Anda di halaman 1dari 24

FARMASI KEDOKTERAN

GIGI

Tujuan Pendidikan
1. Mengembangkan pengetahuan tentang obat
yang dapat menunjang keberhasilan
penggunaan obat pada diagnosa, terapi,
rehabilitasi, prevensi dan promosi tingkat
kesehatan.
Terapi dan prevensi penyakit2 yg banyak
ditemukan di masyarakat drg dpt memilih,
meresepkan/memberikan obat dgn tepat,
aman & rasional sesuai dgn situasi &
kondisinya.

Secara khusus dlm hal


Pemilihan golongan obat, cara pemberian &

bentuk obat
Penetapan dosis obat & waktu pemberian
Meracik obat (bila diperlukan)

Tujuan Pendidikan
2. Memberi pengetahuan dasar tentang
pengelolaan obat yang meliputi :
- Proses pengadaan & distribusi
- Proses penyimpanan
- Proses pengawasan
- Proses pengendalian obat
Untuk perorangan, keluarga maupun
masyarakat.

SEJARAH KEFARMASIAN
Perkembangan farmasi di Indonesia :

zaman Belanda buku pedoman maupun


undang-undang : Farmakope Belanda
Tahun 1962 : pemerintah RI menerbitkan

buku Farmakope yang pertama, dan sejak itu


Farmakope Belanda hanya dipakai sebagai
referensi.

Farmakope

Berasal dari kata pharmacon yang berarti obat atau


racun, dan pole yang berarti membuat
Definisi : Buku yang ditetapkan undang2 untuk
membuat & memeriksa obat.
Setiap negara mempunyai farmakope sendiri2.
Indonesia :
1. Farmakope Indonesia yang dikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan RI.
2. Farmakope Belanda edisi V

Isi Farmakope : 4 bagian


Aturan2 Umum ( a.l. cara menyimpan obat,
pengawet obat dll).
2. Uraian tentang obat-obatan.
3. Tabel2.
4. Index2.
1.

Farmasi

Berasal dari bhs Yunani : farmakon yang


berarti medika atau obat.

Definisi : ilmu yang mempelajari cara


membuat, mencampur, meracik formulasi
obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan
standardisasi atau pembakuan obat serta
pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat
dan distribusinya serta penggunaannya yang
aman.

OBAT

Obat dlm arti luas : zat kimia yg mempengaruhi proses


hidup.
Dalam bid. Kedokteran / kedokteran gigi obat :
bahan kimia yg dapat digunakan dalam
- Prevensi / profilaksis
- Promosi tingkat kesehatan
- Menetapkan diagnosis
- Terapi
- Rehabilitasi
- Kosmetika

Contoh penggunaan obat


1. Untuk prevensi : vaksin / serum (cacar, ATS,
DPT), INH profilaksis (TBC)
2. Promosi tk. Kesehatan : vitamin & mineral
3. Menetapkan diagnosa :
- PPD pada tes Montoux
- Urografin pada IVP

Contoh penggunaan obat


4. Terapi :
- Pemberian antibiotik (infeksi)
- Pemberian anti-histamin (alergi)
5. Rehabilitasi
ex : penggunaan apomorfin pada adiksi
morfin

Beberapa Istilah Obat


1. Obat Jadi / Generik
Obat dlm keadaan murni (tunggal) atau
campuran dlm bentuk serbuk, tablet, pil,
kapsul, supositoria, cairan, salep, atau bentuk
lainnya yang mempunyai nama teknis sesuai
dgn Farmakope Indonesia atau buku resmi
lain yg ditetapkan pemerintah.
Ex : tablet asetosal, tablet antalgin, OBH,
salep 2-4 dll.

