Anda di halaman 1dari 28

FARMASETIK

MK212
Dosen :
Apt. Cindhany D.F.U Mala, S.Farm., M.Sc.

PRODI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
2021
KONTRAK PERKULIAHAN

D:\CINDHANY MALA\CICI_UNKHAIR FARMASI\SEMESTER 2\BAHAN KULIAH F


ARMASEUTIKA DASAR\RPS FARMASETIK.doc
SEJARAH KEFARMASIAN
• Ilmu resep telah ada semenjak timbulnya
penyakit.
• Dengan adanya manusia dimuka bumi ini,
mulai timbul peradaban dan mulai terjadi
penyebaran penyakit yang dilanjutkan dengan
usaha manusia untuk melakukan usaha
pencegahan terhadap penyakit.
Orang-orang yang berjasa dalam perkembangan ilmu
farmasi dan kedokteran :

Galen (130-200 SM)


Memperkenalkan
obat-obatan yang
Dioscorides berasal dari alam,
formula dan
Orang pertama yang
sediaan farmasi
menggunakan
yang disebut
tumbuh-tumbuhan
FISIKA

sebagai ilmu farmasi FARMASI GALENIK


terapan.
Hipocrates (460-370) FARMASI
“De Materia
FARMAKOLOGI KIMIA

Memperkenalkan Medika”
dunia farmasi dan
kedokteran secara BIOLOGI

ilmiah.
REFERENSI BAGI PHARMASIST
• FARMAKOPE INDONESIA
• UNITED STATE PHARMACOPE
(USP)
• BRITISH PHARMACOPE (BP)
• NETHERLAND PHARMACOPE
• FARMAKOPE INTERNASIONAL
Di Indonesia sebelum mempunyai
FARMAKOPE, yang berlaku adalah
FARMAKOPE BELANDA. Baru pada
tahun 1962 pemerintah RI
menerbitkan Farmakope Indonesia
Ed I
Farmakope
• Buku resmi (ditetapkan secara hukum)
• Memuat standardisasi obat dan persyaratan, identitas, kadar,
kemurnian, metode analisis dan resep standar sediaan
farmasi
• Disusun oleh negara masing-2 (sesuai perkembangan
kondisi alam dan IPTEK) ≈ FDA, WHO
• Memuat tentang persyaratan kemurnian, sifat kimia dan
fisika, cara pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang
berhubungan dengan obat-obatan.
DEFINISI
Farmasi berasal dari kata Yunani: Farmakon
yang artinya medika / obat.

Farmasi
adalah ilmu yg mempelajari cara membuat, mencampur,
meracik, memformulasi, mengidentifikasi, mengkombinasi,
menganalisis serta menstandarkan obat & pengobatan
juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian &
penggunaannya scr aman.

Farmasetika
adalah ilmu yg mempelajari ttg cara penyediaan obat; meliputi
pengumpulan, pengenalan, pengawetan & pembakuan bhn obat-
obatan; seni peracikan obat; serta pembuatan sediaan farmasi mjd
btk ttt hingga siap digunakan sbg obat; serta perkembangan obat
yg meliputi ilmu dan teknologi pembuatan obat dlm btk sediaan yg
dpt digunakan & diberikan kepada pasien
PERAN FARMASIS DALAM BIDANG
KEFARMASIAN
2. Pengaturan dan
Pengawasan
Distribusi Obat- 1. Memenuhi
obatan yang kebutuhan
beredar obat yang
dimasyarakat aman dan
bermutu
3. Meningkatkan
peranan dalam
bidang
penyelidikkan
dan
pengembangan
Obat-Obatan
OBAT
DAN PENGGOLONGAN OBAT
Pengertian

Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009


Sediaan Farmasi

Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat


tradisional dan kosmetika
Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan
Peran Obat
1. Penetapan Diagnosis
2. Pencegahan Penyakit
3. Menyembuhkan penyakit
4. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
5. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
6. Peningkatan kesehatan
7. Mengurangi rasa sakit
PENGGOLONGAN OBAT

BERDASARKAN NAMA
• Chemical Names : the name used by organic chemists to
indicate the chemical structure of the drug
• Generic names : the establised, nonproprietary, or common
name of the active drug in a drug product
• Proprietary names/brand name : the trade name of the drug
CONTOH
BERDASARKAN JENIS SEDIAANNYA

