Anda di halaman 1dari 27

PENGGOLONGAN OBAT

MENURUT
PEMERINTAH
PENDAHULUAN

Definisi Obat menurut Permenkes RI Nomor


1010/menkes/per/xi/2008:
“Obat adalah obat jadi yang merupakan
sediaan atau paduan bahan-bahan termasuk
produk biologi dan kontrasepsi, yang siap
digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan
diagnosa, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan dan peningkatan kesehatan”
PENGGOLONGAN OBAT
• Obat Bebas

Obat yang bisa dibeli bebas di apotek, bahkan


di warung, tanpa resep dokter, ditandai
dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam.
Obat bebas ini digunakan untuk mengobati
gejala penyakit yang ringan. Misalnya :
vitamin/multi vitamin (Livron B Plex, )
PENGGOLONGAN OBAT
• Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas (dulu disebut daftar W).


yakni obat-obatan yang dalam jumlah tertentu
masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter,
memakai tanda lingkaran biru bergaris tepi
hitam. Contohnya, obat anti mabuk (Antimo),
anti flu (Noza). Pada kemasan obat seperti ini
biasanya tertera peringatan yang bertanda
kotak kecil berdasar warna gelap atau kotak
putih bergaris tepi hitam
Peringatan untuk Obat Bebas Terbatas
PENGGOLONGAN OBAT
• OBAT KERAS
Obat keras (dulu disebut obat daftar G =
gevaarlijk = berbahaya) yaitu obat
berkhasiat keras yang untuk
memperolehnya harus dengan resep
dokter,memakai tanda lingkaran merah
bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K
di dalamnya. Obat-obatan yang termasuk
dalam golongan ini adalah antibiotik
(tetrasiklin, penisilin, dan sebagainya),
serta obat-obatan yang mengandung
hormon (obat kencing manis, dll)
PENGGOLONGAN OBAT
• Obat Wajib Apotek

Obat Keras yang dapat dibeli dengan resep


dokter, namun dapat pula diserahkan oleh
apoteker kepada pasien di apotik tanpa resep
dokter dengan jumlah tertentu, seperti anti
histamine, obat asma, pil anti hamil, beberapa
obat kulit tertentu, dan lainnya
PENGGOLONGAN NARKOTIK
• NARKOTIKA GOLONGAN I
• Narkotika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi, serta mempunyai potensi sangat
tinggi mengakibatkan ketergantungan

• Contoh : Opium Obat, METAMFETAMINA,


AMFETAMINA, kokain, ganja, heroin
• NARKOTIKA GOLONGAN II
• Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan
sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan

• Contoh : Benzetidin, Dihidromorfina, Tebaina,


Petidina
• NARKOTIKA GOLONGAN III
• Narkotika berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan

• Contoh : Kodeina, Etilmorfina,


Buprenorfina, Propiram
PENGGOLONGAN OBAT

Beberapa Peraturan Tentang OWA


1. Permenkes no.919/MENKES/PER/X/1993
tentang kriteria OWA
2. Kepmenkes no.347/MENKES/SK/VII/1990
tentang OWA no.1
3. Permenkes no.924/MENKES/PER/X/1993
tentang OWA no.2
4. Permenkes no.925/MENKES/PER/X/1993
tentang perubahan golongan OWA no.1
PENGGOLONGAN OBAT
• Narkotika (UU No.35 Tahun 2009)
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan golongan
sebagaimana terlampir dalam Undang-
Undang ini
Contoh : Morfin, Petidin, Heroin (Diasetil
morfin), Codein(Metil Morfin)
PENGGOLONGAN OBAT
• Psikotropika (UU No. 5 Tahun 1997)

Obat psikotropika adalah obat keras baik


alamiah maupun sintetis bukan narkotik,
yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku.
Contoh : Diazepam, Phenobarbital, MDMA
(Metilendioxymethamphetamine) =
Ecstasy, sabu-sabu
PENGGOLONGAN PSIKOTROPIK

• Psikotropik Gol. I
• Hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi serta memiliki potensi sangat kuat
mengakibatkan sindrom ketergantungan
• Psikotropik Gol. II
• Psikotropik yang berkhasiat pengobatan
dan dapat digunakan dalam terapi dan
atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
memiliki potensi kuat mengakibatkan
sindrom ketergantungan
• Psikotropik Gol. III
• Psikotropik yang berkhasiat pengobatan
dan dapat digunakan dalam terapi dan
atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
memiliki potensi sedang mengakibatkan
sindrom ketergantungan
• Psikotropik Gol. IV
• Psikotropik yang berkhasiat pengobatan
dan sangat luas digunakan dalam terapi
dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta memiliki potensi ringan
mengakibatkan sindrom ketergantungan
PENGGOLONGAN LAIN
1. Obat Jadi
Adalah obat dalam keadaan murni / campuran
dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil,
suppositoria / bentuk lain yang mempunyai
nama teknis sesuai dengan F.I / buku lain