Beberapa Istilah Obat


2. Obat Paten
Obat jadi dengan nama dagang yg terdaftar
atas nama si pembuat atau yg dikuasakannya
& dijual dlm bungkus asli dari pabrik yg
memproduksinya.
Ex : - tablet Aspirin (Bayer)
- tablet Novalgin (Hoesct)
- kapsul Kemicetin (Carlo Erba)

Beberapa Istilah Obat


3. Obat Tradisional
Obat yg didapat langsung dari bahan2
alamiah Indonesia, diolah secara sederhana
atas dasar pengalaman, & digunakan dalam
pengobatan tradisional.
Ex : jamu Jago, jamu Air Mancur dll

Beberapa Istilah Obat


4. Obat Esensial
Obat yg paling dibutuhkan untuk pelaksanaan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat terbanyak
dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial yg
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI.
Ex : - daerah endemi malaria (Irian, Papua) :
obat malaria.
- daerah pedesaan : obat cacing.
- Jakarta : antibiotika

Penggolongan Obat
1. Menurut kegunaan obat
- Untuk menyembuhkan (terapeutik)
- Untuk mencegah (profilaktik)
- Untuk diagnosis (diagnostik)

Penggolongan Obat
2. Menurut cara penggunaan obat :
- Medicamentum ad usum internum
(pemakaian dalam) : oral etiket putih.
- Medicamentum ad usum externum
(pemakaian luar) : implantasi, injeksi,
membran mukosa, rektal, vaginal, nasal,
opthalmic, aurical, collutio/gargarisma/ gargle
etiket biru.

Penggolongan Obat
3. Menurut cara kerjanya :
- Lokal : obat yang bekerja pada jaringan
setempat seperti pemakaian topikal
- Sistemik : obat yang didistribusikan ke
seluruh tubuh melalui oral.

Penggolongan Obat
4. Menurut bentuk sediaan obat (bentuk sediaan

farmasi)
- Bentuk padat : serbuk, tablet, pil, kapsul, supositoria
- Bentuk setengah padat : salep/unguetum, krim, pasta,
cerata, gel/jelly, occulenta (salep mata)
- Bentuk cair/larutan : potio, sirup, eliksir, obat tetes,
gargarisma, clysma, epithema, injeksi, infus intravena,
douche, lotio, dan mixturae.
- Bentuk gas : inhalasi/spray/aerosol.

Penggolongan Obat
5. Menurut undang-undang memudahkan distribusi &
pengawasan obat.
a) Narkotik (obat bius atau daftar O = opium) :
- Obat keras yg dapat menimbulkan ketergantungan
dan ketagihan (adiksi) jika dipergunakan tanpa
pembatasan dan pengawasan dokter.
- Pembelian obat harus dgn resep dokter & sebaiknya
ditandatangani o/ dokter agar tidak mudah dipalsukan.
- Ex : candu/opium, morfin, petidin, metadon, kodein dll.

Penggolongan Obat
b) Psikotropika : obat keras yg bekerja pada
fungsi psikik atau mempengaruhi fs. Psikik,
kelakuan atau perasaan orang.
Ex : golongan ekstasi, amfetamin, diazepam,
barbital atau luminal.

Penggolongan Obat
c) Obat keras (daftar G = berbahaya):
- Obat yg pemakaiannya harus di bawah pengawasan
dokter.
- Obat dapar dibeli dengan resep dari dokter atau si
pembeli mengisi formulir tanda penerimaan racun.
- Diberi tanda khusus lingkaran bulat berwarna merah
dengan garis tepi hitam dan huruf K yang menyentuh
garis tepinya.
- Ex : - semua obat suntik / infus intravena
- semua kemoterapeutik
- semua antibiotika
- obat yg mengandung adrenalin

Penggolongan Obat

d) Obat bebas terbatas (daftar W = peringatan),


- Obat keras yg dlm batas2 tertentu dapat dibeli tanpa resep
dokter.
- Pada kemasan obat harus dilampirkan tanda peringatan
& aturan pakai obat oleh pabrik obat.
- Diberi tanda lingkaran bulat berwarna biru dengan garis tepi
hitam serta diberikan tanda peringatan yg memuat
pemberitahuan sbb :
P No.1 Awas obat keras, bacalah aturan pakainya.
P No.2 Awas obat keras, hanya untuk kumur, jangan
ditelan.
P no. 3 Awas obat keras, hanya untuk bagian luar tubuh
- Ex : OBH, lar. Mercurochrom, antihistamin dll

Penggolongan Obat
e) Obat bebas
- Obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak
membahayakan bagi si pemakai dalam batas
dosis yang dianjurkan
- Diberi tanda lingkaran bulat berwarna hijau
dengan garis tepi hitam.
- Ex : * Tab. Vit C 50 mg, Tab. Vit B complex 50 mg
* Tab. Parasetamol, Tab. Efedrin
* Salep ichtyol

Anda mungkin juga menyukai