Sediaan Sediaan
Padat Semi Padat
(Tablet, Kapsul, Kaplet, Pillulae dan Serbuk)
(Salep, Krim, Gel, Pasta)

Sediaan
Cair
(Syrup, Emulsi, Suspensi, Guttae, Injeksi, Gargle,
Infus)
BERDASARKAN CARA PEMBERIAN
• Enteral : oral, sublingual, bukal, rektal
• Parenteral : iv, im, sk
• Lainnya : inhalasi, intranasal, intratekal, topikal,
transdermal
BERDASARKAN
MEKANISME
KERJA
Antibiotik
(FARMAKOLOGI)

Antijamur
Antihipertensi
Antihistamin
Antikonvulsan
Antiinflamasi
Antipsikosis
Dll...
BERDASARKAN EFEK YANG DITIMBULKAN

1. Sistemik : Obat atau zat aktif yang masuk ke


dalam peredaran darah.
2. Lokal : Obat atau zat aktif yang hanya berefek atau
menyebar atau mempengaruhi bagian tertentu
tempat obat tersebut berada, seperti pada hidung,
mata, kulit, dan lain lain.
PENGGOLONGAN OBAT
Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
917/Menkes/Per/X/1993 yang telah
diaturan kembali dalam aturan perubahan
Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000.
Penggolongan obat ini terdiri dari :
1. Obat Bebas
2. Obat Bebas Terbatas
3. Obat Wajib Apotek

4. Obat Keras
5. Obat Psikotropika dan Narkotika
OBAT BEBAS
adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum diapotek
tanpa resep dokter, tidak termasuk daftar narkotika,
psikotropika, obat keras, obat bebas terbatas, dan sudah
terdaftar di DEPKES RI.

Penandaan obat bebas diatur berdasarkan SK Menkes RI


Nomor 2380/A/SKA/I/1983 tentang tanda khusus untuk obat
bebas dan obat bebas terbatas
OBAT BEBAS TERBATAS
adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada
pemakaiannya tanpa resep dokter, bila
penyerahannya memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari
pabriknya
b. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual
harus mencantumkan tanda peringatan yang
tercetak sesuai contoh. Tanda peringatan tersebut
berwarna hitam, berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm
dan memuat pemberitahuan berwarna putih
Penandaan untuk obat bebas terbatas :

P No. 1 : P No. 4 :
Awas ! Obat Keras Awas ! Obat Keras
Bacalah Aturan Pemakaiannya Hanya untuk luka bakar

P No. 2 : P No. 5 :
Awas ! Obat Keras Awas ! Obat Keras
Hanya untuk kumur, jangan ditelan. Tidak boleh ditelan

P No. 3 : P No. 6 :
Awas ! Obat Keras Awas ! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar dari badan Obat wasir, jangan ditelan
OBAT KERAS
Obat daftar G menurut
bahasa belanda “G”
singkatan dari “Gevaarlijk”
artinya berbahaya jika
pemakaiannya tidak
berdasarkan resep dokter.
NARKOTIKA
Undang-Undang Nomor 22 Tahun

1997 tentang narkotika,


adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman

atau bukan tanaman baik sintesis maupun

semisintesis yang menyebabkan penurunan atau

perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi

sampai menghilangkan nyeri dan dapat

menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke

dalam golongan I, II dan III


GOLONGAN I
Tidak digunakan dalam terapi hanya digunakan untuk ilmu pengetahuan. Potensi ketergantungan sangat
tinggi.

GOLONGAN II
Dapat digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi ketergantungan sangat tinggi.

GOLONGAN III
Banyak digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi ketergantungan ringan.
PSIKOTROPIKA
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997

tentang Psikotropika,
adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis

bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui

pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang

menyebabkan perubahan khas pada aktifitas

mental dan perilaku.


GOLONGAN I
Tidak digunakan dalam terapi hanya digunakan untuk ilmu pengetahuan. Potensi ketergantungan
sangat tinggi.

GOLONGAN II
Dapat digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi ketergantungan sangat tinggi.

GOLONGAN III
Banyak digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi ketergantungan sedang.

GOLONGAN IV
Sangat luas digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi ketergantungan ringan.

Anda mungkin juga menyukai