2. Obat Paten
Adalah obat jadi dengan nama dagang yang
terdaftar atas nama pembuat / yang
dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli
dari pabrik yang memproduksinya.
PENGGOLONGAN LAIN
3. Obat Baru
Adalah obat yang terdiri / berisi suatu zat, baik
sebagai bagian yang berkhasiat, maupun yang
tak berkhasiat, misalnya : lapisan pengisi,
pelarut, bahan pembantu (vehiculum)/komponen
lain yang belum dikenal, hingga tidak diketahui
khasiat dan keamanannya.

4. Obat Esensial
Adalah obat yang paling dibutuhkan untuk
melaksanakan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat terbanyak yang meliputi diagnosa,
profilaksi terapi dan rehabilitasi.
PENGGOLONGAN LAIN
5. Obat Generik Berlogo
Adalah obat essensial yang tercantum dalam
Daftar Obat Essensial Nasional (DOEN) dan
mutunya terjamin karena diproduksi sesuai
dengan persyaratan cara pembuatan obat
yang baik (C.P.O.B) dan diuji ulang oleh
pusat pengujian obat dan makanan Badan
POM
PENGGOLONGAN LAIN

• Unbranded (generik)
Obat generik adalah obat dengan nama
generik, nama resmi yang telah ditetapkan
dalam Farmakope Indonesia dan INN
(International Non-propietary Names) dari
WHO (World Health Organization) untuk zat
berkhasiat yang dikandungnya. Nama generik
ini ditempatkan sebagai judul dari monografi
sediaan-sediaan obat yang mengandung nama
generik tersebut sebagai zat tunggal (misal :
Amoxicillin, Metformin).
PENGGOLONGAN LAIN

• Branded
Sedangkan yang dimaksud Obat Nama
Dagang adalah nama sediaan obat yang
diberikan oleh pabriknya dan terdaftar di
departemen kesehatan suatu negara,
disebut juga sebagai merek terdaftar. Dari
satu nama generik dapat diproduksi
berbagai macam sediaan obat dengan
nama dagang yang berlainan ,misal:
Pehamoxil (berisi: Amoxicillin), Diafac
(berisi: metformin) dll
PENGGOLONGAN OBAT TRADISIONAL
Obat tradisional Indonesia semula hanya
dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu obat
tradisional atau jamu dan fitofarmaka. Namun,
dengan semakin berkembangnya teknologi,
telah diciptakan peralatan berteknologi tinggi
yang membantu proses produksi sehingga
industri jamu maupun industri farmasi mampu
membuat jamu dalam bentuk ekstrak. Namun,
sayang pembuatan sediaan yang lebih praktis
ini belum diiringi dengan perkembangan
penelitian sampai dengan uji klinik. Saat ini obat
tradisional dapat dikelompokkan menjadi 3,
yaitu jamu, obat ekstrak alam, dan fitofarmaka
OBAT TRADISIONAL
1. Jamu (Empirical based herbal medicine)
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan
secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk
seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan
tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut
serta digunakan secara tradisional. Bentuk jamu
tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai
dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris.
Jamu yang telah digunakan secara turun-menurun
selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin
ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan
manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan
tertentu.
OBAT TRADISIONAL
2. Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal
medicine)
Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak
atau penyarian bahan alam yang dapat berupa
tanaman obat, binatang, maupun mineral. Selain
proses produksi dengan tehnologi maju, jenis ini
pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian
ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik seperti
standar kandungan bahan berkhasiat, standar
pembuatan ekstrak tanaman obat, standar
pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji
toksisitas akut maupun kronis.
OBAT TRADISIONAL
3. Fitofarmaka (Clinical based herbal
medicine)
Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan
alam yang dapat disejajarkan dengan obat
modern karena proses pembuatannya yang
telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah
sampai dengan uji klinik pada manusia..
Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para
profesi medis untuk menggunakan obat herbal
di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat
juga bisa didorong untuk menggunakan obat
herbal karena manfaatnya jelas dengan
pembuktian secara ilimiah
THE END
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai