkatkan
frekuensi malformasi atau pengaruh buruk lainnya pada
janin.
Kategori B dibagi lagi berdasarkan temuan-temuan pada
.
studi toksikologi pada hewan, yaitu:
 B1: Dari penelitian pada hewan tidak terbukti
meningkatnya kejadian kerusakan janin.
Contoh simetidin, dipiridamol, dan spektinomisin.
 B2: Data dari penelitian pada hewan belum memadai,
tetapi ada petunjuk tidak meningkatnya kejadian
kerusakan janin.
Contoh tikarsilin, amfoterisin, dopamin, asetilkistein,
dan alkaloid belladonna.
 B3: Penelitian pada hewan menunjukkan peningkatan
kejadian kerusakan janin, tetapi belum tentu bermakna
pada manusia.
Contoh: karbamazepin, pirimetamin, griseofulvin,
trimetoprim, dan mebendazol.
c. Kategori C
Obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada
janin tanpa disertai malformasi anatomic semata-mata
karena efek farmakologiknya.
Contoh narkotik, fenotiazin, rifampisin, aspirin, AINS,
dan diuretika.
d. Kategori D
Obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya
kejadian malformasi janin pada manusia atau
menyebabkan kerusakan janin. Obat-obat dalam kategori
ini juga mempunyai efek farmakologik yang merugikan
terhadap janin.
Contoh : androgen, fenitoin, pirimidon, fenobarbiton,
kinin, klonazepam, asam valproat, dan steroid anabolik.
e. Kategori X
.
Kategori obat yang telah terbukti mempunyai
resiko tinggi terjadinya pegaruh buruk yang
menetap (irreversibel) pada janin jika
diminum pada masa kehamilan. Obat dalam
kategori ini merupakan kontraindikasi mutlak
selama kehamilan. Misalnya isotretionin dan
dietilstilbestrol, talidomid.

Anda mungkin juga menyukai