Anda di halaman 1dari 39

FARMAKODINAMIK

• DOSEN PENGAMPU : Ns. Eliza, S.Pd, M.Kep


Farmakodinamik
.
 Adalah ilmu yang mempelajari efek obat , dan
mekanisme kerja obat di dalam tubuh baik dari
segi fisiologi maupun biokimia berbagai organ

• Tujuan mempelajari farmakodinamika adalah:


1. Meneliti efek utama dari suatu obat
2. Mengetahui interaksi obat dengan sel
3. Mengetahui urutan peristiwa serta efek dan
respon yang terjadi.
Efek Obat dalam Tubuh:
FARMAKODINAMIK
Efek Obat dalam Tubuh Efek yang diharapkan (efek terapeutik)
Efek yang tidak diharapkan

Efek yang tidak diharapkan:


Efek yang tidak diharapkan Efek samping obat (ngantuk,
gangguan GI, pusing dll)
Toksik Bisa menimbulkan kecacatan / kematian

• Terjadinya Efek Obat

Interaksi obat dengan reseptor


( komponen makromolekul fungsional) pada
sel organisme
. Respon obat

Respon obat ini dipengaruhi oleh


dosis obat yang diberikan,
semakin tinggi dosis yang
diberikan maka akan semakin
besar responnya dan sebaliknya
Hal-hal yang memodifikasi
. respons obat
• .

 Ukuran tubuh pasien


 Usia pasien
 Faktor genetik
 Faktor nutrisi
 Ras
 Penyakit yang diderita
 Interaksi obat Lain-lain
.
EFEK TERAPEUTIK
1.Terapi Kausal : penyebab penyakit ditiadakan
(pemusnahan kuman, virus, parasit). Ex :
antibiotika, fungisida, dll.

2.Terapi Simptomatis : gejala penyakit diobati &


diringankan, penyebab yg lebih mendalam tidak
dipengaruhi (mis : kerusakan organ / saraf). Ex :
analgetika, antihipertensi.

3.Terapi Substitusi : obat menggantikan zat lazim yg


dibuat oleh organ tubuh yg sakit. Ex : insulin (DM),
karena produksi insulin oleh sel β pd pankreas
berkurang.
Efek terapeutis obat tergantung faktor :

Cara & bentuk pemberian obat

Farmakokinetik (A,D,M,E)

Kondisi fisiologi pasien (fungsi hati, ginjal, usus,


peredaran darah)

Faktor individual (ras, kelamin, luas permukaan tubuh).


ADVERSE DRUG REACTION
(EFEK OBAT YG TAK DIINGINKAN )

Setiap efek yg tidak dikehendaki yg


merugikan / membahayakan pasien
(adverse reaction) dari suatu pengobatan.
Efek
1. Efek Samping
• Efek suatu obat yg tidak diinginkan untuk tujuan terapi dg
dosis yg dianjurkan. Obat yg ideal adalah yg bekerja cepat,
selektif, untuk tempat tertentu & hanya berkhasiat terhadap
penyakit tertentu tanpa aktivitas lain. pada suatu saat ES
dapat sebagai efek utama.
• Con :
a. Asetosal, ES : mengencerkan darah (merintangi
penggumpalan trombosit), bermanfaat untuk prevensi
sekunder infark otak / jantung.
b. Promethazin (antihistamin), ES : efek sedatif, dikembangkan
sbg psikofarmaka gol. Klorpromazin.
2. Efek Tambahan / Sekunder
• efek tidak langsung akibat efek utama obat. cont :
penggunaan antibitika (A.B) spectrum luas / fungistatik
mengganggu bakteri usus yg memproduksi vitamin, tjd
defisiensi vitamin, diberi vit. B komplek.

3. Idiosinkrasi
• efek abnormal dari obat terhadap seseorang, disebabkan
kelainan faktor genetik pada pasien yg bersangkutan. ex :
pengobatan malaria dg primaquin / pentaquin (pada orang
kulit hitam afrika) menyebabkan anemia hemolitik.
4. ALERGI
• Reaksi khusus antara antigen dari obat dg antibodi tubuh.
• Umumnya timbul pada dosis sangat kecil & tidak dapat dikurangi dg
menurunkan dosis.
• Contoh zat alergen : penisillin topikal, makromolekul (protein asing),
heparin, vaksin, anestesi lokal (prokain), obat dg struktur kimia sama
dapat terjadi alergi silang, mis : derv. Penisilin & derv. Sefalosporin.
• Gejala alergi : urtikaria & rash (kulit),
hebat : -demam, serangan asma, shock anafilaktik.
-steven johnson syndrome (erythema bernanah ganas,
demam, fotosensibilisasi, mortalitas tinggi).
-anemia aplastis (kloramfenikol).
5. Efek toksik
• bila obat digunakan dalam dosis yg tinggi menunjukkan
gejala toksik. bila dosis dikurangi, efek toksik berkurang.
(pembahasan toksikologi)

6. Efek teratogen
• efek obat pada dosis terapetik untuk ibu dapat
mengakibatkan cacat pada janin.
• Con : talidomid →focomelia
tetrasiklin →mengganggu pertumbuhan tulang &
gigi.
Klasifikasi efek samping obat
• .

1. Reaksi tipe A; berhubungan dengan


farmakologi obat yang normal, dosis obat
dan dapat diprediksi
2. Reaksi tipe B; tidak berhubungan dengan
farmakologi dan dosis obat yang normal
serta tidak dapat diprediksi
Reaksi tipe A:
Reaksi tipe A Dosis tinggi Gangguan fungsi
hati/gangguan fungsi ginjal Metabolisme
terhambat/eliminasi terganggu intoksik

Reaksi tipe B:
Reaksi tipe B Faktor genetik
C/: rokok,alkohol;dapat mempengaruhi
sensitifitas terhadap obat. Reaksi
alergi;merupakan reaksi antigen-antibodi
INTERAKSI OBAT

Terbagi 3 kategori:
1. Interaksi farmaseutik /Inkompatibilitas
2. Interaksi farmakokinetik
3. Interaksi farmakodinamik
Interaksi farmaseutik/inkompatabilitas
Terjadi diluar tubuh
Obat saling tidak tercampur
Interaksi secara fisika/kimia
Kadang dapat diamati [endapan, perubahan warna, timbul gas,
lembab pada serbuk dll.]
 Lebih sering menyebabkan in aktivasi obat
interaksi antar obat suntik [obat/dalam peredaran]
interaksi obat suntik dgn cairan infus

Obat A Obat B Efek


Gentamisin Karbenisilin Inaktif
Penisilin G vitamin C Inaktif
Amfoterisin B garam fisiologis/ringer Endapan
Fenitoin dekstrosa 5 % Endapan
Interaksi farmakokinetik

Terjadi jika salah satu obat mempengaruhi ADME obat


kedua, sehingga kadar plasma obat kedua meningkat
atau menurun → toksisitas ↑ dan efektivitas ↓

• Interaksi Farmakokinetik dibagi dalam :

a. Interaksi dalam Absorbsi


b. Interaksi dalam Distribusi
c. Interaksi dalam Metabolisme
d. Interaksi dalam Eksresi
• Interaksi dalam Absorbsi
a. Interaksi langsung
Interaksi fisika atau kimia antar obat dlm lumen GI sebelum
abs dpt mengganggu proses penyerapan obat
(Umumnya abs obat akan menurun)
Ini dpt diatasi dgn mengatur jarak pemberian ke dua obat

Contoh :
Tetrasiklin dgn kation polivalen (Ca, Mg, Al, Fe)→komplek
Digoksin, digitoksin dgn Adsorbensia (carb adsorben, kaolin)
b. Perubahan pH cairan GI
• Cairan GI yang alkalis (akibat antasida, H2 Bloker atau
penghambat pompa Proton→ ↑kelarutan obat bersifat
asam dan ↓kelarutan obat bersifat basa.
Obat A Obat B Efek

Antasid, H2 Bloker Aspirin, Glibenklamid, Kelarutan obat B


Pnghmbt pompa proton Gliplizid, Tolbutamid Absorbsi obat B

Antasid Fe pH lambung Abs obat


B

Vitamin C Fe pH lambung Abs obat


B
c. Perubahan wkt pengosongan lambung dan transit
usus

Semakin cepat obat sampai di usus (cpt pengosongan lambung)


Semakin cepat pula obat di absorbsi sehingga kdr dlm darah cpt meningkat
Demikian sebaliknya……

Obat yang memperpendek waktu transit usus (WTU) akan mengurangi jumlah
absorbsi obat (biovavailabilitas menurun)
Demikian sebaliknya……
Obat A Obat B Efek

Metoklopramid, laksan, Parasetamol, Diazepam, Obat A memperpendek


Mg(OH)2 dlm antasid Propanolol PL
Mempercpat absobsi obat
B
sda Digoksin, Prednison, Obat A memperpendek
Dikumarol WTU
Bioavailabilitas obat B
d. Efek toksik pada saluran GI
Terapi dengan Asam mefenamat, Neomisin dan Kolkisin menyebabkan
sindrom malabsorbsi sehingga absorbsi obat lain terganggu

Obat A Obat B Efek

Neomisin Vitamin B12, Penisilin V, Obat A me – i absorb


Digoksin obat B
• Interaksi dalam distribusi
• Interaksi Dengan Ikatan Protein Plasma
 Terjadi kompetisi obat untuk berikatan dengan protein yang
sama karena jumlah protein darah terbatas
 Tergantung kadar dan afinitas obat, maka ikatan obat A dg
protein dapat digeser oleh obat B sehingga efek/toksisitas obat
A.
Obat A Obat B Efek

Warfarin Fenilbutazon, Salisilat, Pendarahan


Fenitoin, as. Mefenamat,
Sulfinpirazol dll

Tolbutamid, Fenilbutazon, Salisilat Hipoglikemik


Klorpropamid

Fenitoin Fenilbutazon, Salisilat, Toksisitas Fenitoin


valproat
•Interaksi dalam metabolisme
1. Hambatan Metabolisme

SUBSTRAT PENGHAMBAT EFEK


Siklosporin Ketokonazol, Ertromisin, Kadar siklosporin
Verapamil Dosis
Metoprolol Quinidin Kadar Metoprolol , Bradikardia
Fenitoin Simetidin Kadar Fenitoin

2. Induksi Metabolisme

SUBSTRAT PENGINDUKSI EFEK


Siklosporin Rifampisin Kadar siklosporin
Imunosupresi
Teofilin Fenobarbital, Merokok Kadar Teofilin , Dosis

Parasetamol Etanol, INH Hepatotoksisik


•Interaksi dalam metabolisme
1. Hambatan Metabolisme

SUBSTRAT PENGHAMBAT EFEK


Siklosporin Ketokonazol, Ertromisin, Kadar siklosporin
Verapamil Dosis
Metoprolol Quinidin Kadar Metoprolol , Bradikardia
Fenitoin Simetidin Kadar Fenitoin

2. Induksi Metabolisme

SUBSTRAT PENGINDUKSI EFEK


Siklosporin Rifampisin Kadar siklosporin
Imunosupresi
Teofilin Fenobarbital, Merokok Kadar Teofilin , Dosis

Parasetamol Etanol, INH Hepatotoksisik


3. Gangguan Eksresi empedu dan Sirkulasi Enterohepatik

SUBSTRAT PENGHAMBAT EFEK

Rifampisin Probenesid Ekskresi rifampisin

Estogen (Kontrasepsi oral) Antibiotik Spektrum luas Daya reabsorbsi

• Interaksi dalam eksresi


1.Obat-obat yang dapat merusak ginjal, jika diberikan bersama
obat lain yang eliminasinya terutama melalui ginjal akumulasi
akan meningkat → toksik

Obat A Obat B Efek

Amfoterisin B flusitosin Kadar flusitosin


Depresi sumsum tulang

Aminoglikosida ,siklosporin digoksin Kadar digoksin dan Efek toksik


2. Kompetisi untuk sekresi aktif di tubulus ginjal

3. Perubahan pH urin

4. Perubahan kesetimbangan Na tubuh total

Obat A Obat B Efek

2. Digoksin Kuinidin,Verapamil, sekresi digoksin di tub ginjal


dan abs di usus halus

3. Salisilat Na bic Nabic membasakan urin


Ionisasi dan Eksresi salisilat

4. Diuretik, AINS litium Keracunan litium


PLASEBO
• Adalah metode untuk menguji efektivitas obat atau suatu
perawatan medis tertentu sebelum dipergunakan secara massal.
• Plasebo bisa berupa pil, suntikan, atau metode pengobatan
lainnya.
• Plasebo juga sering disebut sebagai obat kosong karena “obat-
obatan” plasebo tidak mengandung bahan aktif yang
dimaksudkan untuk meningkatkan atau memperbaiki kesehatan.
• Orang yang menerima plasebo tidak mengetahui dirinya
menggunakan obat kosong, sehingga percaya bahwa mereka
minum obat asli dan mengalami kemajuan dari konsumsi obat
atau penanganan medis yang mereka lakukan. Padahal,
sebenarnya tidak ada efeknya sama sekali
Plasebo akan membantu peneliti
mengetahui apakah obat tersebut
benar-benar efektif atau hanya sugesti
pasien yang merasa lebih baik karena
tahu mereka telah mengonsumsi obat
penghilang sakit. Respon yang
ditunjukkan pun bisa positif atau
negatif.

Para ilmuwan juga sering


menggunakan plasebo selama
penelitian untuk membantu mereka
memahami macam-macam efek obat
yang mungkin terjadi berbeda pada
setiap orang. Selain itu, hasil
penelitian juga menemukan bahwa
bentuk dan jenis efek plasebo yang
diberikan akan berpengaruh terhadap
efektivitasnya. Misalnya, obat
berukuran besar akan lebih baik
dibanding obat berukuran kecil.
HABITUASI

kebiasaan dalam mengkonsumsi suatu obat


Habituasi atau ketagihan juga disebut sebagai kejadian pemakaian
obat secara menahun yang menyebabkan gangguan emosi bila
Habituasi
pemberian obat itu dihentikan
Contoh: merokok (nikotin) dan minum kopi (kafein)
gejala ketergantungan psikologis terhadap suatu
obat dengan ciri-ciri

• ingin selalu menggunakan obat,


• cenderung menaikkan dosis (kecil),
• timbul ketergantungan psikis,
• dan muncul efek yang merugikan individu

Dengan meningkatkan dosis obat terus menerus, pasien dapat


menderita keracnan, karena efek sampingknya menjadi lebih kuat
pula. Habituasi dapat diatasi dengan menghentikan pemberian obat
dan pada umumnya tidak menimbulkan gejala penghentian
(abstinensi) seperti pada adiksi
Habituasi atau kebiasaan dapat terjadi
Reseptor sekunder, yang
Induksimelalui
enzim, berbagai cara, yaitu : oleh
dibentuk ekstra
misalnya barbital dan obat obat tertentu,
misalnya morfin.
fenilbutazon,
Dengan demikian
menstimulir jumlah molekul obat
terbentuknya enzim yang menduduki
yang menguraikan reseptor (dimana efek
obat obat tersebut. obat terjadi) akan
menurun.
Penghambatan
resorpsi setelah
pemberian oral,
misalnya
habituasi bagi
sediaan arsen.
Habituasi dapat diatasi dengan menghentikan
pemberian obat dan pada umumnya tidak
menimbulkan gejala-gejala penghentian (abstinensi)
seperti halnya pada adiksi.

Habituasi itu sendiri menurut WHO yaitu :


- Selalu ingin menggunakan
- Tanpa / sedikit cenderung meningkatkan dosis
- Timbul beberapa ketergantungan psikis
- Efek merugikan pada individu.
kejadian pemberian obat
yang menyebabkan toleransi
dan penghentiannya
menyebabkan timbulnya
sindrom gejala putus obat
(withdrawal syndrome), atau
juga disebut sebagai
ketergantungan jasmani dan
bila pengobatan dihentikan
menimbulkan efek yang
hebat
contohnya adalah morfin

Adiksi merupakan bentuk penyalah gunaan obat yang sangat serius


dan terjadi dengan antara lain obat obat narkotika, kokain dan
hashiz. Obat obat ini menimbulkan efek euforia kuat, yaitu perasaan
nyaman dan kemampuan akan prestasi mental dan artistik,
disamping segala kecemasan hilang. Dengan setiap pemberian
kebutuhan akan seasana euforia
Adiksiini meningkat dan pasien akan
semakin sering menggunakan obat tersebut.
Adiksi atau ketagihan berbeda dengan habituasi dalam
dua hal yaitu :

a.Adiksi bercirikan adanya ketergantungan


jasmaniah dan rohaniah
b.Penghentian penggunaan obat adiktif
menimbulkan efek hebat secara fisik dan
mental, yang dinamakan gejala
abstinensi.
ketergantungan rohaniah dan jasmaniah terhadap
obat-obat dengan karakteristik sebagai berikut

Adanya dorongan untuk selalu


menggunakan obat.

Kecenderungan menaikkan dosis (besar).

Timbul ketergantungan rohaniah diikuti


badaniahnya

Merugikan masyarakat maupun individu.

Penghentian obat dapat menimbulkan


abstinensi.
• Narkotik dapat menimbulkan adiksi/ketagihan yang
lebih berat atau lebih besar daripada efek euforia (rasa
nyaman yang kuat, kecemasan hilang), sedangkan
amfetamin menimbulkan toleransi dan adiksi yang lebih
ringan daripada narkotik.
• Adiksi menurut WHO yaitu:
- Ada dorongan selalu menggunakan
- Kecenderungan meningkatkan dosis
- Timbul ketergantungan psikis dan fisik
- Merugikan individu dan masyarakat
Adiksi
misalnya dapat
dengan caradisembuhkan
menggantikan morfin,
heroin, kokain dan sebagainya

dengan metadon dalam dosis yang setara

Kemudian secara berangsur angsur dosis


diturunkan sampai akhirnya pasien bebas obat
sama sekali

Dasar terapi ini adalah bahwa metadon, amfetamin dan stimulansia lainnya pada
umumnya juga bisa menimbulkan toleransi dan adiksi. Tetapi bila pemberiannya
dihentikan, gejala absitinensi fisiknya tidak sekuat obat narkotika.

Anda mungkin juga menyukai